NovelToon NovelToon
Samawa Bersama Mu

Samawa Bersama Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: ade azhari

Perbuatan masa lalu yang mencoreng muka orang tuanya membuat menjadi penyesaln terbesar dalam hidup Pria tampan yang membuat orang tuanya di permalukan di rumah sahabatnya ketika datang melar anak gadis nya untuk jadi menantu

sehingga Farhan berpikir tidak akanada satu pun orang yang akan rela dan menerima dirinya jadi menantunya dengan masa lalunya

Tapi takdir berkata lain
farhan jatuh cimta sama teman sekolah sepupunya yang fotonya hanya di lihat sekilas ketika tidak sengaja melihat chet di grup sekolahnya.

Gadis dari kampung halamanya yang bahkan hanya bisa di lohat dan di pandangnya dari media sosial yang sengaja di follownya
akankah Cinta farhan terbalas ketika mengetahui masa lalunya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ade azhari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Calon Fani

Pesan singkat dari Irwan tadi saing yang mengabari akan datang berkunjung dengan orang tuanya ke rumah malam ini.

Membuat Ismai dan Ernita Bingung, selama ini dia tidak perna tahu ada.hubungn apa anak Gadisnya dengan Anak Pengusaha terkenal itu.

Memang iya ketika mereka di undaang makan malam ke rumah pengusaha itu Pak Wisnu memang menanyakan kesiapannya untuk menerima anaknya menjadi menentunya.

Mendapatkan pesan singkat dari istrinya Ismail segera pulang, ingin menanyakan langsung ke anak gadisnya jangan sampai dia malu nanti.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam...., Bapak sudah pulang, menyalami suaminya.

"Fani mana Buk...? menatap Istrinya.

"Ada.di belang tu Pak sama Doni" Ismail langsung menuju taman belakang tempat anaknya sedang bersantai bersama sepupunya. Ernita mengikuti suaminya di belakang karena dia tahu pasti Pak Ismail akan menanya alasa ke keluarha kaya itu ingin berkunjung.

"Nak..., duduk dekat anaknya, ada apa Pak Wisnu mau ke rumah jangan buat Papa malu nanti"

"Maaf pa..., Fani gak tahu kalu mereka akan datang ke sini secepatnya" jawab Fani menunduk kepalanya.

"tidak apa nak, Papa hanya kaget, selama ini kamu tidak pernah cerita ke kami soal hubungan kamu dengan Irwan"" Ismail.merangkul anak gadisnya

"Papa takut nak, terlalu cepat dan kamu juga tidak pernah cerita apa-apa sama kami" , akhirnya apa yang di pikirkan di sampikan juga ke anaknya.

'maksud Papa? kita melakukan sesuatu yang di larang!" Ismail tersenyum memandangi anaknya.

"Pa.., aku sama Irwan memang bertemu beberapa kali setelah makan malam itu, dan memang ingin serius tapi tidak secepat nya, kita sudah membicarakan ini, Papa tidak perlu kawatir aku akan melaukan sesuatu yang di larang," di peluknya anak gadisnya

"Papa cuma takut nak" Fani mengrti kenapa orang tuanya begitu takut, tidak ingin apa yang pernah terjadi dulu terulang lagi.

Tapi tidak di sadari mereka, Farhan yang ikut menyusul mereka ke taman belang mendengar pembicaran mereka

"Papa sama Mama jang kwatirnya, tidak akan terulang lagi aku pastikan itu.

 Ya, akhirnya dia tahu luka itu belum sembuh meski pun sudah mengering.

Farhan memutuskan untuk kembali kekamarnya. Biarlah nanti dia akan turun bersama Istrinya yang sedang bersih- bersih.

Sakinah yang barusaja melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi.

"Abang masih di sini?" Fathan yang dari tadi memandang keluar lalu melihat ke Istrinya yang masih mengunakan piama mandinya.

"Abang mau tunggu kamu aja sayang, kita turun sama-sama" Sakinah tersenyum dia jelas melihat suaminya sudah turun ke bawah, kenapa sekarang di kamar lagi.

