Sintia janda malang yang ditinggal suami begitu saja, Sintia bangkit dari keterpurukannya dengan merubah penampilannya supaya tidak ada lagi laki-laki yang seenaknya sama Sintia, Mampukah Sintia membalas sakit hatinya pada mantan yang seenaknya meninggalkan dirinya karena culun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Maaf buat pembaca setia, kalo ada kesalahan nama pemainnya says suka lupa harap maklum dan fokus sama jalan ceritanya aja yah happy reading semua.
Kiki melihat ponselnya berdering langsung pergi dari hadapan Winda, karena tidak ingin Winda denger pembicaraannya sama Sintia.
"Ada apa sayang telefon Mas kangen iya?" tanya Kiki sambil gombalin Sintia.
"Iya kangen sekali sayang, apa lagi kita sudah lama sekali tidak olahraga panas kan sayang, kita ke hotel yuk Mas mau kan mumpung aku lagi rindu Mas nih." ajak Sintia sengaja, Sintia akan berusaha batalkan rencana Kiki nikah.
"Lagi kangen diwaktu yang tidak tepat bagaimana ini astaga." batin Kiki, Kiki bingung sekali antara turutin keinginan Sintia atau tolak keinginan istrinya.
"Maaf Dek lain waktu saja iya sayang, Mas mau anterin Winda sakit ke rumah sakit dulu sayang, kasihan sudah beberapa hari panas dan muntah terus tidak marah kan sayang!" tolak Kiki terpaksa, ikut sama Sintia pasti kasihan Winda yang tunggu dirinya yang bingung mau tunggu dimana.
"Katanya mau adil begini saja sudah tidak bisa adil, iya sudah lah Mas sana urus Winda yang memang lebih penting dari pada aku istri sendiri!" protes Sintia pura-pura marah, Sintia langsung matikan telefonnya secara sepihak.
"Halo Dek, ah sial ngambek deh dia sebenarnya kangen sekali sama dia tapi tidak mungkin tinggalin Winda sendirian dalam situasi seperti ini." batin Kiki kesel dan bingung, Kiki sebenarnya ingin sekali menjalankan haknya tapi tidak tega meninggalkan Winda begitu saja.
Kiki jalan lemes menghampiri Winda, karena tidak jadi olahraga bareng Sintia karena lebih prioritaskan Winda.
**
Sintia senyum senang karena pekerjaan temen-temennya Ucok beres, tinggal tunggu kedatangan Kiki dan Winda ke kampung halamannya Winda.
"Suruh siapa tolak ajakan saya Mas, siap-siap dibikin malu saat tiba di sana, padahal saya sudah berbaik hati melindungi kamu dari amukan banyak orang." ucap Sintia sambil melihat fotonya Kiki, yang masih dipajang didalam kamarnya.
Sintia walaupun marah dan kecewa sama Kiki, tapi masih bawa foto pernikahannya sama Kiki.
**
Winda tidak menyangka didepan rumahnya banyak orang, membuat Winda langsung masuk kedalam rumah melihat kenapa rumahnya jadi ramai seperti ini.
"Ngapain kamu kesini bawa suami orang Winda, bikin malu keluarga saja kamu ini!" bentak Ayahnya Winda penuh amarah.
"Apa yang kamu lihat dari OB itu hah, apa kamu mau hidup susah menjalanin rumah tangga sama laki-laki kere itu hah!" bentak Bunda nya Winda yang tiba-tiba keluarga dari rumahnya.
"Memangnya tidak ada duda apa, sampai kamu rebut suami orang seperti ini hah!" bentak Kakanya Winda kecewa sama adiknya, yang bisa tega rebut suami orang seperti tidak ada duda atau masih jomblo.
"Kita saling mencinta Ayah, Bunda, dan Abang. Restu hubungi kita untuk menikah iya, kedatangan kita kesini untuk menikah." ucap Kiki berusaha tenang.
"Tidak ada pernikahan untuk plakor seperti kalian, lebih baik kami melihat anak kami tidak punya suami dari pada punya suami punya orang lain sungguh memalukan, bikin malu saja kalian pergi sana kalian!" bentak Ayah nya Winda yang tidak ingin anaknya nikah, apa lagi nikah sama suami orang.
"Apa tidak ada kesempatan kita bahagia bersama Ayah dan Bunda, jangan usir kami dari sini kami saling mencintai." ucap Winda akhirnya buka suara.
"Tidak ada sama sekali pergi sana, jangan bikin malu keluarga lebih lama lagi kamu Winda, merantau bukannya jadi orang bener justru sebaliknya seperti ini benar-benar bikin kecewa keluarga besar!" bentak Bundanya Winda dengan perasaan kecewa, melihat anaknya yang bisa tega merusak rumah tangga orang lain.
Kiki ngepal kedua tangannya dengan perasaan kesal, sakit hati, dan bingung. Bagaimana lagi caranya supaya Kiki dan Winda bisa nikah seolah begitu ditentang hubungannya sama banyak orang.
Winda sedih mendengar ucapan orang tua dan kakaknya, apa lagi mereka menolak hubungannya bersama Kiki karena dia suami orang.
Kiki terpaksa ajak Winda pergi dari rumah orang tuanya Winda, Kiki akan mencari kontrakan di Jakarta apa lagi besok hari terakhir Kiki libur kerja.