Dorothy Perkins, wanita jahat paling terkenal di desanya yang suka melakukan tindakan kekerasan kepada keponakannya, Hyacinth Perkins. Namun suatu hari tiba-tiba ia berubah. Dia baik kepada Hyacinth dan merawat Hyacinth sebagaimana mestinya. Perubahan Dorothy tidak tanpa alasan karena Dorothy dirasuki oleh seseorang perempuan dari dunia lain. Perempuan itu mendapatkan ingatan Dorothy dan mengetahui kenapa Dorothy bertindak kejam kepada Hyacint. Dia memutuskan untuk menjadi Dorothy Perkins lalu menebus dosa-dosa Dorothy dengan membesarkan Hyacinth menjadi gadis dewasa yang cantik di masa depan.
Ini adalah kisah seorang Villainess yang merawat bunga-bunga cantik dalam hidupnya.
[UPDATE 2 CHAPTER SEHARI]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laigtomea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah Untuk Lainnya
Hyacinth.
Apa?
Berat ya?
Tidak ingin aku jawab. Aku sedang menggotong anak laki-laki yang tergeletak tadi. Penuh luka di badannya. Bajunya compang-camping. Apakah dia budak yang melarikan diri?
Tapi dia tampan loh. Liat mukanya. Masa ada budak setampan ini?
Hiraukan.
Jahat ih!
Sekarang aku harus memikirkan kemana aku membawa anak laki-laki ini? Jika aku memberitahukan bibi juga pasti dimarahin. Yah, bibi paling takut aku berurusan sesuatu yang aneh. Tidak, tidak. Bibi bukan mengatur aku, tapi dia terlalu khawatir aku kenapa-napa. Bibi marah juga demi kebaikanku.
Hyacinth kamu sangat dewasa!
...
Aku melihat ada gudang bekas tempat paman tukang kebun menyimpan peralatan kebunnya. Aku juga harus berhati-hati agar tidak ada siapapun yang melihatku menggotong anak laki-laki ini. Baiklah, aku akan membawanya ke sana.
Setelah itu mau diapain bocah ini? Kamu nikahi?
Hush! Mulutmu, Eli! Sembarangan.
Siapa tau kan? Kamu kadang pasang muka aneh setiap baca buku dewasa milik bibimu. Terus ngayal dijemput sama pangeran negara tetangga yang kejam dan berhati dingin tapi tampan.
... Kan kamu sudah janji untuk tidak membahas itu lagi?
Iya, iya deh. Ampun.
Untungnya tidak ada yang melihat aku menggotong anak laki-laki ini. Aku berhasil membawanya ke gudang kebun. Aku membaringkannya di lantai dan membuka bajunya. Saat terbuka, aku melihat banyak sekali lebam dan bekas goresan. Sepertinya bekas goresan pedang.
Matamu jeli, Hyacinth. Itu memang bekas goresan pedang.
Eli, aku boleh menggunakan kekuatan suci kan?
Selama tidak berlebihan tidak masalah.
Aku memfokuskan energi yang ada di sekitarku dan mengalirkannya ke tanganku. Kekuatan suci tidak seperti sihir yang memerlukan energi dalam tubuh. Kekuatan suci memerlukan energi alam disekitarnya agar bisa aku gunakan.
Aku menggunakan penyembuhan tingkat menengah, [Sacred Soul] untuk menyembuhkan semua luka yang ada di tubuh bocah ini. Walaupun lukanya parah tapi cukup jika aku menggunakan Sacred Soul.
Hyacinth, Hyacinth. Coba lihat rambutnya.
Aku menghentikan penyembuhan. Melirik ke rambut anak laki-laki itu dan terkejut. Warna rambut asalnya yang berwarna hijau sekarang menjadi pirang terang. Kok bisa?!
Jangan-jangan anak ini... Tapi tidak mungkin mereka kan sudah....
Eli?
