NovelToon NovelToon
TAKDIR CINTA VICTOR

TAKDIR CINTA VICTOR

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Trauma masa lalu / Percintaan Konglomerat / Romansa / Playboy
Popularitas:251
Nilai: 5
Nama Author: CutyprincesSs

Kepercayaan Aleesya terhadap orang yang paling ia andalkan hancur begitu saja, membuatnya nyaris kehilangan arah.

Namun saat air matanya jatuh di tempat yang gelap, Victor datang diam-diam... menjadi pelindung, meskipun hal itu tak pernah ia rencanakan. Dalam pikiran Victor, ia tak tahu kapan hatinya mulai berpihak. Yang ia tahu, Aleesya tak seharusnya menangis sendirian.

Di saat masa lalu kelam mulai terbongkar, bersamaan dengan bahaya yang kembali mengintai, mampukah cinta mereka menjadi perisai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CutyprincesSs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15

"Ayo...!" Victor meraih tangan Aleesya untuk mengajaknya turun, namun baru saja wanita itu berdiri pelan, ia menghentikan langkah pria di depannya. "Victor..!" Victor menoleh ke belakang, Aleesya hanya diam dan menunduk, tapi rautnya terlihat gelisah serta genggaman tangannya melemas. "Kau baik-baik saja?"

Mereka berdua masih berdiri di kapal, sementara teman-teman yang lain sudah lebih dulu turun termasuk Noah yang tidak menyadari bahwa Aleesya tertinggal di belakang.

"Sepertinya sekarang masa merahku, bagaimana ini?" jawabnya dengan lirih menahan malu, sambil memilin tangannya. Aleesya gelisah karena merasakan cairan yang hangat merembes keluar dari bagian pangkal tubuhnya. Ia bahkan menoleh dan mendapati bagian belakang tubuhnya sudah lengket dengan darah. Victor langsung paham. Tanpa pikir panjang, ia melepas jaketnya dan mengikatkannya di pinggang Aleesya.

"Kau bisa berjalan?" tanya Victor hati-hati, tatapannya teduh dan tanpa sadar ia menunjukkan kepeduliannya. Aleesya menggeleng, tangannya memegang bahu Victor dan sedikit meremasnya. "Sakit sekali, Vic!" mendengar itu, Victor menggendong Aleesya ala bridal menuju Vila. Jika di ingat lagi, memang benar ini adalah masa merah Aleesya yang selalu ia catat di hp. Bahkan Victor secara khusus meminta pelayan Vila menyiapkan pembalut serta baju tambahan untuk Aleesya.

"Ada apa dengan Aleesya?" Noah terkejut melihat Aleesya yang direbahkan di ranjang, sementara yang lain belum mengetahui hal ini. Kamar Noah bersebelahan dengan kamar Aleesya, jadi saat Victor menggendong Aleesya, pria itu melihatnya dan langsung mengekori.

"Masa merahnya, dia selalu lemas begini. Bisa kau ambilkan air untuknya?" pinta Victor tanpa melihat Noah karena sibuk meluruskan kaki Aleesya, sedangkan Aleesya hanya diam saja merasakan pusing dan efek pegal di perut bagian bawah. "Baiklah!" Noah buru-buru keluar kamar untuk mengambil minum.

"Maaf, Vic." suaranya pelan, melihat Victor sibuk mencari vitamin setelah membuka jendela kamar Aleesya agar udara bisa masuk, dan tak lama Noah datang membawa segelas air putih. Victor hanya diam, lalu memberikan satu kapsul padanya dan Aleesya segera mengambil lalu meminumnya dengan air yang Noah berikan

"Kau sakit?" tanya Noah di sisi kanan ranjang, menatap Aleesya penuh khawatir. Victor melihatnya, membuat jantungnya berdetak cepat dan sorot matanya berubah seperti nyala api yang baru di hidupkan. "Tidak, Noah. Hanya keram perut, nanti juga sembuh." jawabnya menatap Noah, lalu beralih ke Victor. "Terima kasih, Vic." Victor mengangguk, ia yang duduk di sebelah Aleesya, beranjak dan menatapnya tajam, nadanya sedikit ketus. "Tidurlah, bangun nanti kita makan bersama." ia melangkah keluar tanpa memperhatikan Noah yang masih ada disana. Membuat Noah bingung sendiri lalu menatap Aleesya. "Apa aku melakukan kesalahan?"

"Tak perlu kau pikirkan, Noah. Terima kasih sudah membantuku." Aleesya dengan cepat mengusir rasa bingung pria itu, untungnya Noah terlihat tidak ambil pusing. "Baiklah kalau gitu aku juga akan keluar, Sya. Nanti jika kau senggang, beritahu aku, ya? Selamat beristirahat." Noah tersenyum, Aleesya hanya mengangguk sambil melihat Noah keluar dari pintu kamarnya dan melempar senyum saat mencapai garis pintu sambil menutup pintu

Sedangkan Aleesya juga bingung sendiri, ia masih menatap pintu yang tertutup sambil memikirkan ulang mengenai tingkah Victor tadi. "Mengapa aku merasa Victor baru saja membuat dinding pembatas bersama Noah?" tanyanya pada diri sendiri.

