Queen Of Mafia

Jam 2 siang di jepang.

Caca dan rahel baru saja tiba di jepang, mereka langsung menuju markas yang ada di negara ini dan mereka di jemput sama mafioso DS.

Baru saja mobil berjalan, caca mendapatkan panggilan masuk dari renata, panggilan itu langsung di jawab sama caca.

" Queen, apa yang terjadi ? ". Tanya renata setelah dia mendapatkan kabar dari velina bahwa caca dan rahel berada di jepang.

" Retas semua cctv di kota ini, cari keberadaan aslan sekarang juga ". Bukannya menjawab caca malah memberikan perintah pada renata.

" Baik queen, tapi ada sesuatu yang harus saya sampaikan dan ini sangat penting ". Ucap renata terdengar serius.

" Langsung intinya saja ". Ujar caca tidak ingin basa-basi.

" Yang pertama nona chloe meminta nyonya mia selaku ibunya turun tangan langsung untuk menyingkirkan queen, apa saya harus memberikan mereka sedikit pelajaran ? ".

" Lakukan saja apa yang ingin kau lakukan pada mereka, aku tidak peduli ". Jawab caca dingin.

" Baik, yang kedua ".

" Sepertinya sekarang ada beberapa orang mencurigakan sedang memantau mansion queen dari jarak yang cukup jauh, saya sudah memerintahkan mafioso untuk memperketat penjagaan di mansion queen, sebentar lagi velina akan menjemput milia dan erika, dia akan membawa mereka ke perusahan karena disana tempat yang cukup aman untuk sementara waktu ".

" Cih ".

Emosi caca benar-benar meluap-luap, masalah datang silih berganti, belum juga dia menemui aslan sudah ada masalah baru lagi yang menghampirinya, apalagi sekarang nyawa milia dalam bahaya.

" Lenyapkan mereka sekarang juga renata ! Tidak peduli siapa yang sedang mengawasiku tapi mereka terlalu meremehkanku ! ".

" Tidak perlu membawa milia kemanapun, cukup bunuh saja siapa yang berani mengusik gadis kecilku ! ".

Renata tau sang queen sedang dalam emosi yang meluap-luap, dia sudah mempersiapkan segalanya sebelum caca memberi perintah karena renata memang hanya butuh perintah dari caca ketika dia akan melakukan tindakan seperti ini.

Di tempat lain di salah satu kota di jepang.

Pikiran aslan sangat kacau, dia tidak bisa fokus dengan pekerjaannya karena pikirannya di penuhi sosok caca.

" Sial ".

BRAK.

Aslan memukul meja di depannya karena frustasi, dia tidak tau apa yang harus dia lakukan saat ini untuk menghadapi masalahnya dengan caca.

" Kenapa harus kamu ? ". Ucap aslan meremas rambutnya.

******

Hari semakin gelap, renata baru saja memberikan kabar bahwa dia tidak bisa menemukan aslan, tapi caca tidak bisa menyalahkan renata karna dia sadar aslan juga seorang ketua mafia yang pastinya keberadaannya jelas akan di sembunyikan dari musuh.

" Hubungi erika lalu bilang padanya untuk bertanya sama milia apa milia tau dimana nantinya kejadiaan itu terjadi ? ". Perintah caca pada rahel.

Tanpa menunggu lama rahel langsung melakukan perintah caca, tak berselang lama rahel telah mengakhiri panggilan dengan erika.

" Erika bilang milia cukup mengingat tempat kejadiannya, katanya tempat itu ada di kota ini, terjadi di jalan sepi yang biasa di lewati mobil bermuatan besar dan jumlah orang yang mengejar tuan aslan berkisar 10 orang ".

Caca melirik ke arah jam tangannya dan sekarang ternyata sudah jam 10 malam yang artinya tersisa 2 jam lagi untuk dia mencari tempat yang milia maksudkan.

Tidak ingin menunda waktu, akhirnya mereka langsung mencari dimana jalur yang biasa di lewati mobil bermuatan besar, mungkin ini akan memakan waktu yang cukup lama tapi hal seperti ini tidak membuat caca menyerah.

" Hah ".

