NovelToon NovelToon
Lelaki Yang Kutemui Di Koridor Takdir

Lelaki Yang Kutemui Di Koridor Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Dijodohkan Orang Tua / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Wanita Karir / Keluarga / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:314
Nilai: 5
Nama Author: chayra

zaira Kalya , gadis bercadar yang bernasib malang, seolah cobaan terus mendatanginya. Setelah Tantenya-tika Sofia-meninggal, ia terpaksa menerima perjodohan dengan albian Kalvin Rahardian-badboy kampus-yang begitu membencinya.

Kedua orang tua ziara telah meninggal dunia saat ia masih duduk dibangku sekolah menengah pertama, hingga ia pun harus hidup bersama tika selama ini. Tapi, tika, satu-satunya keluarga yang dimilikinya juga pergi meninggalkannya. tika tertabrak oleh salah satu motor yang tengah kebut-kebutan di jalan raya, dan yang menjadi terduga tersangkanya adalah albian.

Sebelum tika meninggal, ia sempat menitipkan ziara pada keluarga albian sehingga mereka berdua pun terpaksa dinikahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chayra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 6

Jadi orang tua jangan terlalu ngatur, Tan. Ini udah jaman modern, udah gak jamannya jodoh-jodohan kayak gini. Albian berhak memilih calon istrinya sendiri. Jangan maksa dia untuk nikah sama pilihan Tante.”

Genggaman tangan diana pada lengan Brigita semakin dieratkan. Sorot matanya menajam menatap Brigita yang berdiri satu langkah di depannya.

“Menurut kamu, kalau saja albian memilih calonnya sendiri, apa kamu yakin kalau dia akan memilih kami, Gita?”

Brigita menoleh kealbian, meminta pemuda itu memberinya jawaban. “Jawab, bian,” pintanya.

Albia menghela napas jengah. “Kalau aja gue bisa memilih calon istri sendiri, bukan lo yang gue pilih, Git. Gue gak ada perasaan sama lo. Gue Cuma anggap lo sahabat, gak lebih.”

Diana tersenyum puas mendengarnya. “Kamu dengar sendiri kan, Gita? Jadi, lebih baik sekarang kamu pergi dari sini sebelum Tante panggil satpam untuk mengusir kamu.”

Brigita menarik tangannya kasar hingga terlepas dari genggaman diana. Ia menatap tajam satu persatu orang di ruangan itu dengan penuh dendam. Kedua tangannya terkepal kuat menahan amarahnya yang tengah meluap-luap.

“Pergi! Tunggu apa lagi?” ucap diana sambil menunjuk pintu keluar.

Brigita pun segera melangkah keluar dengan amarah yang tertahan.

“Oke. Karena albian juga udah setuju, Mama hanya perlu mempersiapkan acara pernikahan kalian aja,” ucap Dianra sambil merangkul bahu ziara.

“Dengan satu syarat, Ma,” sahut albian. “bian Cuma mau nikah dengan acara yang sederhana aja sama dia. Kami masih kuliah, jadi bian gak mau kalau anak kampus heboh karena hal ini.”

“Gimana, zia? Kamu setuju kalau acara sederhana?” tanya diana pada ziara yang sejak tadi bungkam.

Ziara mengangguk pelan. “Memang lebih baik acaranya sederhana aja, Tante,” jawabnya.

“Oke. Bagus kalau gitu. Jadi Mama bisa mempersiapkan segalanya lebih cepat besok,” ucap diana.

Bukan hanya albian, tapi ziara pun terkejut mendengarnya.

“Besok, Ma? Mama yakin?” tanya albian heboh.

“Apa gak terlalu terburu-buru, Tante?” timpal ziara.

Diana mengulas senyuman. “Bukannya lebih cepat, lebih baik ya? Lagian gak mungkin kan ziara tinggal satu atap dengan laki-laki yang bukan mahramnya terlalu lama?”

Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh albian maupun ziara kalau mereka akan duduk bersanding seperti sekarang, di depan penghulu dan disaksikan kerabat yang datang.

Keduanya sama-sama mengenakan pakaian serba putih hari ini. Albian dengan jas putih, dan ziara dengan kebaya putih sehingga terlihat anggun.

Pak penghulu menjabat tangan albian yang begitu lemas.

