Jiang Ruo, anak dari seorang jendral besar di Kekaisaran Jiang,harus menyembunyikan identitasnya sebagai keturunan Jiang kun.
karna konspirasi Kekaisaran yang mengharuskan ia berpisah untuk waktu yang lama.
belum lagi,ia harus berjuang dalam dunia kultivator yang kejam.
dimana segala sesuatu di ukur dri kekuatan.
bagaimana perjuangan seorang Jiang Ruo hingga ia sampai pada panggilan takdirnya sebagai kultivator semesta.....???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qian Shan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bahan Senjata Langit
Nama sekte Lembah Angin saat ini di kenal di seluruh wilayah ibu kota kekaisaran Qin, hal itu memberi dampak yang sangat baik bagi perkembangan sekte,,, dan beberapa sekte mulai menjalin hubungan kerjasama dengan Patriak Li,dalam berbagi sektor. hari hari Patriak dan Tetua Li di sibukkan dengan menerima tamu, dan hal itu adalah rutinitas baru untuk patriak dan tetua Li. sementara di sisi kediaman yang lain, Ruo cs terlihat bosan karna seharian mereka hanya berdiam diri di dalam rumah...
"Saudara,,, apa kalian tidak bosan hampir seharian kita hanya duduk diam tanpa melakukan apapun" Wuji seperti biasa,memulai dengan keluhannya
"terus menurutmu, apa yang sebaiknya kita lakukan ... " Ruo yang mengerti maksud dari Wuji ingin tau apa yang di ingin kan Wuji
"yaaaa..... setidak nya keita keluar, sekedar mencari angin atau hal lainya"
Wu Ji, seperti sudah sangat merasa bosan dan ingin segera menikmati liburan...
"boleh saja, asal saudara yang melapor pada patriak dan tetua" sahut Bai Huang pada Wuji
"siapppp,,, laksanakan" tanpa aba aba, Wuji langsung pergi melapor pada patriak, dan tak lama dia kembali
"ke inginan terkabul,,, hehehehe" senyum Wuji ketika mendapat Izin dari patriak dan tetua mereka, dan mereka pun keluar menikmati suasana ibu kota.
"mari mari silahkan di lihat lihat, di pilih di pilih di pilih" suara para pedagang bersautan menawarkan barang barang dagang mereka, di tengah alun alun ibu kota, semua pedagang terlihat ramai pengunjung kecuali ada satu lapak dagang yang terlihat sepi tanpa pembeli...
"Saudara,,, mari kita lihat lapak dagang pak tua sebelah sana" ajak Ruo pada yang lain sambil menunjuk ke arah lapak dagang yg sepi pembeli itu.
"Selamat sore senior,,, boleh kami melihat lihat" Ruo menyapa pedagang tersebut...
"eh... silahkan,,, silahkan.... lihatlah sesuka kalian" pedagang itu merasa senang atas kedatangan Ruo cs.
Ruo pun melihat barang dagangan pak tua itu, yang ternyata menjajagan berbagai macam bebatuan....
beberapa lama melihat lihat Ruo sebenarnya sedikit terkejut, karna ternyata pak tua itu menjual batu berharga...
'Batu meteor,, batu baja hitam, batu pelangi, dan satu lagi batu bintang' gumam Ruo dalam hati, lalu mengambil masing masing batu itu...
"senior,,, apakah anda masih memiliki batu seperti yang saya pegang ini"
sambil mengangkat ke empat batu itu, Ruo menanyakan ketersediaan batu itu
"saudara,,, untuk apa batu batu ini" tanya Liu Bai
"aku belum tau,,, tapi akan aku cari tau" ucap Ruo singkat
"wuahhh.... kebetulan, saya masih memiliki cukup banyak anak muda"
lalu Pak tua itu mengambil karung di bawah meja lapaknya dan di tunjukan pada Ruo
"silahkan di lihat lagi anak muda"
Ruo pun memeriksa karung yg di berikan pak tua itu, setelah cukup yakin bahwa isi nya sama dengan batu yang dia pegang Ruo pun mulai menawar..
"Senior,,, aku akan mengambil semua batu ini, berapa harga nya"
"sebentar anak muda,,, aku akan menghitungnya dulu" sambil menunggu pak tua itu menghitung harga, Ruo melihat barang barang lain, namun tak ada lagi yang menarik minatnya...
