Pembalasan Istri Yang Dianggap Bodoh (Skenario Istri)

Darius terus bicara tak ada habisnya dalam sambungan video call, bahkan sekarang pria itu malah menyebut nama seseorang yang sudah berjanji akan tetap memihak padanya meski perselingkuhan nya terbongkar.

“Tuan Efendi! Kamu sudah berjanji padaku, kalau aku menjadikan putramu Manajer keuangan, kau akan memihakku apapun yang terjadi! Sekarang kau harus memihakku karena anakmu sudah kuberi jabatan sesuai keinginan mu!“

Raut wajah Tuan Efendi terlihat pias, dia tak menyangka namanya akan disebut Darius.

“Kau juga Maulana! Kau bilang kalau aku memberi mu 5 miliar, kau akan memihakku!“

Satu persatu dewan direksi yang pernah berjanji akan selalu memihak Darius namanya disebut pria itu, ada sekitar 5 orang dari total 14 dewan direksi.

Ayana tersenyum meremehkan pada kelima orang itu, “Saya tak menyangka, kalian ingin sukses dengan cara curang! Sebaiknya kita adakan audit setelah semua ini selesai! Sekarang, silahkan kalian keluar dari ruangan ini!“

Tanpa bicara apapun karena malu dan ketakutan, kelima dewan direksi itu pun keluar.

“Sekarang, siapa yang kalian inginkan menjadi CEO selain aku?“

“Bagaimana kalau kita adakan tantangan untuk pemilihan ini, ada syarat yang harus dipenuhi untuk menempati kursi CEO?“ orang yang diperintahkan melaporkan setiap kejadian di perusahaan itu pada Kai pun angkat bicara. Dia adalah seorang pemuda yang seumuran dengan Ayana bernama Nando.

“Tantangan dan syarat? Menarik, saya setuju! Tapi siapa yang akan jadi rival saya?“ Ayana ingin berani mengambil kesempatan.

Kai sedikit kagum pada Ayana karena wanita itu langsung menyetujui tanpa berpikir panjang.

“Aku sendiri.“ Ucap Nando tersenyum jahil, dia lalu menoleh ke arah Kai dan mengedipkan sebelah mata. Ia memberi kode jika sepenuhnya dirinya hanya akan bermain dan pada akhirnya hanya Ayana lah yang akan menduduki kursi CEO.

Semua dewan direksi angkat suara dan setuju dengan usul Nando.

“Oke, karena semua setuju. Sekarang, katakan apa tantangan nya?“ Ayana sudah kembali duduk, dia terlihat begitu tenang.

“Hei! Aku masih belum setuju dipecat__“ Teriak Darius yang masih berada dalam sambungan video call.

Tutttt.

Panggilan video di ponsel Assisten Darius dimatikan oleh Ayana karena Darius sudah cukup berisik dan tak tahu malu. Namun kali ini Darius malah menelepon Ayana dan wanita itu langsung mematikan ponselnya. Tak lama ponsel Grace pun berdering, itu pun panggilan masuk dari Darius dan tentu saja Grace mengikuti langkah Ayana dengan mematikan ponselnya.

Kedua wanita itu tertawa kecil karena kekompakan mereka, hanya Kai dan Nando yang mengerti apa yang kedua wanita cantik itu tertawakan karena sandiwara mereka akhirnya selesai.

“Jangan angkat telepon dari Bos mu! Atau Aku akan mengeluarkan mu dari ruangan!“ Ancam Ayana pada assisten Darius saat ponselnya berdering karena Darius kembali menelepon Beno.

Beno menghela nafas panjang, dia pun akhirnya membuat ponselnya dalam mode senyap dan berdiri di belakang para dewan direksi.

“Kita lanjut,“ Ayana kembali bicara mengarahkan atensi nya pada Nando.

“Syaratnya, diantara kita berdua harus mendapatkan investasi tambahan dari Tuan Kai sebesar 50 miliar. Apa kamu sanggup, Nona Ayana?“

Ayana terkesiap, sontak dia memandang ke arah Kai yang juga sudah ikut duduk. Mata Pria itu tampak berkilau, seperti menantang Ayana agar menyanggupi usulan Nando.

