NovelToon NovelToon
Cokelat Susu

Cokelat Susu

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:399.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chika cha

Cover by me

Ini tentang kehidupan pernikahan antara Aidan putra Bimantara seorang perwira polisi berpangkat ipda dengan Yura khalisa seorang mahasiswi akhir yang sedang sibuk menyusun proposal penelitian yang asyik-asyik revisi melulu.

Mereka ini sebenarnya tetangga, tetangga yang sudah seperti keluarga sendiri dan Aidan sudah menganggap Yura seperti adik sendiri begitu juga sebaliknya.

Tapi karena insiden tolol mereka harus hidup berdampingan satu atap. Bahkan Aidan harus melangkahi kedua kakak laki-lakinya yang masih lajang. Banyangkan padahal bukan urutan seperti itu yang Adian inginkan.

Bagaimana kelanjutan ceritanya yuk lanjut baca disini👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makan malam keluarga Bimantara

Yura baru saja pulang dari kampus tepat jam 3 sore, karena tadi sempat nongkrong sebenar dengan Aqila di kafe dekat kampus.

Wajah gadis itu terlihat sangat bahagia, bahagia karena berhasil melewati dosen pembimbing satu dan kini akan berlanjut ke dosen pembimbing 2. Semoga saja bu Toga tidak seburuk yang di bicarakan para mahasiswa yang pernah bimbingan dengan beliau.

Saat akan memasuki rumah, Yura melihat mobil mertuanya berhenti di jalan antar rumahnya dan juga rumah sang mertua. Dan tidak lama keluar Mama Nada Dari dalam mobil tersebut. Sebelum mobil itu kembali pergi.

"Yura." panggil Mama Nada menghentikan pergerakan Yura yang baru akan membuka gerbang rumah.

"Eh, mama. Iya mah." tanyanya menatap sang Mama mertua tak lupa ia tersenyum ramah.

"Baru pulang?" tanya Mama Nada basa-basi diiringi dengan senyum.

Yura mengangguk "iya mah, kenapa?"

"Gak papa, Mama cuma mau bilang. Nanti malam ada acara makan malam di rumah. Jangan lupa nanti datang ya. Bilang juga sama Aidan. Tadi sih Mama udah chat dia. Tapi mana tau Aidan nanti lupa." jelas Mama Nada menyampaikan tujuannya.

Yura mengangguk "perlu Yura bantu gak ma buat siapin acara makan malamnya?" sebagai menantu pertama di keluarga Bimantara ia harus menjadi menantu yang baik, agar semakin di sayang Mama mertua.

"Emang kamu gak capek Ra?" Mama Nada nampak khawatir karena Yura yang baru saja pulang akan kelelahan jika harus membantunya.

"Gak dong mah, Yura juga di kampus gak ngapa-ngapain." ucap Yura seraya tersenyum manis pada Mama Nada.

"Ya udah deh kalau gitu, istirahat aja dulu. Setelah sholat ashar nanti aja baru bantu Mama."

__________________

Di suruh datang saat selesai sholat ashar, Yura malah ketiduran dan datang sudah jam 5 sore.

Haduh Ra gimana sih? katanya mau jadi mantu kesayangan. Kok malah jadi keliatan jadi mantu pemalas gini sih.

Syukurnya saat memasuki rumah mertuanya ia melihat Mama Nada masih bergelut di dapur dengan sutil dan konco-konconya.

"Maaf mah, Yura telat datangnya." cicit Yura tidak enak, padahal tadi dia sendiri yang berinisiatif ingin membatu, malah dia juga yang gak jelas.

Nada nampak tersenyum "gak papa kamu pasti capek. Mama juga udah hampir siap kok ini masakannya." ucapnya penuh pengertian. "Coba nih cicipi dulu opor ayamnya, enak gak?" Nada meniup kuah opor yang ada di spatula dan meletakkannya keatas telapak tangan kanan Yura yang sudah menengadah setelah di rasa dingin.

Yura pun segera menyesapnya. "Enak ma, enak banget malah." akunya jujur. Memang sejak dulu masakan Nada yang terenak nomor 2 setelah masakan sang bunda.

