Galang, ketua geng motor, jatuh cinta dengan seorang gadis yang memiliki trauma dengan geng motor. Namanya Shella, gadis penjual fried chicken yang cantik dan pintar.
Shella merupakan penyelamat hidup Galang, dan memberikan sebagian darahnya saat nyawa Galang di ujung maut.
Bagaimana Galang harus berjuang agar bisa mendapatkan cinta dari Shella?
Trauma apa yang dialami Shella?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eni pua, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Wawancara kerja
Hari kelulusan telah tiba. Shella berhasil lulus kuliah dengan nilai yang bagus. Lebih bagus dari yang dia harapkan. Acara wisuda pun berjalan dengan meriah. Ayah dan ibunya datang untuk memberikan selamat padanya sekaligus acara foto bersama.
Selesai acara, Shella dan orangtuanya berniat segera pulang. Tidak disangka, Rafael juga datang untuk memberikan ucapan selamat kepada Shella. Rafael juga mengundang mereka untuk makan bersama.
"Aduh, maaf Pak Rafael, kami sudah ada acara sendiri. Lain kali saja, Pak Rafael bisa menghabiskan uang untuk kami," ucap Bu Rasti sambil tersenyum.
"Sayang sekali. Harusnya aku konfirmasi dulu lebih awal, apakah kalian bisa atau tidak," jawab Rafael kecewa.
"Tapi, jika Pak Rafael berkenan, silahkan bergabung dengan kami. Kami ada acara syukuran atas kelulusan Shella. Memang hanya keluarga dekat yang hadir," ucap pak Darman.
"Apa tidak akan apa-apa, kalau aku ikut bergabung?" tanya Rafael penuh harap untuk bisa ikut bergabung dengan keluarga besar Shella.
"Tidak apa-apa. Langsung saja datang," jawab Pak Darman.
Shella hanya diam saja melihat hal itu. Dia tidak bisa menutup mata, jika selama hampir 3 tahun ini, Rafael sangat baik pada keluarganya. Meskipun Shella menolak dijodohkan dengan Rafael, tetapi baik keluarganya maupun Rafael sendiri, masih tetap selalu baik pada keluarga Shella.
Bahkan terkadang, pak Darman sering mengingatkan Shella bahwa tidak akan ada lagi pria sebaik Rafael di dunia ini. Akan tetapi, Shella masih tetap pada keputusannya, jika dia tidak akan pacaran lagi. Jika dia sudah menemukan pria yang cocok, dia ingin segera menikah saja.
Acara makan bersama hari itu sangat meriah. Meskipun makanan yang tersedia sangat sederhana. Tetapi yang menjadi hal utama adalah kebersamaan.
Mereka tidak menyadari bahwa ada seseorang yang ingin sekali ikut dalam kebersamaan itu. Dia adalah Galang. Meskipun dia sudah pergi selama hampir 3 tahun lamanya, tetapi dia tidak sedikitpun melewatkan semua kabar terbaru tentang Shella. Saat melihat Rafael ada di sana bersama mereka, Galang mengurungkan niatnya untuk bergabung.
***
Shella memutuskan untuk mencari pekerjaan dan melamar keberapa perusahaan. Shella menolak tawaran Rafael untuk bekerja di perusahaan dia. Shella ingin memulai karier dengan usahanya sendiri.
Beberapa diantaranya telah memintanya untuk datang melakukan wawancara. Shella tertarik dengan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang makanan. Shella merasa kalau ini sudah sesuai dengan basicnya yang menyukai makanan.
Hari itu, dia datang untuk melakukan wawancara. Banyak juga yang hadir disana untuk melakukan wawancara juga. Karena ternyata, ada beberapa lowongan pekerjaan yang membutuhkan karyawan.
Tiba giliran Shella dan ternyata tidak banyak pertanyaan untuknya. Tetapi setiap pertanyaan bisa dijawab Shella dengan mudah dan baik. Shella yakin jika dia akan diterima.
Shella pulang untuk menunggu hasil dari wawancara tersebut. Hasilnya akan dikirimkan lewat email dan lewat pesan untuk mengetahui nomor kontak semua pegawai. Sehari menunggu, rasanya lama sekali. Menunggu itu pekerjaan yang paling berat. Tiba-tiba dia teringat Galang. Andai saja Galang memintanya untuk menunggu, apakah dia akan sanggup melangkah ke depan dan berhasil lulus dengan nilai yang bagus?
Selama tiga tahun ini, meskipun dia merindukan Galang, tetapi Shella tidka pernah membiarkan perasaan itu mengalahkan usahanya untuk berhasil lulus kuliah tanpa gangguan.
Sebuah pesan masuk membuyarkan lamunannya. Pesan dari perusahan tempat Shella diwawancara kemarin. Shella tersenyum bahagia dan dia juga membuka email yang secara resmi menjadikannya staf di perusahaan tersebut. Biarpun hanya staf biasa, dia sudah cukup bahagia.
Pagi yang sangat cerah, Shella berangkat cukup awal untuk menghindari kemacetan di jalan. Sampai di tempat kerja, dia termasuk paling awal. Dia menunggu dan berkumpul dengan pegawai baru yang kemarin wawancara bersama, namanya Mila.
"Kamu juga diterima?" tanya Shella.
"Iya. Tapi hanya staf biasa. Kamu sendiri?" tanya Mila penasaran.
"Sama juga, hanya staf biasa. Itupun aku sudah sangat bersyukur," jawab Shella.
"Kamu tahu, siapa yang menempati posisi sekretaris?" tanya Mila.
Shella menggeleng perlahan. Dia sungguh tidak tahu dan dia juga tidak ingin tahu. Tetapi, sepertinya pekerjaan di kantor juga tidak lepas dari gosip. Haruskah dia mengikuti arus?
...****************...
sambil menunggu up, baca juga karya temen aku.