Bergegas menganti bajunya dengan gamis waran baby pink. "Abang mandi aja dulu" membuka lemari pakaian suaminya lalu mengambil baju yang akan di pakai suaminya nanti

Menunggu suaminya yang lagi mandi Sakinah memoles mukanya dengan sediki meke up tipis dan bibirnya denga pelembap

Sepuluh menit Farhan menyelesaikan ritualnya di kamar mandi, keluar sudah lebih segar. lalu di pakainya baju yang sudah di siapakan Istrinya, di dekatinya imamnya yang terlihat masih sedih.

"Bang, kenapa? cerita, " di peluknya wanita yang tingginya hanya sampai di di dadanya demgan sangat erat seakan mencari kekuatan Sakinah membal pelukan suaminya dengan lembut.

"Sayang kamu menyesal ngak menikah dengan Abang? Di tatapnya mata Istrinya.

"Kenapan menanyakan sekarang?" melepaskan pelukan suaminya, Farhan diam, takut dengan jawaban yang akan di berikan Istrinya.

"duduk sini dulu" Farhan mengikuti apa

Yang di katakan Istrinya.

"aku tidak pernah menyesali apa yang sudah di takdirkan tuhan untuk ku, karean aku menyertai tuhan di setiap keputusan besar yang aku ambil" sambil terus memakaikan skin cere di muka suaminya.

"Kita tidak pernah bisa menolak takdir tuhan kan Bang! kalaupun ada kesalan yang kita perbuat, jadikan lah pelajaran untuk kita di masa depan, jang sampai terulang kembali bukan untuk kita sesali , menyesal sekarang tidak akan merubah apa yang sudah terjadi tapi hanya kan memperburuk keadaan, jadiiii, mulai sekarang berdamai lah dengan masa.lalu agar hidup kita lebih tenang" mereka sama-sama diam sesaat samapi akhirnya Sakinah mencium pipi Suaminya.

"Sayang bukan disana tapi di sini" memanukan sedikit bibirnya yang mala di kecupnya dengna ujung jarinya. "muuuuah." suara dari mulutnya.

"udah...ganteng, kita turun yuk" di ambil tangan suaminya farhan berdiri lalu turun dengan bergandeng tangan.

"Gandeng teruuuuss" teriak Doni dari ruang keluarga melihat mereka menuruni anak tangga dengan bergandengan tangan.

"napa loe...sirik? Loe gak.liat di jalan truk aja gandengan.." Farhan malah dengan santai membalas ledekan adik sepupunya.

Sedangkan Sakinah tersenyum melihat adik kakak ini saling ledek.

Farhan menyusul Doni dan Papanya duduk di ruang keluarga sedangkan Sakinah masuk ke dapur.

"Mama sama.Fani udah mandi belum? Enita yang mendengar suara menantunya melihat sebentar " Kamu sudah mandi nak" terus memotong kue yang tadi di belinya.

"Sudah ma, mama bersih bersih lah dulu, biar Kina yang selesaikan ini, Fani juga , jangan lupa dandan yang cantik" Kina mengantikan Fani yang sedang memindahkan potongan kue ke piring dari pintu samping Nik Ina masuk .sudah rapi juga. "Bik Ina sudah datang nanti Kina sama Bik Ina selesaikan ini"

Ernita meningal kan dapur begitu juga dengan Fani.

Sakinah mengambil kue yang sudah di plating rapi ke dalam piring kecil dan membawanya ke depan tempat Papa meruanya duduk.

"Wah....enak nih..., ini kamu yang buat nak? Mengambil sepotong kue di masukannya kemulutnya.

"bukan pa...ini mah Kina beli tadi di toko langganan mama" jawan Sakinah jujur

 sementara di rumah mewah.

Irwan baru saja pulang setelah seharian bekerja di kantor sedangakan mamanya sudah dari tadi di rumah

"Wan, kamu tidak lupa kan mengabar Fani?" kata Sinta ke anaknya yang baru saja pulang.

"Ma...,kenap sih harus buru-buru, aku sam Fani sudah sepakat untuk tidak mempublish dulu hubungan kami" jawab Irwan ke mamanya.

"iya Mama ngerti nak! kami juga tidak memaksa kamu untuk nikah sekarang, tapi paling tidak kami tahu hubungan kalian dan ke keluarga saling tahu, ifu aja kok nak" mengelus-elus lengan anaknya.

