I LOVE YOU DADDY

Dwiky pulang ke rumah dengan begitu tidak bersemangat. Dia bingung harus beralasan apa pada Moya, bila papinya bilang soal perjodohan yang iya serahkan segala keputusan pada papinya. Saat memasuki rumah lamunan Dwiky buyar mendengar suara merdu menyapa nya.

" Selamat malam Daddy...."

" hah....em se_selamat malam sayang. Kamu sudah sampai ?"

" hem....dari jam tujuh tadi ."

" kamu sudah makan sayang...?"

" Moya nunggu Daddy pulang...!" sambil menggeleng pelan.

" loh kenapa nggak langsung makan aja sayang."

" Moya kan sudah bilang, saat Moya pulang Daddy tidak boleh makan di luar, jadi pasti Daddy belum makan kan ?"

" Em...eh b_baik lah,ayo kita makan."

keduanya pun menuju ke meja makan, sesudah Moya meletakkan tas kerja dan jas Dwiky di sofa ruang tengah. Moya tau Dwiky sudah makan di luar, hanya saja Moya ingin di temani makan malam.

Kedua orang tua dwiky pun sudah masuk ke kamar mereka, sesaat sebelum Dwiky pulang.Dwiky begitu gelisah sehingga apapun yang dia lakukan terlihat di mata Moya. Dan Moya pun memakluminya.

Dwiky hanya memperhatikan semua gerak gerik Moya, yang mengambil hanya satu piring, kemudian kembali ke arah dapur membuat teh hangat. Moya hanya tersenyum tak kala pandangan Dwiky tak lepas dari diri nya.

" Daddy....ini teh hangat untuk Daddy."

" Loh sayang, kok teh hangat? Nasi Daddy mana ?"

" Moya tau Daddy sudah makan...,jadi Daddy minum teh hangat saja ya."

" Tapi sayang....!?" Dwiky jadi merasa tidak enak. Tapi Dwiky merasa ada yang berbeda dengan Moya. Dia lebih dewasa dan pengertian juga tidak manja seperti biasa.

" Sudah...sekarang Daddy habisi teh nya dan Moya akan makan ok...!"

" Baiklah sayang..." meluruhkan bahunya sedikit pasrah.

Setelah selesai makan malam, Moya menyuruh Dwiky untuk bersiap mandi. Dwiky sebenarnya malas untuk mandi,tapi Moya berkata, setelah mandi Moya ingin bicara hal penting.

Dwiky bingung hal apa yang akan Moya bicarakan pada dirinya. Hingga pertanyaan itu terus mengikutinya sampai dia mandi. Moya menunggu dengan sabar duduk di pinggir ranjang Dwiky, hingga laki laki itu keluar dari kamar mandi.

" Loh sayang...kamu nungguin Daddy?" sambil mengambil handuk kecil untuk mengering kan rambutnya, tapi belum juga bergerak Moya sudah mengambil nya dan mendudukkan Dwiky di kursi depan cermin, lalu menggerakkan handuk kecil di tangannya untuk mengeringkan rambut Dwiky. Dwiky hanya mengulas senyum termanisnya.

" Terimakasih sayang nya mas...." sambil terus tersenyum dan tak mengalih kan pandangan nya dari wajah cantik wanita nya, sedang Moya hanya mengangguk kan kepala.

Setelah selesai berpakaian, Dwiky men duduk kan diri di sebelah Moya. Di raihnya kedua tangan Moya lalu di ciumi nya dengan lembut.

" Mas kangen banget sama kamu sayang."

" Moya juga mas..."

" Lalu apa yang mau kamu katakan sama mas Hem?"

" Tapi mas harus janji tidak akan marah sama Moya?"

" Baiklah sayang...mas janji nggak bakal marah sama kamu..." sambil menyentil hidung moya pelan.

" Baik lah, begini mas..."

Lalu Moya menceritakan semua tentang permintaan oma waktu di kampung nenek Darmi. Oma meminta Moya untuk membujuk Dwiky soal perjodohan itu. Dan Moya bersedia untuk bicara dan membujuk Dwiky.

Awalnya Dwiky marah dengan keputusan Moya, karena sedikit banyaknya Moya menyetujui Dwiky menerima perjodohan ini. Tapi disisi lain Dwiky juga salah telah menyerahkan semua hal soal perjodohan ini kepada papinya.

Dengan beberapa alasan dan tujuan untuk semua kebaikan, Moya dan Dwiky sepakat menjalani pertemuan dua keluarga yang akan membahas masalah perjodohan itu. Setelah semua di sepakati, Moya pun berlalu meninggalkan Dwiky yang begitu sedih dengan keputusan Moya.

Moya memasuki kamar dan menguncinya. Kemudian dia berhambur lari ke arah balkon dan meluruhkan tubuhnya hingga bersimpuh di lantai. Dia menangis tersedu, ingin rasanya dia mati saja agar tak merasakan sakit yang begitu mendalam. Menangis hingga dia lelah dan tertidur di balkon dengan badan yang meringkuk seperti bayi.

