Jodoh Pengganti CEO Galak

Tempat pribadi yang dimaksud Rocky ternyata adalah sebuah hotal mewah. Lokasinya tidak jauh dari perusahaan Rocky berdiri. Tanpa persetujuan Anita, pria tua Bangka itu membawa istri Excel masuk ke dalam hotel. Untungnya, Aira tetap mengawal kepergian mereka meski ia harus pura-pura buta dengan aksi bejaat atasannya.

Dari sini saja, Aira dan Anita sudah bisa menebak apa yang bakal terjadi setelah ini. Namun, kedua wanita itu sengaja terus mengikuti permainan Rocky sampai si tua bau tanah ini masuk ke dalam perangkap mereka.

“Excel! Di mana kau?” tanya Aira melalui sambungan teleponnya dan mengawasi gerak gerik Anita yang hendak dibawa bosnya menuju lift setelah booking tempat.

“Ada di tempat yang seharusnya. Aku bisa melihatmu dan istriku berada sekarang. Kau tenang saja!” jawab Excel dari seberang sambil menyiapkan apa yang sudah ia pelajari dari ayah Bima.

“Apa Bima bersamamu? Aku tak bisa menghubungi dia.”

“Tidak, dia sedang menjalani hukuman dari ayahnya. Bima tak perlu ikut campur soal istriku. Akulah yang bertanggungjawab penuh di sini.”

Aira bernapas lega sambil memegangi dadanya. Iapun kembali ke tempat Anita berada dan mereka semua masuk ke dalam lift bersama-sama.

“Kalian semua tunggu di sini. Jangan biarkan siapapun masuk ke dalam dan jangan sekali-kali kalian mengganggu kesenanganku. Jika tidak kalian, tanggung sendiri akibatnya,” ancam Rocky pada semua anak buahnya termasuk pada Aira.

Gadis itu mulai mencemaskan Anita sekarang, tapi ia hanya bisa percaya pada Excel. Aira juga sedikit mencemaskan suaminya. Ia penasaran, hukuman apa yang harus dijalani Bima sampai ia tak diberitahu.

10 menit telah berlalu. Hati Aira semakin gelisah. Ia benar-benar ingin tahu apa yang terjadi di dalam dan apa yang sedang dilakukan Excel untuk melindungi istrinya. Di menit yang ke 50 semenjak Anita dan Rocky di dalam kamar, tiba-tiba sekelompok orang berjas hitam tak dikenal Aira, datang dan mulai menyerang. Mereka langsung mengeluarkan pistol gold hitam dan menembak beberapa pengawal Rocky sehingga para pengawal tersebut langsung jatuh terkapar tak sadarkan diri.

Hanya Aira saja yang dibiarkan berdiri tegak dan tidak dilukai sedikitpun.. Orang-orang berjas hitam itu mendekati mangsa mereka dan mencabut kembali sebuah suntikan yang tertancap di tubuh pengawal Rocky. Rupanya, peluru yang tadi digunakan, bukan terbuat dari timah panas melainkan sebuah suntikan berisi obat bius.

Belum juga Aira sadar dari rasa terkejutnya dengan serangan dadakan ini, tiba-tiba seorang pria tampan yang sangat Aira kenal muncul dengan gaya khas coolnya. Orang itu, siapa lagi kalau bukan Bima. Dia datang menghampiri Aira dan langsung memeluknya dengan sangat erat.

“Kucing betinaku, kau baik-baik saja? Apa kau terluka?” tanya Bima dengan lembut.

Walau Aira terkejut, ia masih bingung dengan situasi yang terjadi saat ini. Sebab, kedatangan Bima tidak ada dalam rencananya.

“Apa yang terjadi? Bagaimana kau bisa ada di sini? Excel bilang, kau sedang menjalani hukuman dari ayah?” tanya Aira merasa senang juga karena suaminya datang menemuinya.

Kalau boleh jujur, Aira sangat merindukan Bima. Selama ini keduanya cuma berkomunikasi lewat panggilan telepon saja.

“Aku sedang dalam misi, kebetulan saja aku di sini. Setelah ini, aku masih harus melanjutkan misiku dan meninggalkanmu lagi.” Bima memberikan ciuman manisnya tepat di saat Anita membuka pintu kamar hotel.

“Astaga, kalian malah enak-enakan kissing-kisingan di sini?” cetusnya kesal.

