SIAPA KAMU

Clara, memandangi dirinya di pantulan cermin. "Aku tidak sabar lagi, menjadi mempelai wanita Jordan besok. Pastilah semua orang iri kepadaku, Jessica akhirnya aku bisa menyingkirkan dirimu. Lihatlah,aku tengah berbahagia duduk manis di atas pelaminan besok. Tidak seperti dirimu, terkurung di jeruji besi. Apa lagi scandal panasmu, tersebar luas di media sosial. Aduhhh.... Jadi orang jangan sok belagu, sekarang nikmatilah". Kata Clara, mengambil lulur favoritnya.

Clara, senyum-senyum sendiri dan membayangkan besok mengenakan gaun pengantinnya. Di sambut hangat oleh Jordan,pria idaman kaum hawa.

"Sebentar lagi,aku menjadi seorang artis papan atas. Jordan, pasti mau membantuku karena istrinya. Gak masalah,aku tidak bisa mendapatkan Jhonny. Tetapi,di gantikan oleh Jordan dan terikat pernikahan dengan ku". Gumamnya, berlahan-lahan mengoleskan lulur dari wajah,tangan dan kakinya. Sebagai calon menantu di keluarga Allen, dia harus merawat dirinya semaksimal mungkin.

"Betapa beruntungnya aku, bisa menjerat Jordan. Aku sudah membuat iri dengan wanita yang pernah mengejek-ejek ku, lihatlah aku balas dendam dengan cara elegan". Kata Clara, tersenyum merekah.

Beberapa menit kemudian, Clara merasa ada yang aneh pada kulit di wajah maupun di badannya.

"Aaaa...Apa ini,kok gatal?". Clara, bergegas menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya. Beberapa kali mencuci seluruh tubuhnya, bahkan menggosok-gosok lumayan kasar. Rasa gatal-gatal masih ada, di tambah lagi rasa perih.

"Aaaaa... Gatal sekali,kenapa ini? Loh,kok merah-merah kulitku". Clara, langsung mencerminkan dirinya.

"Aaaaaaa.... wajahku, wajahku kenapa? Aaaa... Tidak mungkin wajahku rusak,tidaakk...!". Clara, berteriak-teriak histeris.

Dia syok berat melihat wajahnya merah,gatal bercampur perih.

"Aaaaaaa.....papah!mamah!Aaaaa... Wajahku,aaaaaa...!". Clara, mengamuk-ngamuk di dalam kamarnya. Hari kebahagiaannya, hancur seketika. Dia ingin terlihat cantik bersanding di pelaminan dengan, Jordan. Tetapi, wajahnya memerah dan berbintik-bintik mengerikan.

Doni dan Linda, langsung masuk kedalam mendengar teriakkan anaknya.

"Aaaa..kenapa wajahmu, Clara?" Linda, terkejut melihat wajah anaknya.

Doni, langsung mengunci pintu kamar. Jangan sampai ada seseorang yang tau,bisa jadi pernikahan besok di batalkan.

"Hiks....Hik... Wajah ku rusak mah, bagaimana besok? Aku tidak mau pernikahan ini,di batalkan. Mah, wajahku sangat perih dan gatal". Clara,sambil menggaruk-garuk wajahnya.

"Stop, Clara! Jangan kamu garuk-garuk, hentikan. Mas,gimana ini? Wajah anak kita,jangan sampai Jordan tau". Linda, mengkhawatirkan keadaan sekarang. Apa kata orang lain,jika wajah anaknya rusak.

"Biar aku cari bantuan, semoga ada salep untuk mengobati wajah anak kita. Kamu gimana sih,gak hati-hati! Sekarang bikin susah segala,mau taruh dimana wajahku Clara? Kalau sampai Nyonya Sandra, membatalkan pernikahan ini. Mana mungkin kalangan keluarga Allen, menerima menantu buruk rupa!". Bentak Doni, mengusap wajahnya dengan kasar.

"Tidak! Aku tidak mau di batalkan pernikahan ini,tidak mau". Clara, menangis kesegukan meratapi nasibnya sekarang.

Prangg....

Sebuah batu besar memecah kaca jendela, membuat mereka bertiga terkejut.

Doni, mengambil batu ada sebuah kertas dan bertulisan.

BAGAIMANA PAMAN DAN BIBI,BALAS DENDAM KU. Katrina.

"AAARGHHH... Tidak mungkin, Katrina melakukan hal ini! Dia sudah mati, siapa kamu ha? Berani sekali mengancam keluarga kami, Katrina sudah mati!". Teriak Doni, bergegas menuju balkon kamar anaknya.

"Mamah,aku takut sekali mah! Pasti Katrina, ingin balas dendam. Aku takut mah,dia sudah menghancurkan segalanya". Clara, menggeleng kepalanya dan ketakutan.

