Salah Memilih Jodoh

Salma menghapus air matanya yang terus-menerus mengalir membanjiri pipi mulus Miliknya . " Ayah, ibu kenapa kalian tidak memberitahu di mana kuburan kalian ?" Salma sangat marah dengan dirinya sendiri.

Ia belum bisa membahagiakan kedua orang tuanya. " Ya Allah ampunilah segala dosa kedua orang tua hamba, bagi hamba mereka berdua juga orang tua hamba!"

Salma menangis tersedu sendu, menyesali kenapa ia baru menemukan surat ini, ia ingin mencari makam kedua orang tuanya.

Salma menghapus air matanya, ia mengambil kalung liontin. " Salma Elvira" ia membaca tulisan yang ada di belakang liontin.

Kemudian ia membuka liontin, ia melihat ada sepasang suami istri dan ada anak kecil perempuan didalam gendongan ayahnya yang sangat cantik.

" Apa kalung ini, yang dimaksud nyonya tadi ?" cicit Salma dengan pelan.

Salma mengangkat kalung liontin, " Salma itu kalung yang mama maksud". karena tidak sabar mama Ayu mengikuti Salma ke kamar.

Ia menyaksikan betapa kehilangannya Salma atas kepergian ayah dan ibunya. Bolehkah mama Ayu merasa cemburu dengan kedua orang yang dianggap kedua orang tuanya oleh putri cantiknya.

" Ini mama kamu nak, orang yang telah melahirkan kamu." Salma mendongak melihat ke arah wanita paruh baya yang berdiri di depannya.

Mama Ayu memeluk tubuh putrinya yang sudah hilang puluhan tahun silam.

" Ayo panggil mama sayang!, " mohon mama Ayu.

" Ma...ma" panggil Salma dengan ragu. " Ia sayang ini mama kamu ". Papa Bagas menghapus air matanya yang terus mengalir menyaksikan pertemuan haru antara istrinya dan sang putri tercinta.

Ia berjalan setengah berlari menghampiri istri dan anaknya, sampai kaki tuanya hampir tersandung karena ketidak sabaran memeluk tubuh kedua wanita yang sangat ia sayangi.

" Ini papa nak", Salma membalas pelukan papanya .

Mama dan Papa Davin menghapus air mata mereka berdua yang sudah membanjiri pipi paru baya mereka. Mereka berdua berdiri di depan pintu kamar ayah dan ibu Salma.

Mama Ayu menuntun Salma duduk di atas tempat tidur ayah dan ibu Salma .

"Dulu sewaktu kita jalan-jalan, kamu di culik oleh laki-laki tak bertanggung jawab". Mama Ayu mengingat kejadian kala itu.

Flashback on

" Pa' mama titip Vira dulu. Mama sudah kebelet ini", Mama Ayu langsung ngacir pergi ke toilet yang ada SPBU. Papa Bagas duduk di mobil menunggu sang istri tercinta.

Saat ia menjaga Vira sedang tidur nyenyak, papa Bagas melihat orang yang kecelakaan di depan mobil mereka .

Melihat Putri semata wayang, orang yang paling ia sayangi, Barron lelaki yang sangat mencintai Ayu menculik Salma Elvira yang tidur sendirian di mobil.

Barron menyewa ahli IT yang sangat handal dari luar negeri, untuk menutup informasi tentang Salma Elvira.

Sehingga sangat sulit kedua orang tua Salma untuk mencari keberadaan Salma putri semata wayang mereka.

Tiga bulan kemudian, Barron sedang pergi ke luar dari persembunyiannya . Di jalan motor yang dikendarai Barron kecelakaan.

Mama Ayu dan Papa Bagas sedang melintas di tempat kecelakaan, ia melihat Barron yang sudah sekarat.

"Barron ...." panggil Ayu dan Bagas.

" A...y...u , maafkan aku , aku yang menculik putri kamu. Abang sangat menyayangi kamu. Tadi putri kamu bersama aku". Setelah berbicara Barron sudah menghembuskan nafas terakhirnya. Ia meninggal dengan darah mengalir deras dari kepalanya.

Sedangkan Salma berjalan menjauh dari Barron , mungkin ia untuk mencari Mama dan Papanya. Tubuh Salma tidak kenapa-kenapa.

