NovelToon NovelToon
Putra Sang Letnan Kolonel

Putra Sang Letnan Kolonel

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:39.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dini ratna

Malam tragis, telah merenggut masa depan Zoya. Menyisakan trauma mendalam, yang memisahkannya dari keluarga dan cinta.
Zoya, mengasingkan diri yang kembali dengan dua anak kembarnya, anak rahasia yang belum terungkap siapa ayahnya. Namun, siapa sangka mereka di pertemukan dengan sosok pria yang di yakini ayah mereka?
Siapakah ayah mereka?
Akankah pria itu mengakuinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini ratna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan yang mengejutkan

Semua orang terdiam, tawa yang menggelegar di tenda perawat langsung sunyi, ketika Ardian datang. Lusi, yang melihat ekspresi teman-temannya langsung heran, lantas ia menoleh ke belakang—melihat Ardian di depannya. Senyum Lusi seketika mengembang, dengan anggun ia berjalan ke arah Ardian.

“Ardian ….” 

“Kita perlu bicara.” 

Lusi terkejut, saat Ardian menarik tangannya dengan paksa. Seketika tenda perawat kembali riuh mereka saling berbisik membicarakan atasannya. 

Lusi dan Ardian sudah tiba di belakang tenda. Ardian berbalik dan mulai bicara setelah memastikan sekelilingnya sepi. 

“Apa ini ulahmu?” tanya Ardian demikian.

“Ulah apa?” 

“Jangan berpura-pura tidak tahu Lusi. Aku tahu semua ini ulahmu.” 

“Kenapa kau tidak bertanya kepada ayahmu. Aku tahu kamu terkejut, tetapi bukankah pernikahan ini sudah direncanakan sangat lama jadi untuk apa kita tunda lagi.” 

“Aku tidak pernah merencanakannya. Yang merencanakannya hanya kamu. Sudah aku bilang aku tidak ingin menikah denganmu, kita sudahi semua sandiwara ini.” 

“Ardian … jangan egois yang memikirkan dirimu saja. Apa kamu tidak pernah berpikir, jika pernikahan ini dibatalkan akan banyak merugikan semua orang?” 

Ya, itulah yang selalu jadi ancaman bagi Ardian. Tentang karir, masa depan dan masa lalu. Dulu, semua orang berpikir semua itu untuk melindunginya, tetapi setelah hari ini Ardian, merasakan jika semua itu mereka lakukan demi nama baik dan kehormatannya bukan demi dirinya.

Sekarang, atau nanti keburukan dari masa lalu pasti akan terkuak, dan lambat laun semua orang pasti mengetahuinya. Baik dia menikah dengan Lusi atau tidak. 

“Kamu tidak bisa lagi menolak, pernikahan kita sudah ditentukan. Dan esok kita akan pulang.” 

Ardian menyunggingkan senyum, lalu melirik Lusi dengan intens.

“Baik, dan aku … akan memberikan kalian semua kejutan.” Nada suaranya terdengar mencurigakan. Lusi, menatap Ardian penuh selidik. 

“Kamu tidak merencanakan sesuatu, kan Ardian?” 

“Kita lihat saja besok. Aku, juga bisa memberikan kejutan seperti kamu memberikan kejutan tentang pernikahan kita.” 

Lusi terdiam dengan hati yang diselimuti rasa takut. Ardian, yang dia kenal tidak seperti Ardian yang dulu, yang hanya diam dan menurut apa kata sang ayah. Lusi, hanya berharap Ardian tidak merencanakan hal buruk. 

***

“Letnan, apa kau baik-baik saja?” tanya prajuritnya, mereka semua mendekat yang langsung menghampiri Ardian, setelah Ardian pergi begitu saja. 

Raut wajah Ardian, masih terlihat marah dan kesal. Keberadaan mereka pun tidak ia hiraukan. 

“Apa kamu merasa ditipu, Pak? Apa pernikahan ini disetujui oleh sepihak, apa mereka tidak memberitahumu sebelumnya?” 

“Bagaimana mungkin Pak Letnan tidak tahu. Dr. Lusi tunangannya, semua orang tahu itu, dan pernikahan ini pasti sudah direncanakan,” sergah prajurit yang lain.

“Tapi … pak Letnan bilang, dia tidak tahu. Apa jangan-jangan pak Letnan hilang ingatan?” Dugaan lain terucap dari salah satu prajurit. Namun, semua itu tidak ada yang benar. Dugaan mereka semua salah.