"Emmm... Ma, ajarin Yura masak dong." entahlah kalimat itu keluar begitu saja tanpa permisi dari bibir Yura setalah mencicipi masakan sang mama mertua.

Haduh mulutnya Ra, semakin jauhlah predikat menantu idaman untukmu.

Nada tampak terkejut, lalu setelahnya tersenyum "boleh, Mama kira kamu udah belajar masak sama Aidan Ra."

Kini Yura menggaruk tengkuknya yang tidak gatal seraya nyengir bodoh "Belum ma, kemarin juga baru belajar masak ayam goreng. Bang Ai sih kemarin puji masakan aku enak, makannya sekarang jadi semangat pingin belajar." Benarkan? kemarin Aidan memuji masakannya.

Nada terkekeh pelan menanggapi ucapan Yura yang malah tidak ada lucu-lucunya.

Yura mengernyit bingung "Mama... Gak marah sama Yura?" tanyanya takut-takut.

Alis Nada terangkat sebelah "marah karena apa?" ia mematikan kompor karena opor ayam buatannya sudah matang.

"Karena Yura gak bisa masak." cicitnya.

Nada menarik menantunya itu ke area meja makan untuk duduk di sana "kenapa Mama harus marah ra? Gak papa gak bisa masak, toh zaman sekarang juga canggih bisa pesan makanan online. Bang Idan juga bisa masak. Apa yang mesti Mama marahkan?"

Mendengar penuturan sang Mama mertua membuat hati Yura menghangat. Kebanyakan mertua yang ia lihat di televisi akan mencak-mencak gak jelas mengetahui jika sang putra menikah dengan gadis yang tidak sesuai kriteria menantu idaman bin impian. Tapi ternyata itu tak berlaku pada mertuanya.

"Gak papa gak bisa masak, yang penting kamu bisa ngurus dan layani suami."

Yura mengangguk saja. "Ngurus dan melayani." batinnya mengulangi ucapan Mama Nada.

"Jadi selama ini kalian makan gimana?" tanya Nada penasaran. Sebenernya Aidan juga sudah cerita kalau kedua pasutri baru ini berbagi tugas rumah tangga mereka. Namun Nada ingin mendengarnya dari mulut sang menantu.

Tampak ragu tapi Yura tetap bercerita "Emmm... Kalau pagi... Bang Ai yang masak ma, tapi... kalau malam... Kadang beli dari luar. Sebanarnya kayak gitu tiap hari gak enak juga ma, makannya Yura coba belajar masak. Kasian bang Ai juga kan. Kadang udah pulang larut malam, eh harus bangun pagi siapin sarapan. Kayak... gak guna banget Yura jadi istri."

"Ssst... Gak boleh bilang gitu. Yang penting kemarin kamukan udah usaha buat belajar masak nak." Nada mengusap lembut kepala sang menantu yang sudah sejak dulu ia anggap sebagai Anak gadisnya sendiri. "Nanti kapan-kapan Mama ajarin masak deh. Kalau Mama lagi free di rumah sakit gimana?"

Yura mengangguk antusias dengan binar mata bahagia.

Tolong mau mertua kayak mama Nada dong.

_________________

Kini acara makan malam telah tiba, semua keluarga sudah berkumpul di meja makan bahkan 2 anak lajang keluarga Bimantara juga turut hadir di acara makan malam kali ini,padahal ini bukan malam Minggu tapi keduanya mengusahakan untuk pulang.

"Makanan favorit kita semua ada nih disini." ucap Abri dengan mata berbinar menatap satu persatu lauk dan juga sayur yang tersaji di atas meja.

"Papa mau apa?" tanya Mama Nada begitu perhatian pada sang suami.

"Opor ayam aja sama tumis cumi nya." jawab Saga dengan wajah penuh senyum.

"Ma, abang mau cuminya juga" ucapan Argan setelah melihat sang Mama selesai melayani sang papa.

"Segini cukup?" tanya Nada pada putra tengahnya.

Argan mengangguk.