Berkali-kali rahel mendengarkan queennya menghembuskan napas kasar, baru kali ini dia melihat caca sangat frustasi apalagi karena seorang pria, rahel sudah tau hubungan caca dan aslan tapi dia tidak tau kalau caca dan aslan sekarang sedang kacau.

Skip.

" Queen ". Panggil rahel dengan pandangan fokus ke arah samping jalan ketika dia melihat seseorang yang sangat mirip dengan aslan.

" Kenapa ? ". Tanya caca tidak melihat apa yang rahel lihat.

Ckitttt.

Caca terkejut ketika rahel menginjak rem tiba-tiba dan langsung putar balik arah mobil.

" Apa yang kau lakukan ! ". Pekik caca kesal rahel melakukannya tanpa aba-aba.

" Maaf queen, tapi sepertinya tadi kita melewati mobil tuan aslan dan sepertinya tuan aslan sedang mabuk trus muntah-muntah di depan mobil ".

DEG.

Caca terkejut, tak berselang lama rahel menghentikan mobil tepat di belakang mobil yang di lihat rahel tadi dan dia yakin pria yang dia lihat adalah aslan.

" Aslan ". Pekik caca langsung keluar dari mobil menghampiri aslan yang hendak masuk ke dalam mobil di depannya dengan cara berjalan yang sempoyongan.

Ya, ternyata benar pria yang rahel lihat adalah aslan, rahel ikut keluar sembari mengedarkan pandangan mata elangnya untuk mengecek situasi sekitar dengan teliti dan waspada.

" Apa yang kau lakukan disini ". Tanya caca setelah berhasil menghadang aslan masuk ke dalam mobil.

Aslan yang sudah sangat mabuk langsung menatap caca dengan tatapan membunuh, sepertinya dia tidak sadar bahwa orang di depannya adalah caca saking mabuknya dia.

Tanpa di duga oleh caca, aslan tiba-tiba menodongkan pistol ke arah caca sehingga rahel spontan mengarahkan pistolnya juga ke arah aslan dengan tatapan membunuh.

" Siapa kau berani menghadang ku masuk ke dalam mobil ku sendiri, HAH ! ". Pekik aslan tidak sadar dengan apa yang dia lakukan saat ini.

" Ayo ikut denganku ". Caca mencoba memegang tangan aslan untuk mengajak aslan pergi bersamanya tapi aslan menepis tangan caca dengan kasar.

" Minggir kau wanita J*lang ! Aku tidak sudi di sentuh wanita seperti mu ! ".

DEG.

PLAK.

Tanpa sadar tangan caca langsung melayang menampar pipi aslan dengan tenaga yang cukup kuat sehingga tubuh aslan terhempas di mobilnya.

" KAU ! ". Pekik aslan sangat marah.

Rahel langsung menyimpan kembali pistolnya kemudian mengarahkan pandangannya ke arah lain, dia lebih memilih untuk mengawasi situasi sekitar daripada harus melihat pertengkaran sepasang kekasih di depannya.

" Baru jam 11, sepertinya kita menemukan tuan aslan di waktu yang tepat ". Batin rahel akhirnya bisa bernapas lega setelah melihat jam dan ternyata mereka tepat waktu.

Sedangkan caca saat ini berusaha menahan emosinya agar tidak muncul niatan untuk melenyapkan aslan karena berani mengatainya j*lang.

" Kau sangat berani menamparku, sepertinya kau memang ingin mati di tanganku sialan ! ".

" YAK ! ".

DEG.

Teriakan caca membelah keheningan di jalanan ini, bahkan aslan yang sedang mabuk berat saja sampai terdiam kaget mendengarkan teriakan caca yang penuh emosi.

" MASUK SEKARANG JUGA APA KAU INGIN KU SERET MASUK, HAH ! ". Emosi caca benar-benar sudah di unjung tanduk.

BRAK.

" MASUK NGGAK ! ". Teriak caca sekali lagi setelah menendang kuat mobil aslan.

Aslan terlonjak kaget karena tindakan caca, tanpa sadar dia langsung menuruti perintah caca, entah kenapa hati kecilnya berkata untuk mendengarkan wanita di depannya walaupun aslan saja tidak sadar dengan apa yang sedang terjadi padanya saat ini.

Dan akhirnya caca membawa aslan pergi dengan dia yang mengendarai mobil aslan, sedangkan rahel mengikuti mereka dari belakang.