Gadis berparas ayu itu menatap langit penuh hampa, dia bimbang bahkan jika boleh memilih dia tak ingin ada didalam keadaan seperti saat ini.
Nazia tak pernah mengeluh atas semua kesulitan nya selama ini, tapi kali ini Nazia benar-benar dilema..
"Kak..." panggil sang Ayah, Nazia menoleh ke sumber suara tapi kembali menatap langit lagi
"Ayah tidak pernah memaksa, Ayah selalu ingin yang terbaik, Ayah juga akan selalu mendukung apapun pilihan anak-anak Ayah..."
"Apakah Ayah mengenal nya? Yah.. kakak bukan ingin pilih-pilih.. tapi pernikahan itu bukan sekedar tinggal bersama, tapi hidup bersama.. Zia belum terfikir untuk itu, apalagi Zia bahkan tidak mengenal nya..."
...
Ya... Pernikahan itu bukan sekedar tinggal bersama tapi hidup bersama.. Tapi Nazia harus di hadapan oleh keadaan yang membuat nya bimbang karna ada seorang Ayah yang melamar Nazia untuk anak lelakinya, tapi bahkan mereka tidak saling mengenal.
Apakah Nazia mampu menjawab dan menjalani nya??
Siapa Lelaki itu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ajeng Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Sesuai agenda hari ini, Fatih akan mengadakan rapat, setelah semua berkah selesai Kaila siapkan, Fatih pun menuju ruang rapat.
Sedangkan Nazia hanya bisa menikmati membaca buku di ruang kerja Fatih, karna tidak mungkin juga jika dia ikut Fatih rapat.
"Bu Zia butuh sesuatu? Kopi misalnya?" Tanya Kaila
"Hmm, disini ada Coffee Maker gak ya?"
"Oh ada Bu,di pantry ada Coffee Maker, kebetulan kan pak Fatih suka ngopi."
"Pak Fatih paling suka kopi apa?"
"Pak Fatih itu semua jenis kopi suka Bu, tapi setahu saya pak Fatih paling suka kopi Arabika. Bahkan kopi Arabika yang pak Fatih minum di impor langsung dari negara asal nya"
"Berarti mas Fatih suka kopi dengan tingkat keasaman yang lebih tinggi dengan tekstur yang ringan dan kadar kafein yang dua kali lebih rendah" Lirih Nazia
"Kok Bu Nazia tahu banget dengan karakter kopi Arabika ini? Saya pernah dengar waktu pak Fatih meeting dengan client bahas tentang kopi. Pak Fatih juga bilang kopi Arabika itu seperti yang Bu Nazia bilang barusan"
Nazia pun menceritakan kalau dirinya sebelum menjadi manager pembukaan di Word Coffe, dia pernah menjadi barista juga. Dari sanalah Nazia belajar tentang kopi.
"Wah jadi ceritanya cinta nya berawal dari kopi nih ya Bu?"
Mendengar pertanyaan Kaila membuat Nazia nyengir kuda.
"Hmm, mbak Kaila bisa antar saya ke pantry??" Tanya Nazia mengalihkan pembicaraan
"Jangan panggil mbak lah Bu, panggil nama aja.." Pinta Kaila sembari di iringi tawa kecil
"Gak enak donk, masa panggil nama"
"Ya udah deh, gimana nyaman nya ibu aja. Silahkan Bu biar saya antar."
Nazia dan Kaila pun menuju pantry, banyak mata yang tertuju pada mereka berdua, lebih tepatnya kepada Nazia. Apalagi saat Nazia masuk ke ruangan pantry .
Saat Nazia masuk ke pantry semua pun pamit untuk keluar.
Tapi dengan cepat Nazia mencegah nya, dan semua yang ada di pantry pun menghentikan langkah mereka bersamaan. Mereka saling melirik satu sama lain.
"Kenapa jadi pada keluar? Bukannya belum pada seleksi ya ?" Tanya Nazia
"Hmmm, gak papa Bu, kami nanti saja," Jawab salah satu dari staf yang ada di pantry
Nazia tertawa kecil dengan jawaban mereka. Nazia meminta untuk Mereke bersikap biasa, toh mereka juga sama-sama makan nasi. Dan tujuan Nazia ke pantry hanya untuk membuat kopi untuk sang suami
"Saya malah merasa gak nyaman kalau semua seakan takut sama saya."
Semua staf yang berada di pantry bingung harus bagaimana. Karna tidak mendapatkan respons dari para staf Nazia pun memutuskan untuk keluar dari pantry.
Kaila memberikan kan kode ke para staf untuk mencegah Nazia keluar dari pantry.
"Jangan Bu," Cegah salah satu staf
Nazia tersenyum mendengar ada ada yang mencegahnya.
"Saya tahu karna saya istri dari pimpinan kalian mungkin membuat kalian semua jadi sungkan. Tapi saya tidak mau di perlakukan seperti itu, malah itu membuat saya gak nyaman. Bersikap biasa saja tapi tetap saling menghormati satu sama lain." Ujar Nazia
"Baik Bu, " Ujar salah satu dari mereka dan mereka pun melanjutkan aktifitas mereka di pantry yang sempat mereka hentikan tadi.
Mendengar dan melihat sikap Nazia membuat mereka semua kagum, ternyata istri dari pimpinan mereka begitu rendah hati.