“Sudah siap apa belum? Kok lemes begini sih mau menikah?”

Albian hanya mengulas senyuman tipis seraya menganggukan kepalanya pelan. “Sudah, Pak.”

“Kalau begitu kita mulai sekarang ya,” tanya Pak penghulu memastikan, dan langsung dianguki oleh albian yang ingin acara itu segera diselesaikan.

“Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau albian Kalvin Rahardian bin Almarhum Radian Rahardian dengan ziara Kalya Zaira binti Almarhum Kaivan Andreas dengan mas kawin uang sebesar satu juta rupiah dibayar tunai.”

“Saya terima nikah dan kawinnya ziara Kalya Zaira binti almarhum Kaivan Andreas dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”

Albian berhasil mengucapkannya dengan lancar tanpa ada pengulangan. Bahkan suaranya begitu lantang dan tegas hanya dengan satu tarikan napas.

“Bagaimana saksi? Sah?”

“Saahh....” Suara para saksi pun menggema di ruangan itu, membuat diana dan para kerabat yang datang ikut senang mendengarnya.

“Alhamdulillah.” Diana mengusap wajahnya. Senyumannya mengembang, menatap bangga pada sang putra yang sudah berhasil melakukan ijab kabul dengan lancar.

Ziara dan albian saling melirik saat doa dibacakan oleh Pak penghulu. Lalu keduanya kembali menundukkan pandangan dengan pikiran yang sama-sama kacaunya.

Tak ada yang bisa menebak kejadian apa yang akan dialami hari esok. Begitu pula dengan albian. Pemuda itu tak menyangka kalau gadis bercadar yang selama ini begitu dibencinya, kini telah sah menjadi istrinya.

“Cium tangan suami kamu. Sekarang kalian sudah menjadi sepasang suami istri yang halal bersentuhan,” ucap Pak penghulu.

Ziara mendongak, menatap wajah albian yang duduk menghadap ke arahnya. Ia menelan salivanya susah payah, lalu memberanikan diri meraih tangan kanan albian yang diletakkan di atas paha.

“Ya Allah, bantu hamba agar bisa menerima pernikahan ini. Hamba yakin engkau punya rencana terbaik untuk hambamu ini,” batin ziara sambil mendekatkan bibirnya ke punggung tangan Alzian.

Tapi, belum sempat bibirnya menyentuh punggung tangan albian, pemuda yang sudah sah menjadi suaminya itu menarik tangannya hingga terlepas dari genggaman ziara.

“Udah,” ucapnya lirih seraya bangkit berdiri dari tempat duduknya.

Meski sikap albian begitu dingin pada ziara cukup paham dengan hal itu. Ziara bahkan tak bersedih atau pun tersinggung. Ia gadis yang cukup kuat dan tangguh. Hal semacam ini sudah biasa untuknya. Selama ini banyak sekali kemalangan yang sudah ia lewati dan membuatnya menjadi gadis yang berhati baja.

Selain resepsi pernikahan yang sederhana, ziara juga tak didampingi oleh pengantin pria saat menyembut tamu dan kerabat dari keluarga albian yang datang, sebab albian memilh mengurung diri di kamar setelah akad nikah selesai.

Setelah resepsinya selesai, ziara duduk sendirian di ruang keluarga yang ada di lantai atas. Ia masih ragu untuk menuju kamar. Apalagi kamar itu milik albian. Tapi, ia sudah tak tahan lagi ingin segera berganti pakaian yang nyaman. Ditambah lagi sudah waktu salat ashar sekarang.

Akhirnya ziara pun memberanikan dirinya mengetuk pintu kamar albian beberapa kali hingga sang pemilik keluar dengan wajah galaknya.

“Mau apa lo ke sini?” tanya albian dingin.

“A-aku mau ganti baju. Kata Tante diana barang-barangku ada di kamar kamu,” jawab ziara terbata.

“Ya udah. Ambil semua barang lo. Bawa pergi dari kamar gue. Jangan harap lo bisa tidur di sini. Apalagi satu ranjang sama gue,” ucap albian seraya membuka pintu kamarnya lebih lebar.

Ziara pun masuk dengan langkah lebar. Lalu segera mengambil koper besar yang ada di sudut ruangan. Ia berniat segera pergi dari sana sebelum albia marah besar. Apalagi kepalanya sudah keluar tanduk sekarang.