Aira langsung melepas pelukannya dari Bima dan beralih memeluk Anita. “Kau tidak apa-apa? Bagaimana situasi di dalam? Apa tua Bangka itu melukaimu? Di mana Excel?” tanya Aira mengamati tubuh Anita yang tampak sangat berantakan dan rambutnya acak-acakan. Aira jadi curiga jangan-jangan …

“Di sini! Cepatlah! Kalian semua bantu aku memindahkan si bau tanah ini!” teriak Excel dari dalam dan Bima langsung memerintahkan anak buahnya membantu Excel.

Alis Aira terangkat melihat Excel ternyata sudah ada di kamar bersama Anita. Kecurigaannya tentang si Rocky terpatahkan dan beralih dengan kecurigaan yang lain. Jangan-jangan Anita dan Excel habis … Aira tak ingin melanjutkan pikirannya dan memilih fokus pada rencananya.

Kini, Rocky dan para bawahannya tergeletak tak berdaya di dalam kamar. Anita menyerahkan rekaman recordernya pada Aira yang ia dapat saat memancing sang pria tua bangka ini agar menceritakan apa yang terjadi pada almarhum kedua orangtua Aira.

Hasilnya, memang sangat mengejutkan Anita. Ia bahkan ingin sekali membunuh pria tua itu tapi dicegah oleh Excel. Yang berhak menghukum orang tak tahu diri itu hanyalah Aira seorang meski kenyataan itu sangat menyakitkan.

“Inu bukti yang kau inginkan, kau bisa mengajukan perkara ke pengadilan,” ujar Anita sambil menggenggam erat sahabatnya.

Tatapan mata Anita terlihat sedih begitupula dengan Aira yang langsung tahu, isi rekaman itu pasti bakal lebih menyakitkan ketimbang saat kecelakaan almarhum kedua orangtua Aira terjadi. Namun, istri Bima ini sudah menguatkan hati, dan siap menghadapi apapun demi bisa membalaskan dendamnya.

“Apa yang kau lakukan pada ****** ini, Xel? Kenapa dia bisa pingsan?” tanya Bima. Ia memang tak begitu tahu detail rencana Excel saat diminta bantuan istrinya.

“Sama seperti yang kau lakukan pada anak buahnya. Aku menembaknya dengan peluru bius tepat sebelum ia benar-benar melecehkan istriku.” Excel menunjuk arah gedung sebelah yang berseberangan dengan kamar Anita saat ini.

Begitu Excel berhasil membius Rocky, iapun menyembunyikan senjata apinya di suatu tempat lalu menyeberangi gedung dengan menggunakan tali yang sudah ia siapkan sebelumnya. Setelah itu, Excel masuk ke kamar hotel melalui jendela. Yang lebih parah, Excel dan Anita bahkan sempat-sempatnya bercinta di depan si Rocky yang sedang pingsan tak berdaya dan sengaja membiarkan Aira menunggu di depan pintu kamar hotel sampai akhirnya Bima datang meski kedatangan suami Aira itu tak diharapkan.

Benar-benar pasangan gila si Excel dan Anita ini. Pantas saja, Aira bingung karena waktu yang ditentukan lumayan lama dari sebelumnya. Ia bahkan takut kalau si tua Bangka ini benar-benar melecehkan sahabatnya, tapi ternyata dugaannya salah besar. Mereka berdua malah tampak menikmati misi ini.

“Sekarang bagaimana?” tanya Anita.

“Biarkan saja dia di sini. Selanjutnya serahkan semuanya padaku. Kalian semua pergola,” ujar Aira.

“Kau yakin tak ingin kutemani?” tawar Bima.

“Tidak perlu, kalau kau ikut campur malah akan merusak rencanaku. Kalian pergilah sebelum mereka semua sadar. Tolong bawa rekaman ini dan ajukan ke pengadilan kasus kecelakaan 20 tahun yang lalu.” Aira menyerahkan bukti yang baru saja didapatkan Anita pada Bima.

Dengan berat hati, Bima dan teman-teman Aira meninggalkan Aira sendirian dan melanjutkan sandiwaranya untuk menyamarkan kejadian yang terjadi pada Rocky dan anak buahnya. Setelah ini bakal lebih seru. Tinggal menunggu waktu kapan Rocky dan antek-anteknya akan mendekam di dalam hotel prodeo.

BERSAMBUNG

***