Ah, tidak. Aku hanya memikirkan hal yang tidak jelas. Dia sudah sembuh dari semua luka ditubuhnya. Sekarang, tinggal tunggu dia bangun.
Aku menghela nafas. Aku duduk dan bersandar di dinding tipis gudang ini. Aku memandangi wajah anak laki-laki itu dengan seksama. Dia terlihat lebih muda dari aku... 9 tahun? Mungkin... 10 tahun? Ah, susah untuk menebaknya. Bisa-bisa dia lebih tua dari aku. Tapi jika aku lihat lebih seksama... Dia terlihat seperti bayi rusa sekarang. Bayi rusa yang lemah dan rapuh.
Ngomong-ngomong, kamu lupa sesuatu kan?
Oh ya, buku sihir bibi! Tapi bagaimana ini? Anak laki-laki ini masih tertidur. Tapi aku harus mencari buku sihir bibi. Tapi, tapi....
Hadeh. Hyacinth, buku sihirnya sudah ditemukan sama tukang kebun.
Hah? Kamu tau dari mana?
Aku kan serba tahu.
Eli terkadang memang begini! Aku sudah susah payah atau sudah menyerah baru dikasih tau.
Usaha dulu, sayangku. Gak ada yang instan di dunia ini loh.
Ah sudahlah, lebih baik aku pergi ke rumah kaca lagi. Aku yakin bibi khawatir karena aku terlalu lama mencari bukunya. Anak laki-laki ini aku biarkan saja dulu disini... Apa lebih baik aku mengunci nya di gudang ini ya biar dia tidak bisa kabur.
Walah, ada apa nih? Apa kah kamu ingin mencoba mengurung laki-laki tampan?
Hush!!! Eli! Otakmu kotor!
Otakmu yang kotor. Kan aku cuman bilang mengurung laki-laki tampan, bukan menyetubuhi—
Ahhhh!!!! Hentikan!!!
***
Aku memasuki rumah kaca. Awalnya aku ingin berlari mendatangi bibi, tapi ada paman Kaden yang berdebat hebat dengan bibi. Aku tidak ingin menggangu percakapan mereka, jadi—
Jadi aku menguping saja, kan?
... Iya. Ada masalah memangnya?
Ya tidak sih, tapi kenapa harus menguping.
Kan akhir-akhir ini sikap paman Kaden benar-benar agresif kepada bibi kan? Padahal sudah aku larang paman untuk datang ke rumah kaca, tapi dia melanggarnya. Apa jangan-jangan dia mau menculik bibi karena terobsesi dengan bibi?!
Hyacinth... Kamu kebanyakan baca buku dewasa bibimu.
Bukan gitu ih! Eli, diam aja deh!
Lah aku yang salah. Kamu yang punya otak kotor terus aku yang salah?
Ish!!! Diem!!!
Aku mencari tempat untuk menguping—tidak, mencari tempat untuk mendengarkan percakapan mereka secara diam-diam. Aku tidak asal ngomong juga kalau bilang sifat paman Kaden jadi agresif ke bibi akhir-akhir ini. Orang-orang di kastil sudah tahu jika paman Kaden menyukai bibi. Mina bilang begitu, Arina juga. Bahkan nona Serafina mendukung hubungan paman Kaden dan bibi. Tapi entah kenapa bibi tidak tertarik soal percintaan. Padahal paman Kaden itu tampan maksimal. Apa jangan-jangan bibi tidak suka laki-laki dan menyukai perempuan—
Tuh, hasil kebanyakan baca novel dewasa.
Iya, tadi itu berlebihan. Aku jadi mencurigai hal buruk kepada bibi.
"Hyacinth? Kamu ngapain merangkak di tanah?," ucap bibi.
Aku ketahuan deh. Aku berdiri dan mendatangi bibi. Dia menunduk dan membersihkan mukaku yang sepertinya kotor karena tanah.
"Kapan kamu masuk kesini?," tanya bibi.
