NovelToon NovelToon
Pengantin Yang Ditukar

Pengantin Yang Ditukar

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Pengantin Pengganti Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Kaya Raya / Romansa
Popularitas:354.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sindya

Linka tidak menyangka jika pernikahannya dengan kekasihnya Dilan yang awalnya sudah direncanakan matang harus berakhir dengan kepedihan. Ia terima harus terima nasibnya untuk menikah dengan pria tua karena menggantikan sepupunya Tiara yang menolak perjodohan itu.



Yang lebih menyakitkan lagi yaitu sepupunya memaksa ibunya untuk menikahinya dengan mempelai pengantin pria yang merupakan calon suaminya Linka.


"Aku tidak akan menikahi pria tua yang ayah jodohkan padaku," tolak Tiara.


"Tapi, pria itu adalah lelaki kaya yang akan membuat hidupmu bahagia. Lagipula ia tidak akan hidup lama dan kau hanya mengambil semua warisan yang ditinggalkannya," ucap nyonya Widia.



"Bagaimana kelanjutan cerita ini. Apakah Linka harus menerima pengantin pria yang merupakan calon suami sepupunya ataukah ia harus kabur dari pernikahan itu?"


"Ikuti ceritanya sampai habis...!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Pertukaran

Edgar berdiri dengan gagah sambil bicara angkuh didepan sang musuh. Wajah sangar terlihat menakutkan itu menatap musuh yang sedang memancing emosinya.

"Kapal ini yang sedang membawa barang ku. Kenapa kamu mencekal nya? Apakah kamu butuh upeti karena kamu terlalu miskin?" ledek Edgar mengeluarkan cerutu mahalnya lalu menghisapnya dengan gagah.

"Tentu saja tidak ada yang gratis di dunia ini. Jika kamu ingin barangmu di antar ke tujuan, maka penuhi permintaanku tapi bukan benda mati," sahut tuan Nicolas.

"Oh...! Jadi kamu ingin binatang peliharaan milikku? Singa atau harimau?" tawar Edgar yang memang hobi mengoleksi binatang itu di taman margasatwa miliknya sendiri.

"Bukan. Lebih tepatnya manusia dan dia adalah istrimu," tegas tuan Nicolas membuat wajah Edgar memanas.

"Bangsat .....! Tutup mulut kotormu itu, sialannn....!" Menarik pistol kecilnya yang ada di balik pergelangan tangannya dengan sekali tarikan peluru hingga menancap di tengah kening tuan Nicolas yang tidak siap menghindari terjangan peluru itu begitu cepat sampai ke arahnya.

Dalam sekejap, tuan Nicolas langsung jatuh dari bangkunya dan darah mengalir membanjiri lantai kapal itu.

Anak buahnya tuan Nicolas yang ingin membalas menembak Edgar, namun anak buahnya Edgar lebih dulu melumpuhkan mereka secara serentak hingga semuanya jatuh berguguran.

"Bereskan semua mayat ini. Aku mau menemui kapten kapal ini untuk segera berlayar agar cepat merapat ke pelabuhan karena stok material pabrik baja sudah habis," ucap Edgar meninggalkan anak buahnya membereskan kekacauan di tempat itu yang sudah berwarna merah darah.

"Baik tuan."

Satu jam kemudian, tidak ada lagi kabar kelanjutan dari laporan orang-orang suruhan pria misterius yang ingin membuat pilihan pada Edgar yaitu barangnya atau istrinya yang harus ia relakan salah satunya. Tentu saja Edgar tidak akan membiarkan keduanya lepas dari genggamannya.

"Kenapa mereka tidak juga menghubungiku? Apakah mereka semua sudah terbunuh?" cemas pria misterius itu yang tidak mau menghubungi mafia yang ia pinjamkan namanya untuk memberi pelajaran kepada Edgar.

Tidak lama kemudian kapal tersebut mulai bergerak menuju pelabuhan. Edgar melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Itu berarti ia sudah meninggalkan istrinya sekitar lima jam.

Jika saja Edgar tahu kalau peran istrinya yang ikut mendoakan keselamatan suaminya saat berhadapan dengan para mafia lainnya, mungkin Edgar lebih menyayangi Linka.

Pintu kamar itu dibuka perlahan oleh Edgar agar tidak terdengar oleh Linka. Ia berjalan perlahan dan melihat istrinya sedang duduk membaca Alquran di atas pembaringan mereka.

Biasanya Linka hanya membaca Alquran setiap selepas sholat fardhu dan hanya berlangsung lima belas menit. Jika di jam sepuluh masih membacanya berarti istrinya sedang mendoakan dirinya.

"Assalamualaikum...!" sapa Edgar begitu sudah dekat dengan istrinya.

"Waalaikumuslam warahmatullahi wa barakatuh," sambut Linka tersenyum melihat wajah suaminya.

