NovelToon NovelToon
Menaklukkan Bos Killer

Menaklukkan Bos Killer

Status: tamat
Genre:Duda / CEO / Diam-Diam Cinta / Tamat
Popularitas:25M
Nilai: 4.9
Nama Author: Elis Kurniasih

Sequel Empty Love Syndrome

IG elis.kurniasih.5

Alexander Kenneth adalah CEO yang dikenal killer. Tidak ada yang bisa bertahan lama menjadi sekretarisnya, hingga dia meminta seorang wanita untuk menjadi sekretarisnya.

Bilqis Thalita wanita bar bar yang ceroboh dan kerap melakukan kesalahan, ternyata menarik perhatian Alex karena kemiripannya dengan mendiang istri.

"Dasar Bos Killer. Lihat saja, aku akan menaklukkanmu," janji Bilqis pada dirinya sendiri saat berdiri di depan cermin kamar mandi kantor.

Bagaimana Kisah Bilqis dan Alex selanjutnya? Akankah Bilqis mampu menaklukkan bos killer itu hingga ke dasar hatinya? Lalu bagaimana dengan phobia Bilqis yang tidak mau memiliki hubungan dengan pria?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Khawatir

Pagi-pagi, seperti biasa, Laila ikut berada di luar rumah untuk membeli bahan makanan dari tukang sayur keliling yang berhenti tak jauh dari depan rumahnya.

“Bu Laila, semalam Bilqis ada pacarnya Bilqis ya?” tanya Rina yang rumahnya menempeldi samping kiri rumah Bilqis

Laila belum menjawab dan tetap memilih sayuran yang akan dibeli.

“Iya, saya juga lihat. Ya ampun, mereka ciumannya hot banget. Maklum ya, duda hot soalnya,” celetuk Asti.

“Oh, Bilqis pacaran sama duda, Bu?” tanya salah satu tetangga Bilqis yang letak rumahnya cukup jauh.

Kebetulan ada lima orang ibu-ibu yang sedang belanja di tukang sayur ini, termasuk Laila. Laila masih enggan untuk menanggapi celotehan para ibu-ibu komplek yang gemar bergosip itu.

“Ih, Bu Laila hati-hati atuh. Bilqis kan masih gadis, masa sama duda? Apalagi kalau dudanya karena cerai, ga enak diganggu sama mantannya,” ucap salah satu ibu yang lain.

Tukang sayur itu pun menatap Laila yang hanya diam saja. “Udah sih, pada ngegosipin putrinya Bu Laila aja.”

“Ih, Mang Dadang ga usah ikutan deh. Ini obrolan ibu-ibu,” jawab Asti.

“Ya, saya ga bisa larang anak saya mau suka sama siapa. Yang penting dia bahagia. Lagian Nak Alex juga bukan duda karena bercerai. Istrinya sudah meninggal tiga tahu lalu. Jadi ga mungkin ada yang ganggu kan?” Akhirnya, Laila menyahut.

“Bisa aja, Bu. Nanti almarhumah istrinya tidak rela, suaminya nikah lagi. terus Bilqis digangguin arwahnya.” Asti langsung bergidik ngeri. “ih amit-amit deh.”

Laila membualtkan matanya ke arah Asti. “Bilang saja kamu iri, karena Bilqis dapet seorang Bos.”

“Ih ngapain juga saya ngiri,” sahut Asti. “Lagian ya, Dinda anak saya juga suaminya pengusaha. Rumahnya dimana-mana.”

Laila semakin geram.

“Nia anak saya juga mau tunangan sama orang Malaysia,” celetuk Rina, tanpa ada yang menanya.

Laila semakin gerah. Ia segera membayar sayuran yang dibeli dan beberapa bahan makanan lain. “Ni, Dang.”

“Bu Laila, kembaliannya!” teriak Dadang karena Laila langsung meninggalkan kerumunan ibu-ibu yang tidak bermutu itu.

“Ambil saja, Dang,” jawab Laila.

“Nuhun pisan, Bu Laila.” Lalu mata Dadang tertuju pada keempat ibu-ibu yang masih berdiri dan membeli barang dagangannya. “Lagian sih pada ngegosipin anaknya Bu Laila aja. Bu Lailanya langsung kabur kan?”

“Ih, kamu ga liat sih, Dang. Beuh si Bilqis sama pacarnay itu hot banget ciumannya. Saya rasa mereka sudah melakukan yang lebih dari itu. diluar saja berani ciuman. Apalagi kalau di dalam rumah, abis deh si Bilqis.” Kali ini Rina yang separuh julid itu malah semakin julid karena anaknya dan Bilqis memang seumur dan sama-sama menjomblo cukup lama.

