— Amira dan Arjuna terpaksa harus menikah lantaran permintaan perjanjian masa lampau dari orang tuanya.
Mereka pun menyetujui menikah namun tanpa orang tua mereka tau, ternyata mereka membuat kesepakan bersama.
Apa sebenarnya kesepakatan itu?
Lalu bagaimanakah kehidupan mereka setelah menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bluemoonlight, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
"Ayolah sayang.." rayu Juna manja.
"Jun, ini di toko loh, ada CCTV tuh di atas. Apa gak malu?"
"Ngapain harus malu? CCTV yang bisa liat ya cuma kamu sama aku. Kita ke ruangan kamu aja ayo." bisik Juna tepat di telinga istri nya.
"Enggak Juna, katanya laper, ayo aku masakin dulu." Amira berdiri berniat memasak untuk Juna.
"Isshh aku mau makan kamu dulu. Gak terima penolakan." Juna tiba-tiba menggendong tubuh Amira dan membawa ke ruangan Amira.
"Aahhhh Juna turunin aku.."
Amira berteriak namun Juna tak menghiraukannya. Sesampainya di ruangan Amira, Juna segera mendudukkan Amira di meja kerjanya. Juna segera ******* habis bibit Amira. Amira pun ta tinggal diam, dia melepaskan semua kancing baju Juna dan melemparnya ke sembarang tempat. Amira mengusap dada Juna dengan lembut namun tangannya di tarik Juna dan menuntun tangan Amira untuk memegang pusaka nya yang masih terbungkus celana. Amira pun menurut dan mengusap senjata Juna yang sudah menegang masih sambil terus berciuman. Tangan Juna pun juga tak tinggal diam, dia melepaskan semua pakaian istrinya hingga Amira tak mengenakan sehelai benangpun. Mereka pun siap menyatukan tubuh mereka dengan cinta.
Di sisi lain.
"Ngapain lo ngajak gue ketemuan?" tanya Jessy berdiri di hadapan pria yang tak lain adalah Adrian. Adrian mengenal Jessy karena sudah sering ketemu karena dulu Jessy selalu ikut jika dirinya dan Juna sedang balapan. Bahkan dulu Adrian sempat menyukai Jessy juga. Dan kali ini Adrian menyukai Amira. Sepertinya semua milik Juna harus jadi milik Adrian.
"Tenang. Duduk dulu lah. Mau pesan apa?"
"Gak usah basa-basi, langsung saja ke intinya." ucap Jessy duduk di kursi depan Adrian.
"Oke, oke. Gue tau lo balik ke Indonesia karna Juna. Tapi ternyata dia udah nikah. Gue tau banget lo gak akan lepasin Juna gitu aja. Jadi gimana kalau kita kerja sama. Lo bisa dapetin Juna lagi, dan gue bakal ambil istrinya." ucap Adrian berterus terang akan maksud tujuannya.
"Ck, kenapa lo terobsesi banget sama semua milik Juna. Apa sebegitu menyedihkannya elo sampe lo gak bisa cari cewek sendiri. Harus banget milik Juna yang lo rebut." Jessy tersenyum sinis mendengar maksud Adrian. Bagaimana tidak, dulu Adrian selalu berusaha mendapatkan hatinya, tapi gagal karna Juna jelas tak akan tinggal diam saat ada yang ingin mencuri miliknya.
"Cih, kalau gak mau yaudah, gue pergi." Adrian beranjak dari duduknya.
"Ehh tunggu. Jadi apa rencana lo." Jessy menghentikan langkah kaki Adrian. Adrian pun tersenyum penuh kemenangan mendengar Jessy tertarik di ajak kerja sama.
"Kita harus jebak Juna buat bisa tidur sama elo." jawab Adrian duduk kembali ke kursinya.
"Enggak, gue gak setuju. Kalau gitu jadi nama Juna yang bakal jelek. Lagian lo pikir semudah itu jebak Juna? Bukannya lebih gampang jika kita jebak tu cewek. Kita harus buat Juna benci sama istrinya itu. Jadi lo yang harus pura-pura tidur sama tu cewek."
"Caranya?"
"Gue akan deketin tu cewek dan bakal jadi temennya bagaimanapun caranya." ucap Jessy tersenyum licik merencanakan sesuatu.
......................
