Dia dipandang rendah oleh keluarga istrinya, bahkan dia selalu mendapatkan hinaan, hanya karena dia seorang pria miskin.
Hanya Bastian dan Raisa yang tahu bahwa pernikahan mereka hanya sementara, itu semua agar Raisa mendapatkan warisan dari keluarganya. Dan Bastian rela menjadi suami sementara Raisa, untuk menebus hutang pada Raisa.
Namun, bagaimana kalau ternyata takdir membuatnya berubah? Sebenarnya Bastian berasal dari keluarga kaya raya, dia adalah sang pewaris dari perusahaan nomor satu di Indonesia. Sudah tiga tahun dia diusir oleh kakeknya karena sering menghamburkan uang.
Bastian akhirnya tau bagaimana susahnya mencari uang, ketika dia mendapatkan warisan dari sang kakek, dia bisa menjadi pemimpin perusahaan yang begitu mengagumkan, walaupun dia harus menyembunyikan identitasnya dari keluarga istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Hari ini Tuan Athar telah pulang ke Indonesia secara mendadak, untuk memberikan kejutan pada Bastian.
Tapi sebelum itu dia ingin mendatangi makam anak dan menantunya, orang tuanya Bastian. Tuan Athar menaburkan bunga pada kuburan ayah dan ibunya Bastian, memang kebetulan kuburan mereka bersebelahan.
"Andi, anakmu telah tumbuh menjadi pria yang hebat. William Group kini semakin berjaya karena kerja kerasnya. Dia mirip sekali denganmu, pekerja keras dan tak pantang menyerah." Tuan Athar berkata begitu sambil mengusap lembut batu nisan yang ada di atas kuburan putranya.
Mata Tuan Athar berkaca-kaca jika mengingat bagaimana kehilangan putranya tercinta, yang harus meninggal secara tragis, padahal hari itu mereka sekeluarga ingin memberikan kejutan pada hari ulang tahun Bastian yang ke 11 tahun.
Dengan begitu bersemangat Andi menjelaskan pada Tuan Athar bagaimana konsep kejutan yang akan dia dan istrinya berikan pada Bastian, namun sayangnya ternyata hari itu menjadi hari yang berduka karena Tuan Athar harus kehilangan putra tercintanya dan juga menantu kebanggannya.
Ternyata di tempat yang sama, ada Tuan Louis yang sedang mengunjungi makan istri pertamanya.
Setelah kejadian kematian yang menimpa Bu Alda, Tuan Louis sering dihantui rasa bersalah, apalagi ketika melihat Raisa yang wajahnya mirip sekali dengan istri pertamanya itu.
Tuan Louis sengaja menyuruh seseorang untuk merusak rem mobilnya Bu Alda atas usulan dari Bu Salma, agar mereka cepat bersatu dan juga bisa menguasai Montana.
"Maafkan aku Alda, aku terpaksa melakukannya, demi kebaikan kita bersama. Dan aku sudah membesarkan Raisa dengan baik, aku sangat menyayangi anak kita, tapi kenapa dia selalu membangkang padaku? Mengapa dia tidak bisa menjadi anak yang penurut? Bahkan dia harus menikah dengan pria sampah seperti Bastian."
Tuan Louis menghela nafas sebentar. "Jika seandainya Raisa menikah dengan pria yang tepat, aku juga pasti akan mempercayakan perusahaan padanya." Karena 50 persen saham memang milik ibunya Raisa dan juga ibunya Raisa yang berjuang dan bekerja keras dari nol agar Montana bisa menjadi perusahaan yang menjanjikan.
"Tapi kenapa Raisa selalu saja mengecawakan aku?" Tuan Louis merasakan hari demi hari dia semakin jauh dari Raisa, selalu berbeda prinsip dan tujuan dalam mengelola perusahaan.
Raisa sangat bekerja keras ingin memajukan Montana, apalagi waktu itu Edgar bilang bahwa bahwa Raisa lah yang membuat William Group tertarik ingin menerima tawaran kerja sama dari Montana, karena Raisa begitu gigih dan bekerja keras.
Mungkin karena alasan itu juga membuat Amar ingin membunuh Raisa, karena dia takut ayahnya terpengaruhi ucapan Edgar.
Setelah selesai berkunjung ke makam sang istri, Tuan Louis pun pergi dari sana, dia berjalan kaki menuju parkiran mobil, Tuan Louis terperangah ketika melihat Tuan Athar berada disana juga.
Tuan Louis melihat Tuan Athar yang hendak masuk ke dalam mobil, setelah pintu mobil dibukakan oleh sang supir.
Tuan Louis tersenyum ramah, menyapa Tuan Athar. "Tuan Athar William."
Tuan Athar segera membalikkan badan, membuat dia mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam mobil. Dia menatap tajam pada Tuan Louis yang menyapa dirinya tanpa merasa berdosa.
"Anda Tuan Athar William kan? Akhirnya saya bisa bertemu langsung dengan Anda, saya sangat senang akhirnya perusahaan kita bisa bekerjasama. Saya janji saya akan bekerja keras agar tidak mengecewakan William Group."
Betapa terkejutnya Tuan Athar saat mendengar kabar tersebut, padahal sampai kapanpun dia tidak akan sudi bekerjasama dengan perusahaan itu.