Tiba-tiba terdengar langkah kaki mendekati kamar itu saat ziara menarik kopernya menuju pintu keluar. Lalu, diana pun muncul dan masuk memperhatikan sekitar.

Di atas ranjang albian sedang tiduran sambil bermain HP, sedanhkan ziara tengah membawa koper dan tas besar untuk di bawa keluar.

“Mau ke mana kamu, zia? Kamu mau bawa ke mana semua barang itu?” tanya diana sambil berjalak mendekat.

“Zia mau bawa semua barang ini keluar, Tante. Biar zia tidur di kamar lain aja,” jawab ziara. Diliriknya albian yang langsung melotot padanya. “Astaghfirullah. Kenapa dia malah melotitin aku?”

Diana tak ingin menghabiskan tenaganya untuk berdebat dengan sang putra. Seharian ini ia sudah sangat disibukan dengan acara pernikahan. Tenaganya hampir terkuras habis. Dia langsung mengambil alih semua barang yang ziara bawa, lantas meletakkannya lagi di tempat semula.

“Ziara gak boleh tidur di kamar lain. Dia harus tidur di sini. Paham kamu, albian?!” ucap diana tegas.

“Tapi, Ma... Masa aku mau sekamar juga sama dia sih?” Protes albian seraya bangkit dari tempat tidurnya

“Kenapa memangnya? Dia sudah jadi istri sah kamu, jadi sudah seharusnya kalian tidur di kamar dan ranjang yang sama. Bahkan kamu juga sudah bisa melihat wajah ziara sekarang,” ucap diana. Ucapannya terdengar seperti perintah yang tak bisa ditentang.

Albian langsung menoleh ke arah ziara. Senyuman miring tercetak jelas di wajah tampannya yang terlihat galak itu. Nyatanya ia juga penasaran dengan wajah ziara yang selama ini selalu ditutupi cadar.

“Mama gak akan biarkan kamu usir ziara dari kamar ini. Ingat kata Mama kemarin, bian. Kamu masih belum lupa kan dengan ucapan Mama?” sambung diana penuh penekanan.

“Iya... Iya, Ma. Aku akan berbaik hati sama dia kali ini. Aku akan izinin dia tidur di sini,” balas albian dengan niat terselubung yang sudah ada di otaknya.

Perasaan ziara bukannya lega, tapi justru semakin cemas saat albian mengizinkannya tetap tinggal. Gadis itu melirik suaminya yang tengah menaik turunkan alis dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

“Kalau begitu Mama keluar dulu. Baik-baik kamu sama ziara, bian. Dia ini sudah jadi istri kamu. Jangan sampai kamu berdosa besar karena sudah menyakiti hati istri kamu,” ucap dianq sebelum keluar dari kamar itu meninggalkan albian dan ziara berduaan.

Begitu diana menutup pintu kamar, albian bergegas mengunci pintu dan tersenyum menyeringai. Lalu berjalan menghampiri ziara dengan langkah lebar.

“Benar juga kata Mama tadi. Gue kan udah jadi suami lo, jadi gue berhak ngeliat wajah buruk rupa yang lo tutupi itu. Jujur aja, gue penasaran dari lama. Seberapa buruknya wajah lo sampe-sampe lo pakein cadar dari SMA,” ucap albian seraya mengambil HP nya di atas ranjang.

Perlahan namun pasti, albian berjalan semakin mendekati sang istri sambil tersenyum smirk. Ia juga sudah menyiapkan kamera HP nya untuk mengambil foto ziara saat cadar putih yang menutupi wajah sang gadis terlepas. Tentunya tanpa sepengetahuan ziara .

“Ayo buka cadar lo sekarang! Tunggu apa lagi? Lo gak denger yang Mama gue bilang tadi? Gue ini suami lo sekarang. Jadi, lo harus tunjukkin wajah asli lo ke gue,” titah albian dengan suara yang penuh penekanan.

Ziara menggigit bibir bawahnya. Meski belum siap, tapi ia harus membuka cadar itu sekarang. Mau bagaimana pun albian sudah jadi suaminya sekarang.

Perlahan tangannya melepaskan tali yang terikat di belakang kepalanya hingga kain putih yang menutupi wajahnya itu pun sedikit demi sedikit terbuka.

