Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.
Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.
Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
"Menyesal atau tidak, itu adalah urusanku." Jawab Vierra datar.
Mendengar jawaban Vierra yang terkesan ambigu, Jasmine langsung tersenyum miring. Firasatnya memang tidak pernah meleset. Sesuatu yang selalu dia khawatirkan, nyatanya memang sebuah kenyataan. Ini bukan tentang sesuatu akan terjadi sesuai sugesti kita, tapi Jasmine bisa merasakannya sendiri.
Sejak dia ikut dilibatkan dalam komunikasi antara Juna dan Vierra, Jasmine sudah merasa ada kejanggalan di awal. Dia sering melihat Vierra yang lebih dulu menghubungi Juna. Walaupun sebenarnya Jasmine tidak mempermasalahkan siapa yang lebih dulu menelfon, asal pembahasannya hanya seputar Joshua.
Terkadang Jasmine hanya tidak habis pikir dengan pembahasan Vierra saat menelfon Juna. Menurut pandangan Jasmine, obrolan Vierra sangat tidak penting, sebab bukan membahas sesuatu yang punya nilai positif untuk kehidupan dan masa depan Joshua di kemudian hari. Lebih tepatnya, seperti meminta Juna agar sering-sering datang ke Jepang. Tanpa berfikir kalau Juna juga memiliki kehidupan sendiri di Indonesia. Padahal Juna sudah memberi jadwal, kapan dia akan datang ke Jepang untuk mengunjungi Joshua setiap bulannya.
"Akan jadi urusanku kalau kamu menyesal meninggalkan Mas Juna. Kamu pasti paham maksudku." Jasmine lantas beranjak dari duduknya, pembahasan seperti ini lebih baik tidak di teruskan lagi. Yang terpenting, Jasmine sudah tau kalau sosok Vierra perlu di waspadai.
"8 tahun yang lalu, aku hanya seorang remaja yang berfikir bahwa anakku akan baik-baik saja jika hidup tanpa sosok Ayah. Setelah Joshua tau bahwa dia masih memiliki Daddy, dia terlihat lebih bahagia dari sebelumnya. Aku tidak bisa menutup mata, Joshua memang membutuhkan peran Ayah dalam hidupnya." Vierra mengatakan itu dengan pandangan lurus ke depan, menatap tanpa kedip punggung Jasmine dengan sorot mata yang sulit di artikan.
Jasmine berdiri di tempat, dia menghentikan langkahnya ketika perkataan Vierra cukup mengusik hati dan pikirannya. Bukankah perkataan Vierra memang sengaja di lontarkan untuk mengusik ketengan Jasmine.? Perkataan yang menjurus seolah-olah dia mengharapkan Juna kembali padanya demi kebahagiaan Joshua.
Jasmine berbalik badan, dia melempar senyum tipis pada Vierra.
"Aku merasa sedih untuk keputusan mu di masa lalu, namun hidup terus berjalan. Waktu juga tidak bisa diputar kembali. Semoga Mas Juna bisa mengisi kebahagiaan Joshua yang dulu belum lengkap, meski mereka tidak tinggal bersama." Ujarnya kemudian berlalu dari sana.
...******...
"Kita hanya pergi bertiga.? Kenapa Mommy tidak di ajak.?" Protes Joshua.
Tadinya Joshua sudah sangat bersemangat ketika Juna mau mengajaknya pergi jalan-jalan dan makan siang di luar. Tapi setelah tau kalau dia hanya pergi dengan Juna dan Jasmine, mendadak jadi tidak bersemangat dan langsung melemparkan protes pada Juna. Joshua ingin pergi, tapi harus mengajak Mommynya juga.
"Mommy ada urusan, hari ini kamu pergi saja dengan Daddy. Mommy akan ikut lain kali." Kata Vierra seraya mengusap pucuk kepala Joshua yang duduk di sebelahnya.
"Baiklah, lain kali aku ingin kita pergi bertiga saja, tanpa Tante Jasmine." Kata Joshua dengan melirik Jasmine. Respon Jasmine hanya tersenyum tipis, Joshua masih kecil dan belum begitu paham situasinya meski sudah di beri pengertian oleh Juna. Jadi perkataan Joshua tidak akan di masukan ke dalam hati oleh Jasmine.
"Hum, pergilah. Selalu dengarkan apa kata Daddy, jangan merepotkan." Pesan Vierra pada putranya. Joshua mengangguk patuh dan segera beranjak dari duduknya. Bocah laki-laki itu menggandeng tangan Juna.
"Kami pergi dulu, terimakasih sudah mengijinkan kami mengajak Joshua keluar." Ujar Jasmine pada Vierra. Sejak tadi Jasmine yang lebih banyak bicara dengan Vierra, karna Juna terlihat enggan mengobrol dengan mantan kekasihnya itu.
