Sebuah Kejadian yang kurang mengenakkan dialami oleh Zahra setelah kepindahannya dari pulau Jawa ke Kalimantan bersama Keluarganya. Dimana Karena kejadian itu Zahra mengalami Trauma yang begitu hebat hingga ia tidak berani untuk keluar dari Rumah kontrakannya.
Sampai di suatu hari, mau tidak mau ia harus keluar rumah untuk mengantarkan kue pesanan pelanggannya hingga diperjalanan ia tidak sengaja ditabrak mobil dari belakang karena kesalahannya sendiri.
Marah? Tentu saja marah, Pria Pemilik mobil itu tentu saja ingin memarahi Zahra karena kecerobohan Zahra dalam berkendara sepeda motor, tetapi ia urungkan karena melihat Mata Zahra yang begitu sembab dan merah.
Siapakah pria itu? Akankah ia luluh dengan air mata Zahra? dan apakah ini akan menjadi awal dari kisah kebahagiaan Zahra yang selama hidupnya belum pernah mendapatkannya? atau justru malah sebaliknya?
Ikuti terus Kisah perjalanan Hidup Zahra Di dalam Cerita Ini!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenRose23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
\\ Eps 11 //
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Zahra memandang langit malam yang dihiasi oleh ribuan bintang yang tak terhitung jumlahnya, Suara gemuruh ombak dan angin malam yang menerpa wajahnya membuatnya begitu sangat tenang. Betapa indahnya Dunia ini, Tetapi tidak dengan hidupnya.
Zahra menghembuskan nafasnya lelah, Wajahnya tersenyum Pahit menikmati malam yang indah itu dengan rasa sakit yang menjalar di hati dan pikirannya
Kini ia berada di pagar kapal yang sedang ia naiki bersama kedua orang tuanya, Sepertinya kedua orang tuanya itu sudah terlelap tidur karena lelahnya perjalanan mereka. Zahra sendirian dipinggir kapal dengan menikmati indahnya ombak yang tersapu dengan baling-baling kapal
Ya, mereka Sekarang menaiki kapal yang berlayar menuju pulau yang ingin mereka singgahi. Mereka memutuskan untuk pergi dari kampung halaman mereka yang menyakitkan itu tanpa ada satu orang pun yang tahu, Termasuk tetangga dan saudara-saudara mereka.
Bukan karena ingin melarikan diri dan lepas dari tanggung jawab mereka, tetapi karena tanggung jawab itu mereka harus pergi ke tempat yang sama sekali belum pernah mereka datangi.
Zahra memeluk dirinya sendiri merasakan kuatnya angin malam yang menerpa tubuhnya, Ia menutup matanya untuk melepas semua rasa sakit yang ada di dalam hatinya. Nyaman........suasana yang tidak begitu ramai membuatnya sangat nyaman berada di sana. Zahra membuka matanya kembali melihat lampu-lampu dermaga yang semakin menjauh dari pandangannya mengikuti cepatnya laju kapal itu.
Zahra sungguh sangat berharap, Hidupnya akan berubah Ditempat yang akan mereka tuju.............Semoga saja harapannya tidak akan pernah berakhir sia-sia
Zahra mengecek handphonenya, ia melihat notifikasi yang begitu banyak di ponselnya. 'Kenapa kak Jojo telpon?' batin Zahra. Ia memutuskan untuk menelpon Jojo kembali tetapi...........
