Andah, adalah mahasiswi yang bekerja menjadi penari striptis. Meskipun ia bekerja di hingar bingar dan liarnya malam, tetapi dia selalu menjaga kesucian diri.
Sepulang bekerja sebagai penari striptis.Andah menemukan seorang pria tergeletak bersimbah darah.
Andah pun mengantarkannya ke rumah sakit, dan memaksa Andah meminjam uang yang banyak kepada mucikari tempat dia menari.
Suatu kesalahpahaman membuat Andah terpaksa menikah dengan Ojan (pria amnesia yang ditemukannya) membawa drama indah yang terus membuat hubungan mereka jadi semakin rumit.
Bagaimana kisahnya selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Tak Jera
“Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Geon tiba-tiba kembali? Kau bilang Geon sudah lenyap, kan?” omel Anita pada putranya sembari memunguti barang-barangnya yang berceceran di jalan karena Geon.
Jonathan sendiri juga dibuat bingung dan terkejut dengan kemunculan Geon tiba-tiba. Impiannya untuk menjadi bos perusahaan besar pun pupus seketika. “Bagaimana dengan nasibku besok di kantor? Aku juga akan ditendang dari kantor?” gerutu Jonathan.
Anita dan Jonathan bersusah payah mengumpulkan barang-barangnya, kemudian kembali ke rumah kecil yang sebelumnya mereka tempati saat diusir oleh Geon dulu. “Pikirkan saja dulu di mana kita akan tidur malam ini!” sungut Anita membuat keributan dengan sang putra.
“Kenapa Mama terus mengomel padaku? Aku juga tidak tahu kenapa jadinya begini! Mama pikir aku mau Geon kembali? Aku juga tidak ingin Geon kembali! Aku tidak tahu kenapa dia bisa kembali! Seharusnya Geon sudah mati!” tukas Jonathan.
“Mati apanya? Seharusnya kau memastikannya lagi!” sentak Anita.
Ibu dan anak itu akhirnya saling menyalahkan tanpa mencari solusi untuk kembali mendapatkan hidup makmur mereka. Mau tak mau, hal yang bisa mereka lakukan sekarang hanyalah menyingkir sejenak dan kembali menyusun rencana untuk mendapatkan hidup makmur mereka lagi.
Pagi harinya, Geon sudah bersiap dengan setelan jas dan kembali menjadi Geon yang gagah, CEO dari Abraham Corp. Sisi polos dan kekanakan Ojan benar-benar sudah menghilang dari Geon. Pria itu sudah kembali lagi ke kehidupan lamanya sebagai bos muda kompeten yang memimpin perusahan besar.
Setelah lama menghilang dan hidup sebagai pemuda biasa yang amnesia, akhirnya pria itu menapakkan kaki lagi di perusahaan milik keluarganya. Para karyawan pun dibuat terkejut dengan kedatangan bos mereka yang tiba-tiba muncul kembali dan menggantikan kepemimpinan Jonathan yang membuat perusahaan pailit.
Begitu masuk ke dalam ruangannya, Geon lagi-lagi mengomel dan meminta untuk mengeluarkan semua barang-barang Jonathan yang memenuhi ruangan CEO yang sebelumnya ditempati oleh Jonathan selama dirinya menghilang. Bram dan beberapa bawahan bergegas mengeluarkan barang milik Jonathan dan membuat beberapa benda berceceran di depan ruangan Geon.
“Keluarkan semua barang Jonathan! Jangan sampai ada yang tersisa!” titah Geon.
Saat Bram dan pegawai lain tengah sibuk membereskan barang Jonathan, sang pemilik barang pun tiba-tiba muncul di kantor dan melihat barangnya berserekan di depan ruangan Geon. Langkah pria itu terhenti sejenak dan menatap geram benda-benda miliknya yang diperlakukan seperti sampah oleh Geon.
Jonathan bergegas membuka pintu dengan dobrakan kencang dan manik matanya mulai tertuju pada Geon yang tengah duduk di kursi kebesaran yang sebelumnya ditempati oleh Jonathan. Adik tiri dari Geon itu saling beradu pandang dengan sang kakak dan tak sungkan melempar tatapan tajam pada Geon.
“Apa-apaan ini?” tanya Jonathan murka pada sang kakak tiri. Pandangan pria itu mulai mengarah pada meja kerja Geon yang kembali diisi papan nama Geonino sebagai CEO, bukan lagi nama Jonathan. Sementara, papan nama Jonathan kini sudah tergeletak tak berdaya di lantai berdebu, digantikan oleh papan nama bos yang sebenarnya.
“Apa-apaan apanya? Siapa seharusnya orang yang marah di sini? Aku atau kau?” sungut Geon pada sang adik. “Akulah pemilik ruangan ini! Jika kau punya malu, bawa segera semua sampahmu dari sini!”
Jonathan mengepalkan tangan kuat-kuat tanpa bisa meneriaki sang kakak yang berbicara dengan nada ketus padanya. Sorot mata penuh kemarahan mulai terpancar dari mata Jonathan atas tindakan sang kakak yang menyingkirkan hak Jonathan dari semua fasilitas yang ditinggalkan oleh sang ayah.