Ziara menundukkan wajahnya ke bawah begitu cadarnya tak lagi menutupi wajahnya.

Nyatanya ia memang belum siap.

“Kenapa malah nunduk? Angkat dong kepalanya,” titah albian sambil berjalan mendekatinya. Lalu tangan kanannya meraih dagu ziara dan menariknya hingga kepala sang istri mendongak.

Mata albian terbelalak bersamaan dengan salivanya yang ditelan kasar. “Lo gak cacat?” tanyanya.

Ziara menepis tangan albian dari dagunya. “Kamu kira selama ini aku pakai cadar hanya untuk menutupi wajahku yang cacat? Begitu?” Ia sedikit tersinggung dengan ucapan albian barusan. “Aku pakai cadar untuk menjalankan sunnah-Nya, bukan karena takut kekuranganku diejek oleh orang.”

Albian masih mematung di tempatnya. Pandangannya tak teralihkan dari wajah cantik sang istri yang baru pertama kali ia lihat. Kulit putih dan bersih tanpa noda, bibir pink alami juga hidungnya yang mancung membuat albia candu melihat wajah ziara.

Tanpa albian sadari kamera HP yang ada di depan dadanya masih merekam ziara hingga detik itu.

Tak tahan dengan jantungnya yang serasa akan melompat keluar, dan wajahnya yang mulai memanas, albia memilih segera kabur dari sana.

“Gu-e ke kamar mandi dulu. Kebelet pipis nih. Lo taruh aja semua barang itu di sana.” Alzian menunjuk ke arah walk in closet di kamarnya. “Kamar gue jadi keliatan berantakan gara-gara barang lo itu. Lo cari aja lemari yang kosong. Seingat gue masih ada,” sambungnya sok galak.

Dengan langkah tergesa-gesa, albian menuju kamar mandi setelah mengomeli ziara barusan. Ia tutup rapat pintu kamar mandi, tak lupa juga ia kunci dari dalam.

Punggungnya bersandar pada pintu, dan kedua tangan membekap kuat mulutnya yang ingin berteriak keras saking terkejutnya dengan penglihatannya barusan.

“Gue kira dia pake cadar karena cacat. Ternyata enggak.” Albian meraup udara sanga banyak dan menghembuskannya perlahan.

“Tiga kata yang cocok buat dia. Cantik banget gila!” ucapnya heboh sambil mengacak rambutnya hingga berantakan. “Kalau sampe dua cecunguk itu tau, pasti heboh banget mereka.”

Sementara itu, ziara yang tengah mencari lemari yang dimaksud oleh albian membuka satu lemari besar yang ternyata isinya semua barang milik albian. Ia bahkan tak sengaja menjatuhkan bingkai foto hingga kacanya pecah dan berhamburan ke lantai.

“Astaghfirullah.” Ziara berjongkok hendak mengambil bingkai foto itu, namun tangannya lebih dulu terkena pecahan kaca hingga mengeluarkan darah segar.

“Lo ngapain?!” Suara albian berhasil membuat ziara terjingkat kaget. Lantas ia berdiri dan berbalik ke belakang.

“Maaf, aku gak sengaja jatuhin bingkai foto di dalam lemari ini,” ucap ziara penuh sesal.

Albian berjalan mendekat, lalu diambilnya bingkai foto itu dengan cepat. Bahkan ia tak peduli meski tangannya tergores kaca. Ia menatap tajam ziara yang jarinya tengah berdarah, tapi tak ada rasa peduli pada gadis yang sudah dihalalkannya itu.

“Lain kali, lo jangan pernah sentuh barang gue! Gue paling benci kalo ada orang yang dengan lancangnya sentuh barang milik gue, apalagi foto ini.” Albian menunjuk ziara dengan suara yang menggema. “Asal lo tau ya. Foto ini sangat berharga buat gue. Bahkan gue bisa aja usir lo dari rumah ini kalo sampe berani rusak foto ini. Paham!”

“Emangnya itu foto siapa? Aku liat sekilas tadi itu foto perempuan,” tanya ziara penasaran.

1
shora_ryuuka shoyo
Wow, luar biasa!
Raquel Leal Sánchez
Membuat saya terharu
y0urdr3amb0y
Ayo thor, jangan bikin pembaca kecewa, update sekarang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!