Jingga pikir hidupnya sudah begitu sempurna dengan kebahagiaan. Menikah dengan pria yang sangat dicintainya dan memiliki seorang putri cantik berusia dua tahun.
Namun semua kebahagiaan itu seketika lenyap, saat mengetahui suaminya berselingkuh dengan sepupunya sendiri. Apalagi saat sang suami mengatakan jika selama ini pria itu mencintai wanita tersebut, dan menikah dengannya hanya karena membalas kebaikan kedua orang tua Jingga yang sudah mengangkatnya sebagai anak.
Jingga yang merasa hancur karena kebahagiaan yang selama ini dirasakannya ternyata semu, mendapatkan kesempatan kedua untuk mengulang hidupnya saat sebuah mobil menabraknya.
Jingga pun akhirnya kembali ke masa lalu di mana pernikahan itu belum terjadi. Apa yang akan dilakukan Jingga selanjutnya? Apakah dia akan tetap menikah dengan Bayu setelah pengkhianatan yang dilakukan pria itu. Ataukah Jingga akan membalas perbuatan mereka, dan melepas suaminya yang berarti putri kecilnya pun akan hilang tak pernah dilahirkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
"Siapa kau sebenarnya?"
Jingga menatap dengan serius pria asing yang duduk di hadapannya. Inilah waktu yang sudah ditunggu-tunggu oleh Jingga untuk berbicara dan mencari tahu siapa pria asing tersebut, dan mengapa pria itu seolah tahu tentang keberadaannya yang terlempar ke masa lalu.
"Malak, namaku Malak," ucap pria tersebut memperkenalkan dirinya pada Jingga.
"Malak? Nama yang aneh..." gumam Jingga yang masih bisa di dengar oleh pria yang duduk dihadapannya sampai pria tersebut tertawa. "Sekarang katakan dengan jujur, kau pasti mengetahui apa yang sebenarnya terjadi denganku? Kenapa aku bisa kembali ke masa lalu?"
Tawa Malak terhenti berganti dengan seringai tipis yang mampu membuat Jingga bergidik ngeri. "Bisa dikatakan seperti itu," jawabnya singkat dengan menatap dalam kedua mata Jingga hingga membuat wanita itu terlihat tidak nyaman.
"Kalau begitu kau pasti bisa membawaku kembali ke masa dimana seharusnya aku berada?" Jingga tersenyum antusias. Akhirnya ia bisa menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya beberapa bulan ini, menjalani kehidupan masa lalu dimana tidak ada Liora di dalamnya.
Malak menggelengkan kepalanya. "Kau hanya bisa kembali setelah semuanya selesai."
"Setelah semuanya selesai? Maksudnya?" tanya Jingga dengan bingung.
Namun Malak hanya tersenyum tanpa mau menjawab pertanyaannya, apalagi Reno telah datang hingga pria itu beranjak dari tempat tersebut.
"Tunggu Malak! Kau harus menjelaskan terlebih dulu padaku?"
Jingga menahan lengan Malak tanpa memperdulikan kehadiran Reno, hingga pria itu menghentikan langkahnya.
"Aku akan menjelaskannya, tapi tidak untuk saat ini."
Malak menatap Jingga lalu beralih menatap Reno yang berdiri diantara mereka.
"Tapi..."
Belum sempat Jingga meneruskan perkataannya, Reno sudah lebih dulu menyela dan menahan langkahnya yang hendak mengejar Malak.
"Ada apa Jingga? Siapa pria itu?" tanya Reno dengan bingung sembari menatap pria yang berlalu pergi bersamaan dengan kedatangannya.
Karena selama beberapa bulan ini mereka dekat, baru kali ini ia melihat Jingga dekat dengan seorang pria selain dirinya.
Jingga menghela napasnya dengan panjang mendengar pertanyaan Reno. "Dia Malak."
"Malak?" Reno semakin bingung.
Melihat kebingungan di wajah Reno, Jingga hanya diam lalu melangkah kembali menuju tempat duduknya.
"Siapa Malak? Apa dia kekasihmu?" Reno kembali bertanya sembari duduk di hadapan Jingga.
"Dia..." Jingga terdiam tidak meneruskan perkataannya, karena merasa bimbang apakah akan menceritakan dengan jujur siapa itu Malak dan tentu saja kisahnya yang terlempar ke masa lalu setelah mengetahui perselingkuhan suami dengan sepupunya. "Dia temanku. Kami sudah lama tidak bertemu dan tanpa sengaja bertemu di sini."
Jingga lebih memilih untuk berbohong karena tidak mungkin menceritakan semuanya pada Reno. Jingga takut dianggap tidak waras jika menceritakan apa yang dialaminya, mengingat bagaimana watak pria yang duduk dihadapannya tersebut.
"Aku kira dia kekasihmu," sahut Reno dengan tersenyum lega setelah mendengar penjelasan Jingga.
Jujur ia sempat merasa takut jika pria yang bernama Malak itu adalah kekasih Jingga, melihat dari cara wanita itu menahan kepergian Malak seolah takut ditinggalkan.
"Kenapa kau tersenyum?" Jingga menatap wajah Reno yang terlihat berkali-berkali lebih tampan dengan senyum yang terukir dibibir pria tersebut.
Reno mengangkat kedua bahunya dengan acuh tanpa mau menjawab pertanyaan Jingga. Karena mana mungkin ia menjawab kalau saat ini ia sedang bahagia karena tidak memiliki saingan untuk mendapatkan wanita yang dicintainya itu. Ya, Reno mencintai Jingga sejak dulu, namun waktu itu Jingga menolak perasaannya dengan alasan sudah mencintai pria lain. Dan kini setelah mereka kembali dekat dan Jingga yang masih sendiri, cinta itu kembali tumbuh dan hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya.
Namun setelah melihat sosok pria bernama Malak itu, Reno jadi berpikir untuk mengungkapkan perasaannya saat ini juga karena takut didahului oleh pria itu atau pria lainnya.
"Jingga..." panggilnya sembari menyentuh lembut tangan Jingga yang ada di atas meja.
Jingga yang terkejut sampai terdiam saat tangannya di genggam oleh Reno. Bayangan dulu saat pria itu mengatakan cinta, kini kembali berputar dibenaknya.
"Jingga aku—"
"Ternyata kau ada di sini?"
Baik Jingga maupun Reno menatap sosok yang kini berdiri di samping meja mereka dengan terkejut.
udh enggak sabar akunya🤣🤣