Nazia menuju Coffee Maker yang di tunjuk oleh Kalia.
"Ini Bu kopi Arabika nya, dan ini gak ada yang berani menyentuh nya, kecuali pak Budi. Pak Budi itu OB yang biasa buat kopi untuk pak Fatih," Ujar Kaila
Nazia pun mulai menakar kopi. Semua yang ada di pantry malah fokus melihat Nazia saat meracik kopi.
"Bu Nazia seperti sangat mahir ya," Ujar salah satu staf
"Iya, jadi pengen belajar,"
"Huuft, ngawur kamu, emang berani minta ajarin sama istri bos"
"Gak berani sih, hehehe,"
Nazia tersenyum mendengar penuturan para staf.
"Mbak Kaila ada susu full cream gak?" Tanya Nazia ke Kaila
"Ada Bu, ini Bu susu nya," Ujar salah satu staf yang bernama Lina, kebetulan memang sedang memegang susu di tangannya
"Alhamdulillah, makasih," Balas Nazia sembari menerima susu yang di berikan Lina
"Nampaknya Bu Bos ini mahir ya membuat kopi," Ujar Lina
"Gak mahir, hanya bisa. Oh ya jangan di panggil Bu bos, agak gak nyaman.Panggil Bu Nazia saja" Balas Nazia
"Oh ya Bu Nazia." Balas Lina
"Biasanya yang menggunakan Coffee Maker ini cuma pak Budi OB yang biasa membuatkan kopi untuk pak Fatih dan satu lagi staff berkas Bu nama nya pak Tanto"
"Mbak Kaila kenapa gak belajar, gampang kok. Soal rasa kopi nya itu tergantung racikan nya, asal tahu aja racikan nya," Balas Nazia sembari menuang susu ke dalam gelas yang telah berisi kopi hasil seduhannya.
"Pernah Bu,tapi rasa kopi nya gak enak, jadi gak berani buat lagi,"
"Nanti kalau pak Fatih suka sama racikan saya, saya catatkan dan pelajari ya. Jadi kalau pak Fatih mau ngopi gak harus nunggu OB nya ada."
"Dilihat dari cara Bu Nazia meracik kopi gak mungkin lah gak suka Bu, apalagi buatan istri."
"Ini kopi pertama saya untuk pak Fatih."
"Serius Bu? Tapi bukannya-" Kaila tidak berani meneruskan ucapan, apalagi banyak staff
"Udah selesai, kita kembali ke ruangan." Ujar Nazia tak ingin meneruskan perbicangan tetang Fatih. Karna bagaimana dia tidak mau staff-staff Fatih tahu jika mereka pun masih proses mengenal.
Sesampainya di ruangan Fatih , Nazia langsung meletakkan kopi racikan nya di meja kerja Fatih. Sedangkan Nazia malah kembali keluar ruangan.
"Bu Nazia ada yang mau di cari?" Tanya Kaila
"Saya mau sholat Dhuha,mushola nya di mana ya?" Tanya Nazia
"Di dalam ruangan pak Fatih ada kamar nya Bu, nah kamar itu biasa yang di gunakan pak Fatih untuk istirahat dan sholat." Jawab Kaila
Kaila pun menunjuk di mana ruangan yang bisa di pakai Fatih untuk istirahat. Nazia pun mengikuti langkah Kaila dan benar saja ada kamar tersembunyi di ruangan kerja sang suami, karna di pintu nya ada sebuah lukisan.
Ruangan itu tidak terlalu besar, tapi ada ranjang di sana. Di sudut dinding juga ada gantungan pakaian,dimana ada sajadah yang tergantung di sana.
"Mas Fatih sholat? Tapi kenapa saat di rumah Zia gak pernah lihat mas Fatih sholat?" Tanya Nazia dalam hati
Tapi Nazia tak ingin banyak bertanya, Nazia memutuskan untuk mengambil air wudhu.
Tidak ada mukena di ruangan itu, tapi karna pakaian Nazia sudah memenuhi syarat untuk di pakai sholat, Nazia pun sholat tanpa menggunakan mukena.
Salah satu bukti bahwa seorang muslimah sudah berpakaian syar'i adalah ketika dia mau sholat, dia sudah tidak membutuhkan mukena lagi.
Batas aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Baik bagian luar maupun bagian dalam, dan untuk batasannya sendiri ada di pergelangan tangan.
🌹🌹🌹
Lanjut...???
Jazaakumullah khairon untuk semua dukungan nya, dalam bentuk apapun itu.,🥰
Like, Komen, Vote, Gift , Tips... Dan jangan lupa untuk rate bintang 5 🌟🌟🌟🌟🌟 ya
Ingat ini hanya coretan kecil yang berharap bisa bermakna besar untuk kita semua.
Karna....
Sebaik-baik nya Bacaan itu adalah Al-Qur'an
Dan jangan lupa follow IG kak Ajeng ya @ajeng_kirana90
bikin cepat masuk...
lanjut kak ajeng, cepat buat fatih memilih nazia daripada icha🙏🙏
semoga fatih tersentuh ya dan segera sadar..
sehat dan semangat kak ajeng...
sabar Zia... janji Allah "Allah bersama orang2 yang sabar"
sukses selalu kak Ajeng....