NovelToon NovelToon
Tuan Adipati, Sang Putri Hanya Ingin Punya Bayi

Tuan Adipati, Sang Putri Hanya Ingin Punya Bayi

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Time Travel / Identitas Tersembunyi / Romansa / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:802k
Nilai: 4.9
Nama Author: Zhuzhu

Setelah bertransformasi menjadi bayi, mantan kepala badan intelijen rahasia, Cheng Yao yang tumbuh besar dan dikenal sebagai Putri Danyang yang malas dan tidak berguna ditipu oleh Kaisar dan dikirim ke perbatasan untuk menikahi Adipati Ning. Adipati Ning adalah adik sepupu Kaisar, dan Cheng Yao menganggap bahwa suaminya adalah pria tua yang jelek.

Namun, setelah melihat wajah asli Adipati Ning, Cheng Yao mengubah pemikirannya dan berkata ingin punya anak dengan Adipati Ning.

Adipati Ning mengabaikannya, namun dia kemudian menyadari bahwa Cheng Yao berkaitan erat dengan Master Qiheng dari Paviliun Zhanbai, organisasi intelijen rahasia nomor satu di dunia persilatan.

Akankah Cheng Yao mendapatkan keinginannya untuk memiliki anak dari Adipati Ning, Ning Ziyu tanpa menyingkirkan bayangan yang ia sembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 29: Akan Berkunjung

Seseorang datang melapor hari ini. Katanya, orang-orang Negara Jin yang ditahan di penjara itu membuat keributan dengan memprovokasi tahanan lain hingga hampir berkelahi. Kegaduhan yang dibuat oleh mereka membuat sipir sangat geram dan ingin mencekik sampai mati, namun tidak dapat dilakukan karena Adipati Ning tidak menyukai orang yang main hakim sendiri.

Setelah berpakaian rapi, Ning Ziyu hendak pergi ke penjara untuk menangani orang-orang itu. Di taman utama kediaman yang luas, dia berpapasan dengan Cheng Yao yang sepertinya juga hendak keluar. Mereka berhenti, saling menatap dalam kedalaman mata mereka.

“Kamu akan keluar?” tanya Ning Ziyu.

“Ya. Kediaman terlalu membosankan akhir-akhir ini,” jawabnya, yang dalam hatinya ditambah kalimat, “Karena aku tidak lagi ribut denganmu. Aku merasa bosan sendiri.”

Cheng Yao memperhatikan Ning Ziyu selama beberapa detik. Pria ini begitu sibuk di pagi hari. Urusannya memang sangat banyak.

Cheng Yao memang tidak seharusnya selalu mengganggunya dengan keinginannya yang menguntungkan diri sendiri itu. Seharusnya, dia lebih pengertian, meski dia tahu dirinya tidak bisa menahan diri. Setiap kali melihat Ning Ziyu, hati Cheng Yao juga jadi kacau dibuatnya.

“Kalau begitu, berhati-hatilah.”

“Aku tidak akan tersesat.”

Sudut mulut Ning Ziyu berkedut. Dia tidak  bermaksud menyindir Cheng Yao yang buta arah ini. Ning Ziyu hanya ingin wanita itu berhati-hati agar tidak lagi dikejar orang-orang yang berniat jahat padanya. Ning Ziyu tidak bisa mengawasinya setiap saat, dan bawahan yang diutus untuk melindunginya dari jauh pun seringkali kehilangan jejak akibat pergerakan wanita ini yang begitu misterius.

“Aku tidak bermaksud menyindirmu.”

“Aku tidak merasa tersindir. Adipati, bukankah kamu sibuk? Kalau begitu segera pergi, aku juga tidak punya suasana hati untuk mengganggumu hari ini.”

Ning Ziyu tidak mengangguk atau tidak mengiyakan. Dia hanya memasang ekspresi yang agak jelek di mata Cheng Yao. Ada apa dengan pria itu hari ini?

Bukankah dia selalu ingin Cheng Yao menjauh darinya? Mengapa saat Cheng Yao mengatakan dia tidak akan mengganggunya, Ning Ziyu seperti tidak rela?

