NovelToon NovelToon
Aku, Kamu Dan Akta Nikah

Aku, Kamu Dan Akta Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Pernikahan Kilat / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:51.2k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Nara Anjani Sukma berada di situasi harus menikah dengan adik angkat pria yang akan melamarnya. Sakti Pradana tidak menduga ia akan bertukar jodoh dengan kakak angkatnya. Dua karakter bertolak belakang, pertemuan tak terduga dan pernikahan mendadak seperti tahu bulat, drama rumah tangga apa yang akan mereka jalani.

===

“Sudah siap ya, sekarang aku suamimu. Bersiaplah aku buat kamu bahagia jiwa dan raga.” Sakti Pradana.

“Aku penasaran, apa milikmu bisa sesakti namamu.” Nara Anjani Sukma

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Uget-uget

Bab 29

 

 

Rosa melihat iklan di tayangan web yang diperankan oleh Sakti. Ia juga tahu kalau Sakti belum lama ini kembali memenangkan drag race. Semakin dilihat semakin menyadari kalau pria itu begitu menawan dan menyesal karena sudah terlena dengan Samir. Kalau saja lebih sabar mungkin sekarang akan menikmati kesuksesan dari Sakti. entah sebagai kekasih atau istrinya.

“Aku harus dapatkan Sakti, tidak mungkin dia lupakan semua kenangan kami.”

Berencana melakukan itu sendiri, tanpa melibatkan Samir seperti rencana awal. Rosa mendatangi lagi showroom milik Sakti. Ada beberapa mobil terparkir, tapi tidak melihat milik Sakti. Memasuki lobby, ia disambut oleh salah satu sales.

“Pak Saktinya ada, aku ingin bertemu. Kami sudah ada janji,” ujar Risa sambil mengibaskan rambut. Berbohong dengan mengatakan sudah ada janji. 

“Atas nama siapa mbak?” tanya sales itu.

“Rosa, aku langsung ke ruangannya saja ya.”

“Eh, maaf mbak. Silahkan tunggu di situ, kami hubungi Pak Sakti dulu.”

“CK, aku sudah ada janji. Ngapain hubungi dia lagi.”

Sales itu tersenyum meski kesal dengan sikap Rosa. Kembali mengarahkan ke sofa di ruang tunggu dan mengatakan akan menghubungi Sakti.

“Siapa nama kamu, biar aku adukan sama Sakti.”

“Maaf mbak, saya hanya menjalankan prosedur.”

Melihat ada perdebatan, petugas lain menghampiri dan mengatakan hal yang sama agar Rosa menunggu dibantu pula oleh security. Marko tidak ada di tempat, itulah kenapa para karyawan Sakti tidak langsung mengizinkan Rosa ke ruangan apalagi Sakti tidak ada di sana.

Rina melihat dari jauh keributan itu, baru saja melayani konsumen transaksi pembelian. Tidak ingin ikut campur dengan masalah Sakti, daripada dia dipecat seperti ancaman Marko. Dia menghubungi Marko menyampaikan keributan itu dan mengangguk mendengarkan arahan Marko.

“Mbak Rosa, silahkan tunggu di atas. Mari saya antar,” ujar Rina sesuai arahan Marko.

“Dari tadi kek. Kalian ini ya, ingat baik-baik kalau lain kali saya kemari lagi,” ancam Rosa lalu mengekor langkah Rina menuju lantai dua.

“Mbak boleh tunggu di sini.” Rosa diarahkan menunggu di sofa tamu, tidak kalah nyaman dengan ruang tunggu di bawah.

“Aku tunggu di ruang Sakti saja.”

“Maaf, mbak. Arahan bapak tunggu di sini, beliau masih di jalan. Silahkan ditunggu ya.” Rina meninggalkan Rosa dan memanggil OB untuk mengantarkan minum ke atas.

“Rin, kenapa disuruh ke atas?” tanya karyawan Sakti yang lain. 

“Mas Marko yang suruh, nanti dia hubungi Bang Sakti. dari pada di bawah bikin keributan, lagi rame konsumen. Udah kerja lagi, gue nggak mau cari masalah sama itu perempuan.”

Sakti memang dalam perjalanan, ia sebenarnya malas menanggapi Marko yang mengatakan Rosa ada di showroom. Diabaikan percuma, pasti akan datang lagi. Mau tidak mau harus diselesaikan. Meninggalkan istrinya dengan mengatakan ada masalah di showroom, tidak menyampaikan kalau masalah itu adalah Rosa. Bisa-bisa Nara akan ikut serta. Mungkin nanti malam ia akan mengaku dan minta maaf.

Memasuki showroom, Sakti disambut oleh Rina dan sales lain.