"Kamu sana gih, mandi sebentar lagi papa pulang dan habis magrib kita jalan." Sinta meminta anaknya untuk segera mandi.

Irwan segera naik ke lantai dua rumahnya masuk kekamrnya.

Bukan tidak senang dengan keputusan orang tuanya tapi di takut nanti salah paham dengan keluarga Fani.

satu jam .... Tok...tok...tok... "Den..., "

"Ya bik.." membuka kan pintu kamrnya

"sudah di tinggu Bapak sama Ibuk "Bik Asih memangil anak majikannya yang masih belum juga turun sebentar lagi jam tujuh.

Irwan turun dan sudah rapi siap untuk berangkat. Kali ini mereka pergi bertiga saja tidak di antar sipir pribadinya.

kali ini Irwan sendiri yang akan membawa mobilnya.

Dua puluh menit perjalan mereka, kini mobil mewah yang di bawa Irwan sudah terparkir di rumah Pak Ismail.

Kedatangan mereka di sambut langsung oleh Ismail dan Istri juga Farhan,

"Silahkan Pak, maaf begini keadan kami" Ismail mempersilahkan tamunya untuk duduk di ruang tamu mereka yang tdak begitu luas tapi cukup nyama.

"kami yang seharusnya minta maaf, mendadak ingin bertemu" jawab pak Wisnu yang merasa sungkan sama ke keluarga Ismail .

"tidak apa Pak, kami malah senang , Fani juga sudah menceritakannya.

Irwan hanya diam mendengarkan dua kepa keluarga ini bicara serius.

Tidak lama Doni datang menyalami mereka semua di susul Sakinah dan Fani .

Kenalkan Pak Ini Istri Farhan, Sakinah, Ismail meperkenalkan Menantunya, Kina menjabat tangan ke dua orang tua Irwan san hanya menundukan sedikit kepalanya ke Irwan.

Ibu Sinta memeluk Sakinah, " pintarnya Farhan cari Istri, cantik " Sakinah hanya tersenyum begitu juga dengan Farhan.

Fani juga melakukan hal yang sama dengan Sakinah, "Apa kata tante kamu mantu saya " , lalu memeluk calon menantunya . Fani hanya tersenyum malu.

'"kita makan dulu yuk, nanti baru kita cerita -cerita " mereka semua pindah ke ruangan makan ,

hampir satu jam mereka makan dan bercerita si meja makana, setelah selesai mereka semua kembali pindah ke ruangan tamu.

 "sekali lagi saya minta maaf Pak Ismail, saya merasa tidak enak mendadak minta bertemu seperti ini" Pak Wisnu membuka pembicaran mereka dengan sungkan,

"tidak perlu sunkan Pak saya malah sengan sekali Pak Wisnu dan keluarga mau berkunjung ke rumah kami ini" kata Ismail dengan tulus.

."saya tahu ini terlalu mendadak, karena saya mungkin akan pergi cukup lama, saya mau ada pertemuan keluarga dulu, saya tidak kawatir dengan Fani tapi saya kawatir sama anak saya Pak" semuanya hanya diam mendengar dua kepala keluarga itu untuk bicara.

"Soal pernikahan biar lah nanti kita bicara kan lagi, atau mungkin mereka berdua sudah punya rencana" kata Pak Wisnu, lalu melihat ke anaknya dan Fani yang duduk di sebelah mamanya menunduk mau sedangakan Irwan diam saja..

"Jadi bagaimana baiknya menurut Bapak?" kali ini Pak Ismail yang bertanya ke Pak Wisnu.

"saya maunya mereka bertunang saja dulu" Sinta mengeluarkan cincin yang sudah di persiapkan Irwan untuk calon istrinya.

Ismail dan Ermita saling pandang,

sedangkan Pak Wisnu dan Sinta diam menunggu jawaban dari calon besannya,

"Begini saja Pak, tidak masalah kalu pun mereka bertunangan malam ini saya setuju saja, bagai mana dengan lalu bagai mana dengam mereka berdua? Jangan samapi kita yang memaksa mereka sementar merekanya belum siap" jawan Ismail yang tidak ingin anaknya merasa di bebani dengan pertunangan dadakan ini.