Memang pria tampan yang aneh. Merasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, Cheng Yao kemudian hendak meninggalkannya duluan. Tapi, Ning Ziyu tiba-tiba mengatakan sesuatu yang sangat mengejutkan sampai Cheng Yao harus berbalik untuk memastikan sendiri kalau pria itu yang mengatakannya, bukan orang lain.

“Aku akan berkunjung malam ini.”

Lima kata tersebut, meski hanya lima kata, sudah membuat dunia Cheng Yao berputar. Ning Ziyu akan berkunjung ke kamarnya malam ini?

Apakah pria itu sudah memutuskan untuk menepati janjinya pada Cheng Yao? Tapi, bukankah sebelumnya dia mengatakan harus menunggu sampai tubuhnya pulih dengan sempurna? Selain itu, pria itu juga tampaknya masih punya keraguan terhadap diri Cheng Yao. Mengapa sangat tiba-tiba?

“Apakah kamu akhirnya memutuskan untuk menepati janjimu?” Cheng Yao bertanya untuk memastikan pendengarannya tidak salah.

“Aku memang agak keterlaluan akhir-akhir ini. Maaf.”

Maaf. Kata maaf terucap untuk yang kedua kalinya dari mulut pria tampan itu. Cheng Yao diliputi rasa tidak percaya. Apakah otak Ning Ziyu sudah rusak setelah pulih dari racun? Atau apakah dia kerasukan hantu air yang mesum?

“Oh Ya Tuhan, aku tidak sanggup menerima permintaan maaf dari suamiku. Meski begitu, Ning Ziyu, kamu harus menepati janjimu!”

“Ya, tentu saja. Adipati Ning bukan orang yang suka ingkar janji.”

Ning Ziyu seperti tercerahkan setelah mendengar perkataan Jing Fu semalam. Bawahannya itu benar, bahwa hubungan dia dengan Cheng Yao tidak seharusnya dibuat rumit seperti ini.

Ning Ziyu tidak seharusnya mempermasalahkan hal-hal yang memang belum saatnya diketahui. Ning Ziyu memang tidak seharusnya memaksakan diri atas hal-hal yang tidak bisa ia ketahui dalam waktu singkat.

Cheng Yao tidak jahat dan sangat tulus padanya. Tidak seharusnya dia membuat wanita itu terus menerus marah dan ribut dengannya. Mungkin, dia bisa mencoba memahami Cheng Yao dari sisi ini, dari sisi yang terlihat lebih dahulu sebelum semuanya terlambat.

Keduanya kemudian meninggalkan kediaman untuk mengurusi urusan masing-masing. Cheng Yao, hari ini tidak berencana keluar bermain-main seperti biasa.

Bersama Xiuli dan Chai Meng, dia pergi ke pos terdekat Paviliun Zhanbai. Pengurus pos mengenalinya sebagai tuan dari Xiuli dan Chai Meng, kemudian mempersilakan mereka masuk.

“Pengelolaannya tidak buruk, hanya saja sedikit lambat,” Cheng Yao mengevaluasi kinerja orang-orang Paviliun Zhanbai setelah melihat laporan kegiatan dan transaksi pos cabang beberapa waktu terakhir.

Pos cabang di setiap kota yang dibangun oleh Cheng Yao biasanya hanya berupa bangunan atau gedung tempat usaha, seperti toko pegadaian, restoran, atau toko-toko lain.

Setelah memberikan kode khusus, penjaga toko barulah akan mengarahkan pelanggan yang ingin menggunakan jasa Paviliun Zhanbai ke bagian dalam toko dan memberikan informasi yang diinginkan sesuai harga yang disepakati.

“Putri, setelah kamu memarahi Jun Heng karena terlambat memberikan informasi Tuan Adipati saat itu, dia langsung mengevaluasi seluruh kinerja orang-orang dan memperkuat kekuatan Paviliun Zhanbai, terutama dalam hal kecepatan,” Xiuli menjelaskan detailnya.

“Pantas saja Paviliun Zhanbai dapat menemukan orang yang aku inginkan dalam waktu singkat.”

