NovelToon NovelToon
Stuck In Your Life Forever

Stuck In Your Life Forever

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:329.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: eMViBi

Novel ini bercerita mengenai Bianca Sallen yang sudah menjadi yatim piatu saat usia belia. Seorang Paman kaya raya yang juga teman baik orang tuanya
berbaik hati mengangkatnya dan menggangapnya seperti anak sendiri.
Tapi Leon, sang kakak angkat tidak menyukai kehadirannya sejak awal dan memutuskan pindah ke luar negri. Sekembalinya ke rumah, Leon malah sengaja merekrut Bianca menjadi asistennya dan mempermainkan gadis baik-baik itu.

Bagaimana kelanjutannya?

Baca selengkapnya hanya di Stuck in Your Life Forever, novel karya kedua eMViBi. 💖💋

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eMViBi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

~Chapter 33~

Hari libur Sabtu, tidak disia-siakan Leon dan Bianca. Mereka tidur hingga siang hari, tapi Leon yang memang terbiasa bangun pagi untuk bekerja terbangun terlebih dulu.

Ia memperhatikan ciptaan Tuhan yang tertidur seperti anak kecil di sebelahnya. Tangan dan kaki Bianca yang terentang bebas dengan selimut berantakan, membuat Leon ingin menggelitiknya. Tapi niatnya ia urungkan, mengingat Bianca masih tertidur pulas.

Leon bangun dan menyiapkan makanan ringan seperti roti panggang dan susu. Tak Lama Bianca keluar dari kamar setelah membasuh mukanya.

"Kenapa tidak membangunkanku?"

"Kau begitu pulas, aku tidak tega, lagian hari ini libur. Makanlah...," Leon menyajikan roti dan susu ke hadapan Bianca.

"Terima kasih. Oh ya, aku mau minta izin untuk keluar sebentar, ada buku yang ingin aku beli."

"Kebetulan, aku mau mengajakmu ke mall hari ini. Kita keluar bersama." Jawab Leon santai.

"Apa??? Bersama? Hmm, aku bisa pergi sendiri." Tolak Bianca.

"Satu jam lagi kita jalan." Jawab Leon tidak menggubris penolakan Bianca.

Seperti semalam, Leon menggandeng tangan Bianca saat berjalan di mall, sesekali memeluk pinggang dan merangkul bahu Bianca. Bianca bergidik setiap merasakan sentuhan jari Leon yang terasa mengelitik di badannya itu.

Leon menggunakan celana jogger dan baju kaos santai yang membuatnya terlihat lebih muda dan semakin tampan. Sedangkan Bianca menggunakan dress santai berwarna biru muda tanpa lengan yang membuatnya terlihat manis. Dan untuk menyeimbangkan tinggi Leon yang berbeda hampir 20 cm dengan Bianca, membuatnya terpaksa menggunakan wedges yang biasa ia gunakan di kantor.

"Bukumu sudah dapat, ayo kita belanja keperluanmu." Ajak Leon sambil menarik tangan Bianca.

"Keperluanku?" Tanya Bianca bingung.

"Baju, sepatu, tas, makeup, apapun itu." Jawab Leon.

"Leon, aku tidak perlu."

"Ayolah..., tidak perlu sungkan. Semua wanita pasti ingin terlihat cantik, modis dan menggunakan barang bermerk. Aku akan membayarnya, kau pilih saja mau yang mana." Ucap Leon angkuh. Telinga Bianca seketika terasa panas mendengarnya.

"Leon, aku tidak sama seperti wanita-wanitamu yang lain yang bahagia hanya dengan kartumu." Tolak Bianca menaikkan nadanya, ia juga menghempaskan tangan Leon yang memegangnya.

"Ahh aku lupa, aku bahkan entah siapamu. Aku bahkan tidak mengerti kenapa aku harus bersamamu saat ini." Lanjut Bianca miris dengan dirinya sendiri.

