Jodoh Pengganti CEO Galak
Siapa bilang pekerjaan menjadi seorang sekretaris adalah pekerjaan paling enak dengan gaji besar. Banyak hal yang harus diurus dan dikerjakan setiap harinya bahkan tak menuntut kemungkinan harus on time setiap saat. Penampilan seorang sekretaris juga harus perfect dan sempurna di mata semua orang karena salah satu tugasnya adalah menerima tamu CEO dari berbagai macam kalangan dan golongan. Mengatur agenda rapat atau pertemuan bisnis. Mengurus perjalanan bisnis, melaksanakan kegiatan administratif, mulai dari mengetik berbagai jenis surat, mengarsipkan surat, data dan dokumen lainnya serta masih banyak tugas-tugas lainnya yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Meski berat, hal itu Aira lakukan demi bisa melunasi hutang-hutang almarhum kedua orangtuanya yang sudah tiada dan meninggalkan hutang dengan jumlah lumayan fantastis. Aira memilih menjadi seorang sekretaris dari sebuah perusahaan teknik terbesar di negara ini. Pekerjaan itu sangat sulit dan berat dirasa oleh Aira. Sebab, ia dituntut untuk menjadi sekretaris paling perfect dikantornya dan tidak boleh melakukan kesalahan sedikitpun. Apalagi, ia memiliki pimpinan CEO yang terkenal galak dengan julukan kulkas 10 pintu. Setiap hari, CEO itu kerjaannya marah-marah terus pada Aira dan harus melaksanakan tugas dengan sempurna.
Seperti pagi ini, baru juga sang CEO datang, dia sudah melempar berkas tepat dihadapan Aira dengan gaya khas arogannya.
Brak!
Sebuah berkas berukuran tebal di lempar CEO bernama Bimashena tepat di atas meja setelah Aira menghadap CEO tampan tapi super duper galak itu. Tentu saja Aira terkejut, tapi hal seperti ini sudah biasa ia alami bahkan hampir setiap hari.
“Apa ini?” bentak Bima dengan ekspresi marah.
“Kertas Pak,” jawab Aira dengan tenang. Kalau dulu, mungkin ia sudah gemetar ketakutan, tapi sekarang tidak lagi. Galaknya Bima sudah membuat Aira kebal dan menjadi wanita yang tegar dan kuat dalam menghadapi segala hal.
“Aku tahu ini kertas? Tapi apa maksudnya ini? Semua isinya salah kaprah! Kau sudah bosan hidup, ha? Sebenarnya, kau bisa kerja nggak sih, Ai? Kenapa berkasnya bisa salah?” Semua berkas-berkas yang ada di tangan Bima seketika dilempar ke wajah aira dan menjadi berserakan di mana-mana.
Gadis cantik bernama Aira itu hanya diam menunduk tanpa berani menatap mata Bima. Bos galaknya kalau sudah marah lebih menyeramkan daripada dedemit terseram yang ada di muka bumi ini. Aira sendiri sedang berpikir, pasti ada yang menukar berkasnya karena terakhir ia sudah mengecek dengan sangat teliti bahwa semua berkas sudah disiapkan dengan baik sesuai keinginan Bima.
Siapa yang menukar berkas-berkas ini? Batin Aira.
“Aku nggak mau tahu! Perbaiki berkas itu sekarang juga dalam kurun waktu kurang dari satu jam karena sebentar lagi, kita ada rapat. Perusahaan ini harus menang tender bagaimanapun caranya. Sebab jika tidak, maka … bersiaplah kudepak dari perusahaan ini!” tandas Bima sambil menatap tajam wajah Aira yang menunduk lesu tanpa mau menatap atasannya.
“Baik, Pak. Akan segera saya kerjakan,” ujar Aira pasrah meski dalam hati ia tak terima, pekerjaannya telah dikacaukan orang yang tidak Aira ketahui.
Gadis itu langsung mengambil berkas yang tadi terlempar untuk segera diperbaiki. Setelah diperiksa, berkas-berkas yang sudah dikerjakan Aira, rupanya tidak sama seperti sebelumnya. Dugaannya benar, memang ada yang menukar berkas Aira dengan berkas lain. Pantas saja Bima marah-marah. Yang menjadi pertanyaan, siapakah orang yang tega melakukan semua ini pada Aira. Ingin rasanya mencurigai rekan kerja gadis itu sendiri tapi Aira tak ingin memancing keributan sebelum menemukan bukti.
Hal utama yang harus Aira lakukan adalah menyelesaikan pekerjaannya. Ia mengecek komputer di meja kerjanya dan semua file pentingnya hilang. Untung file-file tersebut Aira kopi di flashdisk sehingga ia hanya tinggal mencetak ulang saja. Selanjutnya, ia tinggal menyerahkan ke Bima untuk diperiksa tanpa memberitahu apa yang terjadi sebenarnya.
Diam-diam, gadis itu pergi ke ruang CCTV dan memeriksa siapakah orang yang terakhir datang ke meja kerjanya. Betapa terkejutnya Aira ketika tahu bahwa Sofi, yang tak lain dan tak bukan, teman dekat Aira sendiri menghampiri meja kerja Aira dan menukar filenya. Dari rekaman CCTV tersebut juga tampak sekali kalau Sofi mengotak-atik komputer Aira lalu pergi begitu saja.
Sekretaris itu benar-benar shock, bingung, terkejut dan juga tak bisa memercayai bahwa orang yang ia anggap seperti saudara sendiri, ternyata punya niat buruk pada Aira.
Tok tok tok!
Terdengar seseorang mengetuk pintu ruangan CCTV dan itu adalah pengawal Bima. “Nona Aira, Tuan muda mencari anda,” ujarnya.