“Di mana dia?”

“Di atas bang, ngeyel banget di sini lagi rame.”

“Ya sudah kalian lanjut kerja.”

Sakti menuju lantai dua. Rosa langsung berdiri dan tersenyum bahkan menghampiri dengan merentangkan kedua tangan seakan mempersilahkan Sakti untuk memeluknya.

“Ada apa Ros?” tanya Sakti langsung menuju sofa dan duduk di sofa tunggal.

“Kamu nggak kangen aku?”

“Kangen? Kenapa harus?”

Menempati sofa yang paling dekat dengan Sakti lalu memegang lengan pria itu.

“Sakti aku kangen kamu. Aku yakin kamu juga begitu. Masa lalu dan kenangan kita, tidak mudah dilupakan begitu saja.”

Sakti menarik lengannya, enggan disentuh oleh perempuan manapun selain sang istri. Apa pula yang dibicarakan Rosa. Kenangan yang Sakti ingat mengenai hubungan mereka adalah kenangan buruk.

“Rosa, kita sudah berakhir dan aku tidak ingin mengingat lagi masa lalu denganmu. Kamu sudah menikah dengan Samir terlepas sekarang sudah berpisah dan aku sudah menikah juga. Tolong hargai istriku, kalian sesama wanita pasti paham.”

“Semudah itu kamu lupakan aku Sakti, masa lalu kita begitu indah.”

Sakti terkekeh.

“Kamu lagi akting ya,” ejek Sakti. “Apanya yang indah? Mencampakan dan menghina aku karena hanya anak angkat dan miskin. Setiap hari aku muak melihat kamu yang sok mesra dengan Samir di depanku. Itu bukan indah, tapi buruk.”

Rosa akan menjawab, tapi disela oleh Sakti.

“Jangan mengatakan kamu dijebak!” Sakti berdiri. “Jangan lagi temui aku karena masalah ini, semua sudah berakhir. Kecuali kamu ingin berbisnis, beli mobil ya bolehlah kemari,” jelas Sakti mengusir Rosa.

“Kamu tega Sakti.”

“Terserah kamu Ros. Aku sibuk, jadi silahkan ….”

Rosa pasrah dia beranjak dari sana, meski berat. Sakti sulit direngkuh, bahkan tatapannya begitu tegas dan tajam.

Sedangkan di tempat berbeda, Samir kesal karena Nara mengejeknya. Senjata makan tuan. Kalimat yang dia gunakan untuk menyudutkan Nara malah berbalik ke arahnya.

“Kira ke kamar sekarang,” ajak wanita yang memnag ditunggu Samir.

“Ck, kamu datang di waktu yang salah.”

“Loh, salah gimana. Tadi kamu nelponin terus sudah nggak sabar.”

“Hah, sudahlah. Pulang saja sana, aku sudah tidak minat.” Samir meninggalkan wanita itu, wanita yang sedang dekat denganya.

Tidak ingin kesal sendiri, Samir berencana membalas Nara dengan membuat pasangan itu bertengkar dan dia ada celah untuk masuk di kehidupan Nara.

“Halo Sakti,” ujar Samir saat panggilan tersambung.

“Iya,” jawab Sakti di ujung sana.

“Aku lihat istrimu di hotel,” jelas Samir dengan senyum penuh arta.

“Hotel?”

Samir mengatakan hotel di mana dia berada. “Li4r juga istrimu, siang begini mainannya hotel.”

“Ck, apanya yang li4r. aku baru dari sana, kami baru saja foto dan dia memang ada acara di sana,” jelas Sakti membuat raut wajah Samir berubah datar.

“Jangan ikut campur dengan urusanku. Ah iya, jangan sampaikan apapun tentangku pada Rosa. Kalau kalian punya rencana, kenapa tidak rujuk saja,” tutur Sakti lalu mengakhiri panggilan.

“Shitttt, Rosa bod0h. Kenapa melibatkan aku.”

***

"Langsung pulang?" tanya Sakti. Saat ini ia dan Nara baru saja meninggalkan resto. Memenuhi undangan makan malam dari Martin. 

"Hm." 

Tangan Sakti berada di pinggang Nara. Sejak tadi selalu menunjukan kedekatan dan kemesraan mereka. Tujuan Martin mengundang mereka untuk menawarkan lagi peluang Sakti di dunia entertaint.

"Kamu berpotensi untuk menjadi model dan artis. Kalau bersedia kontrak exclusive dengan kami, Nara yang akan mentori dan kami pastikan iklan juga peran di sinetron atau film akan kamu dapatkan."

Sakti dengan tegas menjawab tidak bersedia. Martin menyayangkan hal itu. 