“Benar, Putri, Jun Heng dan yang lainnya tidak pernah main-main dengan perintahmu.”

“Omong-omong, aku sudah lama tidak melihatnya. Xiuli, mari pergi ke markas utama.”

“Baik, Putri.”

Setelah mengganti pakaian dan menyamar, Cheng Yao dua orang kepercayaannya itu menaiki kuda, kemudian memacu kuda meninggalkan Kota Feng.

Markas utama Paviliun Zhanbai terletak di utara kekaisaran Dayan, dan perlu waktu empat jam untuk sampai jika berangkat dari Kota Feng. Untung saja Jun Heng memberi mereka peta jalur hingga Cheng Yao tidak perlu tersesat.

Empat jam kemudian, mereka sampai di depan sebuah bangunan megah dan luas yang dibangun di ketinggian bukit. Mekanisme yang tersembunyi di jalan menuju markas utama berputar, menurunkan sebuah anak tangga otomatis yang langsung membawa mereka ke depan gerbang markas.

Para pekerja markas utama menyambut Cheng Yao dengan hormat, “Selamat datang, Majikan.”

Cheng Yao melambaikan tangan dengan santai, “Tidak perlu menyambut. Bekerjalah dengan baik.”

Mereka masuk ke dalam aula. Ada kursi besar dengan meja besar ditata di bagian paling inti aula, yang terletak di lantai dua. Di lantai itu pula, beberapa mekanisme berjalan bekerja bersama puluhan pekerja yang mengangkut dan mengemas informasi yang masuk ke markas dari pos cabang.

“Mengapa Majikan tidak memberitahu sebelumnya kalau kamu akan berkunjung untuk inspeksi hari ini?”

Seorang pria bertopeng yang duduk di kursi besar itu berdiri begitu melihat Cheng Yao masuk bersama Xiuli dan Chai Meng. Cheng Yao terkekeh.

“Jangan pura-pura seakan aku ini orang yang tidak peduli pada organisasi milikku sendiri.”

Pria bertopeng itu melompat turun ke lantai satu dan mendarat di hadapan Cheng Yao. Postur tubuhnya yang gagah seperti seorang prajurit yang telah menjalani pelatihan militer bertahun-tahun. Namun, Cheng Yao tahu kalau pria bertopeng ini tidak pernah menginjakkan kakinya di barak militer sekali pun. Dia ini hanya beruntung punya tubuh yang bagus.

“Majikan datang berkunjung, bawahan tidak menyambut dengan baik. Majikan, ada teh dan camilan di halaman belakang. Mari, ikut bersamaku.”

Pria bertopeng membawa Cheng Yao dan Xiuli serta Chai Meng ke halaman belakang yang dijaga dengan ketat. Itu adalah bagian dari markas utama yang terstruktur dan dipenuhi banyak mekanisme. Selain Cheng Yao dan pria bertopeng itu, tidak ada orang lain yang bisa masuk ke dalamnya tanpa izin.

Itu adalah sebuah taman indah yang luas. Ada paviliun yang dibangun di dekat kolam ikan. Taman ini mengarah langsung ke luasnya alam yang terhampar di bawah bukit. Dari ketinggian ini, semua pemandangannya terlihat begitu menawan di setiap musim.

“Aku muak melihat topengmu. Jun Heng, jika kamu tidak segera melepasnya, aku akan membuatnya menempel di wajahmu selamanya,” ucap Cheng Yao.

Si pria bertopeng menghela napas, kemudian dia segera melepas topeng tersebut. Wajah di balik topeng tersebut adalah sebuah wajah putih bersih tanpa cacat. Itu adalah Jun Heng yang lebih dikenal dengan nama Master Qiheng, pengelola utama Paviliun Zhanbai.

“Apa daya, aku adalah Master Qiheng sehingga aku harus terus mengenakan topeng.”

Cheng Yao tertawa. Alasan mengapa Jun Heng tidak sering berada di kediaman adalah karena dia harus mengurus hal yang lebih penting untuk Cheng Yao. Pengelolaan Paviliun Zhanbai dilakukan oleh Jun Heng, yang menyamarkan dirinya sebagai Master Qiheng yang terkenal itu.