“Iya, saya mengerti. Baru saja saya akan menemui beliau.” Aira berusaha keras mengatur napas untuk mengendalikan emosinya dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Ternyata, orang yang dekat dengan kita bisa jadi musuh paling berbahaya.
Sang CEO galak alias Bima, sedang marah-marah pada bawahannya yang lain. Nyanyian tak teratur itu semakin menjadi-jadi kala lokasi rapatnya yang harusnya ada di dekat perusahaan Bima berada sekarang, mendadak berpindah ke tempat lain sehingga waktu satu jam tak cukup bagi Bima untuk datang tepat waktu sambil membawa berkas yang ia gunakan buat dipresentasikan.
Pemandangan ini, bukan hal tabu lagi bagi Aira. Hanya saja, semua tatapan mata para karyawan yang kena semprot Bima menatap benci Aira entah karena alasan apa.
“Sial!” teriak Bima sambil memporak-porandakan meja kerjanya sendiri. “Mereka mengubah lokasi rapat tanpa sepengetahuanku! Huh, mereka semua cari gara-gara denganku! Jika aku tak bisa datang tepat waktu … maka yang lainnya juga tak boleh tiba lebih dulu sebelum aku sampai di sana,” geram Bima sambil mereemas-reemas bulpoinnya hingga patah. “Kalian semua lakukan apa yang seharusnya kalian lakukan untuk mencegah para pesaingku datang ke lokasi rapat! Sekarang juga!” perintah Bima pada seluruh anak buahnya.
“Baik Tuan muda,” seru para pengawal kepercayaan Bima kompak.
Tanpa membuang waktu, mereka semua bergegas keluar melaksanakan tugas yang baru saja diberikan Bima. Yaitu memblokade jalan musuh-musuh Bima agar tidak datang tepat waktu ke lokasi rapat entah bagaimanapun caranya. Bima memang bukan sembarang CEO. Dia adalah putra kedua dari gangster ternama di negara ini. Tak heran bila ia sedikit suka menggunakan kekerasan ala gangster bila berhadapan dengan musuh yang mencoba bermain api dengannya.
“Ai, apa sudah selesai?” bentak Bima dengan kesal.
“Sudah Tuan, saya juga sudah mengkonfirmasi bahwa Mr. Bandola sudah tiba di lokasi dengan menggunakan Helikopter. Anda bisa menggunakan cara sama seperti yang beliau lakukan. Dalam waktu 30 menit, sudah dipastikan Andalah yang sampai lebih dulu di lokasi ketimbang para pesaing Anda.” Aira membuka tablet dan mengecek semua data yang dibutuhkan.
“Kapan Helikopternya tiba?” tanya Bima masih dengan nada marah.
“Sekarang, Anda bisa melihatnya dari sini, bahkan suaranya terdengar jelas,” terang Aira dan mata semua orang langsung memandang ke arah jendela.
Dan benar saja, sebuah helikopter datang dan mendarat tepat di atas gedung perusahaan Bima. Awalnya sih semua terkejut karena alat transportasi udara itu datang disaat yang tepat tanpa menunggu waktu lama. Bima dan Aira bergegas keluar ruangan dan masuk ke dalam lift menuju lantai paling atas tempat di mana helikopter milik keluarga Bima mendarat.
“Kenapa kau tidak bilang padaku sejak awal kalau lokasi rapatnya diubah?” tanya Bima sedikit menyalahkan Aira. Kalau saja sekretarisnya itu tidak bertindak cepat dengan mendatangkan helikopternya kemari, mungkin CEO galak itu bakal marah besar.
“Saya juga baru tahu Pak, tapi saya memang sudah menyiapkan helikopter tersebut sejak awal untuk berjaga-jaga kalau hal seperti ini bakal terjadi. Saya memang bermaksud mengajak Anda ke lokasi tujuan dengan menggunakan helikopter.” Aira menjelaskan dengan senang.
Untung ia punya teman bernama Tomi yang bekerja dibagian teknisi. Jadi ia bisa tahu kalau ada orang dalam, sengaja menyabotase bagian informasi sehingga Bima telat menerima kabar tentang berubahnya jadwal rapat. Lebih tepatnya, sengaja membuat Aira telat memberikan kabar kepada Bima terlepas dari tugasnya sebagai sekretaris.
“Kerjamu Bagus, Ai. Kau berkembang sangat pesat dibandingkan sebelumnya. Tapi tetap saja, kau harus terus belajar banyak bahasa.” Ini pertama kalinya Bima memuji kinerja Aira meski sebelumnya CEO galak itu sempat marah-marah padanya.
Aira membuka pesan dari Tomi yang mengungkap siapakah dalang dibalik kekacauan yang dilakukan oleh temannya sendiri untuk menghancurkan posisi Aira sebagai sekretaris. Gadis itu cuma menghela napas di sisi Bima tanpa kentara sambil memikirkan langkah apa yang akan ia ambil selanjutnya. Tak menuntut kemungkinan, pengkhianat teman ini bakal menusuk Aira dari belakang lagi karena tujuan mereka sangat jelas. Yaitu merebut posisi Aira sebagai sekretaris Bima.
Satunya Bos galak, satunya lagi teman makan teman, sepertinya … hidupku akan sangat lebih sulit dari sekarang, batin Aira.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Amalia Af 'Dhilla'
blind date mirip alur bussiness proposal gak sih,
tp bedanya dsini aira dah kenal deket sama bima krna sekretarisnya bima
2024-03-06
0
agustin puspita
perkenalan ,,,bima sang ceo galak ....kok beda karakter ma ayah dan kkaknya ....
2023-12-04
2
v3a lacity
Akhirnya ketemu juga
2023-02-12
0