Amira dan Juna kini tengah makan malam berdua di ruangannya. Mereka memutuskan memesan makanan melalui aplikasi. Amira memang sudah tak mau memasak untuk Juna lantaran dia sudah terlalu lelah karena ulah Juna.
"Apa kamu udah dapet sekretaris Jun?" tanya Amira sembari menyuapi Juna dengan sesendok nasi goreng yang mereka pesan.
"Udah, sekitar satu minggu lalu."
"Bagus deh kalau gitu. Biar kamu gak terlalu capek ngerjain semuanya sendirian."
Juna hanya diam. Dia sedang memikirkan apakah ia harus cerita bahwa sekretaris barunya adalah mantan kekasihnya dulu. Tapi jika Juna cerita, ia takut Amira akan cemburu. Mungkin memang lebih baik merahasiakannya sementara ini. Ia tak ingin menambah pikiran untuk Amira, apalagi suasana hati Amira hari ini sangat bagus berkat pembukaan tokonya. Ia tak mau menghancurkan kebahagian istrinya itu hanya lantaran cemburu dengan sekretaris baru Juna.
......................
Amira baru saja keluar dari mobilnya. Tiba-tiba seorang lelaki merampas tas nya dan berlari dari Amira. Amira berteriak minta tolong untuk mendapatkan perhatian orang sekitar agar mau membantunya.
Seorang wanita melemparkan sandal heels nya ke jambret tersebut dan mengenai kepala lelaki itu hingga terjatuh. Wanita itu berlari dan menjambak rambut jambret tersebut hingga lelaki itu berteriak kesakitan. Wanita tersebut mengambil paksa tas Amira dari tangan jambret.
"Cepat dorong aku." bisik wanita yang ternyata adalah Jessy tersebut ke jambret. Lelaki itu pun mendorong Jessy hingga tersungkur. Karena memang jambret itu adalah lelaki suruhan Jessy untuk melancarkan aksinya mendekati Amira. Melihat itu, Amira pun berlari menghampiri Jessy.
"Kamu gak apa-apa?" tanya Amira membantu Jessy berdiri.
"Gak apa-apa kok. Ini tas kamu, harusnya sih masih lengkap ya isinya." Jessy memberikan tas Amira.
"Makasih ya, Oh iya aku Amira. Tangan kamu kayaknya luka, ayo aku obatin di toko ku." ucap Amira melihat siki Jessy yang lecet.
"Aku Jesselyn. Gak usah gak apa-apa. Hanya lecet dikit aja, nanti pasti sembuh sendiri."
"Mana bisa begitu, ayo ikut aku. Gak terima penolakan karena ini perintah bukan permintaan." Amira mendorong Jessy masuk ke dalam tokonya.
Setelah mengambil kotak obat, Amira pun mengobati luka Jessy dengan perlahan.
"Kalau sakit bilang ya." ucap Amira sambil mengobati luka Jessy. Jessy hanya diam merasakan siku nya yang lecet.
"Ini toko kamu sendiri?" tanya Jessy berbasa-basi.
"Iya, ini hadiah pernikahan dari mertua dan suami aku." jawab Amira sembari mengobati Jessy.
"Beruntung banget ya kamu bisa dapat suami kayak dia."
"Sebenarnya kami menikah karena perjodohan. Tapi sekarang kami sudah saling mencintai dan gak mau berpisah."
"Wahh so sweet. Kamu beruntung punya suami dan juga mertua yang sangat sayang sama kamu. Walaupun awaknya hanya karena di jodohkan, tapi aku salut kalian akhirnya bisa bahagia seperti ini."
"Apa kamu punya pacar? Atau suami?" tanya Amira saat dia sudah selesai mengobati Jessy.
"Sebenarnya aku punya pacar. Tapi aku ninggalin dia ke luar negri untuk sekolah lagi. Pas aku balik ke sini, ternyata dia udah menikah. Aku jadi bingung apa aku harus relain dia bahagia dengan wanita lain. Menurut kamu, aku harus gimana?"
"Rebut lagi lah. Aku yakin kalian masih saling mencintai. Kamu harus bisa yakinin dia dan ajak dia kembali sama kamu." Amira memberi saran ke Jessy.
"Baiklah. Aku akan perjuangkan cintaku dan merebut dia dari istrinya yang aku yakin dia tak mencintai istrinya itu." ucap Jessy tersenyum sinis.