Gadis Kecil

Antonio dan Laura tengah menikmati sarapan di ruang makan, sedari tadi Laura hanya diam saja nampak sibuk menikmati makanannya. Sama sekali tak membuka obrolan seperti biasanya.

"Sayang.. " panggil Antonio

"Hem.. " Laura hanya menoleh sekilas.

"Kau kenapa sedari tadi hanya diam saja? kau marah padaku?" tanya Antonio

"Marah kenapa?"

"Entahlah, karena sedari tadi kau hanya diam saja, tak mengajakku berbicara seperti biasanya"

Laura menghela nafasnya mendengar perkataan suaminya, "Aku tidak marah sama sekali sayang, aku hanya lelah"

Antonio melihat wajah istrinya itu memang nampak lelah, mungkin ini salah dirinya karena hampir setiap malam ia selalu menganggu istirahat istrinya. Antonio menjadi merasa bersalah.

"Maaf sayang kau jadi seperti karena aku" Antonio memegang tangan istrinya

"Kau ini bicara apa, kau sama sekali tak bersalah"

Laura tersenyum tulus pada suaminya.

"Tetap saja aku salah, karena aku selalu mengganggumu setiap malam"

"Ya sudah kalau begitu kau jangan menggangguku lagi, biar aku bisa istirahat dan tidur dengan nyenyak setiap malam. Bagaimana suamiku?" Laura tersenyum meledek

Antonio menghela nafasnya dengan panjang, "Baiklah aku tidak akan mengganggumu setiap malam. Tapi... " ia melirik pada istrinya

"Apa... ?" ucap Laura penasaran

"Tapi aku tidak janji" Antonio tertawa senang karena berhasil mengerjai istrinya itu.

Laura mengerucutkan bibirnya, membuat Antonio gemas melihatnya.

Laura dan Antonio telah menyelesaikan sarapannya, mereka berdua kini berada di halaman rumah. Laura mengantar suaminya yang hendak berangkat ke kantor.

"Aku berangkat dulu ya?" ucap Antonio seraya mengecup kening istrinya

"Iya sayang"

"Kau istirahatlah dulu, tidak usah ke mana-mana"

Laura hanya menganggukkan kepalanya, Antonio bergegas naik mobil dan melajukan mobilnya meninggalkan rumah. Laura melambaikan tangannya hingga bayangan mobil suaminya tak terlihat.

•••

Di siang hari, selepas pulang sekolah Amora berniat pergi ke mall bersama Marsha dengan di antar oleh Henry.

Amora keluar kelas bersama Marsha, mereka berjalan beriringan. Namun Kelvin yang baru saja keluar dari kelasnya, ia memanggil Amora. Mereka pun menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Ada apa Vin?"

"Kau mau kemana Amora? kenapa kau terlihat buru-buru?"

Baru saja Amora akan menjawab, tapi Marsha sudah menjawabnya terlebih dulu.

"Amora akan pergi bersamaku Kelvin" jawab Marsha dengan begitu semangat, ia lupa bahwa pertanyaan Kelvin di tujukan untuk Amora

"Kenapa kau yang menjawab? aku bertanya pada Amora bukan denganmu" seru Kelvin menoleh pada Marsha

"Iya maaf... " Marsha menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Amora hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum melihat kelakuan temannya itu.

"Aku mau pergi ke mall Vin bersama Marsha, aku mau menemaninya untuk membeli gaun pesta di salah satu butik yang ada di sana"

"Gaun pesta? untuk apa kau membeli gaun pesta?" tanyanya pada Marsha

"Lusa aku ulang tahun dan akan di rayakan di rumah, nanti kau datang ya?" ucapnya dengan berbinar

"Aku tidak janji, lihat saja nanti" Kelvin menjawab dengan angkuh.

Pandangannya kini beralih pada Amora, "Kau pergi hanya berdua saja dengan Marsha? " Kelvin menatap Amora

"Iya Vin, kami hanya berdua. Paman Henry yang akan mengantar dan menjaga kami" jelas Amora

"Apa aku boleh ikut?" tanya Kelvin

"Kenapa kau selalu ikut kemanapun Amora pergi? "

"Kenapa kau yang menjawab lagi?" Kelvin mengerutkan keningnya, merasa kesal dengan Marsha

"Memangnya kenapa? kali ini aku tidak salah jika aku yang menjawab. Karena Amora pergi bersamaku, dia mau menemaniku. Disini yang ada urusan aku, jadi kau harus meminta ijin denganku bukan dengan Amora" seru Marsha, tak kalah angkuhnya dengan Kelvin. Ia melipat kedua tangannya di dada.

