Digo Melviano, seorang CEO tampan yang merasakan pertentangan dihidupnya.
Disatu sisi ia memiliki istri yang nyaris sempurna. Namun itu saja tidak cukup, orang tua Digo selalu mendesak mereka agar cepat memiliki momongan sebagai penerus tahta keluarga Melviano. Namun Kiara, istri Digo nampaknya acuh terhadap keinginan itu.
Hingga datanglah seorang wanita cantik dihidup Digo, yang membuat pria itu merasa tertarik padanya.
Digo meminta Renata Anastasya untuk menjadi istri keduanya, dan memiliki keturunan dari rahimnya.
Renata adalah artis sebuah majalah dewasa yang saat itu tengah menjalani kerja sama dengan perusahaan Melviano group.
Renata memiliki pemikiran yang cukup terbuka, hingga membuatnya berani mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua Digo.
.. Happy Reading ✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Digo atau Jovan
Hari ini Kinara datang ke kantor Melviano group untuk menemui suaminya. Dari dalam ruangannya, Dafina dapat melihat saat Kinara memasuki ruang kantor.
"Tumben sekali Nyonya Kinara datang ke kantor, ada apa ya kira-kira?" gumam Dafina bertanya-tanya.
Dafina yang selalu tidak mau ketinggian berita itupun langsung bersiap menemui Kinara.
"Pagi nyonya Kinara?" sapa Dafina dengan nada sok akrab.
"Pagi. Dafina, aku ingin bertemu Digo, apa dia ada di dalam?" tanya Kinara.
"Ya nyonya, Tuan Digo ada diruangannya. Mari saya antar." ucap Dafina.
"Terimakasih Dafina." Kinara dan Dafina pun berjalan ke ruangan Digo.
"Maaf nyonya Kinara, kalau boleh tau ada hal penting apa yang membuat nyonya Kinara sampai datang kemari. Maksudku, tumben sekali." ucap Dafina dengan agak canggung.
"Aku hanya ingin bertemu dengan suamiku, itu saja." jawab Kinara santai.
"Kalau hanya ingin bertemu, bukankah dirumah juga bisa. Ini pasti ada yang tidak beres!" batin Dafina.
"Silahkan nyonya." ucap Dafina mempersilahkan Kinara untuk masuk.
"Terimakasih Dafina." Kinara segera masuk ke dalam ruangan dan menutup pintu tersebut. Tapi tidak dengan Dafina, gadis itu tampak masih sangat penasaran.
"Digo aku ingin bicara!" ucap Kinara begitu masuk ke dalam ruangan Digo.
Digo yang tengah memeriksa laporan pun langsung menutup map yang ada didepannya.
"Ada apa? Tidak bisakah kamu menungguku pulang ke rumah?" tanya Digo.
"Kenapa? Apa aku tidak boleh masuk ke perusahaan suamiku sendiri, atau kamu tidak mau jika istri murahanmu itu melihatku disini?" sindir Kinara.
"Jaga ucapanmu Kinara, ini kantor!" tekan Digo dan langsung berdiri menatap tajam pada Kinara.
Kinara berjalan mendekati Digo dan mulai memainkan dasinya. "Aku tau ini kantor, sekaligus... tempat untuk kamu berselingkuh dengannya bukan?" tekan Kinara.
Digo mengepalkan kedua tangannya lalu menarik tangan Kinara dengan kasar. "Jika kamu hanya ingin membuat keributan, lebih baik kita pulang sekarang!"
Kinara langsung menarik tangannya yang terasa sangat sakit. "Lepas! Apa seperti ini caramu memperlakukan istrimu Digo?!"
"Kamu yang memaksaku Kinara, aku tidak punya pilihan lain." jawab Digo.
Kinara tersenyum miris. "Tidak punya pilihan lain?" timpal Kinara. "Kau punya banyak pilihan. Pergi tinggalkan wanita itu, atau ceraikan aku sekarang!" lanjutnya.
Digo menggelengkan kepalanya. "Aku tidak akan pernah meninggalkan Renata sampai kapanpun." tegasnya.
Kinara tersenyum miring. "Baik, kamu sudah membuat keputusan. Aku tidak akan bertanggung jawab jika nanti terjadi apa-apa dengan papamu." Kinara mengambil sesuatu dari tas kecilnya. "Ini surat perceraian kita. Keputusanku sudah bulat, setelah ini aku akan pergi sejauh mungkin dari hidupmu!" sambung Kinara sambil melempar kertas tersebut dan langsung melangkah untuk pergi.
"Mungkin ini yang terbaik Kinara, maaf jika aku sudah menyakiti hatimu." ucap Digo.
Kinara bergetar, matanya mulai memerah, ia tidak menyangka jika pernikahannya dengan Digo akan usai begitu saja.
Dalam hati kecilnya, Kinara masih sangat mencintai Digo. Tapi kesalahan Digo membuatnya tidak bisa kembali, apa lagi dengan adanya Renata.
"Aku hanya tidak menyangka, kamu tega melakukannya padaku!" tekan Kinara lalu pergi.
Digo menutup matanya erat-erat dan mengepalkan jari-jarinya, ia merasa sangat bersalah pada Kinara. Ia merasa gagal, karena biar bagaimanapun mereka pernah terikat dalam satu janji suci.
Sementara diluar Dafina tampak kaget, untung saja gadis itu langsung bersembunyi di balik tembok saat Kinara keluar.
Tidak banyak yang Dafina dengar, tapi yang jelas Dafina mendengar jika mereka..
Akan bercerai!
Kinara buru-buru kembali ke ruangannya, ia tidak mau jika sampai Jovan menegurnya kembali.
