NovelToon NovelToon
Di Bawah Aturan Suami Baruku

Di Bawah Aturan Suami Baruku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Konflik etika
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Ziafan01

Saat Shima lyra senja seorang dokter berbakat di rumah sakit ternama, menemukan suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, dunianya hancur seketika.
Pengkhianatan itu tidak hanya merenggut pernikahannya, tapi juga rumah, nama baik, dan tempat untuk pulang.
Di titik terendah hidupnya, ia menerima tawaran tak masuk akal datang dari Arru Vance CEO miliarder dingin dengan aturan yang tidak bisa dilanggar. Pernikahan kontrak, tanpa cinta, tanpa perasaan. Hanya ada aturan.
Namun, semakin dekat ia dengan Arru, semakin ia sadar bahwa sisi dingin pria itu menyembunyikan rahasia berbahaya dan hati yang mampu merasakan semua yang selama ini ia rindukan.
Ketika pengkhianatan masa lalu kembali muncul dan skandal mengancam segalanya, Shima harus memilih: mengikuti aturan atau mempertaruhkan segalanya demi cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ziafan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KETIDAKSETIAAN

Malam merayap perlahan di lantai ICU.

Lampu-lampu putih menyala tanpa belas kasihan, memantul di lantai steril yang dingin. Shima berdiri di depan monitor pasien, menyesuaikan dosis obat dengan fokus yang sama seperti siang tadi. Beberapa dokter muda berdiri sedikit di belakangnya, memperhatikan setiap instruksi yang keluar dari mulutnya.

“Pantau saturasinya tiap lima belas menit,” ucap Shima tenang. “Kalau turun di bawah sembilan puluh dua, laporkan langsung.”

“Baik, Dok,” jawab mereka serempak.

Ia menoleh sebentar, memastikan semua berjalan sesuai prosedur. ICU kembali tenang, hanya diisi bunyi mesin dan napas pasien yang dijaga oleh teknologi. Shima melepas sarung tangan, mencatat cepat di tablet, lalu melangkah keluar.

Waktu di jam tangannya menunjukkan hampir pukul sepuluh malam.

Ia berjalan menuju UGD, tempat Arya bertugas malam ini. Di sana, suaminya terlihat sibuk berdiri di antara dua bed pasien, berbicara cepat dengan seorang perawat, wajahnya serius, profesional.

Shima menunggu hingga Arya selesai.

“Arya,” panggilnya pelan.

Arya menoleh. “Shima.”

“Kau sudah makan?” tanyanya ringan.

“Belum sempat.” Arya melirik jam dinding. “Ada pasien masuk terus.”

Shima mengangguk. “Aku juga baru selesai dari ICU. Kupikir… kita bisa pulang bersama.”

Ada jeda kecil. Sangat singkat. Tapi cukup untuk terasa.

“Aku tidak bisa,” jawab Arya akhirnya. “Ada operasi malam ini. Mendadak.”

“Oh.” Shima tersenyum tipis. “Operasi apa?”

“Kasus darurat. Aku yang pegang,” jawabnya cepat, terlalu cepat. “Kau pulang saja. Jangan tunggu.”

Nada suaranya datar. Tidak dingin, tapi juga tidak hangat.

Shima memandang wajah suaminya. Pria yang ia nikahi lima tahun lalu. Pria yang dulu selalu memastikan mereka pulang bersama meski hanya untuk makan malam singkat. Sekarang berdiri di hadapannya, jaraknya terasa lebih jauh dari lorong ICU.

“Kau yakin?” tanya Shima pelan.

Arya mengangguk. “Aku tidak mau kau kenapa-kenapa kalau pulang terlalu malam. Kau capek. Istirahat saja.”

Tidak ada sentuhan. Tidak ada permintaan agar ia menunggu.

Hanya keputusan sepihak yang terdengar masuk akal.

“Baik,” jawab Shima akhirnya. “Aku pulang dulu.”

Arya mengangguk lagi. “Hati-hati di jalan.”

Shima berbalik. Langkahnya mantap, tidak tergesa. Ia tidak menoleh lagi.

Di parkiran rumah sakit, udara malam terasa lebih dingin dari biasanya. Shima duduk di kursi pengemudi, memejamkan mata sejenak sebelum menyalakan mesin. Ia percaya pada Arya. Selalu percaya. Tidak ada alasan untuk meragukannya setidaknya, belum.