"anak muda,,, total harga dari batu itu adalah 1350 keping emas"
"apaaaaa,,,,, Mahal sekali senior"
Wuji yg berada di samping Ruo kaget mendengar nilai harga dari batu batu itu, begitupun dengan yang lain.
"baik, aku ambil semuanya senior" tanpa lagi menawar, Ruo langsung memberikan kantong koin pada pak tua itu, dan langsung memeriksanya.
"jumlahnya pas, anak muda.... terimakasih telah memborong dagangan saya,,, sebagai bonusnya, simpanlah ini"
Pak Tua itu lalu memberikan sebuah buku usang pada Ruo sebagai bonus
"terimakasih senior, kami pamit sekarang"
Ruo cs langsung meninggalkan pak tua itu, dan beralih ke pedagang yg lain, membiarkan saudaranya yang lain membeli keperluan masing masing....
di rasa cukup berkeliling dan membeli keperluan, merekapun kembali ke kediaman...
"Saudara,,, untuk apa batu batu tadi "
Qian Qin penasaran dengan Ruo yang hanya membeli sekarung batu
"heheheee,,,, baiklah aku akan jelaskan tentang batu tadi..... batu batu itu adalah bahan untuk membuat senjata Tingkat Langit"
Brruuuaaagggghhhhh....
suara meja pecah terdengar..
"Apaaaaa"..... semua melotot ke arah Ruo mendengar tentang batu batu yg terlihat biasa adalah bahan senjata tingkat tinggi terlebih tingkat langit.
perlu di ketahui, bahwa senjata tingkat langit, seperti sebuah legenda bagi semua kultivator, dan sekarang Ruo tiba tiba mengatakan bahwa batu yang dia beli adalah bahan untuk mebuat senjata langit itu, jadi wajar bila mereka kaget tak karuan.
"kenapa dengan wajah kalian" Ruo merasa aneh melihat wajah semua saudaranya...
"saudara jangan bercanda berlebihan seperti itu" Zhang San masih tak percaya dengan perkataan Ruo
"Aku tak bercanda,,, batu batu tadi adalah empat bahan untuk membuat senjata tingkat langit, ini batu meteor, batu bintang, baja hitam khusus dari kedalam bumi yang mengandung suhu panas alami dan sudah terbentuk sendiri oleh alam, dan terakhir batu pelangi, suatu mineral yang lebih kuat dari ketiganya" Ruo kembali meyakinkan yang lain
"Terus,,, bagaimana cara mengolahnya saudara"
"aku akan mencari cara, dan bila berhasil aku akan menghitung kalian semua" tegas Ruo
"ini seperti mimpi" gumaman Wuji terdengar oleh yang lain....
"baiklah,,, aku masuk istirahat duluan" Ruo melangka menuju kamar sedangkan yang lain masih dengan rasa tak percayanya...
"Senjata langit yah,,,,, " ucap Bai Huang yang seperti tak sabar ingin melihat senjata kelas tinggi itu.
Di lain tempat, Ptriak masih menerima tamu yang datang ke kediaman mereka. sedangkan dua Tetua Li sedang berbincang ringan dengan istri dan anak mereka.
"Ayah,,, kenapa rumah ini jadi banyak orang yang datang" Li Rongrong sedikit protes dengan para tamu yang datang dan pergi seharian
"Rong'er,,, wajar saja rumah ini kedatangan banyak tamu, mereka semua ingin menjalin kerjasama dengan sekte kakek Li" Tetua Li mencoba menjelaskan pada anaknya, yang memang tak mengerti apapun ttg peraturan sekte.
"Setau Rong'er, bukanya sekte yang di kelola kakek sekte kecil, Ayah"
"memang,,,, tapi Sejak kemarin murid sekte kakek Lolos ke final inilah dampaknya, sekte kakekmu bukan lagi sekte kecil, tapi sudah seperti sekte besar lainya" Dengan perlahan Tetua Li memberi penjelasan tentang pertanyaan anak nya
mereka melanjutkan obrolan dengan Li Jia Dan tetua RanYan hanya mendengarkan......
di kamar Ruo,,, dia sendiri saat ini sedang membaca buku yang di dapat dari pemberian pedagang batu tadi, dan Ruo sangat senang mengetahui bahwa buku yang di berikan padagang batu itu adalah kitab ilmu penempaan senjata.
keahlian yang memang Ingin Ruo tekuni,dan tak lama lagi dengan adanya kitab penempa itu, keinginanya akan segera terwujud...