"Kau saat ini adalah wanitaku!" Ucap Leon pelan dan penuh penekanan. Raut wajahnya mengeras dan terpancar kekesalan.

"Aku bukan! Aku adikmu! Dan kalau kamu malu jalan denganku karena tidak modis, maka kita tidak perlu jalan bersama." Bianca membalikkan badannya, pergi meninggalkan Leon yang menggeram marah.

"Kau kembali sekarang! Jika tidak, rasakan sendiri akibatnya!" Teriak Leon marah dan menarik perhatian beberapa pengunjung mall di sekitarnya.

Bianca dengan cuek melangkah dengan cepat dan sama sekali tidak menoleh ke belakang.

Bianca pulang ke apartemen dengan kunci cadangan yang Leon pinjami untuk satu minggu. Ia menggemas barang-barangnya ke dalam tas punggung dan berniat pulang ke apartemennya.

Braaakkk...!!!

Ada seseorang yang membuka dan membanting pintu apartemen, Bianca bergegas keluar dari kamar untuk mengecek keluar. Terlihat Leon sedang berjalan menghampirinya dengan langkah cepat dan raut wajah marah, tidak, ia sudah sangat naik pitam dan murka. Melihatnya membuat nyali Bianca ciut. Bianca menggengam dengan erat tas punggungnya.

Tanpa di duga, Leon merebut paksa tas tersebut dan melemparnya ke lantai. Tangannya menarik Bianca dengan cepat dan dengan kasar mendorong Bianca ke sofa ruang tamu.

"Ahhh...," Teriak Bianca kesakitan saat badannya terpental di sofa dan tangannya tersentak karena menahan bebannya sendiri.

Tak memberi celah, Leon sudah berada di atas Bianca menahannya dengan tubuhnya yang lebih berat dan kuat.

"Lepaskan Leon...! Apa maumu??" Teriak Bianca panik dan berusaha melepaskan diri.

"Ini akibat karena kamu meninggalkanku tadi!" Geram Leon dan menarik dagu Bianca dengan kasar, bibirnya ******* bibir Bianca dengan ganas dan menggigitnya dengan kuat. Bianca berusaha menendang, mendorong dan memukul Leon, tapi percuma, karena perlawannya tidak berhasil sedikitpun.

Bianca kembali teringat kejadian di kamar tidur kantor, saat itu ia menangis dan melemah, dan Leon berhasil meninggalkannya.

Bianca berhenti melawan, melemahkan pertahanannya. Ia membuka bibirnya, membalas ciuman Leon dengan lembut. Tangannya bergerak merangkul leher pria di atasnya.

Berhasil! Meski nafas Leon masih terdengar bergemuruh karena marah dan ciumannya masih ganas, tapi ia tidak memaksa seperti tadi.

Bianca membiarkan Leon menguasainya, ia menunggu pria itu untuk tenang. Bibir Leon semakin liar dan tanpa arah, ciumannya turun ke leher dan pundak Bianca, tangannya dengan leluasa menarik baju tanpa lengan itu.

Bianca goyah, pertahanannya mulai tidak stabil. ******* halus lolos dari bibirnya saat Leon bermain lembut di sekitar lehernya.

"Leooonnn....," Panggil Bianca pelan. Tangan Leon mulai bermain di bawah sana, menyusup pelan dan lembut di pahanya yang mulus.

"Leoonnnn... Hentikan...," Ucap Bianca setengah mendesah. Leon hanya menggeram tidak peduli.

"Leonnnn.... Aku adikmu!" Ucap Bianca setengah berteriak, berusaha menyadarkan Leon. Leon tidak berhenti, ia kembali menggeram sebelum menjawab.

"Aku tidak pernah menganggapmu adikku! Dan jika kamu adikku, aku tidak akan pernah menidurimu!" Jawab Leon tegas.

"Tapi Leon..., Papa yang mengangkatku, Papa pasti kecewa jika tahu kita begini."