...----------------...

Di lain tempat di sebuah bar yang lumayan besar dan ramai pengunjung. Terlihat Reza sedang duduk menikmati minumannya. Dia mengedarkan pandangan ke arah pengunjung yang memenuhi setiap meja bar. Sepasang netranya terpaku pada beberapa wanita yang sedang minum sambil bercengkrama heboh.

Kemudian dia mendekat ke arah sekumpulan gadis yang dia perhatikan tadi. Kemudian dia memastikan sesuatu bahwa dia tidak salah orang.

" Hei...kamu Elisya kan? Ya Elis...?"

" Hah...iya saya Elis...,em... Kamu Reza bukan?"

" Ya...kamu masih ingat padaku ?"

" Ya ingat lah...,semua teman Dwiky pasti saya ingat."

" Hahaha...ternyata kamu masih terobsesi sama Dwiky ya...?"

" Hem...."

Kemudian Reza mengajak Elisya minum berdua dengan nya. Dan Elisya pun setuju. Hitung hitung dia mengorek keterangan soal dwiky. Kemudian Elis pamit dengan teman temannya.

Selama setengah jam Reza dan Elisya minum dan berbincang panjang lebar. Teman teman Elisya pun sudah sepuluh menit yang lalu pulang. Tinggal lah kedua pasang yang terlihat si wanita sudah mabuk berat sedang si lelaki tersenyum menyaksikan gadis itu berceloteh random.

Sepertinya Reza mulai menyukai gadis ini. Dengan semua ke random an tingkahnya. Tapi yang membuat Reza jengkel, Elisya selalu menyebut nama Dwiky. Saat Reza ingin meninggalkan gadis itu, lengannya di tarik dan tiba tiba gadis itu limbung kearah dadanya.

" Haissssstttt...bagaimana ini? Aku tidak tau di mana alamat nya. Apa aku bawa ke apartemen ku saja ya?" karena bingung harus kemana membawa gadis ini, akhirnya Reza membawa Elisya ke apartemen miliknya.

Tiba di apartemen Reza membopong Elisya masuk dan merebahkan tubuh gadis itu. Sejenak Reza duduk dipinggir ranjang dan memperhatikan wajah Elisya dengan senyum tipis. Saat hendak berdiri tangan Reza di tahan.

" Jangan tinggalkan saya..."

" Tapi____"

Baru juga mau bicara, tiba tiba Elisya menarik tubuh Reza hingga menimpa tubuh mungil itu. Wajah yang saling menempel dengan nafas yang saling bertabrakan hangat. Entah akan bersikap bagaimana Reza terhadap sikap Elisya. Baru ingin menarik tubuhnya..

Cup..

Reza tak menyangka Elisya berani mencium nya dengan buas. Melumat bibirnya dengan begitu lihai. Laki laki mana yang tak tergoda dengan semua ini. Apalagi ini di apartemen nya sendiri. Tak akan ada yang melarang mereka untuk bercumbu.

Seketika Reza pun meladeni aksi nakal Elisya.

Di cumbui nya tubuh Elisya seperti oase yang tak berujung. Reza sudah lama tak merasakan kehangatan dengan lawan jenis, terakhir dengan mantannya yang di Australia waktu itu.

Reza bermain dengan begitu beringas di setiap titik sensitif Elisya, tubuh Elisya yang meliuk bak ular membuat nafsu Reza semakin terpacu. Hingga Reza tak kuasa menolak lembah yang basah milik Elisya yang terpampang di depan matanya.

Dengan nafsu Reza mulai me*j*Lat dan menyesap lembah inti Elisya,memasukkan lidah hingga kedalamnya.memainkan hingga..

" Ahhhh...sayang, ahhhh....aku ma....ahhhh."

" ahhhh keluarkan yank....!"

" Akkhhhhh....aku sampai yank...." akhirnya tubuh Elisya menegang untuk pelepasan ke sekian kali.

" Saat nya mas yang mulai...akhhhh!"

Reza mulai memasukkan senjata pamungkasnya perlahan dan

Blezzz...

" Akhhhh....sayang, ini nikmat banget..." Reza sedikit terkejut, selain nikmat tapi dia tau Elisya tidak lagi virgin. Tepi Reza terus memacu tubuhnya maju mundur dengan begitu berirama. Dan saat ingin mencapai puncak...

" Akhhhhh sayang......oowwwhhhh." Reza pun menggeram dengan melepaskan ribuan spermanya menyirami rahim Elisya. Keduanya pun terkulai lemas saling berpelukan tanpa melepas penyatuan mereka.

Pagi menjelang, Elisya bangun saat sebuah tangan bergerak memeluknya dengan erat. Tubuhnya terasa begitu sakit dan ngilu. Perlahan dia balikkan tubuhnya perlahan dan

" Reza.....,apa yang telah kita lakukan???"

...****************...

Happy reading guys, jangan lupa like dan komennya ya.....

Terimakasih 🙏