Dug
Byurrrr
"Aduh maaf-maaf mbak, saya nggak sengaja" ucap seorang perempuan yang tidak sengaja menabrak Zahra
Zahra terpana, mulutnya terbuka melihat ombak yang begitu besar melahap habis handphonenya hingga tidak terlihat lagi
"Mbak??? Handphone saya jatuh ke laut!" kaget Zahra dengan menunjuk derasnya arus itu
"Apa?! Benarkah?! Aduhhh mbak maaf mbak saya benar-benar nggak sengaja tadi, Tolong maafin saya mbak" ucap orang itu dengan wajah yang begitu melas
Zahra ingin marah, Tetapi hatinya begitu kecil melihat orang itu yang memohon kepadanya. Awalnya ia ingin meminta ganti rugi tetapi ia berpikir mungkin saja perempuan dihadapannya ini juga mengalami hidup yang sulit sepertinya melihat bagaimana ia berpakaian
"Aduhh gimana yaa, Semua nomor orang-orang yang saya kenal ada di sana semua mbak" ucap Zahra yang begitu panik. 'Termasuk nomor kak jojo' lanjutnya di dalam hati
"Mbak, saya benar-benar minta maaf mbak saya nggak sengaja" ucap orang itu yang begitu memelas
Zahra menghembuskan nafasnya, Ia begitu sangat lelah dengan semuanya. "yasudah nggak papa mbak, lain kali hati-hati ya" putus Zahra dengan mencoba untuk tersenyum
"Iya mbak, makasih banyak ya. Sekali lagi saya minta maaf" ucap orang itu sebelum meninggalkan Zahra sendirian
'Sekarang gimana? Aku udah janji untuk menghubungi kak Jojo, Bahkan sekarang aku nggak punya uang untuk membeli handphone baru. Apa nanti ayah dan ibu marah ya kalau aku bilang handphonenya jatuh ke laut? Itu kan handphone satu-satunya yang kita punya, bahkan semua nomor saudara-saudara ibu dan ayah ada disana. Gimana dong sekarang? Apa Aku masuk dulu aja ya? cuacanya semakin dingin juga' batin Zahra dan melangkah masuk ke dalam kapal
"Astaghfirullah Zahra, kamu dari mana sih nak? Ibu sama ayah khawatir kamu tiba-tiba ngilang gitu aja" panik Bu Ratih
"Hehehe maafin Zahra ya Bu, tadi Zahra jalan-jalan aja cari udara segar di luar"
"Tapi kamu nggak papa kan?" tanya Pak Burhan
"Iya ayah, Zahra nggak papa kok. Zahra baik-baik aja..............Tapii......." ucap Zahra yang menggantung kalimatnya
"Tapi kenapa?? Kamu kenapa??" khawatir pak Burhan kepada anaknya itu
"Tadi Zahra ke senggol sama ibu-ibu....terus nggak sengaja handphone Zahra jatuh ke laut. Maafin Zahra ayah" ucap Zahra dengan menunduk dan memelankan suaranya karena takut kedua orang tuanya itu akan memarahinya
Bu Ratih dan pak Burhan sedikit terkejut dan khawatir anaknya itu kenapa-kenapa apalagi dengan tubuhnya yang mungil itu, dan apa katanya tadi?? Ditabrak sama ibu-ibu??
"Tapi kamu nggak papa kan nak??" tanya Bu Ratih dengan membolak-balikkan tubuh anaknya itu untuk mengecek apakah Zahra terluka
"Zahra nggak papa ibu, tapi handphone Zahra........"
"Handphone itu nggak penting, yang penting itu kamu. Handphone bisa di beli lagi tapi kamu???...........Kamu benar-benar berharga bagi ibu dan ayah Zahra, Kamu hidup ayah dan ibu, Nafas kami, dan satu-satunya jantung yang ayah dan ibu punya. Nyawa ayah dan ibu itu ada di kamu, Jadi tolong...jangan sampai kenapa-kenapa" Ucap pak Burhan dengan nafas yang sedikit terengah-engah karena khawatir
Zahra meneteskan Air matanya, ia sudah tidak bisa membendung air matanya lagi. Mungkin saja hidupnya tidak seindah yang ia bayangkan, mungkin saja kisah pertemanannya tidak seindah orang-orang lain. tetapi?......... Kedua orang tuanya????? Adalah anugerah terindah yang Zahra punya, Sebuah anugerah yang mungkin saja tidak dimiliki oleh orang lain. Sebuah anugerah yang tidak ada bandingannya
Zahra memeluk ibu dan ayahnya, ia sangat bersyukur diberikan orang tua yang sangat menyayanginya. Mungkin kalau bisa bertemu dengan Tuhannya, Zahra akan langsung berterima kasih kepadanya. Dibalik semua kehidupan yang Zahra alami, Allah sangat baik memberikan orang tua yang sangat menyayangi Zahra lebih dari apapun bahkan nyawa mereka sendiri.
"Makasih ya ayah ibu.....hiks, sekali lagi maafin Zahra" ucap Zahra dengan menangis sesenggukan
"Tolong jangan sampai terluka ya sayang" ucap Bu Ratih dengan mengelus-elus kepala anaknya itu, Zahra hanya mengangguk untuk menjawab ibunya
Dari sini Zahra bisa menyimpulkan, bahwa kebahagiaan tidak hanya diukur oleh uang saja tetapi sebuah kebahagiaan adalah sesuatu yang kita miliki dan bagaimana kita bisa mensyukuri itu. Karena sebuah kebahagiaan, cinta, dan kasih sayang tidak bisa dibeli ataupun diperjual belikan hanya dengan sebuah kertas yang biasa kita sebut dengan uang........
...----------------...