“Kenapa kau melotot padaku? Kau pikir kau berhak marah?” sentak Geon. “Kau pikir orang sepertimu pantas duduk di kursi ini? Kursi ini membutuhkan kemampuan, Jonathan! Kau hanya pria payah yang tidak bisa mengurus perusahaan! Kau pikir kau pantas berada di ruangan ini? Pantas memimpin sebuah bisnis?” cibir Geon pada Jonathan dengan sindiran yang begitu menohok.
“Dari mana kau tahu aku tidak pantas? Aku juga anak Ayah, kan? Apa aku tidak berhak mendapatkan sesuatu dari pria yang sudah mati itu?” cecar Jonathan dengan teriakan kencang yang begitu memekakkan telinga.
Brak! Geon menggebrak meja, kemudian melemparkan beberapa berkas tepat mengenai wajah Jonathan. “Apa perlu aku sebutkan kebodohan-kebohohan yang kau lakukan karena kau tidak bisa mengurus perusahaan? Kau ingin tahu berapa jumlah kerugian yang aku tanggung karena pria bodoh sepertimu? Kau yang ingin mengganti uangku yang sudah hilang karena pekerjaanmu yang berantakan ini?”
Jonathan menundukkan wajah dan melihat lembar kertas yang sudah berceceran di kakinya. Pria itu mulai kehilangan kesabaran saat Geon terus-menerus melontarkan kata-kata yang menusuk pada dirinya. Jonathan pun mulai mengepalkan tinjunya dan bersiap untuk melayangkannya pada sang kakak tiri.
“Lalu kau pikir kau yang paling hebat?” sentak Jonathan sembari menghampiri sang kakak. Dengan sigap, Bram segera segera menghalau Jonathan yang bersiap untuk menyentuh Geon dengan pukulan. Bram menghempaskan Jonathan hingga tersungkur ke lantai sebelum pria itu berhasil melakukan sesuatu pada Geon.
“Kau ingin memukulku?” tanya Geon sinis. “Kau pikir … orang sepertimu bisa memukulku?” cibir Geon sembari menampakkan tawa kecil mengejek.
Setelah duduk di singgasananya, harusnya Jonathan sadar jika kakak tirinya bukanlah orang yang bisa ia sentuh sembarangan. Harusnya Jonathan sadar, jika Geon bukanlah seseorang bisa ia gapai dengan mudah apalagi untuk berhadapan langsung satu lawan satu.
“Bawa adik kecil ini pergi! Perusahaanku bukan tempat bermain bagi bocah bodoh yang tidak bisa apa-apa seperti anak payah!” titah Geon pada Bram.
“Lepaskan aku! Aku bisa berjalan sendiri!” ketus Jonathan pada Bram. Sebelum pergi, Jonathan kembali menatap Geon sejenak dan mengucapkan beberapa kata pada sang kakak yang dianggapnya sombong dan angkuh hanya karena berkuasa.
“Sekarang kau boleh sombong dan menginjakku seenaknya! Tapi aku tidak akan membiarkanmu berlagak dalam waktu lama!” sungut Jonathan.
Pria itu langsung diseret keluar oleh Bram bersama dengan barang-barangnya yang masih tertinggal di perusahaan. Sontak penampilan Jonathan pun menjadi sorotan para karyawan yang pernah bekerja dengan Jonathan. Pria itu benar-benar dibuat malu karena perlakuan yang ia dapatkan dari Geon.
“Awas kau, Geon! Kita lihat berapa lama kau bisa berlagak lagi setelah kembali! Aku akan membuatmu lenyap untuk selamanya! Kali ini aku tidak boleh gagal!” geram Jonathan.
Jonathan pun kembali ke rumah kecil yang ia huni bersama sang ibu. Hidup terlontang-lantung tanpa uang dan pekerjaan, hampir membuat Anita menggila dan mengomel setiap hari. Wanita itu terkejut bukan main saat melihat putranya pulang dari kantor dengan membawa banyak barang.
“Jonathan, kau juga diusir dari kantor? Geon tidak mau memberimu pekerjaan sama sekali?” tanya Anita dengan wajah putus asa.
Jonathan menggeleng lemah. Pria itu tak ingin lagi mengingat semua cibiran dan hinaan yang ia dapatkan dari Geon selama dirinya ada di perusahaan lagi. “Aku tidak akan membiarkan pria itu hidup tenang! Aku akan menghancurkan hidup Geon! Aku akan membunuhmu, Geon!” pekik Jonathan penuh amarah sembari membuang barang-barang ia bawa kembali dari perusahaan.
Bukannya menyadari kesalahan dan mulai berubah, kebencian Jonathan dan Anita justru makin menumpuk. Ibu dan anak itu tak juga jera dan masih ingin menyusun rencana untuk mendapatkan harta warisan dengan menyingkirkan Geon.
“Kali ini kita tidak boleh gagal!” sahut Anita mendukung penuh rencana sang putra dan akan kembali mengusik kehidupan tenang Geon.
*****
takut lo brkl bpkmu smpe dipecat???
Lama2 muak dngn sosok Geon bikin sariawan,makanya males ngomong 🤭🤭