Jiwanya tidak terima di saat semua orang yang dia sayangi dan dia percaya secara bersama-sama mengkhianatinya. Di malam pertama salju turun, Helena harus mati di tangan anak asuhnya sendiri.
Julian, pemuda tampan yang berpendidikan dibesarkan Helena dengan penuh cinta dan kasih sayang. Tega menghunuskan belati ke jantungnya.
Namun, Tuhan mendengar jeritan hatinya, ia diberi kesempatan untuk hidup dan memperbaiki kesalahannya.
Bagaimana kisah perjalanan Helena?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman
"Saya, Nyonya! Bagi penghuni rumah yang melanggar aturan, mereka akan dihukum kurungan di ruang bawah tanah yang gelap. Tanpa minum dan makan selama tiga hari! Atau membersihkan kandang kuda selama satu bulan penuh, tinggal dan hidup di sana tanpa ada yang membantu," ucap Lina tanpa tersenyum dan tanpa berkedip.
Dulu, kalian sering menghukum ku seperti itu. Membiarkan aku kelaparan tanpa makanan di dalam ruangan yang gelap dengan alasan tak jelas. Aku tidak pernah melakukan kesalahan, tapi kalian selalu mempunyai alasan untuk menghukum ku. Sekarang, kau harus merasakannya.
"Tidak! Maafkan aku, aku benar-benar menyesal. Maafkan aku. Tolong, jangan hukum aku!" mohon Lusiana sembari menjatuhkan diri di hadapan Helena.
Ya, seperti itu! Dulu, aku sering merendahkan diriku di hadapan kalian seperti ini. Bagaimana rasanya berlutut dan memohon, Lusiana? Aku yakin kau tidak terima, tapi tidak dapat meluapkan marah mu.
Helena tersenyum sinis dengan apa yang dilakukan Lusiana saat ini. Dia merasa puas, perlahan-lahan semua yang dulu dia terima akan Lusiana rasakan. Satu per satu sampai semuanya tuntas.
Ferdinan terlihat panik, tapi hanya bisa pasrah saja. Mengusap tengkuk serba salah, ingin membela Lusiana dia yang akan mendapatkan hukuman.
Maafkan aku, Lusiana. Aku tidak dapat melakukan apa-apa untuk saat ini. Ah, sial! Beruntung Lina tidak mengatakan yang sebenarnya semalam. Hari ini aku bisa terbebas dari hukuman, aku harus berhati-hati.
Ferdinan melengos ketika Lusiana menatapnya dengan tatapan mengiba. Ia tak ingin Helena curiga padanya.
"Hukuman sudah ditetapkan, kurung dia sekarang juga dan jangan biarkan siapapun mendekati ruang bawah tanah apalagi memberinya makan. Jika ada, maka dia harus menerima hukuman yang sama!" tegas Helena menyentak Ferdinan dan Lusiana secara bersama-sama.
"Baik, Nyonya!" Lina mengisyaratkan kepada dua pelayan yang bersamanya untuk membawa Lusiana.
"Tidak! Tolong, Nyonya! Ampuni aku! Aku akan pergi dari rumah ini sekarang juga. Ya, aku akan pergi sekarang juga!" tolak Lusiana terus menggeliat di dalam cekalan dua orang pelayan.
Ferdinan bereaksi, ia mendekati Helena dan memintanya untuk tidak menghukum Lusiana.
"Itu benar, sayang. Sebaiknya biarkan saja dia pergi dari rumah ini. Itu lebih baik, bukan?" ujar Ferdinan merayu Helena.
Lusiana menganggukkan kepala cepat-cepat, dia benar-benar akan pergi dari rumah itu jika Helena yang memintanya dari pada harus menjalani hukuman darinya.
Ayolah, kau biasanya akan tunduk dan patuh padaku, Helena. Jangan hukum Lusiana seperti itu. Ferdinan bergumam di dalam hati.
"Lagi pula dia harus menemani aku dalam rapat pada lusa nanti. Jika dia dihukum maka aku akan kehilangan sebelah kakiku," lanjut Ferdinan, biasanya Helena akan melemah bila sudah menyangkut soal pekerjaan.
Lagi-lagi kau menggunakan pekerjaan untuk lolos dari hukuman. Kali ini, aku ingin melihat bagaimana kinerjamu di perusahaan.
Helena tersenyum licik, menikmati drama yang sedang dimainkan oleh sepasang selingkuhan yang menjijikkan itu. Lusiana kembali menganggukkan kepala dengan cepat, berharap Helena akan luluh dan membebaskannya dari hukuman.
"Kau tenang saja, suamiku! Aku yang akan menemanimu rapat esok lusa. Biarkan Lusiana menjalani hukumannya. Tiga hari bukanlah waktu yang lama, Bukan? Kau hanya harus terpejam saja dan semua itu akan berakhir," ujar Helena kembali membuat kedua manusia itu terhenyak kaget.
Lusiana dan Ferdinan saling menatap satu sama lain, bingung harus membuat alasan apa lagi untuk mengelabui Helena.
"Ada apa? Kenapa kalian saling menatap seperti itu? Atau ... jangan-jangan masalah rapat itu hanya alasan kalian saja," selidik Helena menatap tajam suami dan selingkuhannya itu.
Lusiana menunduk, ia tak lagi berkutik di bawah kata-kata Helena. Sementara Ferdinan mencari alasan agar istrinya itu tidak selalu curiga padanya.
"Sayang, mana mungkin alasan. Baiklah, jika kau akan menemani aku dalam rapat nanti," ucap Ferdinan pasrah.
Ia menghela napas berpaling dari tatapan Lusiana. Helena tersenyum, ingin tertawa terbahak karena kebohongan-kebohongan yang dilakukan Ferdinan.
"Baiklah. Cepat bahwa dia dari hadapanku! Karena kau berada di rumah ini, maka hukuman harus tetap dijalankan. Kau yang memintaku untuk menerimamu di rumah ini semalam, tapi tidak mematuhi aturan yang ada di rumah ini. Maka kau harus bisa menerima hukumannya!" ucap Helena tak lagi berlama-lama menunda hukuman Lusiana.
"Tidak! Tidak! Tolong, biarkan aku pergi!" Lusiana menangis histeris, tubuhnya diseret dua pelayan ke belakang.
"Tunggu!"
dan kekuatan sekali jika itu adalah ayah kandungnya si Keano 👍😁
Tapi kamu juga harus lrbih berhati” ya takutnya mereka akan melakukan sesuatu sama kamu dan Keano 🫢🫢🫢