Violet Greyson Michael dulu pernah menikah dengan seorang pria bernama Leonardo Elgantara. Karena sebuah masalah Violet memutuskan untuk kabur dari Leo dan pindah ke Jepang, seminggu setelah dirinya kabur ia baru menyadari kalau dirinya hamil anak dari Leo.
Awalnya ia berniat mengugurkan kandungannya karena tidak mungkin mampu membiayai anak itu, tetapi ia terlalu sayang pada anaknya hingga akhirnya membesarkan anak itu sendirian, Vio berhasil menjadi Manajer di perusahaan Entertainment dan merubah hidupnya menjadi lebih baik, Vio tidak mau lagi bertemu dengan Leo apapun yang terjadi.
Tanpa Vio ketahui selama lima tahun Vio hilang Leo masih berusaha mencarinya hingga pada akhirnya Leo pergi ke Jepang untuk menjalankan pekerjaannya, takdir berkata lain mereka kembali di pertemukan di keadaan yang tidak tepat.
Leo sedang asik minum di club' bersama sekumpulan perempuan yang ada di dekatnya, membuat Vio semakin yakin kalau meninggalkan Leo adalah keputusan yang baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aksi Willy
Dokter yang di panggil Willy menyuntikan obat agar membuat pria itu tetap sadar apapun yang di lakukan, sementara Willy bersiap dengan memakai jas plastik dan sarung tangan. Ia membuka sebuah kotak kecil yang tadi Jessica bawa.
Mula-mula ia mengeluarkan Tang dan berjalan ke arah pria itu, "Jadi kau tetap tidak mau bicara?" Tanya Willy sekali lagi dengan wajah santainya.
"Dasar bodoh, sudah berapa kali ku katakan. Aku tidak akan pernah bicara apapun," Balas pria itu dengan angkuhnya.
"Baiklah," Willy memegang rahang Pria itu kuat-kuat sambil berusaha membuka mulutnya, lalu Willy mencabut salah satu gigi depan pria itu tanpa ekspresi sedikit pun, seperti itu adalah hal biasa untuknya.
Pria tersebut mengeram kesakitan, Willy kembali menanyakan hal sama pada pria itu, tetapi sialnya pria itu masih enggan bicara sampai membuat Willy kembali melanjutkan aksinya, mencabuti gigi pria itu satu persatu.
Di tempat lain Jessica melaporkan jika semuanya sudah di urus tuntas olehnya, mayat orang-orang yang meninggal sudah di bawa pergi untuk di kremasi di tempat kremasi khusus.
"Willy dimana?" Tanya Leo.
"Tuan Willy di ruangan bawah tanah, beliau sedang memaksa pria tadi untuk bicara siapa dalang di balik penyerangan ini," Jelas Jessica.
Leo bergegas ke sana untuk menemui Willy, tiba-tiba bel pintu utama berbunyi, ternyata saat di buka Vio, Alex dan Niko yang datang. Dean meminta Niko membawa Vio pulang saja ke apartemen dengan Niko untuk menjaga Vio karena di sini keadaan saat genting, akan jadi masalah kalau ada yang tahu hubungan antara Vio dan Leo.
Vio setuju, untuk beberapa hari ke depan ia juga di larang bertemu dengan Leo sebelum pelaku utamanya di tangkap.
_________
Ketika Vio sampai di apartemen ia menidurkan Alex yang ketiduran di mobil tadi, kini ia mengajak Niko untuk minum-minum Vio punya persediaan Wine di kulkasnya.
Mereka minum bersama di meja makan sambil mengobrol, "Jadi sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Vio penasaran.
"Aku tidak tahu, bukannya seharian ini aku mengikuti mu, jadi aku tidak tahu apa yang terjadi di rumah."
"Ini yang tidak aku inginkan ketika aku bersama dengan Leo, aku tidak mau membahayakan Alex," Gumam Vio sambil memutar-mutar gelas Wine yang ia pegang, ia mulai agak mabuk sekarang.
"Bersama Tuan Leo memang beresiko, tetapi kau sudah terlanjur dengannya. Kalau pun kau jauh darinya itu juga masih bahaya, selain kau akan di incar kau juga lepas dari pengawasan Tuan Leo dimana ia nanti tidak bisa melindungi mu dan juga Alex."
Vio tersenyum kecil, jika di tanya apakah ia menyesal telah mencintai dan tinggal bersama Leo selama ini? Maka jawabannya tidak, bagaimana pun cintanya pada Leo begitu besar, ia tahu kalau keluarga Leo telah membunuh orang tuanya, tetapi ia juga sadar kalau Leo tidak ikut campur dalam hal itu.