“Apa yang membuat Putri datang kemari secara tiba-tiba?” tanya Jun Heng. Majikannya yang terkadang gila ini tidak mungkin datang tanpa tujuan. Selain itu, bukankah kemarin majikannya ini baru saja mengirim surat?

“Aku bosan. Sudah lama rasanya tidak melihat-lihat organisasi intelijen paling besar di dunia persilatan milikku ini.”

Cheng Yao sudah lama tidak mengunjungi markas. Kemampuan Jun Heng ini semakin lama semakin baik. Tidak sia-sia Cheng Yao menggunakan tenaganya untuk memarahinya setiap kali tidak bekerja dengan baik.

“Benar sekali. Sayangnya, Paviliun Zhanbai ini harus kehilangan banyak uang untuk membayar seorang master racun,” canda Jun Heng.

“Jangan basa-basi lagi jika tidak ingin aku menggila dan memarahimu. Mana informasi yang aku inginkan?”

Jun Heng lantas menyodorkan sebuah berkas. “Putri, ini informasi terkait Putra Mahkota Jin yang kamu inginkan.”

“Bagus. Orang itu berani menculikku, aku harus tahu seperti apa dia sebenarnya!”

Jun Heng sebelumnya belum tahu mengapa majikannya begitu ingin mencari tahu informasi terkait Putra Mahkota Negara Jin. Setelah melihatnya hari ini, dia jadi tahu. Rupanya Putra Mahkota Jin yang tidak dikenal itu ingin menculiknya. Pasti sudah terjadi sesuatu selama Jun Heng berada di markas utama.

Dia merasa kasihan pada Putra Mahkota Jin. Tidak peduli siapapun itu dan dari mana asalnya, selama dia menyinggung Putri Danyang, dia pasti akan sial.

“Putri, masih ada informasi lainnya mengenai orang ini. Kamu bisa membacanya jika ingin.”

“Tidak, ini saja sudah cukup. Bawakan sisanya untukku nanti. Aku punya urusan yang lebih penting malam ini.”

“Hal penting apa?”

“Menunggu suamiku pulang dan mengunjungiku.”

Jun Heng terbatuk, lalu menatap Chai Meng dan Xiuli bergantian dengan penuh tanya. Apakah majikannya ini pada akhirnya akan mendapatkan hal yang dia inginkan dari Adipati Ning?

1
Anonymous
keren
Daniela Whu
katax suka kebersihan, La kok malah milih tdur dilantai, memang tdk ada kursi ato sofa gitu🤔🤷‍♀️
jumriati
Thor harus ada novel untuk anak² nya Ning ziyu dan Cheng yao
Ayu Sari Murni
ngadon g harus malam....hihihi
Nia Nara
Pikir2 kasian ya jadi putri di kerajaan jaman dulu. Pernikahan politik dikirim ke daerah nan jauh di sana
Sun Flower: untung hidup bukan di jaman siti nurbaya
total 1 replies
Risna Murni
Luar biasa
Neng Diah
Suka banget ihh sama cheng yao dan adipati Ning. Alurnya pun gak berbelit belit gituu tapi jelas dan enak dibacanya. semangat kakak
Neng Diah
Ceritanya bagus, cocok deh dibaca baca pas waktu senggang
Neng Diah
Jangan lupa barcode dan nomor resinya jun heng 😭😭
Siti S
Luar biasa
Rere Salsa
Biasa
Rere Salsa
Kecewa
Fajar Ayu Kurniawati
.
MisZie
👍👍👍👍
Sumringah Jelita
Luar biasa
Gesang
masih seru mlh habis lanjutannya yg mn min
Gesang
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
tukimin tjokromihardjo
meskipun beda latar belaksng & jaman tp perasaan jg pemikiran bisa turut terhanyut mengikuti kisah ini. Trims, keren kisahnya.
Na
Secara Hitungan “Iya Tidak Cukup” Secara Githu Lho, Terus Lanjutkan 🤓
Na
Hayuk Menghitung Waktu 1/1=1 👏🏻 Oke Dapat Nilai/Ponten 💯✍️🤑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!