Elang Dan Emila

Elang yang baru bangun langsung menuju ke dapurnya karena terdengar suara orang mengobrol dengan keras, Elang melihat Mila mengobrol dengan bi Ijah.

"udah bangun mas?" tanya Mila sambil menuangkan air putih untuk suaminya kemudian menyodorkannya.

"Hem" elang lalu meneguk air putihnya

"ini bi Ijah mas"

"iya , aku udah tau kok"

"oh jadi udah kenalan"

"iya bu jadi kemaren-kemaren udah ditraining hehe" sahut bi Ijah

Mila hanya menggelengkan kepalanya karena ia tahu ini pasti terjadi Elang tidak akan memilih sembarang orang untuk memasuki rumahnya.

"baju kamu udah aku siapin mas, mau sarapan dirumah apa dikantor?"

"aku hari ini nggak ngantor" ucap Elang santai

"kenapa?" Mila meraih kursi disebelah Elang

"semuanya udah ditanganin sama papah dan aris"

"oh" Mila sudah menebak pasti papahnya Elang menyuruh Elang libur untuk mengurus Mila yang baru keluar dari rumah sakit.

hari ini waktu berjalan lumayan cepat tidak terasa matahari mulai membenamkan sinarnya sedangkan Elang dan Emila masih asyik menonton drama di lantai bawah.

yah... meskipun tanpa sepatah katapun.

entah sejak kapan Elang mulai tertarik dengan drama-drama yang setiap hari ditonton istrinya itu.

tiba-tiba bell rumah mereka berbunyi , Mila baru mau beranjak tapi Elang sudah terlebih dahulu melangkahkan kakinya menuju pintu utama.

dilihatnya Aris dan beberapa rekan kerjanya berdiri dibelakang Aris. ia melihat Tino ,Sasa ,dan juga sella. "kenapa kalian kesini?"

Tino menggandeng sahabatnya itu dan langsung memasuki rumah nya "apakah kalimat seperti itu pantas diucapkan untuk tamu".

seketika Tino menghentikan langkahnya dan terdiam melihat Mila yang sedang menonton dengan pakaian seksinya ia melihat paha Mila yang mulus tanpa tertutup apapun karena celana yang Mila kenakan sangat pendek dan memperlihatkan kaki jenjangnya serta belahannya dadanya terlihat jelas , Tino meneguk salivanya...

Elang yang sadar akan apa yang dilihat Tino langsung berlari menghampiri Mila , ia menarik tangan Mila menuntunnya menaiki tangga.

"kalian boleh duduk " ucap Elang sambil menaiki tangga.

lalu Elang menarik Mila menuju kamarnya dan menutup pintunya.

"kenapa?" ucap Mila terheran-heran melihat Elang yang khawatir akan sesuatu.

"cepat ganti pakaianmu" Elang mengobrak-abrik lemari Mila.

"mau kemana?" Mila masih tidak paham

"kenapa tidak ada pakaian yang bahannya utuh" ia terus memilah pakaian Mila.

"maksud kamu apasih mas?"

"apa kamu ingin memperlihatkannya seluruh tubuhmu ke Tino dan Aris , lihatlah pakaianmu sangat kekurangan bahan"

Mila menghembuskan nafas kasarnya "baiklah" Mila mulai memilah pakaiannya ia mengambil daster panjang namun hanya tali yang berada dibagian atas.

"itu jelas-jelas kurang bahan Mila"

"ayolah mas ini sudah cukup tertutup dibagian bawahnya"

Elang tetap menggeleng ...

akhirnya Mila mengalah memilih memakai celana training nya serta kaos yang sedikit longgar.

meskipun ia sadar bentuk tubuhnya yang indah tetap terlihat jelas disana.

Mila mendahului Elang menuruni tangga, ia sebenarnya cukup kaget melihat Sasa berani datang kerumahnya.

"maaf ya nunggu lama , silahkan diminum" ucap Mila karena melihat beberapa minuman dan camilan yang sudah dimeja berarti bi Ijah sudah membuatkan mereka minuman.

sella mendekati Mila "Bu Mila sudah sehat , apa masih ada yang sakit".

"saya sudah tidak apa-apa sell , terimakasih sudah repot-repot datang kesini"

"ah Bu Mila ini tidak repot sama sekali, saya kira ibu sakitnya cukup parah sehingga pak Elang hari ini tidak masuk bekerja" ucap sella yang terdengar akrab dengan Mila padahal baru beberapa kali mereka bertemu.

"tidak, Elang cuma berlebihan saja" kata Mila sambil tersenyum licik kearah Sasa yang sedari tadi tidak berani menatapnya.

tapi tiba-tiba Sasa memberikan buah yang dipangkuan dari tadi...

"terimakasih" ucap Mila sambil menyerahkan buah itu kepada Elang.

Elang menatap Tino yang sedari tadi menatap kearah istinya itu "mau cari mati" ucap Elang seketika lalu semua orang melihat kearahnya.

Tino yang paham akan ucapan Elang lalu mengalihkan pandangannya.