Flashback end

Setelah menangis haru, semua kembali menuju ruang keluarga di rumah sederhana milik ayah dan ibu Salma .

***

Di ruang keluarga " sayang ayo kita pulang ke Bandung!, rumah kita di sana ".

Salma terdiam mendengar ajakan papanya, ia mempunyai tanggung jawab besar di Jakarta.

" Maaf Ma' Pa' Salma tidak bisa pergi mengikuti kalian pulang ke Bandung." Cicit Salma dengan pelan, karena merasa tidak enak dengan kedua orang tuanya.

"Tapi waktu Papa dan Mama mengadakan syukuran karena kamu sudah ditemukan kamu harus pulang !."

Mendengar permohonan papanya Salma mengiyakan ajakan sang papa.

" Ia, kabari Salma , jika acara itu akan dilaksanakan!?".

Salma langsung menghubungi Boy , untuk menghandle pekerjaannya hari ini karena ia ada urusan keluarga.

Mereka kembali ke kediaman keluarga orang tua Davin.

***

Sementara Davin , setelah selesai bersiap pergi bekerja. Ia menuruni anak tangga dengan sangat bahagia. Jantungnya berdetak tak beraturan membayangkan wajah cantik Salma ataupun Vira.

Tetapi Salma tidak ada di rumahnya, termasuk kedua orang tuanya. " Kemana mereka?" Davin jadi kepikiran jika kedua orang tua Salma sudah tiba, dan membawa sang pujaan hati pergi dari jangkauan Davin.

Davin pergi ke kamar putrinya,

C Lik

Davin masuk ke dalam kamar Kiandra , karena memang tidak di kunci. Kiandra sudah rapi dengan pakaian seragam sekolah Taman kanak-kanaknya.

" Sayang mama mana?" , Davin bertanya dengan nada khawatir terlihat dari sikapnya.

" Mama pulang ke rumah mama. Sebentar lagi ke sini Pa', tadi sebelum pergi mama izin ke Kiandra ."

Melihat putrinya sudah rapi, Davin dan Kiandra keluar dari kamar .

Saat Davin dan Kiandra menuju dapur, di meja makan sudah rame. Ada kedua orang tua Davin, ada Mama Ayu dan Papa Bagas.

Dan yang tidak ada pasangan Salma duduk sendiri. Melihat kedatangan Kiandra dan Davin ke arah dapur , dengan cepat Salma berdiri menyambut kedatangan Kiandra .

" Sini sayang ....duduk dengan mama!" kedua orang tua Salma menoleh ke arah mama Davin meminta penjelasan lewat sorot matanya.

"Mereka berdua memang seperti Mama dan anak kandung, dan saling menyayangi." Mama Ayu mengangguk mengerti.

Kiandra duduk di sebelah Mama Salma, " sayang biarkan papa duduk di sebelah Mama, bukankah Kiandra ingin menjadikan mama Salma sebagai mama Kiandra."

Mendapatkan bisikan di telinganya , Kiandra turun dari kursinya. Digantikan oleh Davin.

Salma hanya diam, ia menggambil piring kosong . kemudian diisinya makanan kesukaan Kiandra .

Membuat Davin cemberut, ia kira Salma akan melayaninya seperti pasangan suami istri .

" Nah sayang , ambilah ini !" Kiandra menerima piring makanan dari mama Salma.

" Terimakasih ma" dibalas senyuman indah oleh Salma.

" Sayang .." panggil Davin dengan mesra.

Salma mengambilkan makan untuk Davin, Davin sangat senang menerima piring dari Salma .

" Terimakasih sayang...I love you" Davin berbisik pelan di telinga Salma.

Pipi Salma merah merona, mendengar ungkapan Davin.

Semua yang Davin lakukan , dilihat oleh kedua orang tua Salma . " Pa' sepertinya kita akan punya menantu lagi." Bisik mama Ayu ke papa Bagas.

Mama Ayu sudah tau tentang status putrinya, ia sangat sedih memikirkan nasib putrinya.

" Padahal papa ingin membayar waktu kita, yang sudah banyak kita lewatkan untuk berkumpul dengan putri kita." Papa Bagas ikut berbisik pula.

" Kalian kenapa bisik-bisik " ujar papa Davin.

Bersambung..