"Apa aku tidak salah dengar? Mereka berdua akan bercerai?" gumam Dafina sambil mondar-mandir di dalam ruangannya.
"Kalau begitu ini kesempatan bagus untukku, sebelum Renata merebutnya dariku, aku harus bertindak lebih dulu." gumamnya.
"Astaga.... Kenapa sekarang aku jadi piln-plan begini? mana yang harus aku pilih, Digo atau Jovan? Hah! Aku bingung!" ucap Dafina frustasi sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
🌹
🌹
🌹
Renata tengah berkutat didapur dengan bahan-bahan dan alat masakannya. Beberapa pelayan menawarkan diri untuk membantunya, tapi Renata menolaknya dengan halus.
Dia ingin membuat sup istimewa dengan tangannya sendiri untuk Oma Carla, akhirnya para pelayan pun patuh dan pergi.
Renata sudah tampak cukup lihai dalam memasak. Semua resep ia pelajari dari sang mama dulu, hanya ia tambahkan sedikit bumbu tambahan didalamnya yang membuat masakan tersebut menjadi lebih enak.
Sambil menunggu sup daging buatannya matang, kini di sebelahnya Renata mulai menggoreng paha ayam yang ia beli tadi.
Setelah semuanya siap, Renata membawanya ke meja makan.
Renata mulai mengambilkan sup tersebut untuk Oma Carla.
"Terimakasih sayang. Ini terasa sangat harum, pasti rasanya sangat enak." ucap Oma Carla.
"Oma harus mencicipinya terlebih dulu, baru bicara tentang rasa." ucap Renata sambil tersenyum.
"Baiklah, Oma akan mencicipinya sekarang." Oma Carla mulai mengambil satu sendok kuah sup tersebut dan menyeruputnya.
Renata tampak terpaku melihat Oma Carla, ia jadi merasa takut sendiri jika masakannya kurang pas di lidah Oma Carla. Mengingat jika setiap orang memiliki selera mereka masing-masing.
"Bagaimana Oma?" tanya Renata tidak sabar. Walaupun ia sedikit takut, tapi Renata ingin mendengar langsung penilaian tentang masakannya.
"Enak, Oma sangat suka sekali dengan rasanya." jawab Oma Carla.
"Benarkah? Oma tidak sedang memujiku karena tidak enak hati bukan?"
"Tidak sayang, masakanmu benar-benar enak. Pantas saja Digo begitu memujinya." jawab Oma Carla jujur.
Renata tersenyum bahagia. "Aku senang jika Oma suka dengan masakanku." ucapannya lalu.
Kini mereka berdua menikmati sarapan pagi itu bersama. Banyak waktu yang mereka habiskan berdua hari ini. Dari mulai sarapan pagi, obrolan-obrolan kecil, bahkan Oma Carla memperlihatkan beberapa foto album saat Digo masih kecil, membuat Renata geli sendiri melihatnya.
Waktu berlalu, hari sudah semakin sore, gerimis kecil sudah mulai turun. Renata masih ada pekerjaan malam ini untuk pemotretan. Ia segera pamit untuk pulang.
"Oma, aku harus pulang sekarang. Jika ada waktu senggang, aku akan main lagi ke sini." ucap Renata pamit.
"Iya sayang.. Oma sangat senang hari ini. Oma hanya ingin berpesan, tidak akan mudah untuk jalan yang kamu pilih saat ini. Tapi Oma harap kamu dan Digo jangan pernah menyerah, Oma yakin ada kebahagiaan yang menunggu kalian didepan sana." ucap Oma Carla bijak.
"Ya Oma."
Renata pergi melajukan mobilnya ditengah turunnya gerimis sore ini. Ia memutuskan untuk kembali ke apartemennya terlebih dahulu.
Sesampainya di apartemen, Renata langsung membersihkan tubuhnya dan istirahat sebentar.
Sebelum pergi, Digo sempat menelfonnya. Renata pun menceritakan jika seharian ini ia bersama Oma Carla di rumahnya. Digo merasa sangat senang mendengar Renata dan Oma Carla sudah semakin dekat.
Setelah telfon tertutup, Renata segera pergi dari apartemen menuju ke studio pemotretan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Halo semua para pembaca setia... Semoga kalian dalam kondisi sehat selalu ya.. terutama saya ucapkan terimakasih banyak pada kakak-kakak yang masih setia membaca novel ini.😘😘
Sebenarnya saya sudah hampir putus asa.. Karena retensi yang hanya hampir mendekati target. Ditambah lagi dengan cover yang telah diganti oleh pihak Noveltoon.😓😓
Jujur saja, itu membuat novel saya langsung sepi peminat baca. Saya sudah ajukan cover yang sebelumnya, tapi belum mendapatkan tanggapan.
Bukan maksud saya untuk menjatuhkan atau bagaimana, hanya saja itu membuat saya jadi drop. 😭😭😭 tapi saya yakin, pihak Noveltoon juga pasti akan segera memproses covernya..
Saya percaya, jika rejeki sudah diatur oleh yang Maha Kuasa, mungkin ini memang belum rejeki saya..😄😄
Tapi melihat dukungan kalian yang selalu ada, membuat saya jadi semangat lagi untuk meneruskan cerita ini. Terimakasih sudah mau mengikuti alur cerita ini sampai sekarang. jika bukan karena kalian mungkin saya tidak akan melanjutkan.☺️☺️
Salam hangat dari author.. Jangan lupa untuk terus nantikan update bab berikutnya yaaa... 🤗🤗
Salam dunia perhaluan....🥰