Mr. Arogan Suamiku

Saat ini Gemal dan Vivian sedang menuju Rumah Farhan Candrama Kakeknya. Mereka berencana untuk makan malam dan juga menginap disana. Gemal menerima laporan keuangan dan ia cukup terkejut karena Vivian selalu berpergian setiap tahunya ke luar negeri. Apalagi ketika tahu istrinya ini ternyata cukup boros dengan uangnya. Belum lagi kasus korupsi diperusahaan yang menurut beberapa karyawan, Vivian ikut terlibat karena gaya hidup Vivian yang tinggi. Mereka tidak tahu jika Vivian memiliki beberapa bisnis diluar negeri dan sampai ini masih bisni yang dikelolah sahabatnya itu semakin sukses.

Gemal sedang mengumpulkan bukti dan meminta orang-orang kepercayaannya mencari tahu mengenai masalalu Vivian istrinya dan juga pergaulan Vivian selama ini. Ia akan mencari tahu semuanya karena depresi yang dialami istrinya, diduga karena adanya tekanan dan Gemal ingin tahu kenapa Vivian menjadi tertekan selama ini. Pada hal setahu Gemal, Vivian terlihat bahagia bahkan sering menindas orang-orang yang membuatnya kesal.

"Selama ini kau selalu menghamburkan uang untuk membeli hal-hal yang tidak perlu," ucap Gemal membuka suaranya sambil mengemudikan mobilnya.

"Hanya dengan itu aku merasa senang Kak, setiap wanita menyukai barang mahal," ucap Vivian.

Sebenarnya Vivian memang sering barang-barang mahal, tapi ia juga menyalurkan pendapatan miliknya ke tempat panti asuhan yang pernah ia tinggali dulu. Berbelanja baginya adalah sebuah kesenangan untuk mengusirnya dari rasa sepi dan juga menghilangkan penat, sama halnya dengan beberapa olahragah yang ia geluti seperti anjat tebing, berenang dan berkuda. Dengan berolahraga, Vivian merasa sedikit teralihkan dari beban pikiran yang ia pikul dan hinaan yang ia dapatkan selama ini. Ia berusaha fokus dengan kegiatan yang ia sukai dan melupakan sejenak masalah yang ia hadapi.

"Tapi aku tidak suka dengan hal itu Vian, kau harus tahu masih banyak orang-orang yang membutuhkan uluran tangan dari pada kau membeli barang-barang yang tidak berguna itu!" ucap Gemal. "Apa benar kau mendapatkan uang... "

"Kakak mau bilang Vian mengambil uang Kakek? atau Kakak mau bilang Vian jual diri di Amerika begitu?" tanya Vivian kesal membuat Gemal menghela napasnya.

"Kau jangan membuatku marah Vian!" ucap Gemal. "Aku hanya ingin bertanya bukan menuduh," ucap Gemal.

"Aku sudah bilang Kak, lebih baik kita pisah dari pada Kakak menderita memiliki istri sepertiku!" lirih Vivian.

Gemal menghentikan mobilnya dan mengambil sebotol air mineral lalu membuka tutup botolnya. Ia memberikan botol minum itu kepada Vivian. "Jangan mudah emosi Vian!" ucap Gemal.

"Kakak itu yang sering emosian bukan Vian!" kesal Vivian namun saat melihat mata Gemal menatapnya dengan tajam dan mulai mengintimidasinya, membuat Vivian mengalihkan pandangannya dan memilih untuk diam.

"Nanti kamu jangan membuat masalah disana!" ucap Gemal namun Vivian memilih untuk tidak menanggapinya.

***

Farhan terlihat sangat bahagia karena malam ini ia bisa berkumpul dengan semua keluarganya. Kepulangan Raka membuat senyum Farhan merekah sejak tadi. sungguh kakek tua itu yang dulu sangat disegani dan ditakuti keluarganya, saat ini berubah menjadi seorang yang penyayang. Farhan mencoba menjadi seseorang yang lebih baik lagi karena ternyata apa yang ia lakukan selama ini adalah suatu kesalahan. Termasuk caranya mendidik Vivian dan Raka dengan keras membuat keduanya mungkin kecewa padanya. Terlebih lagi Vivian yang saat ini menjauh darinya dan Farhan benar-benat kehilangan cucu perempuan kesayangannya. Vivian berubah semenjak Farhan memaksanya menikah dengan Gemal.

Saat ini telah terhidang makanan yang lezat diatas meja panjang. Dulu Farhan hanya makan berdua bersama Vivian tapi sekarang kedua anaknya, menantunya, kedua cucunya dan juga cucu menantu beserta keluarga cucu besan ikut meramaikan acara makan malam ini.