Edgar mengecup kening Linka yang masih mengenakan mukenanya. Lalu menatap wajah teduh itu yang selalu ingin membuatnya buru-buru untuk pulang. Seakan rumahnya adalah wanita cantik yang ada dihadapannya ini.

"Apakah kamu sudah memasak makan malam untuk kita?" tanya Edgar seraya membuka mukenanya Linka.

"Sudah. Aku perlu menghangatkannya lagi. Tunggu sebentar ya...! Sebaiknya kamu mandi dulu untuk membersihkan hal yang buruk dari luar sana yang baru saja terjadi padamu," ucap Linka yang tahu kalau suaminya baru menghabisi nyawa seseorang karena ada percikan noda darah yang terlewatkan oleh suaminya. Biasanya Edgar begitu teliti, namun seorang istri sangat tahu apa yang baru saja terjadi pada suaminya.

"Cepatlah, Sayang...! Aku sudah lapar." Masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Selang beberapa menit kemudian, keduanya sudah menikmati makan malam mereka sambil membahas bisnis Edgar.

"Apakah kapal barangnya sudah berangkat?"

"Alhamdulillah sudah." Menjawab pertanyaan istrinya sambil mengunyah makanannya.

"Apakah musuh membuatmu sangat marah hingga kamu harus membunuhnya, Edgar?" selidik Linka membuat sendok itu berhenti menyuapi makanan ke mulutnya.

"Apakah ada yang memberitahu kamu tentang aku?" curiga Linka.

"Tidak. Aku hanya bertanya padamu saja. Apakah aku tidak boleh tahu apa yang kamu lakukan di luar sana?" timpal Linka membuat Edgar terdiam.

"Maafkan aku, sayang...! Begitulah pekerjaan ku. Kadang kita telah menempuh jalan yang baik untuk mengais rezeki. Namun ada saja perampok di jalan yang ingin merebut milik kita. Apakah aku harus diam saja saat harta bendaku dirampok oleh kawanan mafia?" tutur Edgar agar Linka tahu bagaimana dunia kejahatan yang harus ia basmi demi mempertahankan hartanya.

Linka menghampiri suaminya. Pikirannya sempat kalut hanya melihat titik darah. Ia memeluk suaminya dan membenamkan wajahnya di dada bidang itu dan membaui aroma mint segar dari tubuh suaminya.

"Aku sudah buru-buru pulang ingin melepaskan lelahku hanya dengan melihat kecantikanmu yang menenangkan ku."

"Hmm..!" maafkan aku." Mengecup bibir suaminya.

Keduanya kembali melanjutkan makan malam mereka sampai habis dan tidak ada obrolan tentang bisnis lagi. Setelah membereskan piring kotor yang ada di meja makan dan mencucinya, keduanya kembali ke kamar mereka.

"Apakah kita akan pulang kembali ke Indonesia?" tanya Linka karena ada pekerjaannya yang harus ia selesaikan namun begitu takut untuk bicara. Ia begitu takut merusak mood suaminya saat ingin bersenang-senang dengannya.

"Lebih baik kita lanjutkan bulan madu kita yang tertunda. Aku ingin kamu cepat hamil. Aku ingin kita jalan-jalan keliling Eropa. Apakah kamu mau, hmm?" membelai rambut istrinya penuh kelembutan.

"Baiklah. Tapi, jangan dulu memikirkan pekerjaanmu. Serahkan saja urusanmu kepada orang kepercayaanmu...! dengan begitu kita bisa menjalani bulan madu kita dengan tenang," nasehat Linka.

"Tentu saja. Untuk sementara tidak ada ekspor impor barang dulu. Sampai kamu dinyatakan hamil oleh dokter."

"Tapi, bagaimana kalau aku juga dibutuhkan oleh staffku jika ada masalah di perusahaan?" cemas Linka.

"Kita akan pulang kalau sifatnya terlalu krusial," balas Edgar.

Setelah membahas banyak hal. Keduanya melakukan lagi ritual ibadah panjang sebagai pengantar tidur mereka.

Sementara di Jakarta, Tiara mendatangi papinya untuk meminta pekerjaan. Padahal saat ini dia sedang hamil muda. Kekurangan uang untuk kebutuhan hidupnya menjadi pemicunya. Ditambah lagi dokter Dilan yang pelit pada dirinya makin membuatnya frustasi.

"Papi. Apakah aku boleh bekerja di sini?" tanya Tiara yang terlihat lebih kurus saat ini.

"Nanti saja kalau kamu sudah melahirkan. Jangan memaksakan dirimu untuk bekerja...!" ucap tuan Alfiansyah.

"Tapi, simpananku sudah mulai menipis semenjak aku menikah dengan Dilan."

"Baiklah. Papi akan memberimu uang saku sampai cucu papi lahir. Jangan terlalu melibatkan emosi dan fisikmu untuk sesuatu yang tidak berguna. Sekarang kamu pulang dan papi akan mentransfer uang ke rekeningmu," janji tuan Alfiansyah.

