NovelToon NovelToon
Aku Diceraikan Suamiku Di Depan Selingkuhannya

Aku Diceraikan Suamiku Di Depan Selingkuhannya

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Selingkuh / Cerai / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:409.2k
Nilai: 4.6
Nama Author: Budy alifah

Diceraikan di depan selingkuhan suami dengan alasan dia tak cantik lagi,itu rasanya hancur. Tapi, tidak membuat Niken menyerah begitu saja.

Dia bertahan di dalam rumah tangga itu, bukan karena dia masih mencintai suaminya. Melainkan karena tidak sudi hartanya di nikmati madunya.

Bagaimana kisahnya? yuk cus baca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Budy alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

“Tumben kamu pergi pagi-pagi sekali?” Tanya Hani ketika aku memajukan jadwal berangkatku.

“Iya, aku pekerjaanku belum selesai,” jawabku ketus.

Aku tidak tahu semakin lama aku menjalani hidup bareng Hani, aku tak bisa bicara lembut dengannya.

“Tumben wangi banget,” katanya dengan mengambilkan nasi goreng ke piringku.

“Kan mau kerja ya harus wangi lah, kamu ini mikir apa sih?” Kataku membuatku tak berselera sarapan.

“Wanginya beda aja, kamu mengganti parfummu?” Katanya sembari duduk.

“Iya, kenapa salah lagi?”

“Aku kan Cuma bertanya. Kenapa kamu marah-marah sih?” ucapnya kesal.

“Makanya jangan banyak tanya, Cuma masalah parfum saja kau permasalahkan,” ujarku sembari berdiri meninggalkan sarapan yang baru saja aku lahap satu sendok.

“Mas, sarapannya belum kamu makan,” ucap Hani dengan mengikutiku.

“Makan aja sendiri,” kataku dengan membanting pintu mobil.

Aku memang datang terlalu pagi, kantor masih lumayan sepi.

"Aku ke kantin dulu lah," ujarku setelah menaruh tas. Langkahku terhenti ketika melihat Maya yang sudah sibuk di ruangannya.

"May, kamu sudah datang?" tanyaku heran. Memang biasanya dia lebih dulu datang daripada aku, tapi aku tidak tahu kalau dia datang sepagi ini.

"Iya Pak, bapak tumben sudah datang?" tanyanya sembari berdiri.

"Iya, kamu udah sarapan?" tanyaku.

"Belum Pak."

"Kita sarapan bareng yuk," ajakku. Semua kebetulan yang menyenangkan, bisa sarapan dengan dia lebih asyik daripada dengan Hani.

Makan sambil mengoceh, buat tak berselera dan hariku buruk saja.

"Bapak tumben belum sarapan," ujar Maya sembari melahap soto yang dipesannya.

"Iya, tadi di rumah tidak berselera," jawabku jujur.

Saat bersama Maya, aku ingin menceritakan semua hal tentangku. Padahal baru beberapa minggu mengenalnya.

"Kenapa? Masakan istri kamu tidak enak ya?" godanya. "Hehe, bercanda," klarifikasinya cepat.

"Lumayan sih, cuma aku rasa masakan kamu lebih enak deh," candaku. Padahal aku belum pernah merasakan masakan buatanya.

Aku hanya meperkirakan kalau dia bisa memasak, gadis multitalenta seperti kataku ketika bertemu.

"Kamu kan belum mencobanya. Kata orang-orang masakan istri itu yang paling enak loh," katanya. Ia selalu membandingkan dengan Hani.

"Ya kapan-kapan boleh kan mencoba," ucapku. Aku ingin saat bersama dia hanya membahas tentang kita berdua bukan tentang anak atau istriku.

"Boleh, nanti kalau ada waktu senggang," jawabnya.

Aku pikir, Maya mulai nyaman juga denganku. Sampai-sampai dia tak pernah menolak ajakku.

"Maya, kamu yakin belum memiliki pacar?" tanyaku. Aku memastikannya lagi. Aku tak mau nanti dekat denganya ada yang marah dan merusak hubungan mereka.

Maya mengangguk, mulutnya terlalu penuh untuk menjawab pertanyaanku.

"Kenapa memangnya?" ucapnya setelah makanan di mulutnya tertelan.

"Nggak, aku jadi lebih tenang kalau jalan sama kamu," kataku.

"Kita kan jalan sebatas kerjaan, kenapa tidak merasa tenang?" ujarnya dengan memindai mataku.

"Ah, iya benar," kataku sembari kuusap tengkukku.

Ujung mataku melihat kedatangan Niken ke kantin, aku langsung fokus ke arahnya. Selama bekerja di sini aku tak pernah melihatnya.

"Mas, kenapa?" ujar Maya mengikuti pandanganku.

"Ah, tidak," kataku kembali menghadap ke depan. Sedangkan Maya masih menatap kursi yang diduduki Niken.

"Bu Niken tuh keren ya, Mas," kata Maya yang membuatku menoleh ke arahnya.

"Cewek mandiri, sudah menjadi istri bos masih mau bekerja," imbuh Maya.

"Bekerja di mana? Di perusahaan kita?" tanyaku was-was. Aku seperti di mata-matai olehnya kalau benar ia bekerja di kantor ini.

"Bukan, orang-orang bilang buka toko kue," jawab Maya membuatku lega.

"Mendapatkan suami seperti Pak Naufal juga sangat menyenangkan," katanya membuat moodku menurun drastis.

Aku tahu kini tipe seperti apa lelaki yang diinginkan oleh Maya.

"Jadi kamu memilih cowok yang kaya," ucapku kecewa. Memang semua cewek sama saja, pasti memilih lelaki yang kaya dan mampu mencukupi kebutuhannya.

