Sintia janda malang yang ditinggal suami begitu saja, Sintia bangkit dari keterpurukannya dengan merubah penampilannya supaya tidak ada lagi laki-laki yang seenaknya sama Sintia, Mampukah Sintia membalas sakit hatinya pada mantan yang seenaknya meninggalkan dirinya karena culun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Kiki berusaha rebut tas miliknya, yang tiba-tiba ada yang mau ambil dengan paksa bahkan sempat tonjok wajah dan perutnya Kiki.
"Heh kerja halal sana, jangan ambil milik orang dengan paksa!" bentak Winda kesal, karena tiba-tiba ada yang mau ambil tasnya Kiki dengan paksa.
"Ngapain kerja halal kalo yang haram bisa bikin cepat kaya hah, ini milik kami sekarang hahahaha." ucap pereman gadungan ketawa puas.
Perempan gadungan tonjok perutnya Kiki terakhir kalinya, sebelum naik ke atas motor temennya terus langsung pergi begitu saja.
Kiki yang badannya sakit semua tidak bisa melakukan perlawanan lagi, karena sudah tidak punya tenaga lagi.
Winda nangis meratapi kepergian tas nya Kiki, yang diambil paksa apa lagi tidak bisa lawan sama sekali.
**
Sintia ketawa puas setelah orang suruhannya berhasil ambil paksa, tasnya Kiki membuat suaminya semakin apes sudah kehilangan tempat tinggal, kehilangan uangnya, dan sekarang badannya luka semua.
"Kerja bagus mereka, walaupun mereka pereman gadungan tapi berhasil jalanin tugasnya." puji Sintia setelah mendapatkan telefon dari orang suruhannya.
"Alhamdulillah Sintia, semua karyawan saya bisa selesaikan tugasnya dengan baik, oh iya soal uang itu mau kamu apakan uang yang tidak sedikit itu?" tanya Wulan penasaran.
"Saya tabung saja dulu, entah kapan saya pakai yang penting saya simpan dulu biar tidak hilang, ke bank yuk buat nabung." lanjut Sintia yang tidak akan pakai uangnya Kiki sedikit pun.
Sintia langsung jalanin mobil nya Wulan, untuk jalan menuju bank untuk simpan uangnya, Sintia dan Wulan akan ketemu orang suruhannya Wulan di bank.
**
Winda melihat Kiki yang lemah setelah dihajar sama dua pereman tadi, merasa kesal sekaligus kasihan karena berusaha tasnya tidak diambil walaupun akhirnya gagal karena sudah lemah habis dihajar tadi.
"Mas sekarang bagaimana nasip kita sekarang Mas, kenapa jadi susah seperti ini Mas?" tanya Winda sambil nangis melihat Kiki.
"Kita kerumah Dek Winda saja yuk, kita nikah disana sekarang mau kan tapi Mas mohon jual perhiasan Dek Winda iya sayang, buat kita nikah mau kan sayang nanti Mas nabung buat ganti perhiasan Dek Winda mau kan mumpung Mas masih libur nih dan berkas yang akan dikasih ke KUA sudah siap diserahkan Dek jadi mau kan jual perhiasan dulu." bujuk Kiki panjang lebar, Kiki tidak mau perjuangan nikahin Winda gagal karena cobaan yang ada.
"Apes-apes nikah sama Mas yang sekarang, tapi beneran iya Mas diganti nanti kan Mas setelah kita nikah nanti Mas?" tanya Winda kesal tapi masih mau nikah sama Kiki.
"Bener sayang, Mas janji sama Dek Winda karena Mas serius sama Dek Winda." lanjut Kiki berusaha yakini Winda, kalo Kiki serius dengan Winda dari Kiki masih jaya sampai sekarang hidup susah.
"Baik lah Mas mau, iya sudah kita sekarang jual perhiasan yang masih ada dan kita akan ke rumah orang tua aku juga orang tua Mas susul kita nanti Mas." lanjut Winda pasrah.
Winda yang sudah terlanjur mencintai Kiki juga sudah melewati berbagai cobaan, mau turutin keinginan Kiki menjual perhiasannya demi bisa nikah dan bisa cari kontrakan setelah nikah nanti.
**
Budiman kasih tahu Sintia kalo Kiki dan Winda akan nikah di kampung halamannya Winda, membuat Sintia langsung mendapatkan ide untuk membatalkan rencananya Kiki dan Winda untuk melakukan pernikahan.
"Kamu pulang lah sana, usahakan kedua orang tuanya Kiki tidak jadi jalan susul anaknya, sedangkan urusan Kiki dan Winda itu urusan saya mengerti!" perintah Sintia yang akan berusaha gagalkan pernikahan Winda, biar statusnya Winda tetep menjadi selingkuhan bukan istri kedua Kiki.
"Baik Bu kalo begitu saya permisi." lanjut Budiman langsung pergi.
Budiman bawa kardus yang dikasih sama Sintia, Sintia selalu memberikan beras dan sembako untuk Budiman dan Ucok supaya tidak beli lagi.