Tukar Suami?

"Kalau ngobrol dengan pria lain jangan didepan gerbang kaya gitu Ruby. Kamu sudah bersuami tidak etis kalau ngobrol dengan pria lain. " suara mama mengagetkan aku begitu aku masuk rumah.

Aku pikir nggak ada orang di rumah,selain Karel yang pastinya tidur di atas.

"Maaf ma, tadi kebetulan pria tadi satu sekolah dengan saya. Kami hanya sama-sama terkejut saja ternyata tinggal didaerah yang sama. " semoga mama mertuaku ini mengerti.

"Ohhh gitu" mama melengos.

Aku naik ke atas, perasaan ku nggak enak. Mama agak ketus tadi, karena melihatku ngobrol dengan pria lain.

Begitu tiba di lantai tiga, ternyata Karel tidak tidur. Dia berada di depan layar LCD.

"Assalamu'alaikum, aku pulang"

"Waalaikumsalam, kek film doraemon aja kalau pulang Nobita selalu bilang 'Aku pulang'. " ucapnya yang ku tanggapi dengan encepan aja, dasar bocah kebiasaan nonton kartun.

Aku duduk di sofa melepas lelah, ku pandangi pria didepanku,dia lagi mengotak-atik ps nya nggak tahu mau diapain.

"Kenapa nggak telpon, biar aku jemput daripada kepanasan capek gitu. " tanyanya mungkin melihat ku agak capek,dan kini ikut duduk di sofa.

Aku bukan capek perkara jalan dan naik bus tapi karena ucapan Zain dan reaksi mama tadi.

"Kirain kamu tidur" alasanku.

"Barusan bangun. Terus men setting tivi, sekarang sudah bisa buat nonton tuh. " Karel nunjuk dengan dagunya layar besar itu.

"Syukurlah, aku bisa strimingan sekarang. "

"Biasanya nonton apa? " tanyanya, sambil memencet-mencet remote yang diarahkan ke TV.

"Nonton drakor, kalau nggak lihat acaranya BTS. "

"Acara apa tuh? " tanyanya masih menatap layar.

Dia beneran nggak tahu apa itu drakor dan BTS?

"Drama Korea Karel! "

"Hah, plastik lagi. " katanya terlihat frustasi.

"Jangan protes apa yang aku suka, aku bahkan nggak protes kamu suka minum" sengit ku.

"Nggak protes apaan? kemarin pas di alun-alun kamu nggak setuju aku kerja di bar. " dia memelankan kata bar.

"Yahh soalnya nggak bener itu bro"

"Itu kerja sis masa nggak bener? "

Aku akhirnya tertawa, dia pakai manggil aku sis? karena aku panggil dia bro. Kayak gini Zain bilang anak nakal? yang bener itu anak gemesin.

"Ehh kamu kenal Zain? " tanyaku serius.

"Siapa tuh? pacar kamu? " dia sampai memiringkan badannya menghadap ku.

"Temen SD kamu katanya"

Dia diam sejenak mungkin mengingat-ingat, "Jadi pacar kamu Zain? "

"Bukan! "

"Terus kenapa nanya? " aku perhatian mukanya jadi masam.

"Kami satu sekolah, dia guru olah raga di sekolahku ngajar. " penjelasanku.

"Ohhh kirain dia bakal jadi atlit besar cuma jadi guru esde? "kayak meremehkan gitu dia.

"Tapi udah PNS dia" biar dia tahu guru SD ada yang PNS.

"Tetep aja guru esde." masih meremehkan.

"Teman kamu kan? "

"Bukan, adiknya mantan pacarku. "jawabnya, bikin aku mencep.

"Lah tumben inget mantan pacar? katanya lupa mantannya siapa aja"

"Iya soalnya agak spesial gitu" cieeleh spesial.

"Hemm cinta pertama ya? "godaku.

"Bukan perkara cinta by, tapi-" dia menjeda kalimatnya.

"Karena apa? " aku penasaran.

"Nggak jadi, aku mau mandi aja. Males bahas mantan. " Karel berdiri, dia masuk kamar.

Aku masih penasaran banget, jadi aku buntuti dia.

"Zain bilang kamu bukan pria baik-baik"

"Dia bilang aku nggak pantas buat kamu kan? " dia menghentikan langkahnya.

aku diam

Dia berbalik dan mengajakku duduk di sofa kamar, dia menatap mataku.

"Adiknya pernah menjebak ku perkara n*rkoba. Kami make bersama tapi dia yang ngajak, karena dia aku tahu barang itu. Tapi waktu ketahuan dia cuci tangan, aku yang disalahkan. Katanya aku pasti lolos dari hukuman, karena mama pasti menyelamatkan aku. Mama memang bisa menyelamatkan aku dan aku dibawa ke pusat rehabilitasi. Untung saja aku nggak begitu kecanduan jadi se bulan sudah keluar. Zara juga direhab lebih lama sampai setahun setengah lebih. Keluarga nya dendam ke aku, mereka pikir aku yang merusak Zara." cerita Karel seperti nya jujur.

"Maaf" menyesal aku jadinya, Karel agak kesel mengingat masa kelamnya.

"Nggak papa kok sudah lama,itu pas waktu SMA dulu. " katanya. Lalu masuk kamar mandi.

Lama kelamaan aku mengenal suamiku yang agak rumit ini. Tapi entah kenapa aku percaya kalau dia pria baik-baik, walaupun ada yang bilang kalau dia pria red flag. Pria nakal yang perlu dihindari.

Aku ganti baju,masuk ke ruang baju Karel. Disini sudah sedikit tercampur pakaian ku. Aku yakin kalau Karel tadi masuk kamar mandi, makanya aku langsung melepas kemeja dan rokku.

cekrek

"Aaaaaaa" seketika aku pungut kemejaku, ku tutup tubuhku bagian atas. Untung aku pakai celana pendek.

"Lebai, perasaan aku suami kamu deh. Lama kelamaan nanti juga aku akan lihat." ucapnya santai sambil mengambil handuk dilemari. Aku nggak berani balik badan, cuma tahu aja dia ambil handuk karena melirik sedikit kesamping. Dan dia senyum gitu miring lagi.

"Seksi juga punggung kamu" godanya sebelum dia keluar.

"KAREL BR*NGS*K!!!! "