“Em... bisakah syarat yang lain?“ Ayana tak ingin berinteraksi lagi dengan Kai, dia sepenuhnya ingin menghindari pria yang selalu berbuat semaunya padanya.

“Kalau begitu, aku saja yang menduduki kursi CEO karena nilai saham ku dibawah Nona Ayana yakni pemegang saham ketiga terbesar.“

Ayana duduk dengan gelisah, di satu sisi dia ingin membuktikan pada Darius jika pria itu telah salah sudah mengkhianati nya karena dia bukan hanya wanita rumahan dan bisa berkarir menjadi wanita sukses. Namun sisi lainnya, dia tak ingin berhubungan apapun lagi dengan Kai. Mundur kena, maju pun kena.

Saat otak Ayana penuh dengan pemikiran rumit, dia melihat ke arah Kai dan pria itu membuka mulut. Kai seperti mengatakan 'pengecut' pada Ayana tanpa suara dan hanya terbaca dari gerakan bibir.

Pengecut? Dia mengataiku pengecut!

“Aku bersedia!“ sambil mengatakan nya, Ayana menatap geram pada Kai karena berani menyebutnya pengecut.

“Baik! Apa Tuan Kai bersedia memberikan tambahan investasi 50 miliar?“ Nando tersenyum geli ke arah Kai.

“Ck!“ Kai tak menjawab, dia malah berdecak seperti orang kesal.

“Kenapa? Apa terlalu besar atau Tuan Kai sangat pelit dan hanya menyombongkan kekayaan Anda tapi sebenarnya Anda kekurangan uang sampai 50 miliar saja Anda tak sanggup berikan?“ Kali ini Ayana yang menantang Kai.

Suasana yang semulanya mulai mencair, kini kembali tegang setelah Ayana dengan terang-terangan menyinggung dan menantang Kai.

Kai menyenderkan punggungnya di sandaran kursi, dia mengangkat sebelah kakinya. Lalu dengan wajah dingin, dia menjawab. “Tentu saja aku bersedia, jangankan 50 miliar... aku akan berinvestasi 1 trilliun atau bahkan 10 trilliun! Asalkan, Nona Ayana lah yang berhasil membujukku untuk mengucurkan uangku.“

Saat perkataan tersirat Kai keluar, para dewan direksi langsung membujuk Ayana agar mendapatkan investasi dari Kai. Sekarang mereka malah mendukung Ayana sepenuhnya, namun dengan penuh paksaan dan desakan membuat Ayana menjadi tak nyaman.

Jadi ini permainan mu, kau ingin mereka mendesak ku agar berhasil membujuk mu! Aku harus merendahkan diri padamu dan ini juga adalah caramu mengikatku agar selalu di sampingmu! Dasar laki-laki licik!

Ayana sadar, dia sudah sepenuhnya terjebak dengan Kai hanya demi ingin membuktikan dirinya mampu. Kecuali, Ayana menyerah dan melepaskan segalanya lalu memulai hidup baru tanpa harus menjadi seorang CEO.

Setelah Ayana berpikir sejenak, kesepakatan pun telah terjalin. Ayana dan Nando resmi bersaing memperebutkan kursi CEO meskipun itu hanya secara formalitas saja karena akhirnya kursi itu adalah milik Ayana.

“Terima kasih, sekarang pertemuan ini ditutup!" Ayana lalu melenggang pergi dari ruangan menuju ruangan Darius untuk mengosongkan kantor Darius sebagai CEO.

Namun Kai tak ingin membiarkan Ayana hari itu, dia masih ingin memperhitungkan kelakuan Ayana yang mengacungkan jari tengah padanya tadi. Dengan wajah menyeringai, tak lama Kai mengikuti Ayana menuju ke ruangan Darius lalu mengunci pintu dari dalam.

Klik!

Ayana terkejut mendengar suara pintu terbuka dengan tiba-tiba lalu terkunci di belakangnya, sementara dirinya sedang membereskan meja Darius dengan posisi berdiri menghadap jendela besar membelakangi pintu. Saat ia memutar tubuh, Kai sudah berada tepat di depan nya lalu mendoroong tubuh Ayana ke belakang sampai terjatuh di atas meja dan pria itu mulai menyerang pertahanan Ayana.

Suara berisik dari decak ciuman dan suara eraangan terdengar dari bibir keduanya.