Mobil melaju meninggalkan gedung rumah sakit yang masih terang benderang.

Shima tidak tahu bahwa malam itu, bukan hanya ia yang memilih untuk pulang lebih awal.

Dan bukan hanya satu kebohongan kecil yang baru saja dibiarkan tumbuh.

***

Arya berdiri sendirian di lorong belakang UGD.

Jam dinding menunjukkan hampir pukul sebelas malam. Operasi darurat yang tadi ia jadikan alasan tidak pernah ada. Yang ada hanya ruang kosong, lampu redup, dan keheningan yang terlalu jujur.

Ia menghembuskan napas pelan, membuka kancing jas dokternya satu per satu, seolah melepaskan peran yang sejak siang menempel di tubuhnya. Tatapannya melirik ke arah pintu keluar, memastikan tidak ada siapa pun di sekitar.

“Shima pulang terlalu lama hari ini.”

Suara itu datang dari belakang.

Arya tidak terkejut.

Langkah kaki ringan mendekat, lalu sepasang lengan melingkar di pinggangnya. Tubuh seorang perempuan menempel di punggungnya dengan keakraban yang tidak mungkin dimiliki dua orang asing.

Laura.

Perawat senior itu menyandarkan dagunya di bahu Arya, menghirup aromanya dalam-dalam.

“Aku sudah rindu,” bisiknya. “Kau tahu itu.”

Arya memejamkan mata sejenak, lalu tangannya terangkat, menutup tangan Laura di perutnya. Gerakannya refleks. Terbiasa.

“Kau tahu aku tidak bisa lama,” ucapnya pelan, tapi tidak menolak.

Laura tersenyum kecil, senyum yang hanya ia tunjukkan saat tidak ada orang lain. “Itu yang selalu kau bilang.”

Ia memutar tubuh Arya hingga mereka saling berhadapan. Lampu lorong memantul di mata mereka, menciptakan bayangan yang terlalu intim untuk ruang publik.

“Seandainya Shima tidak terlalu lama di rumah sakit…” Laura mendekatkan wajahnya. “Kita punya lebih banyak waktu.”

Arya mengusap pipi Laura dengan ibu jarinya. “Dia terlalu berdedikasi.”

Atau terlalu mudah dipercaya, lanjutnya dalam hati tapi kalimat itu tidak pernah keluar.

Laura terkekeh pelan, lalu memeluk Arya lagi, kali ini lebih erat. “Kadang aku lupa… kau suaminya.”

Arya tidak langsung menjawab.

Ia menunduk, kening mereka bersentuhan. “Dan aku lupa,” katanya lirih, “kapan terakhir kali aku merasa begini.”

Laura mencium sudut bibirnya. Pelan. Sengaja. Tanpa terburu-buru.

“Jangan sekarang,” bisik Arya, meski tangannya tidak bergerak menjauh. “Ini masih rumah sakit.”

“Justru itu,” jawab Laura, senyum tipis di bibirnya. “Tak ada yang datang ke lorong ini malam-malam.”

Ia salah.

Di ujung lorong lain, tepat sebelum belokan menuju lift eksekutif, Arru Vance berhenti melangkah.

Ia tidak berniat menguping. Ia hanya ingin pulang.

Namun apa yang tertangkap matanya membuatnya diam.

Pelukan itu.

Jarak yang tidak wajar.

Bahasa tubuh yang terlalu jujur untuk disebut kebetulan.

Arru berdiri di balik bayangan, jas hitamnya menyatu dengan gelap. Wajahnya tetap datar. Tidak ada perubahan ekspresi. Tidak ada reaksi spontan.

Ia hanya mengamati.

Perawat senior.

Dokter suami.

Dan dokter terbaik rumah sakitnya yang baru saja pulang lebih awal.

Potongan-potongan itu tersusun rapi di benaknya.

Menarik, pikir Arru.

Ia berbalik tanpa suara, melangkah menuju lift. Pintu menutup dengan dengungan halus, seolah menyegel sebuah rahasia.

Di dalam lift, Arru menatap pantulan dirinya sendiri di dinding kaca.