 

Sedangkan Victor kini terlihat duduk di gazebo. Farel, Billy, Mila dan Keisya bermain voli air. Noah juga ikut bergabung meskipun tadi sempat terlambat.

Sinar matahari mulai terasa panas namun tidak menyurutkan semangat mereka.

"Jadi Aleesya hari pertama haid? Sayang banget ya dia gak bisa ikut kita main." ujar Billy mengoper bola biru kuning itu ke arah Mila. "Mau bagaimana lagi? Kau tidak tahu rasanya seperti di tusuk jarum jika sedang hari pertama." Mila menatap Keisya yang mengangguk setuju. "Memang tidak pernah, aku pria sejati, Mil! Ada-ada saja kau!" gelak tawa mereka memenuhi kolam renang sisi timur villa, namun hal itu sama sekali tidak mengganggu Victor. Padahal sesekali cipratan air mereka sampai ke pinggiran gazebo.

"Hei Victor! Kemarilah! Ayo bergabung bersama kami." panggil Farel sedikit berteriak, namun Victor menggelengkan kepala sambil mengeluarkan satu batang rokok. "Tidak. Aku melihat saja. Ada data kantor yang tidak boleh aku lewatkan." ia meletakkan rokok itu di asbak setelah menghisapnya perlahan.

Farel menoleh ke arah teman-temannya bergantian dengan raut bingung, "Aneh sekali... tidak biasanya Victor begitu, ya kan?" Keisha mengangguk, "Kau benar. Mungkin saja ada masalah di kantor. Sudah ayo lanjutkan." Mila tiba-tiba bertanya setelah memasukkan rambutnya ke dalam air. "Oh ya nanti kita makan apa?"

"Kepiting! Lobster! Oh ayolah aku rindu seafood!" sahut Noah cepat. "Memang selama di Pakistan kau tidak memakannya?" Mila balik bertanya menatap Noah dengan satu alis terangkat. "Aku ke Pakistan hanya memakan salad! Meresahkan sekali jika dengan kakekku." jawaban Noah sukses membuat tawa mereka pecah dan melanjutkan kembali permainan.

Victor merasa bosan dan gelisah, pikirannya tak sepenuhnya berada di kolam renang itu. Ia mematikan bara api di rokoknya lalu beranjak masuk Vila untuk menikmati alkohol.

Entah mengapa pikirannya terus berpusat pada Aleesya.

Setelah sampai lantai dasar, ia mengangkat kepalanya tepat ke kamar wanita itu. Tanpa sadar, kedua kakinya malah melangkah sendiri, bertolak belakang dengan apa yang ia pikirkan. Tangannya terulur menggapai engsel pintu dan membukanya lalu terlihat punggung wanita itu. Aleesya masih terpejam dengan selimut yang menutupi hingga pinggang. Victor tak ingin masuk, ia menutupnya lagi lalu bersandar di tembok pinggir pintu. Pikirannya melayang jauh, Victor memejamkan mata. "Apa aku termakan omonganku sendiri, Sya? Ini benar-benar membuatku bingung."

Matanya terbuka, ia menatap langit-langit Vila, hingga akhirnya suara pintu terbuka... Aleesya terlihat berdiri sambil mengucek matanya. Victor jelas terkejut, ia secepat mungkin menutupi rasa terkejutnya dengan memasang senyum tipis.

"Sya? Bagaimana keadaanmu?"

Aleesya ikut tersenyum, "Lebih baik, Vic. Kemana yang lain? Perutku lapar sekali." jawabnya memegang perut.

Victor menyilangkan tangan menghadap wanita di depannya. "Mereka bermain voli air. Kau ingin makan apa? Jangan makan yang pedas." pria itu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi pelayan. Aleesya hanya mengangguk, masih merasa sedikit nyeri di perutnya. "Aku ingin makan ayam goreng tepung saja dengan jus jeruk. Pinggangku masih terasa pegal!" Aleesya memutar pinggulnya ke kiri dan ke kanan.

"Jika masih sakit istirahat saja. Kau ini keras kepala sekali!" Victor menyentil kening Aleesya membuat wanita itu cemberut, "Aduh... sakit! Jika tidur terus pusing kepalaku. Aku akan menyusul mereka saja." Wanita itu justru berjalan lurus tanpa melihat Victor, kemudian berkata lagi. "Jangan lupa pesananku!" Victor menggelengkan kepala, menatap punggung wanita itu menuruni tangga hingga menghilang di anak tangga selanjutnya. Senyumnya merekah bahkan jantungnya lagi-lagi berdetak cepat.

Ia baru menyadari, mendengar Aleesya mengomel ternyata sedikit menghibur hatinya dan merubah moodnya yang tadi sedikit berantakan kini lebih baik. Tapi tidak membuat keinginan minumnya hilang. Pria itu memilih masuk ke dalam kamar untuk menikmati alkohol yang sebelumnya ia siapkan.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!