"Bukan masalah kayanya, lihat itu." Maya menunjuk ke arah meja Niken dengan dagunya.

Hah, harusnya aku tak melihatnya. Kemesraan Niken dan Naufal yang membuat dadaku sesak. Aku harus menyaksikan kebahagiaan mereka di dalam penyesalanku yang terdalam.

"Mereka itu romantis, mana Pak Naufal tampak tulus dan sayang," ujarnya. "Seperti kamu juga, sangat mencintai anak dan istrimu," ucapnya dengan tersenyum lebar.

"Menurutmu, apa aku orang seperti itu?" tanyaku penasaran dengan jawabannya.

Ia menganggukan kepala, "Sangat manis, istrimu pasti sangat senang."

Pujian dari Maya membuatku melayang jauh, ia mampu menutupi bayangan Niken. Aku merasa jatuh cinta dengan cepat.

Bahkan aku ingin memiliki gadis ini, cewek lugu, imut yang menggemaskan.

 

"Hani, dari mana kamu dapat uang untuk membeli semua barang-barang ini?" kataku sembari melihat isi paper bag di meja ruang tamu yang berjumlah lima.

"Dari kamu lah, memangnya dari mana lagi," ucapnya sibuk mendandani anak kami.

"Maksudmu tabungan kita?" kataku mulai naik pitam.

"Ya," jawabnya dengan santai.

"Hani, kamu kan tahu itu uang tabungan untuk Aina sekolah nanti. Kenapa kamu pakai?" kulempar paper bag ke lantai.

"Mas, hati-hati nanti rusak," katanya sembari berlari mengambil papar bag di lantai. Serta yang masih ada di sofa.

"Hani, kau dengar aku tidak! Kenapa kamu membelanjakan semua tabungan kita?!" teriakku karena tak dihiraukan.

"Mas, aku sudah lama tidak berbelanja. Semua barang-barangku sudah lusuh. Aku malu, diacara kantormu hanya aku yang tak memiliki barang mewah," protesnya. Ia menaruh barang-barang lalu menggendong Aina yang mulai merengek.

"Semenjak kamu bercerai dengan Mbak Niken, aku tidak pernah kau belikan sesuatu. Jangan-jangan kamu selingkuh," tuduhnya. Ia mendudukan Aina di sofa, lalu mendekatiku.

Kami berhadapan sangat dekat, matanya menatapku tajam. Aku merasakan emosinya yang tak stabil.

Aku mendorongnya pelan, "Kau pikir, uang tabungan kita dari mana? Aku menghemat juga untuk anak kita nanti. Kau malah tuduh macam-macam," celotehku.

"Memang enak menikah dengan orang kaya, tak perlu meributkan soal uang. Menyesal aku menikah denganmu!" makinya lalu menggendong Aina.

"Jadi kau menyesal menikah denganku?" kataku dengan dada yang terbakar.

"Mas, kau pikir selama ini hidup denganmu itu enak? Tidak. Penuh beban, kalau aku belum memiliki anak sudah kutinggalkan kau," gumamnya semakin membuatku meradang.

Ucapanya terlalu berani, setelah sekian lama aku menghidupinya ia justru membalas dengan makian.

"Lantas maumu apa? Kau mau berpisah denganku?" tanyaku dengan berkacak pinggang dengan kedua mata mendelik.

"Malam ini juga aku ...,"

"Shit, siapa yang datang malam-malam," makiku karena memotong ucapanku untuk menalak Hani malam ini.

Dengan emosi yang menggebu-gebu aku membuka pintu, dalam hati berkecamuk andai yang didepan ini orang tidak penting aku akan menghajarnya.

"Niken, ada apa ke rumahku malam-malam?"

1
ros
pasti Hani yg jumpa aina
abdul adul
Luar biasa
guntur 1609
keoedean banget loe pras
guntur 1609
kejam
Dewi Nurani
sebenci bencinya orang tua tak akan mengalahkan kasih sayang pada anaknya , kenapa sekeras itu pada kesalahan anak
padahal ck paribasa indung mah lautan hampura
Iyas Masriyah
Luar biasa
MashMellow🍭
sebenarnya disini bukan salah hana seorang, tangan kalau ditepuk sebelah xkan berbunyi,
mama.niken pun bersalah di sini, kenapa xtampar mama niken jugak
MashMellow🍭
jangan salahkan mama jugak niken, diri sendiri pun xdapat berdamai dgn diri sendiri. baygkan harta gono gini sudah bahagi 2 tapi masih juga meyuruh maya memeras duit pras.
MashMellow🍭
patutlah emaknya niken berdendam , sebab niken pun jenis tang berdendam sooo sama dapat kirafahlah, tapi saygnya niken x mencium bau syurga kerana menderhaka kepada ibu sendiri.
syska
Luar biasa
Wisteria
amit amit anak kadal
Wisteria
ya iya lah orang tua mana yg g sakit hati anak lebih milih orang baru ketimbang orang tua apa lg orangtuanya tulus g nekoh"
Wisteria
ini kalo dialok pakek kataku aku kurang srek dr atas dialoknya si A eh ternyata yg bicara si B jd kadang g nyambung
Soraya
tamat mksh thor karyanya👍
arniya
keren...
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
harusnya pasang cctv
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
si prs nih kayaknya masih butuh Niken dah
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
nyesek kan jadi Niken ... memperjuangkan Pras taunya laki gak tau diri 😭
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
Hani terlalu manja 🤣🤣🤣 sukurin kau Pras membuang berlian demi batu kali
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
uhuyy cinta lama belum kelar nih ceritanya 😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!