“Ketidaksetiaan,” gumamnya pelan. “Selalu meninggalkan jejak.”

Dan tanpa ia sadari, sejak malam itu

Shima Lyra Senja tidak lagi sekadar dokter terbaik rumah sakitnya.

Ia adalah perempuan yang hidupnya akan berubah karena Arru Vance melihat kebenaran lebih dulu.

Arru keluar dari lift menuju area parkir bawah tanah.

Lampu-lampu neon memantul di lantai beton, menciptakan bayangan panjang di antara deretan mobil mahal yang terparkir rapi. Suasana hampir kosong. Malam sudah terlalu larut bagi sebagian besar staf.

Ia berjalan menuju mobilnya ketika sebuah kendaraan melintas pelan di jalur keluar.

Arru berhenti.

Mobil sedan berwarna gelap itu melaju tenang, tidak tergesa, tidak mencolok. Namun Arru mengenali gaya mengemudinya, hati- hati, terukur seolah pengemudinya selalu memikirkan kemungkinan terburuk.

Saat mobil itu melewati cahaya lampu, wajah pengemudinya terlihat jelas.

Shima Lyra Senja.

Sendirian.

Tangannya memegang kemudi dengan postur tegak, matanya lurus ke depan. Tidak ada raut lelah yang berlebihan. Tidak ada ekspresi kecewa. Hanya ketenangan yang terlalu rapi untuk seorang perempuan yang baru saja meninggalkan rumah sakit setelah hari panjang.

Mobil itu berbelok ke jalur keluar dan menghilang.

Arru berdiri diam beberapa detik lebih lama dari yang ia sadari.

Suaminya masih di dalam gedung.

Perawat senior itu juga.

Dan Shima pulang sendiri.

Arru menghembuskan napas pelan, nyaris tak terdengar. Ia membuka pintu mobilnya, masuk, lalu menyalakan mesin. Namun sebelum mobilnya bergerak, pikirannya sudah menyusun satu kesimpulan yang dingin dan presisi.

Perempuan itu tidak tahu.

Belum.

Dan Arru Vance tidak pernah bertindak atas dasar kebetulan.

Ia melajukan mobilnya keluar dari parkiran, meninggalkan rumah sakit yang malam itu menyimpan terlalu banyak rahasia. Di kejauhan, lampu kota berkilauan dan tanpa disadari Shima

seseorang telah melihat seluruh kebohongan itu sebelum ia sempat terluka.

1
Wita S
kereennnn
Sweet Girl
Siram bensin terus aja...
Sweet Girl
Buat memelihara bangkai di rumah, Laura... mending dibuang aja.
Sweet Girl
Dan bakal kehilangan Dana segar Luuu pada...
Sweet Girl
Asyeeek... beli yang kau mau, Shima...
bikin mereka yg menyakiti melongo.
Sweet Girl
Tunggu tanggal mainnya duo penghianat.
ketawa aja kalian sekarang sepuasnya, sebelum ketawa itu hilang dr mulut kalian.
Sweet Girl
Nah Lu... kapok Lu... sekalian aja seluruh Penghuni rumah sakit denger...
Sweet Girl
Kelihatan sekali yaaaa klo kalian itu bersalah.
Sweet Girl
Ada Gondoruwo🤪
Sweet Girl
Kamu pikir, setelah kau rampas semua nya, Shima bakal gulung tikar...
OOO tentu tidak... dia bakal semakin kaya.
Sweet Girl
Masuklah sang Penguasa 🤣
Sweet Girl
Dan pilihan mu akan menghancurkan mu... ojok seneng disek...
Sweet Girl
Kamu yang berubah nya ugal ugalan Brooo
Sweet Girl
Ndak bahaya ta... pulang sendiri dengan nyetir mobil sendiri?
Sweet Girl
Kok ngulang Tor...???
Sweet Girl
Wes ora perlu ngomong, Ndak onok paedaheee.
Sweet Girl
Naaah gitu dong... semangat membongkar perselingkuhan Suami dan sahabat mu.
Sweet Girl
Musuh dalam selimut, iya.
Sweet Girl
Gayamu Ra... Ra... sok bener.
Sweet Girl
Kamu jangan kebanyakan mikir tho Syma...
mending bergerak, selidiki Arya sama Laura.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!