"Ummm... Aromanya buat perut keroncongan deh. Cel ambilin gue–aduh mah sakit kok Idan di jewer sih!" tiba-tiba saja tangan sang Mama sudah menarik telinganya. Sakit tentu saja.

Seluruh keluarga awalnya kaget namun setelahnya mereka semua kompak meringis melihat itu.

"Ngomong apa tadi dek?" tanya sang Mama yang membuat Aidan bingung, perasaan dia tidak mengatakan apapun yang salah.

"Ngomong apa sih? Idan gak ada–aduh, aduh ampun mah kok malah makin kenceng sih!!" keluhnya merasakan jeweran sang mamah yang malah semakin kencang dan membuat telinganya Semakin sakit sekaligus panas. Rasanya sudah seperti akan lepas.

"Bisa-bisanya manggil istri masih cal cel! Apalagi tadi pakek gue gue! Yura itu istri kamu Aidan bukan temen kamu."

Walaupun awal pernikahan Nada dan Saga juga seperti itu, tapi kenapa malah Aidan semakin memperparahnya.

"Bener dek. Apa kata mama, masak panggil istri cel sih?" Abri ikut angkat bicara.

"Itu namanya panggilan say– aduh, iya mah, iya. Ampun ya Allah sakit mah. Tolong lepasin ini dulu Kanjeng ratu."mohonnya yang terdengar lucu membuat Abri dan Yura tertawa, semantara papa Saga terkekeh melihat sang putra bungsu habis di hajar sang Mama. Begitu pula dengan Argan yang jarang tertawa juga ikut tersenyum, inget hanya senyum.

Yang lain ngakak dia cuma mesem doang.

"Kok cuma Idan sih mah yang di jewer si bon- eh Yura juga dong mah. Dia juga sering panggil Idan indomilk manggilnya juga Lo gue." adunya. Enak saja hanya dia yang di jewer, Yura juga dong. Kan Yura juga seperti itu tidak ada sopannya pada Aidan yang notabennya adalah suami, kepala keluarga.

Mata Nada membulatkan sempurna menatap Yura semantara Yura segera menggeleng enggan mengaku "Gak mah." sangkalnya. Jangan di jewer ngajak ngajak dong.

Nada kembali menatap sang putra bungsu " pokoknya mamah gak mau denger kalian panggilnya kayak gitu ya. Awas aja kalau masih Mama denger." ancam Nada tapi tangan masih setia nangkring di telinga Aidan.

"Aduh mah, ngomel ngomel. Tapi ini tangannya di lepas dulu. Putus nih kuping orang ganteng."

Sungguh tak berhati Kanjeng ratu satu ini.

Nada pun melepaskan jewerannya.

"Udah, udah kita lanjut makan dulu. Karena ada yang mau papa bicarakan setelah ini." instruksi papa Saga yang sejak tadi hanya mendengar dan menyimak.

Seluruh keluarga pun mengangguk dan mulai menyantap makan malam mereka dengan khidmat.

Sesekali Aidan mengusap-usap telinganya yang masih terasa sakit. Memang sang Mama kalau sudah mulai menjewer gak kira-kira langsung mau boring telinga saja.

Akhirnya makan malam pun selesai. Yura yang sejak tadi mencuci piring bersama sang mama mertua pun kini telah selesai dan ikut bergabung keruang tamu tempat dimana para pria sedang duduk dan saling mengobrol.

"Sudah kumpul semua?" tanya papa Saga menatap satu persatu anggota keluarga.

"Udah mas." ucap mama Nada duduk tepat di sebelah sang suami.

Yura pun duduk di sofa sebelah Aidan.

"Kenapa pa? Kenapa kita di kumpulin semua?" tanya Aidan, merasa seperti ada sesuatu yang akan di bicarakan sang papa.

Saga menarik nafas perlahan, menggenggam tangan istrinya. Menatap Nada sejenak, lalu beralih menatap anak-anaknya "papa akan pensiun karena umur juga udah mengharuskan untuk itu. Selanjutnya mungkin papa akan mengurus perkebunan sawit yang ada di Medan dan juga mengurus toko sparepart milik Argan dan juga mengambil alih toko sport Abri."