"Papi. Apakah aku boleh minta saham milik papi di perusahaan ini? Aku dengar papi memiliki saham sebesar 25 persen di perusahaan ini. Berilah aku sepuluh persen untuk masa depan anakku...!" pinta Tiara dengan dalih anaknya.

"Tiara. Semuanya harus dibicarakan dengan pemilik perusahaan ini. Mekanismenya tidak mudah. Apa lagi kamu sudah tahu perusahaan ini milik Linka. Hanya Linka yang berhak memberikan wewenang untuk kamu mendapatkan saham di perusahaan ini," ucap tuan Alfiansyah pada putrinya yang tidak tahu malu ini.

"Tapi papi. Linka punya semuanya. Bukan hanya perusahaan ini saja miliknya. Dia punya perusahaan sendiri ditambah dia juga memiliki perusahaan suaminya. Hanya sepuluh persen saham yang Tiara minta tidak akan mengurangi kekayaannya, papi. Tolonglah...! Dia tidak akan menolaknya kalau papi yang memintanya," rengek Tiara makin manja pada tuan Alfiansyah.

"Nanti saja papi akan pertimbangkan lagi. Kamu fokus saja pada kehamilanmu, Tiara," ucap tuan Alfiansyah menenangkan putrinya.

"Baiklah. Kalau begitu Tiara pulang dulu papi." Mencium punggung tangan papinya yang mengantarkannya sampai ke pintu lift.

****

Selamat menjalankan ibadah puasa semoga kita mendapatkan Rahmat, keberkahan dan ampunan dari Allah SWT.. aaamiin..

1
YuWie
yg pernah tes Dna itu elang sama edgar atau elang sama aslan 🤔
Rosdiana Diana: Elang sama Edgar.
total 1 replies
Sabaku No Gaara
selamat menikmati penyesalan mu aslan
Sabaku No Gaara
nikmati penyesalan mu aslan
Sabaku No Gaara
hufhh...alasan aslan aja kn itu spya linka pergi ...
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Sabaku No Gaara
ģoovvvlok luu dilan
Sabaku No Gaara
lebih baik di pilih karena dicintai linka trust me
Sabaku No Gaara
kamu salah prediksi dilan dan terima serta nikmati penyesalan mu
Diah Elmawati
Alhamdulillah berakhir bahagia. kecuali Aslan yang kadang masih beroikiran picik
Nani Mardiani
Terima kasih author, karyamu begitu apik dan banyak hikmah yg dapat dipetik dari kisah Linka dan Edgar.
Sukses dan terus semangat ya thor dan juga ditunggu karya lainnya. Sehat selalu author, aamiin.
Galih Pratama Zhaqi
tuh kan bener apa kubilng sidalang sialan yg dah nusuk Edgar ,
Galih Pratama Zhaqi
pesti dilan krn dia tau letak titik saraf yg menatikan bila smp saraf itu terkena tusukan .
Galih Pratama Zhaqi
tul kta suaminu Linka orng2 seprti itu kl dibaikin akn nglunjak,
Galih Pratama Zhaqi
hmm Aslan km itu cinta ato obsesi saja krn dr awal pn km tau linka adlh cinta msa kcil Edgar tp km tk memberitahu adekmu .kmrn sewkt menceraikan blngny cinta tk hrs memiliki tp skrng menghalalkn sgl cara untk dptin Linka. kl km cinta psti akn membiarkn orng yg km cintai hdp bhgia.
Warijah Warijah
Terimakasih Thor Novelnya..Akhirnya endingnya memuaskan.. yg jahat Tetap hrs bertanggung jawab, walaupun menyesalinya tak ada gunanya. Memberikan kesempatan dn mempercayai pd orang yg ingin bertobat itu sangatlah mulia..
Ahirnya kisah Linkapun bahagia , Tetap semangat ✊😘😘😘
Pawon Hanif
Bahasa penulisannya bagus bnget sarat makna dan bikin baca berkali2 karna susunan dan untaian katanya indah,,
semangat buat author,, auto jadi subscriber baru
jhon teyeng
ini serius end
suti markonah
aku yg pertama tiba² dah end aja thorrr....
suti markonah: semoga saja ada bonus capter kak vivi~
vivi sukrayani: kok buru² tamat,harusnya masalah Aslan dengan Edgar dan Elang terselesaikan dulu/bertemu kembali,kan setelah DNA Edgar dan Elang hanya tau mereka berdua yang sekandung setelah Aslan mengatakan ada salah satu d antara mereka yg merupakan anak angkat.
total 2 replies
Diah Elmawati
Menyesal setelah apa yang kita lakukan tidak ada gunanya lagi. Apalagi orang yang kita hormati ifu sudah tiada
Aliwiguna Aliwiguna
lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!