Ardian, pergi meninggalkan tendanya, semua orang terpaku dan tercengang—yang saling pandang mengira-ngira apa yang akan dilakukan Letnannya. 

Netra mereka terus memantau pergerakan Ardian, yang semakin cepat memasuki posko pengobatan. Mereka semua saling pandang, lalu berlari ke arah posko pengobatan karena penasaran ada apa dan untuk apa Ardian ke sana. 

Sedetik langkah mereka terhenti, saat Ardian keluar yang membawa dr. Zoya bersamanya. 

Mereka semua terbelalak seketika.

“Dr. Zoya?” 

“Sudah aku bilang rumor itu benar.” 

“Apa pak Letnan menyukai dr. Zoya, itu sebabnya dia tidak ingin pernikahan ini terjadi.” 

“Bisa jadi. Sepertinya kita harus ikuti mereka, aku penasaran kemana mereka pergi.” 

Langkah mereka terhenti, setelah seorang  lelaki berpakaian yang sama mencegatnya. Miko menghadang jalan mereka yang terlalu kepo, kepada atasannya sendiri.

“Mau kemana kalian semua?” 

“Mm, … begini ….” 

“Kembali ke markas!” tegas Miko, yang memerintah. Seketika, mereka semua mengangguk lalu berbalik arah lantas berjalan menuju markas.

Miko, berbalik yang menyadari kepergian Ardian dan Zoya. Dia, tahu pasti ada masalah antara mereka, saat ini Ardian sangat marah karena rumor pernikahannya tetapi tentang Ardian membawa Zoya pergi, Miko tidak tahu apa tujuannya. 

“Ardian, lepas! Kamu mau bawa aku kemana?” 

Ardian tidak menjawab, ekspresinya masih sama yang begitu dingin. Zoya, semakin takut kala Ardian tidak bisa diajak bicara, bibirnya masih membisu kecuali tangan dan kakinya yang bergerak melajukan mobil itu meninggalkan camp. 

Zoya, melihat ke belakang. Mobil mereka semakin menjauh meninggalkan camp militer dan pengungsian. Setelah, tempat itu tidak nampak Zoya kembali menghadap ke depan, memindai sekeliling jalanan yang tidak asing, merasa pernah dilewatinya. 

“Ardian, kamu mau bawa aku kemana?” 

“Ardian jika kamu tidak menjawab aku akan keluar dari mobil ini saat ini juga.” 

Seketika mobil pun berhenti. Ardian, melirik pada Zoya yang hampir saja melompat dari mobilnya.  

“Kenapa kamu bersikap seperti ini padaku? Sebenarnya apa yang terjadi padamu.” 

Ardian, masih diam.

“Sekarang juga, kembali ke camp!” tegas Zoya, dengan nada memerintah.

Ardian kembali bergerak, satu tangannya memutar ban setir, yang terus melaju ke depan tanpa berbelok arah. Zoya, semakin bingung, tapi sebelum dia memerintah Ardian sudah lebih dulu bicara.

“Aku tidak akan menyakitimu. Asalkan kamu diam, sampai aku membawamu ke tempat tujuan.”

“Kamu tidak akan melakukan hal macam-macam, kan?”

“Tergantung,” jawab Ardian lalu melirik Zoya. “Jika kamu tetap diam aku tidak akan melakukan apapun.” 

Zoya, semakin bergetar, ucapan Ardian menambah ketakutannya. Zoya, hanya diam—dalam hati ia berdoa agar Ardian tidak melakukan hal buruk seperti 8 tahun lalu, sepanjang perjalanan bibirnya tidak berhenti berdoa sambil menggenggam kedua tangan yang saling menautkan. 

Detik demikian mobil pun berhenti, Zoya membuka matanya, melihat sekeliling dengan heran. Sebab, saat ini ia kembali ke bukit Zarqam. Beberapa penduduk yang belum dipindahkan, menatapnya dengan heran. 

“Ardian, kenapa kau membawaku ke sini? Apa ada yang sakit … tapi aku tidak membawa peralatan medisku.” 

“Turunlah,” ujar Ardian. Zoya tercengang, saat Ardian sudah membukakan pintu itu untuknya. 

“Turun, atau mau aku gendong?” 

“Ah, tidak usah! Aku bisa sendiri.” 

Zoya, segera turun. Masih dalam suasana hati gelisah dan cemas, dia mengikuti langkah Ardian. 

“Kenapa dia begitu menakutkan, ada apa dengannya,” lirih Zoya tidak terdengar. 