"Hari ini Kakek sangat bahagia karena kita semua bisa makan malam bersama seperti malam ini. Apalagi Raka telah pulang dan juga cucu menantu saat ini sedang mengandung cicitku. ini adalah kebahagiaan yang sempurna bagi Kakek," ucap Farhan membuat mereka semua tersenyum. "Besok resepsi pernikahan Guna dan Ayunda. semoga semuanya berjalan dengan lancar dan meriah aminnn".

"Aminnn" ucap mereka semua.

"Gemal dan Vivian kapan kalian mengadakan resepsi pernikahan? Tadinya Kakek ingin acara resepsi kalian berbarengan dengan acara resepsi pernikahan Guna dan Ayunda. Tapi Guna menolaknya karena ada pertimbangannya sendiri dan dia menginginkan acara resepsinya diadakan terpisah," jelas Farhan

Vivian menundukkan kepalanya dan saat ini ia benar-benar tidak memiliki kekuatan untuk membantah Gemal. Ia ingin resepsi pernikahannya bak putri raja yang ia impikan, tapi apa boleh buat sepertinya Gemal tidak ingin mengadakan resepsi pernikahan mereka.

Gemal menghela napasnya "Kek, Gemal rasa Gemal tidak perlu mengadakan resepsi pernikahan. Kalau Kak Guna memang harus mengadakan resepsi, karena dia adalah wajah perusahaan dan juga agar Ayunda tidak menjadi bahan gosip orang-orang jika pernikahan mereka disembunyikan," ucap Gemal.

"Tapi resepsi pernikahan kalian juga penting Gemal" ucap Ayunda karena sebagai seorang perempuan Vivian pasti ingin mengadakan resepsi pernikahannya.

"Tidak perlu karena sebaiknya uang yang kita keluarkan untuk resepsi, lebih baik digunakan untuk membantu orang lain karena Vivian tidak pantas menghamburkan uang mengingat apa yang pernah dia lakukan dulu!" ucap Gemal.

Raka dan Guna memilih untuk tidak ikut campur karena mereka tahu siapa Gemal. Gemal keras kepala dan tegas, walaupun mereka berusaha membujuk Gemal tapi tentu saja Gemal tidak akan terpengaruh. Vivian menatap sendu Gemal, ingin sekali ia mengatakan pendapatnya namun ia tidak sanggup mendengar ucapan Gemal selanjutnya jika ia menetang Gemal.

"Ya sudah kalau itu keputusan kalian," ucap Farhan. Ia tidak ingin suasana makan malam ini berubah menjadi keributan jika ia memaksa Gemal untuk melakukan resepsi pernikahan.

"Kek ini masakan Ayu dan Dinda Kek, mohon agar Kakek mencicipinya!" ucap Ayunda. sore tadi ia dan Adinda menyempatkan diri berkutat di dapur dan menyiapkan makanan kesukaan Farhan.

"Lumpianya enak terimakasih Ayu, Dinda" ucap Farhan. "Ayu kamu tidak boleh kelelahan, apalagi besok pasti akan sangat ramai. pokonya nanti kalau capek nggak usah berdiri ya cu!" ucap Farhan.

"Iya Kek" ucap Ayunda tersenyum bahagia membuat Ratna, Bagas dan Alfa tersenyum melihat sikap Farhan yang sepertinya telah menerima Ayunda sebagai cucu menantunya.

"Malam ini Kakek juga ingin membahas masalah perusahaan. Kakek akan menyerahkan perusahaan yang berkaitan dibidang perhotelan dan juga beberapa taman bermain kepada Raka. Raka akan menjadi Ceo disana menggantikan Hima" jelas Farhan. Hima adalah salah satu orang kepercayaannya yang selama ini menjadi Ceo di beberapa perusahaan Farhan yang lain.

"Baik Pi" ucap Raka.

"Kalian semua menginap disini dan EO sudah menyiapkan semuanya untuk resepsi Ayunda dan Guna. Besok kita pergi bersama-sama ke hotel" ucap Farhan membuat mereka semua tersenyum.

Ayunda memeluk lengan Guna sambil terseyum senang. "Terimakasih!" bisik Ayunda membuat Guna terkekeh.

"Sampai bosan Mas hari ini dengar ucapan terimakasih dari kamu sayang" Guna menatap Ayunda dengan tatapan penuh cinta.

Vivian tersenyum melihat kebahagiaan Ayunda dan Guna. Andai saja ia dan Gemal bisa saling menatap penuh cinta seperti mereka tentu saja Vivian akan sangat bahagia saat ini. Vivian melihat Gemal tersenyum ketika melihat Ayunda tertawa membuat perasaan cemburu dan sakit dihatinya. Ia telah mendengar jika Gemal menyimpan rasa kagum kepada Ayunda.

Jika mencintaimu sesakit ini rasanya lebih baik rasa cinta itu tidak pernah hadir dihatiku... Menghapusmu bahkan tak pernah aku lakukan tapi mungkin aku akan memilih menghilang jika rasa sakit ini tidak bisa lagi aku bendung.