Keluarga Leo juga sudah meninggal, jadi tidak ada gunanya ia masih dendam pada mereka, walau pun terkadang dulu Vio ingin sekali membunuh keluarga Leo dengan tangannya sendiri, tetapi ia sadar itu akan sia-sia karena perbedaan kekuatan.
Wajah Vio mulai memerah dan tubuhnya panas, efek dari minuman yang ia minum, "Di sisi lain aku ingin kembali bersamanya, tetapi di sisi lainnya juga aku tidak mau Alex dalam bahaya."
"Kau menikah lagi setelah kabur dari rumah?" Niko masih penasaran dengan ayahnya Alex.
"Kau gila?" Vio terkekeh pelan. "Alex anaknya Leo yang ku besarkan, dulu aku sempat ingin mengugurkan dia karena tidak akan mampu membesarkannya, tetapi ternyata aku terlalu sayang membunuhnya hingga aku membesarkan dia," Lanjut Vio yang sudah tidak bisa mengontrol omongannya sendiri karena mabuk.
Niko membulatkan matanya dengan sempurna, ia tidak menyangka jika Alex adalah anaknya Leo.
"Jadi saat kau kabur kau sedang hamil?"
"Iya, tapi saat itu aku tidak tahu kalau aku sedang hamil. Leo belum tahu soal ini, aku tidak mau Leo mengambil Alex dariku, karena hanya Alex lah satu-satunya bukti cintaku padanya ketika dia tidak bersama ku."
"Tapi Tuan Leo harus tahu tentang ini."
_________
Sementara itu di tempat lain Direktur perusahaan GI Entertainment kesal karena perusahaan Leo malah bekerja sama dengan perusahaan lain tanpa sedikitpun mendengar rancangan darinya.
Ia mengamuk di ruangan kerjanya, di mana di sana masih ada asisten perempuannya yang bernama Hinata.
"Tuan, kau tenang dulu," Hinata meraba dada pria itu dengan sedikit menggoda.
"Dasar wanita licik, pasti Vio melakukan pekerjaan kotor untuk menariknya," Dia bernama Sandy dan ketua pimpinan marah besar padanya karena menyia-nyiakan kerja sama itu.
"Kita di undang ke acara makan malam di Amerika, kita bisa permalukan Vio di malam itu karena pekerjaan kotornya itu. Perusahaan itu juga perusahaan lainnya akan memandang perusahaan Vio jelek karena ulahnya, mereka pasti akan mempertimbangkan kembali kerjasama tersebut," Hinata duduk di pangkuan Sandy sambil terus menggoda pria itu.
Sandy memandangi wajah Hinata dengan tegas, ia menghela nafasnya dalam-dalam, "Kau benar Sayang."
"Aku memang selalu benar sayang, gosip yang beredar juga mengatakan jika Vio punya anak yang entah siapa ayahnya. Dia memang wanita licik yang tidak tahu diri, kita manfaatkan itu saja," Setelah bicara tiba-tiba Hinata mencium Sandy, Sandy melingkarkan tangannya di pinggang kecil Hinata.
Sandy terpaut umur yang jauh dengan Hinata, Hinata masih berumur 25 tahun sementara Sandy berumur 46 tahun. Sandy sudah punya istri bahkan dua anak, Sandy selingkuh dengan Hinata selama ini.
Tanpa mereka ketahui Aleksa istri sahnya Sandy ternyata sudah mengetahui perselingkuhan keduanya, diam-diam Aleksa memasang kamera pengawas di ruangan kerja Sandy dan saat ini ia sedang melihat suaminya juga asisten suaminya tengah bercumbu.
Dengan santainya Aleksa melihat itu dengan di temani secangkir coklat panas, Aleksa sebenarnya tidak takut jika di tinggalkan oleh Sandy karena semua yang Sandy miliki saat ini adalah miliknya, bahkan Sandy kerja di perusahaan milik ayahnya.
Yah walaupun itu agak membuatnya sakit hati juga kecewa, tetapi ia butuh bukti yang banyak untuk mempermalukan keduanya suatu saat ini.
Aleksa menutup laptop ketika anak perempuannya memanggilnya, " Ma besok aku ada pentas di sekolah, Mama sama Papa datang kan?" Tanya anak itu yang berusia 16 tahun dengan raut wajah yang sedih.
Karena selama ini kedua orang tuanya jarang datang ke acara di sekolah karena alasan sibuk, walaupun ibunya terkadang datang. Tapi ayahnya tidak pernah datang sama sekali, Aleksa tersenyum, "Iya sayang, Mama sama Papa pasti datang," Aleksa mengelus kepala anak itu lembut.
"Janji, pokoknya aku bakal marah kalau kalian tidak datang lagi ke acara di sekolah."
