Mencintai Adik Angkat

Boy mendekat ke Aya. Aya sudah terlihat takut. Aya lalu bangun dan menghindari Boy. Boy tidak menyerah dan terus mendekat ke Aya.

"Boy, kamu mau apa? jangan macam macam Boy. Aku mohon," sambil Aya terus memundurkan badanya.

"Aku tidak akan macam macam asal kamu harus janji mau menungguku dan mau menikah denganku!"

"Boy, kamu harus sadar, kita itu sodara!"

"Aku tau. kita sodara tapi masih bisa menikah karena kita bukan sodara kandung."

Aya sudah mentok di tembok dan sudah tidak bisa lari lagi karena Boy berdiri di depannya.

"Boy," Aya sampai matanya menangis karena takut.

"Aku sangat mencintai kamu ya. Aku bisa gila kalau kamu tidak mau menikah denganku. Aku benar benar mencintai kamu Ya," sambil tangan Boy memegang pundak Aya.

"Tapi orang tua kita tidak mungkin memberi restu Boy. Untuk apa kamu memaksa ku untuk setuju kalau nantinya kita yang akan tersakiti."

"Kalau kita sama sama berjuang, pasti restu akan kita dapatkan. Aku akan terus memperjuangkan kamu, karena aku benar benar mencintai kamu."

"Apa kamu tidak yakin dengan cintaku Ya. Apa selama ini aku terlihat tidak serius?"

Aya tidak menjawab. Aya hanya diam sambil menunduk. Boy mengangkat dagu Aya agar wajah Aya terangkat. Air mata sudah sangat banyak di pipi Aya. Boy mengusap air mata itu.

"Jangan menangis. Aku tidak mau melihat air mata kamu keluar. aku serius Ya dengan perasaan ku. Tolong terima cintaku ini, aku mohon padamu."

Sambil bicara Boy sambil mengusap air mata Aya. Sedang Aya yang melihat Boy terlihat sungguh sungguh jadi merasa gimana. Ada perasaan aneh yang mengalir di dadanya.

Setelah mengusap air mata Aya, Boy menatap Aya. Mata keduanya saling tatap.

Lama lama Boy mendekatkan bibirnya ke bibir Aya. Aya hanya bisa diam dan membiarkan Boy melakukan apa yang dia mau.

Boy mencium bibir Aya sekilas. Setelah itu Boy mengusap bibir Aya dengan jarinya.

"Aku mencintai kamu Ya. Aku ingin kita menikah dan menua bersama. Aku serius Ya. ayo kita berjuang bersama untuk mendapatkan restu orang tua kita. Besok aku akan pergi ke Belanda. Aku ingin kepastian dari kamu agar aku bisa lebih tenang dan tidak takut kamu di ambil orang," Aya masih diam dan mata keduanya masih saling tatap.

"Jawab aku Ya. Jangan diam saja. Kamu hanya perlu menganggukkan kepala saja. Aku mohon."

Aya lalu dengan pelan menganggukkan kepala. Boy melihat anggukan kepala Aya langsung tersenyum. Boy tidak menunggu lama langsung memeluk Aya dengan kencang.

"Makasih Ya. Makasih karena kamu mau menerima ku. Aku tidak akan membiarkan kamu sedih atau menangis. Aku akan buat kamu selalu bahagia."

Boy melepaskan pelukannya. Bibir Boy terus tersenyum, membuat Aya ikut tersenyum tipis. Rupanya jawab Aya membuat Boy terlihat bahagia.

Boy mengajak Aya duduk. Keduanya duduk di pinggir kasur. tangan Boy dan Aya saling genggam.

"Kita keluar yuk Boy."

"Nanti dulu. Aku masih ingin bersama kamu."

Aya menurut dan tetap duduk dekat Boy.

"Besok aku mau berangkat ke Belanda. Aku ingin bersama kamu dulu sebentar lagi."

Boy memeluk pinggang Aya. Aya menyandarkan kepalanya di pundak Boy.

"Kamu boleh berteman dengan Marsel, tapi jangan terlalu dekat ya. Aku melihat Marsel masih menyukai kamu. Aku takut nanti Marsel merebut kamu dari ku."

"Iya. Kamu harus percaya sama aku. Aku dan Marsel itu hanya berteman."

"Baiklah aku akan percaya sama kamu," Boy mencium kening Aya.

Aya mendongakkan wajahnya dan wajah keduanya sangat dekat. Dengan pelan bibir Aya dan Boy sudah menempel dan keduanya pun ciuman. Tangan Boy memegang pipi Aya. Dan tangan Aya mencengkram baju Boy. Aya dan Boy baru pertama kali merasakan ciuman. Tapi keduanya langsung bisa menikmatinya.

Boy terus saja menikmati bibir seksi Aya. Aya lama lama sampai ngga bisa nafas. Aya memukul dada Boy agar Boy melepaskan ciumannya.

Boy lalu melepaskan ciumannya dan tangan yang ada di pipi Aya. Aya langsung menghirup udara banyak banyak. Boy melihat Aya seperti itu tersenyum. Boy lalu mengusap bibir Aya yang basah dengan tangannya.

"Maaf ya. Soalnya bibirmu sangat enak."

"Ih apa sih," Aya terlihat malu.

Setelah setengah jam keduanya ada di dalam, keduanya lalu memutuskan keluar dari kamar dan keduanya lalu masuk kamar asing masing.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...