"Barusan! Hyacinth tadi rencananya pengen ngagetin bibi!".
Bohongnya pinter. Padahal niatnya menguping.
"Bibi dan paman ngapain?".
Paman Kaden tersenyum canggung. Dia sadar sudah melanggar laranganku. Kali ini saja ku maafkan. "Membahas pekerjaan. Kamu dari mana?".
"Dari halaman belakang! Mencari buku sihir bibi."
Paman Kaden tertawa kecil. "Jangan-jangan buku yang kamu lempar tadi pagi?," tanya paman ke bibi.
Bibi nampak kesal dan tidak menjawab pertanyaan paman Kaden. "Udah ketemu bukunya?," tanya bibi.
"Paman kebun yang ketemu bukunya. Bibi bisa minta sama dia."
Bibi mengangguk. Dia kemudian menggandeng tanganku lalu membawaku berjalan meninggalkan paman Kaden. Ini sudah biasa, bibi sama sekali tidak pernah mengatakan apapun jika ingin pergi.
Bibimu itu sangat membenci keturunan Kalister itu.
Haah, aku tau kenapa bibi membenci paman Kaden. Padahal aku ingin mereka akur dan menikah. Tapi salah paman Kaden juga yang terlihat tidak jujur kepada perasannya.
Kalau bibimu menikah dan punya anak, kamu gak diperhatikan dia lagi loh?
Tidak masalah. Bibi sudah memberikan cintanya kepadaku selama ini. Aku sudah puas, seharusnya aku yang membalas kebaikan bibi.
Walaupun di masa lalu kamu juga disiksa oleh bibimu?
... Itu adalah masa lalu, Eli. Aku percaya semua orang bisa berubah. Kamu tau kan? Aku selalu berdoa kepada dewa-dewi setiap malam agar bisa dicintai oleh bibi. Dan doaku terjawab, bibi berubah dan aku mendapatkan cinta bibi sampai sekarang.
Tangan yang menggenggam tanganku sekarang adalah tangan yang lembut dan hangat. Bagiku, bibi seperti api. Begitu hangat yang membuatku tenang setiap saat dan begitu mengerikan saat dia marah... Benar-benar seperti api. Nona Serafina saja kadang masih ketakutan jika bertemu dengan bibi.
Bibimu bukan api, tapi singa. Lihat saja matanya, seperti hendak menerkam siapapun yang lewat di depannya.
Itu sih bawaan lahir kayaknya. Ibu pernah bilang kalau bibi itu galaknya luar biasa. Dan ibu salah, karena bibi itu maha dahsyat galaknya. Walau bibi hanya galak ke orang-orang, tapi tetap saja setiap aku melihatnya aku merasa takut.
"Hyacinth, jangan berlatih pedang dulu ya?".
"Eh? Kenapa? Sedikit lagi sembuh. Hyacinth akan berhati-hati lagi jika berlatih pedang!".
Bibi awalnya paling takut jika aku berlatih pedang. Tapi seiring waktu dia tidak lagi takut setiap aku memegang pedang karena aku sudah mahir menggunakan pedang!
"Anak pintar. Awas ya kalau kamu terluka lagi. Aku tambah lukamu itu jika kamu kurang berhati-hati."
Aku bergidik. Aku menganggukkan kepalaku sebanyak mungkin. Senyuman bibi nampak mengerikan saat mengatakan itu. Aku sudah berkali-kali cedera dan terluka karena kurang berhati-hati. Sepertinya bibi sudah lelah mengingatkan ku hingga dia mengancam ku jika aku terluka lagi dia akan memperparah luka yang aku buat.
"Dasar, anak ini. Kamu mau makan apa?," tanya bibi.
"Rendang!".
Ngomong-ngomong aku harus membawakan makanan ke anak laki-laki itu. Dia pastinya kelaparan.
Titik terang kah kenapa doroti bisa punya kekuatan bayangan?
ku tunggu thor
(penasaran aja)