"Aku akan menyelesaikannya sebelum ia tahu sendiri." Jawab Leon, membuat Bianca tersentak dan kesal. Benar saja, ia akan dibuang begitu Leon selesai menikmatinya.

"Aku ingin bicara dulu, apa boleh?" Tanya Bianca lembut. Tak disangka, Leon menghentikan aktifitasnya dan menatap Bianca, menunggu apa yang ingin dikatakan wanita yang berada di bawahnya itu.

"Baiklah, mari kita saling jujur dan terbuka. Aku sudah curiga dari awal, kau baik padaku, pasti karena ada sesuatu... Sudah, lebih baik mengaku saja. Kita selalu ribut, dan ego mu tinggi sekali. Mana mungkin kamu bisa mengalah dan bertingkah manis seperti sebelumnya."

"Apa intinya?" Tanya Leon tidak sabar.

"Intinya, kamu hanya butuh tubuhku untuk sementara waktu sampai kamu puas, dan aku walaupun tidak menyukainya, tapi aku tidak bisa melawannya karena kamu punya kendali yang lebih besar dan kuat atas diriku, sudah pasti, aku kalah darimu."

"Kamu tidak menyukainya?" Tanya Leon mengernyitkan keningnya.

"Tentu saja, mana mungkin aku suka, kita tidak melakukannya dengan perasaan."

"Kau..., tanpa perasaan?" Tanya Leon lagi, dengan suara bergetar menahan marah.

"Lantas...? Apa kamu melakukannya dengan perasaan? Kamu bahkan tidak menyukaiku, apalagi mencintaiku..." Ucap Bianca dengan yakin dan terus terang.

Leon menatap mata Bianca yang menatapnya berani. Rahangnya mengeras dan kilat kemarahan kembali terlihat di matanya. Penolakan ini, kembali melukai harga dirinya.

"Aku tidak akan berani menolakmu untuk melakukan itu. Tapi, aku rasa kita perlu perjelas, aku akan datang padamu saat kamu membutuhkanku saja. Selebihnya, tolong jangan mengaturku."

"Apa???" Tanya Leon terkejut dengan penawaran yang sedang Bianca coba utarakan.

"Yahh... Walaupun aku terlihat murahan dan gampangan di matamu, tapi harga diriku..., sudah mati. Aku hanya ingin melanjutkan hidup, walaupun mungkin tidak ada artinya lagi di matamu." Jawab Bianca tanpa ragu. Leon menegakkan badannya, mengusap wajahnya dengan kasar.

"Ku pikir kau berbeda, ternyata sama saja." Jawab Leon sinis dan terselip rasa kecewa.

.

.

.

.

.

To Be Continue~

1
Chica
ternyata Zhao Lusi yg jadi lara 🙂
Nofia
Luar biasa
Yusria Mumba
kasiang bianca makan hati terus,
ncapkin
Luar biasa
Yusria Mumba
kasiang bianca
Anonymous
Geram pulak dgn bianca ni
Ririn Mutiarini
Wah Bianca jangan sampe saingan ma sahabat sendiri tp itupun jika Lara beneran suka bkn cm mengagumi sesaat sosok Alex 🤭
Ririn Mutiarini
Mulai mencoba mengerti alur cerita 🤔
Anonymous
keren
Kumala Sari
Luar biasa
Perseveranda Noro
sumpah ini perempuan tergoblok yang pernah sy baca
Durrotun Nasihah
bgus thor...good job pokoknya
...
Durrotun Nasihah
/Rose//Rose//Rose//Rose/
Durrotun Nasihah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Durrotun Nasihah
iih.....seru bnget.../Drool//Drool//Drool/
melting_harmony
Luar biasa
Durrotun Nasihah
/Facepalm//Facepalm/
Durrotun Nasihah
leon cemburu.../Joyful//Joyful/
Eva MiAmor
cewek taik,,lemah bodoh
males gw lanjut baca
Durrotun Nasihah
seru ceritanya..../Smile//Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!