"Tidak sayang,dia orang iseng untuk mengerjai kita. Katrina, sudah mati. Mana mungkin dia bangkit untuk balas dendam,jangan takut sayang. Mamah dan papah,ada di samping mu". Linda, merangkul tubuh anaknya.

"Sekarang bagaimana, mah? Aku tidak mau kehilangan Jordan,dia malu memiliki istri berwajah rusak ini. Aku tidak mau kehilangan Jordan, semua ini gara-gara kalian! Aaaaaaa....Aku tidak mau kehilangan, Jordan! Tidak mau, tidak mau!". Clara, mengamuk-ngamuk seperti tadi.

Doni dan Linda, kewalahan menghadapi anaknya. Dengan berat hati, mereka mengikat tangan Clara agar tidak mengamuk-ngamuk. Bisa gawat ketahuan oleh orang luar,apa lagi ketahuan Vanya. Dia bisa saja, menyebarkan aibnya.

Hingga akhirnya Clara,tak sadarkan diri. Mereka berdua meninggalkan kamar putrinya,harus melayani para tamu undangan.

Apa lagi Linda, teman-teman sosialitanya masih merumpi di ruang tamu. Beribu-ribu pujian untuknya, memiliki seorang anak perempuan bisa meluluhkan hati keluarga Allen.

Doni dan Linda,merasa was-was takut ketahuan orang lain. Bagaimana jadinya, melihat wajah mempelai wanita buruk rupa. Sudah pasti mendapatkan cibiran dan caci maki pedas dari mulut orang-orang sekitar.

Vanya,yang mencurigai gerak-gerik Doni dan Linda. Dia berinsiatif diam-diam masuk kedalam kamar, Clara. Matanya tertuju ke atas ranjang, melihat Clara di jerat kedua tangannya.

"Astaga! Wajahnya Clara,kenapa rusak? Hahahaha....Aku abadikan momen ini,aku sebarluaskan kepada temannya. Rasakan kamu Clara, ini efeknya sombong duluan. Akhirnya doaku terkabul oleh Tuhan,aku yakin sekali loh. Pernikahan mu bakalan batal,mana mau keluarga Allen memiliki menantu buruk rupa". Ucap Vanya, menyunggingkan senyumnya.

Vanya,keluar dari kamar dan melihat ke beberapa temannya Clara.

"Eee...Ada Vanya,adik pelakor itu yah". Ucap salah satu temannya Clara.

"Ck,gak usah sok munafik deh! Kalian irikan melihat Clara, menikah dengan tuan Jordan. Kalian itu sama,munafik dan murahan". Ejek Vanya,tak kalah dengan mereka.

"Eeee... Jessica,rela jual diri demi mendapatkan ketenarannya. Oh,atau jangan-jangan kamu juga jual diri. Aduhhh...Murahan banget, pasti punyamu seringkali di masuk batang kan!". Timpal lainnya, tersenyum smrik.

"Jaga mulut loh,gue bisa melaporkan masalah ini. Atas pencemaran nama baik. Kalian itu,bukan siapa-siapa aku. Paham! Oh, lihatlah Clara di dalam kamar dan tangannya di ikat". Ucap Vanya, langsung melangkah pergi meninggalkan mereka semua.

Temannya Clara, langsung masuk kedalam kamar. Mereka semua terkejut melihat Clara, tangannya di ikat. Rupanya Clara, sudah sadarkan dan memalingkan wajahnya ke samping.

"Kalian keluar! Aku tidak mau bertemu dengan kalian,keluar sana!". Teriak Clara, jangan sampai teman-temannya mengetahui wajahnya sudah rusak.

"Loh,kenapa kamu usir kami? Kita teman Clara,jangan sombong dong. Mentang-mentang mau nikah sama,tuan Jordan". Kekehnya Ema, mereka mulai mendekati Clara.

"Kamu kenapa di ikat, Clara? Apa sedang bermain-main, katakan kepada kami". Tanya yang lainya, membuat Clara semakin ketakutan.

"Keluar! Jangan mendekat,kalian semua keluar!". Teriak Clara,air matanya luruh sudah.

Membiarkan Ema dan lainnya, semakin penasaran. "Clara,kamu kenapa sih? Teriak-teriak gak jelas,jangan sombong jadi orang". Bentak Ema, langsung tak suka dengan sikap Clara. Belum apa-apa, dia sudah sok belagu dengan temannya.

Mata Ema dan lainnya, terkejut melihat wajah Clara tak secantik tadi.

"Aaaaa.....!". Mereka semua berteriak dan bergidik ngeri melihat wajah Clara.

Doni dan Linda, bergegas masuk kedalam kamar anaknya. Apa yang di takuti sudah,kini sudah terbongkar dan bersiap menerima takdir yang menyakitkan.