"Tidak masalah, aku titip Joshua." Vierra tersenyum tipis, dia ikut mengantar sampai di depan pintu apartemen.
...******...
"Daddy, sebenarnya aku tidak paham kenapa Daddy menikah dengan Tante Jasmine. Kenapa tidak menikah dengan Mommy saja, kan sudah ada aku.?" Suara Joshua memecah keheningan di dalam mobil yang baru melaju meninggalkan basement apartemen.
Juna menoleh ke samping, menatap Jasmine yang tampak tersenyum setelah mendengar ucapan Joshua. Juna ingin memastikan Jasmine baik-baik saja, tanpa harus merasa tersinggung dengan ucapan Joshua.
"Tolong jangan di ambil hati perkataan Joshua." Pinta Juna seraya mengusap punggung tangan Jasmine.
"Jika aku ada di posisi Joshua, pasti akan bingung juga dengan situasinya. Santai saja, aku bisa memahami perasaan Joshua." Jasmine mengulum senyum, lalu melihat Joshua yang duduk di jok penumpang.
"Nanti Daddy akan menjelaskan lagi pada Joshua, tapi pelan-pelan agar Joshua tidak semakin bingung. Sekarang Joshua pilih restoran saja untuk makan siang, Joe ingin makan dimana.?" Tanya Juna.
"Aku tidak pilih-pilih makanan, Daddy bisa membawa ku ke restoran mana saja." Sahut Joshua. Bocah 7 tahun itu tampak membuang pandangan ke luar jendela. Dia mungkin bingung karna belum bisa mencerna penjelasan Juna beberapa menit yang lalu.
"Baiklah," Juna melajukan mobilnya menuju salah satu restoran western. Jasmine tidak terlalu suka makanan Jepang, sedangkan Joshua bisa makan apa saja, jadi Juna memilih jalan tengah.
"Terimakasih Tante, aku bisa turun sendiri." Joshua menolak halus saat Jasmine ingin membantunya turun dari mobil. Jasmine mengangguk dengan senyum yang tidak luntur do wajahnya. Dia bergeser untuk memberi ruang pada Joshua yang akan turun dari mobil.
"Kamu sangat mandiri." Puji Jasmine.
Joshua mengangguk setuju karna merasa dirinya memang mandiri. "Aku bukan anak kecil lagi, jadi harus mandiri. Mommy juga selalu mengajarkanku agar tidak merepotkan orang lain." Kata Joshua. Doa baru saja melompat turun dari mobil dan langsung mengambil posisi berdiri do samping Juna.
Mereka bertiga memasuki restoran. Satu tangan Juna menggandeng Joshua, dan satu lagi untuk menggandeng Jasmine. Posisi Juna ada di tengah-tengah.
Juna memilih salah satu meja yang ada di sudut restoran, tempatnya tidak terlalu ramai dan terlihat cukup nyaman untuk menghabiskan waktu bersama anak serta istrinya.
"Kalian pesan dulu, aku mau ke toilet." Pamit Juna. Dia beranjak meninggalkan Jasmine dan Joshua yang sudah duduk berhadapan.
"Tante, semua teman-temanku bisa tinggal bersama Daddy dan Mommy mereka. Aku sangat iri pada mereka." Tutur Joshua. Wajahnya berubah sendu dan memainkan jari-jari tangannya di atas meja.
"Mommy bilang, Daddy tidak bisa tinggal bersama kami karna ada Tante."
Jasmine tertegun mendengar penuturan Joshua, dia yang selalu menahan diri agar tetap berdamai dengan masa lalu Juna, tiba-tiba menjadi geram pada Vierra. Apa Vierra tidak bisa mencari kaya-kata yang tepat sesuai dengan fakta, kenapa malah membuat Jasmine yang seolah-olah mengusik hidupnya.
"Mommy bilang begitu.?" Jasmine memastikan.
Joshua mengangguk. "Apa Tante bersedia memberikan Daddy pada kami.? Aku ingin tinggal bersama Daddy dan Mommy." Joshua menatap memohon.
Jasmine tersenyum teduh, lalu meraih sebelah wajah Joshua dan mengusapnya lembut.
"Joshua bisa bilang pada Daddy setelah Daddy kembali, karna Tante tidak bisa memberikan jawabannya." Ujar Jasmine. Di balik senyum teduhnya yang terlihat tenang, Jasmine menyembunyikan perasaannya yang berkecambuk.
laki plin plan, bilang ga cinta, tapi masih perhatian
laki gila lu
alasan gugat jelas, kebohongan dlm pernikahan ttg seorg anak...
buang aja laki model juna gt
klo perempuan lama2 bs cinta
klo lelaki dr yg cinta lama2 bs jenuh
apalagi klo dr awal ga cinta...
q penasaran sama kisah Jeny dan Joshua
ternyata si viera selalu komunikasi sama mamah Dewi dulu menghindar dr Juna sekarang mau Deket LG