Kelvin menghela nafasnya dengan kasar, "Baiklah, apa aku boleh ikut dengan kalian?" suara dan ekspresinya datar.

"Kenapa ekspresimu tidak enak sekali untuk di lihat?"

"Marsha, kau ini.... "Kelvin tidak melanjutkan perkataannya, rasanya ia tak ingin berdebat lagi dengan Marsha. Entah kenapa hari ini Marsha terlihat begitu menyebalkan

Marsha hanya diam saja, ia pura-pura sedang berpikir padahal sebenarnya ia hanya ingin membuat Kelvin merasa kesal.

" Baiklah kau boleh ikut, dari pada mood mu rusak sampai beberapa hari. Nanti yang kena imbasnya semua orang" ucap Marsha melepaskan lipatan tangannya dan berlalu meninggalkan Kelvin, ia menggandeng tangan Amora.

"Hari ini dia benar-benar menyebalkan, awas saja nanti" Kelvin mengikuti Amora dan Marsha yang kini sudah berjalan beberapa langkah di depannya

Saat hampir sampai di gerbang sekolah, mereka bertiga menghentikan langkahnya tatkala mendengar suara seseorang yang memanggil nama mereka. Mereka pun menghentikan langkahnya dan membalikkan badan untuk melihat siapa yang memanggil mereka, karena suaranya tidak asing.

"Kalian mau kemana?" tanya Alexa, nafasnya beradu cepat karena ia berlari mengejar mereka bertiga.

"Aku mau ke mall kak bersama Amora dan juga Marsha" jawab Kelvin

"Kenapa kalian tidak mengajakku?" Alexa mengerucutkan bibirnya

"Bukannya kakak hari ini ada jam tambahan?" tanya Kelvin pada kakak perempuannya itu.

"Bukan hari ini, tapi besok. Aku ikut ya? aku juga ingin pergi ke mall. Sudah lama juga ku tidak ke mall" ucapnya penuh harap

"Ikut saja kak, biar rame. Iya kan Marsha?" tanya Amora pada Marsha

"Iya kak, ikut saja tidak apa-apa.

Mereka semua pergi ke mall dengan menggunakan mobil Amora karena Henry yang akan mengantarkannya. Marsha sengaja meminta supirnya untuk menjemput dirinya di mall. Untuk Gerry supir Kelvin dan Alexa di minta pulang oleh Kelvin karena dirinya ingin satu mobil dengan teman-temannya. Walaupun sebelumnya harus berdebat dulu dengan Alexa, ia tak membiarkan supirnya yang baru sampai di gedung sekolah untuk pulang begitu saja. Alexa kasihan dengan supirnya, ia meminta Kelvin untuk satu mobil dengan Gerry saja. Kelvin menolak dan tetap memaksa, hingga akhirnya Gerry memutuskan untuk kembali pulang kerumah majikannya. Sebelum itu, ia menitipkan anak-anak majikannya pada Henry.

Henry melajukan mobilnya ke mall dengan kecepatan sedang. Kelvin duduk di depan samping Henry, sedangkan ketiga gadis itu duduk di belakang. Sedari tadi mereka terus berbicara dan saling melempar candaan. Tawa mereka membuat telinga Kelvin dan Henry terasa panas.

Namun Henry hanya diam saja, ia terus fokus akan kemudi nya.

"Apa kalian tidak bisa diam sebentar saja?" seru Kelvin, ia menoleh ke belakang menatap tiga gadis itu yang duduk di belakangnya

"Tidak bisa" ketus Marsha

"Telingaku terasa panas mendengar ocehan dan tawa kalian"

"Siapa suruh kau ikut satu mobil bersama kami? aku kan sudah bilang, kau bersama paman Gerry saja, tapi kau tidak mau. Jadi jangan melarang kami untuk diam"

"Benar apa kata kak Alexa, kenapa kau tidak bersama paman Gerry saja. Nanti kita bertemu di mall." Amora yang sedari tadi diam, kini mulai ikt berbicara

"Kenapa kau tidak membelaku?" tanya Kelvin pada sahabat kecilnya itu..

^_^ Terimaksih bagi yang sudah membaca karya pertamaku ini, maaf jika kata-kata atau kalimatnya kurang menarik.

Mohon untuk dukungan, like dan votenya...

Terimakasih ^_^