Meyra Melati adalah istri dari Reynand, seorang manager perusahaan swasta yang besar.
Menjadi seorang manager mengharuskan dirinya untuk mengikuti segala kegiatan yang ada di kantor. setiap rapat internal tak ada yang boleh dilewatkan olehnya.
Hingga suatu hari, perusahaan tempat Meyra bekerja mengadakan pesta ulang tahun perusahaan. So pasti, Meyra pun ada ada di sana.
Tepat tengah malam Meyra merasakan pening yang luar biasa.
Saat sadar didapatinya, dirinya polos bertelanjang dada dan berada di ranjang yang sama dengan sang bos.
Apa yang terjadi? Bagaimana jika suamiku tahu? Saat pikiran sedang berkecamuk, sang bos terbangun.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? No one knows.
Stay tune di sini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keraguan
"Dokter Kartika nya ada?" tanya Leo di depan klinik obgyn yang merupakan bagian dari rumah sakit miliknya itu.
"Masih ada satu pasien tuan, silahkan duduk terlebih dahulu," kata wanita yang merupakan asisten sang dokter.
"Baiklah," Leo hendak beranjak ke kursi tunggu.
"Maaf tuan, apa anda sudah membuat janji? Sepertinya dokter Kartika mau ada operasi," lanjutnya.
"Bilang saja dicari Leo Armando," kata Leo maka wanita itupun mengangguk tanda mengerti.
Kartika keluar ruangan dengan gaya khasnya. Dokter cantik tapi tomboy itu pun mendekat ke Leo.
"Tumben lo nyari gue? Aku dengar istri kamu sudah lahiran ya? Kok nggak dibawa kesini? Rumah sakit kamu sendiri? Owner macam apa itu, kok nggak bangga punya rumah sakit?" celoteh dokter itu tanpa ada titik koma.
"Jangan bilang lo juga nggak tahu kalau lo jadi trending topik di sosmed," lanjut dokter Kartika.
"Bisa diam nggak sih, pusing gue dengar suara lo," tukas Leo.
"Hussssttt sono pergi yang jauh! Gue nggak nyuruh lo datang, ngapain lo yang ngegas?" kata Kartika jengkel.
"Sori...sori...gue hanya mau mastiin kalau pemeriksaan lo waktu itu ke Alea benar," kata Leo.
"What? Lo ngeraguin gue? Sialan!" umpat Kartika.
Sepupunya telah keterlaluan menuduhnya.
"Kuliah gue lama, apalagi ambil spesialisasi. Lo datang dan seenak jidat lo nuduh gue salah meriksa. Gue marah banget nih," tukas dokter Kartika.
"Mau gue gampar?" imbuh Kartika masih dengan rasa jengkel tingkat dewa.
Bisa-bisanya Leo menuduh Kartika salah periksa, bisa pecah perang dunia lagi nih.
"Yeeiii, jangan marah kali. Gue ragu pasti ada sebabnya," kata Leo menetralisir suasana.
"Apa?"
Leo pun menceritakan kejadian yang dialaminya barusan, saat menunggu Alea di rumah sakit.
"Makanya gue ingin mastikan dengan hasil pemeriksaan kamu sebelumnya"
Wajah Kartika berubah serius.
"Apa dia bilang bayinya prematur? Beratnya kurang? Dimana istri statusmu itu melahirkan?" berondong tanya Kartika.
"Yapp, bayi prematur dan beratnya kurang," imbuh Leo menjelaskan.
Kartika mengajak masuk Leo ke ruangannya, melanjutkan pembicaraan serius.
Kartika membuka sekali lagi layar monitor di depannya.
Selanjutnya dia hitung usia kehamilan Alea sesuai hasil pemeriksaan yang dilakukan sebelumnya.
"Hhhmmm, bagaimana bisa prematur? Harusnya ini memang waktunya istri kamu melahirkan. Ada yang nggak beres sepertinya," bilang Kartika.
"Apa dia coba bohongin gue?" tukas Leo.
"Bisa jadi," lanjut Kartika.
Leo mengernyitkan alis.
Kalau memang yang dikatakan Kartika benar, tapi kenapa dokter yang di sana menyatakan hal yang memperkuat ucapan Alea. Pikir Leo.
"Siapa sih dokter yang nanganin istri kamu?" tanya Kartika.
Leo menyebutkan nama dokter kandungan dan juga dokter anak yang menangani Alea dan bayinya.
"Coba gue hubungin dia, biar lo kagak galau," canda Kartika. Tapi panggilan Kartika tidak terangkat.
"Ntar kukabarin kalau sudah ada jawaban dari kolega aku," jelas Kartika.
"Oke, secepatnya!" tukas Leo.
"Eh, ngomong-ngomong gimana kabar kecebong lo? Pasti sudah mau setahun dech umurnya," ucap Kartika.
"Siapa yang lo maksud kecebong?" tanya Leo.
"Siapa lagi, kalau bukan anak-anak lo. Bukannya kembar ya? Cowok apa cewek? Pasti mereka ngegemesin dech," tanya Kartika yang terus saja mengoceh dengan tanyanya.