"Kamu yakin menolak tawaran Martin?" Nara menghentikan langkahnya, beberapa meter dari mobil Sakti.

"Yakin sayang, sangat yakin." 

Membuka pintu mobil dan mempersilahkan istrinya naik. 

"Tapi ...." 

"Sebisa mungkin aku bekerja tidak terikat waktu dan bisa dikerjakan di mana saja. Agar bisa dekat dan menghabiskan waktu dengan keluargaku. Denganmu juga anak-anak kita nanti."

Nara mencebik. 

"Anak-anak? Konotasinya seperti akan punya banyak anak saja."

"Harus dong. KIta akan buat banyak anak, biar rumah kita nanti ramai." 

"Kita?" tanya Nara bersandar di sisi mobil sedangkan Sakti masih berdiri memegang pintu yang sudah terbuka. 

"Iya, kita. Aku dan kamu, kita kolaborasi untuk proses banyak anak. Masa aku buat sama guling, berhasil tidak yang ada gil4." 

Nara tertawa, Sakti ikut tersenyum. baru kali ini melihat istrinya tertawa lebar dan ceria. 

"Mau mulai proses sekarang? Kayaknya sudah beberapa hari, sudah bisa dikunjungi dong." 

"Belum," jawab Nara lalu masuk ke mobil.

Sakti memutar dan duduk di tempat pengemudi, menghidupkan mesin dan pendingin udara. 

"Yakin belum Ra, coba dicek lagi. Apa aku bantu cek?" 

"Cepat jalan, aku lelah." 

"Sampai rumah, aku cek ya." 

"Apanya yang dicek?" tanya Nara kesal. "Ada masalah apa di showroom?" 

Sakit perlahan melajukan mobil, berusaha untuk tidak terlihat gugup. 

"Masalah kecil, sudah aman."

"Ada uget-uget datang?" Padahal Nara bicara asal, tapi rasanya cukup menusuk di hati Sakti. Iya harus berhati-hati dengan perasaan dan feeling perempuan. Sangat luar biasa.

"Apa itu uget-uget?" Sakit fokus dengan kemudi dan berhenti pelan karena lampu lalu lintas.

"Perempuan gatal, macam Rosa dan Nenek lincah." 

"Iya ... aku juga nggak tahu gimana bisa Rosa balik lagi." 

"Hah, jadi benar Rosa sumber masalahnya?" Nada bicara Nara agak tinggi, bahkan sampai menoleh dan menepuk pah4 suaminya. 

"Itu ...."

1
hiro_yoshi74
wk wk baru juga dapat teguran dari papi buana ehhhhhh dasar sakti ndablek
Felycia R. Fernandez
bener2... hati hati kejebak aja,
apalagi sampe jilat lepehan sendiri
Kas Mi
jangan mkn kuaci mulu..tar bibir jontor lg🤭
Ahmad Ibrahim
dari awal baca Sakti-Nara udah terkera kera aq kak
Iccha Risa
busyet ulet bulu mulai aksinya gakan tergoda, ada Nara yg halal yg setiap waktu buat Sakti tergoda..
Muhamad Carllo
💪💪💪💪 thor, ahir2 ini up nya sering telat2....
dtyas (ig : dtyas_dtyas): iya kak 😄,
total 1 replies
Quinza Azalea
next
Iccha Risa
nih Serli emang bisa jdi duri dlm daging sama kek Naryo dihh udh haus duit tuh mereka ga akan pandang sodara..
sakti harus keluarin kemampuan buat ngelawan orang2 penuh racunnn
hasatsk
PD sekali kamu serli mau merebut sakti dari nara.memangnya sakti mau samu kamu🤣🤣
Felycia R. Fernandez
liat laki-laki nya juga Ser,gak semua laki laki suka mendua... kalau laki laki sama kek pikiran kamu,dunia penuh dengan poligami
Siti Dede
Kenapa panik bos Naryo?
Shee
nah bangkrutin aja pih perusahaan nya biar jadi gembel sekalian 😒
Shee
harus, ngelawan orang kaya kamu mah harus sombong🤣
Shee
terlalu percaya diri sekali anda
Shee
bersyukur makanya serli, orang dah di tampung ko g sadar diri🙄
hiro_yoshi74
hayoooooo mau berkilah model apo lo nar
hiro_yoshi74
buat kembar 4 kan lain dari pada yg lain thor
mmh nengmuti
langsung 3 sak biar sm dg guntur
Quinza Azalea
next
Iccha Risa
sabar ya sampe gegana gitu Nara, udh Sakti tipe bucin ga kan nemplok ke yg laen kek cicak... kalo udh rezeki pasti punya sachetannya kalian
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!