Tidak kaget, karena memang umur papa Saga juga tidak lagi muda dan sudah memasuki masa pensiun. sudah saatnya papa Saga istirahat dari tugas negaranya.

"Ish Bang Abri sama bang Argan tuh apa gak bisa urus bisnis sendiri? Kan kasian papa udah tua waktunya istirahat jangan malah di kasih kerjaan numpuk." protes Aidan karena tau masa pensiun papanya juga akan disibukkan dengan bisnis kedua kakaknya.

"Papa yang mau dek. Gak enak juga pasti di rumah seharian tapi gak ngapa-ngapain. Mau urus kebun sawit juga dari jauh. Kan gak mungkin papa tiap hari terbang kesana untuk kontrol." jelas Saga pada sang putra bungsu.

Aidan pun akhirnya mengangguk "yang penting di masa tua papa sama Mama harus tetap jaga kesehatan ya." ucapnya lagi khawatir akan kedua orangtuanya.

Kali ini 2 pasutri yang tak lagi muda itu mengangguk.

"Kalau Mama kapan pensiun?" tanya Abri mengingat sang Mama sampai saat ini masih menjadi dokter bedah di RSPAD.

"Masih lama kayaknya, Mama kan masih muda" ucap Nada penuh percaya diri sembari melirik sang suami yang jarak usianya 10 tahun lebih tua darinya dan membuat anak-anaknya tertawa melihat itu.

"Emmm... Abang juga mau bilang sesuatu." ucapan Argan yang sejak tadi diam.

"Abang mau bilang apa?" tanya sang Mama memegang tangan putra tengahnya.

Argan langsung menyambut tangan sang Mama dan menggenggamnya "Bulan depan abang akan berangkat ke Jerman. Untuk belajar mengemudikan pesawat yang baru datang kemarin." ucapnya menatap sendu kedua orangtuanya.

Semuanya tentu terkejut mendengar ungkapan kang kulkas berjalan ini yang memang tidak diketahui siapapun.

"Kamu yang di tunjuk bang?" tanya Mama Nada tak percaya.

Argan hanya mengangguk.

"Uwuw Abang gue emang hebat banget dah." Aidan mengacungkan kedua jempolnya namun hanya di balas dengan senyum smirk oleh Argan.

"Berapa lama gan?" tanya Abri.

"Jangka waktunya si setahun." jelasnya.

Semua orang mengangguk begitu juga Yura yang tidak tau dunia per-abdi negaraan itu seperti apa. Ia ikut saja ketika orang-orang disana manggut-manggut.

1
elzanira
keren...kocak dan ronmantis
Rina Raisya
Aku suka cerita mu thor
Sri Wahyuni
Luar biasa
tutwuri Handayani
Author sayang...terimakasih udh suguhin cerita yg sangat menarik dan terlove💖💖💖💖💖💖
Chika cha: wah, makasih kembali kakak. jangan lupa jempolnya ya kak di setiap part🤭
total 1 replies
Mama Jihan
setuju 👍👍
tutwuri Handayani
rumah tangga IDAMAN ku
tutwuri Handayani: cerita kk otor baru muncul di berandaku kak,makanya telat bacanya😁
total 1 replies
Diana Anisa Dewi
Luar biasa
Agustina Fauzan
novel nya kereen
wardah
gemesin critanya,lucu, bikin gregetan
Sriza Juniarti
seruuu
Venny Merliana
anjirrrrr ngakak ampe perut gw kaku baca ini novel..berasa real🤣🤣🤣🤣🤣
Sriza Juniarti
lafi nyimak kk, s3mangat💪💪
Dini Andin
Luar biasa
Kutipan Halu
👍👍👍👍
Kutipan Halu
hai mampir nih thor jgn lupa mampir juga ya ke novel terbaruku"Air Mata Pernikahan" . Yuk saling dukung thorr/Smile//Smile/
ndynovel
lanjut thor
stnk
mampir Thor...salam kenal....
Ani
setuju pake buanget
Araaa
hoo
Erna
blum up y mba
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!