Langkah Zoya terhenti saat Ardian menyapa anak-anak di sana. Tidak berselang lama, Burhan datang yang terlihat senang melihat kedatangan Ardian.

“Pak Letnan!” 

“Apa kabarmu?” 

“Aku sangat baik, aku senang kau datang lagi.” 

Ardian mengusap lembut kepala Burhan. “Zaeem, ada?” tanya Ardian demikian.

“Ada, dia di sana!” tunjuk Burhan, menuju tenda di ujung bukit. 

“Aku harus bertemu dengannya dulu,” ujarnya lalu berjalan ke arah tenda. Zoya, bagai dihipnotis yang terus mengikuti langkahnya. 

“Assalamu’alaikum Zaeem,” ucapnya setelah tiba di dalam. 

“Wa’alaikumsalam,” jawab Zaeem Farouk, yang berjalan ke arah Ardian.

“Ardian,” ucapnya dengan senang yang langsung memeluk Ardian. 

Zaeem Farouk salah satu orang yang menolak untuk mengungsi dan dibawa ke Qodroh. Baginya, bukit Zarqam adalah tempat teraman, apapun yang akan terjadi nanti bahkan dia dalam bahaya Farouk tidak akan pernah meninggalkan bukit zarqam. Dan penduduk yang lain, yang masih sehat dia mengikuti pemimpinnya. 

“Apakah ada hal penting?” tanya Farouk demikian.

Ardian, menoleh pada Zoya, lalu menariknya agar berdiri di sampingnya. Dengan tegas, dan dengan lantang Ardian bicara. 

“Jadilah wali nikah kami.” 

Sontak, semua mata tertuju kepada Ardian. Farouk tercengang apalagi Zoya, matanya hampir tidak berkedip. Ingin, berontak tapi genggaman Ardian begitu kuat.

1
Dlaaa FM B
Lanjutannnnnnnnnnnnnnnnnnn
Bundanya Pandu Pharamadina
senam jantung💜❤, deg degan ikut gemeter bacanya, semoga Zoya dan anak²nya selamat.
Dafa Asri
baca nya Ampe deg degan Thor,,,semoga semua nya selamat,,,
Dafa Asri
kenapa dari pertama baca sampai episode ini blum ada kebahagiaan untuk Zoya thooor,,,kasihan bnget Zoya dan anak2 nya
Bundanya Pandu Pharamadina
lanjut kaka❤
berharap banyak part 🙏
Endang 💖
lanjut lagi kak
Enok Renmaur
lagh....kpn ni tua bangkotan yg syok berkuasa tu dpt karmax.
smoga karmax kna ankx dokter goblok titisan iblis tu, bkin hidupx hancuuuurrrrr
AZLEN HASLINA BT. AWANG KPM-Guru
lanjut thor
Maizuki Bintang
lanjut thor, kejam amat si Cokro Thor. kasi ganjaran dia thor.geramnya aku..,.
Oktavianto Rizky Darmawan
seru thorrr
Kaylaa
sesi tegang
Enok Renmaur
rasax pingin ksh racun yg mematikan ntuk dua laki" ba***ngan yg tdk pntas d sebut ortu tu😡😡😡
hanya pentetang petenteng bangga dgn pangkat tp klakuan ky binatang.
smoga adrian tdk mo nikahi dokter ja***ng tu, yg sifatx g beda dgn bp nya ky binatang.
plagi laki" tua ortux adrian smoga cpt mati sj kna karma ulahx yg egois n smoga si kembar g mo akui sbgai kakekx lg biar tobat bkin hidup dua org laki" tua ni sengsara n dokter ja***ng yg sok berkuasa tu jg bkin pecat dr RS t4 krjax thooorrrr....
Bundanya Pandu Pharamadina
musuh ngga jentel, menghadapi Zoya dgn cara licik. semoga Adrian Zoya cepet bisa berkumpul sama anak² nya.
Soraya
lanjut thor
zh4insu
Apa yang terjadi dengan Zoya,,,? Apa mereka menyuntikkan obat agar Zoya bisa lupa dengan anak-anaknya?
Soraya
kasihan si kembar
Bundanya Pandu Pharamadina
Zoya di culik🤔
Bundanya Pandu Pharamadina
Lusi harusnya sadar, bang Adrian bukan jodohmu (lusi)
AZLEN HASLINA BT. AWANG KPM-Guru
luar biasa
Bundanya Pandu Pharamadina
siap menghadapi kemarahan keluarga Ardian Zoya 🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!