"Kepo," balas Leo.
"Jangan bilang lo kehilangan jejak mereka? Laki macam apa lo?" olokan Kartika sungguh menyebalkan untuk didengar.
Ponsel Kartika berdering.
"Oke, siapkan saja. Bentar lagi aku ke sana," kata Kartika kepada sang penelpon.
"Sorry bro, gue ada operasi. Kapan-kapan boleh dech sambung lagi acara curhatan lo," olok Kartika sembari beranjak dari duduknya.
"Dan jangan lupa, kenalin gue ke hasil pergerakan kecebong lo," ujar Kartika dan meninggalkan begitu saja Leo yang masih berada di sana.
Ucapan Kartika tadi seperti tak ada keraguan.
Leo meninggalkan ruangan Kartika dengan wajah datar.
Meski dia adalah pemilik rumah sakit, tak ada niatan Leo untuk menemui direktur yang diangkatnya.
Leo termenung sejenak di dalam mobil.
Ponsel yang sedari tadi terdiam, pun menyapa yang punya dengan bunyi deringan panggilan masuk.
"Halo," sapa Leo.
"Anda di mana tuan? Apa anda sudah melihat berita?" tanya Adnan dari seberang.
"Berita apa?"
"Berita tentang istri anda," beritahu Adnan.
Leo yang tak biasa menscrol sosmed, akhirnya membuka setelah panggilan terputus dengan Adnan.
Alea yang sok menjadi korban perselingkuhan, live di akun sosial media miliknya sendiri yang telah punya jutaan pengikut.
Alea mendapat banyak dukungan dari para pengikutnya.
Di sana Alea menumpahkan keluh kesah sebagai istri yang tak dianggap. Bahkan setelah hasil tes DNA keluar pun, Alea menceritakan jika sang suami masih tak mempercayai dirinya. Alea merasa sedih sekali.
Bahkan banyak komenan negatif yang memojokkan keberadaan Meyra yang dianggap sebagai pel4kor dan pengganggu rumah tangga antara Alea dan Leo.
Leo meremas genggaman tangannya kuat.
"Semoga saja Meyra tak sempat membuka sosmed," harap Leo dalam hati.
Keberadaan kafe Meyra pun tak luput dari sorotan media.
Leo pulang memilih tidur di apartemen untuk menenangkan pikiran.
Alea sangat pintar memanfaatkan ketenaran untuk mengundang simpati publik.
Bagaimana dengan Meyra?
Pikiran Leo tak bisa tenang.
Belum juga menemukan solusi untuk meredakan berita, kini muncul lagi berita tentang Meyra yang bersama dengan laki-laki lain. Dan Leo melihatnya.
Hujatan demi hujatan untuk Meyra datang tak terbendung.
"Awas saja kamu Reynand," ancam Leo dalam benak.
Leo menelpon Adnan dan memintanya untuk meredakan berita yang muncul. Apapun caranya.
Adnan tak bisa membantah perintah sang bos.
.
Meyra hendak pergi ke sebuah minimarket yang ada di dekat kafe. Kebetulan ada bahan-bahan yang habis di hari itu.
"Mel, nitip Rafa dan Rafi bentar ya. Aku mau ke minimarket sebelah," kata Meyra.
"Jangan kuatir, mereka sedang tidur kok. Jadi kamu nggak perlu menggendongnya," lanjut Meyra. Lagian dia tak mungkin ninggalin kembar saat terbangun karena Melanie pasti kerepotan.
"Kenapa nggak nyuruh kak Satria sama Sus Rini balik aja sih kak? Biar kakak nggak perlu belanja sendiri," tanggap Melanie.
Bukannya marah, Meyra menanggapi ucapan Melanie dengan senyuman.
Meyra pergi ke minimarket sambil jalan kaki.
Setiap berpapasan dengan orang, banyak sekali yang mencibirnya.
Karena tak merasa, Meyra melenggang begitu saja menuju minimarket.
Seorang ibu mendekat dan memperhatikan Meyra serta memandang layar ponsel bergantian.
"Eh, memang benar wanita ini loh. Tak sangka aku, di balik wajah anggunnya ternyata dia jahat juga. Beraninya merusak rumah tangga orang," cemooh ibu itu di dekat Meyra.
"Apa maksudnya ya bu?" tanya Meyra. Ibu itu terlalu mencolok mencemooh Meyra.
Gerombolan para ibu-ibu yang lain ikutan mengerubuti Meyra.
"Wah, tak sangka pel4kor nya tak jauh dari kita. Apa sebaiknya wanita ini kita usir saja bu?" kata salah satunya.
"Sebaiknya begitu, aku takut suami kita digodanya," tukas yang lain.
Meyra pun tak sempat masuk minimarket karena diusir para ibu-ibu tadi.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
To be continued, happy reading.
Like, komen and vote nya jangan ketinggalan.
Kasih bunga sekebon atau pun koin, author kagak nolak dech 🤗