"Bagai mana Wan? " Semua orang beralih melihat ke Irwan yang dari tadi diam.

Mmmmm Irwan menarik nafanya dalam-dalam "aku mau pa...., "kata Irwan dengan tegas, lalu semuanya beralih ke Gadis yang dari tadi tidak berani mengangkat kepalanya.

Di pegang tangannya oleh Ernita berlahan. Fani mengangkat kepalnya dan melihat ke Irwan yang dari tadi tidak mengalihkan pandanganya ke Dokter Muda yang sudah mencuri hatinya.

Fani hanya mengangguk tampa suara dan kembali menunduk.

"Alhamdulillah ..." semuanya serempak bersukur. Sinta dengan senang hati memasangkan cincin di jari manis gadis pujaan Anaknya .

"Sekarang saya sudah lega Pak" kata Wisnu dangan senyum bahagianya.

"Ya sudah itu artinya saya bisa lebih lega pak Ismail" ,..

"Sama pak Wisnu saya juga sudah lega" merek semua tertawa .

Tidak lama mereka pamit karena besok pagi mereka akan pergi,

"saya titip ya Bu Ermita, jangan samapi ni anak macem-macem" Kata Sinta ke besannya.

Ibu jangan kawatir kalu dia aneh -aneh saya jewer kupingnya'canda Ermita ke calon besannya.

"Nak,.." Sinta memberikan kotak kecil ke tangan Sakinah, "di terimanya nak, ini tidak seberapa"

Sakinah melihat suaminya sedangakan Farhan tersenyum dan mengguk.

"terima kasih Tante, kami hanya butuh do'anya semoga rumah tangga kami juga sama dangan seperti kalian Samawa selamanya , sampai kami tua nanti" "Aamiin" jawan mereka bersama.

Kali ini Merekan benar -bemar pamit untuk pulang.

Farhan merangkul Adiknya dan tersenyum, "ternyata Adik Uda sudah besarnya". Lalu mereka kembali duduk lagi di ruangan tamu.

Ismail yang duduk di dengan Doni merangkul Doni tunggu giliran kamu lagi.

"Nah benar tu jangan cuma kasih harpan aja"

"Apa sih loe Da..." Doni jadi salah tingkah ,

"Na kamu ngomong apa, sama Uda?" Doni menyalahkan Sakinah.

"Aku ngak ngomong apa-apa diam aja dari tasi ngak ngomong" jawan Sakinah.

Ha..ha...ha...Membuat semua orang jadi.

"Napa.loe salahkan Istri gue?" kata Fathan ke adik sepupunya

"Aha..., nyesal gue nyuruh Etek melamar Dia buat loe sambil menujuk Kina,

"Aku ngak nyesal Dong" Sakinah menjawab lelucon Doni yang pasti membuat Farhan merasa.menang.

"uda ah...gue mau tidurrr" Doni yang tidak bisa membalas Sakinah segera bangkit berjalan kelantai dua.

Sementara Farhan senang mendengar , Jawaban Istrinya.

Ismail dan Istri geleng-geleng kepala lalu berdiri. Sudah malam kalian istirahat lah . Lalu pergi meninggal kan anak-anaknya. Fani juga menyusul masuk kemarnya sementar Suami Istri ini masih santai di ruangan tamu..

Farhan memeluk Istrinya llau mencium keningnya "Terima kasih sayang" sengakan Kina menyandarkan kepalanya di dada bidang Suaminya.

"Abang harus percaya diri jangan gampang putus asa, hidup kita, kita yang jalankan bukan mereka. Jadi kita tidak peru ambil pusing omongan orang yang tidak bermanfaat untuk Kita"

" Iya Sayanggg, Abang janji, sudah yuk tidur udah malam, Abang butuh pelukan kamu deh" kata Farhan

"Kanu udah di peluk dari tadi" jawan Sakinah, sebenaranya dia tahu maksud suaminya.

1
DreamHaunter
Gemesin banget sih tokoh utamanya, bikin hati meleleh😍
Nakayn _2007
Author penulisannya keren banget, kepikiran terus beli cerita lainnya😍
ade azhari: terima kaaih kk, baru belajar nikk mohon dukingannya ya/Heart//Heart//Rose/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!