“Emang, anak sekarang tuh pacarannya serem.” Salah satu Ibu yang rumahnya cukup jauh dari Bilqis itu mengerdikkan bahunya.

“Ya, untung aja anak saya udah nikah semua,” sahut Asti. Padahal anak perempuan Asti juga menikah karena sudah hamil duluan dan satu anak laki-lakinya menghamili gadis orang, tapi wanita itu tidak menyadari karena memang kejadiannya sudah lama.

Laila masuk ke dalam rumah dengan kesal. Rasanya ingin sekali ia pindah dari komplek perumahan ini, tapi pindah juga tidak mudah.

“Kenapa, Bu?” tanya Radit yang baru saja keluar dari kamar dengan mengenakan boxer dan kaos oblong saja.

Laila menoleh ke arah Radit yang masih berulang kali menguap. “Itu Ibu-Ibu komplek pada ngegosipin kakakmu. Lagian kakakmu kenapa juga sih ciuman di depan gerbang?”

“Yah namanya juga ga tahan, Bu,” sahut Radit asal.

“Kalo ga tahan ya lari aja ke kamar mandi. Susah amat,” jawab Laila membuat Radit tertawa.

“Dikira kebelet buang air. Ini ga tahan lain, Ibu,” seru Radit.

Laila pun kembali melakukan aktifitasnya. Ia beralih ke dapur untuk memasak agar kedua anaknya dapat membawa bekal makan siang.

Satu jam kemudian, Radit kembali keluar kamar dan langsung duduk di meja makan. setelah sarapan, ia juga langsung berangkat ke kampus. Ia harus datang pagi-pagi karena hari ini adalah jadwal sidang skripsinya. Semoga hasil kerja kerasnya langsung diterima dan tidak ada penolakan dari para dosen pembimbing yang akan mengetesnya.

“Dit, kk kakakmu belum keluar kamar? Ini sudah jam berapa? Nanti dia terlambat,” ujar Laila.

“Bentar lagi juga dia keluar,” sahut Radit.

“Coba kamu tengok di kamarnya. Suruh cepet sarapan!” pinta Laila pada Radit.

Radit memang sedikit gesrek dan nyeleneh, tapi ketika diperintah sang Ibu, ia langsung bergerak. Radit juga patuh pada Bilqis. Perintah Bilqis yang tidak membolehkannya untuk pacaran pun ia jalani, hingga Radit harus menolak beberapa wanita yang menembaknya sejak ia duduk di bangku SMA.

Radit bangkit dari duduknya dan melangkah menuju kamar Bilqis.

Tok … Tok … Tok …

“Mbak, sarapan yuk! Udah ditunggu Ibu,” teriak Radit.

Namun, dari dalam sana, Bilqis belum menyahut.

“Mbak, udah bangun belom sih?” tanya Radit dengan suara yang sengaja sedikit dikeraskan.

Tak lama kemudian, Bilqis membuka pintu kamarnya. “Apa sih teriak-teriak?”

“Dih, baru bangun? Udah siang juga. Tuh iler masih nempel.” Radit menunjuk pada sudut bibir Bilqis yang putih berkerak.

“Masa? Emang iya?” tanya Bilqis tak percaya sembari mengusap sudut bibirnya.

Radit pun tertawa dan menggelengkan kepala. “Heran gue, bos lu seneng amat dah sama lu Mbak. Ga tahu apa kalau lu tuh suka ileran dan ngorok. Pasti nanti dia ilfil.”

Plak

Bilqis memukul kepala adiknya pelan. “Kurang ajar.”

Radit kembali tertawa dan meninggalkan Bilqis yang masih berdiri di depan pintu kamarnya. Setelah beberapa langkah, Radit kembali menoleh ke arah sang kakak yang belum beranjak dari tempatnya.

“Ayo makan! Mbak ga kerja?”

Bilqis menggeleng. “Ngga, kayanya Mbak ga enak badan.”

“Karena abis di cium?”

“Radit,” rengek Bilqis dengan nada kesal karena sang adik selalu meledeknya.

Laila pun langsung menghampiri kedua anaknya yang jika dekat selalu saja seperti kucing dan anj*ng, tapi jika jauh mereka saling menanyakan satu sama lain.

“Ada apa sih?” tanya Laila.

“Itu, Radit ngeselin. Ngeledekin aku terus, Bu.”

Radit tertawa dan kembali ke meja makan, lalu duduk di sana. Sedangkan Laila menghampiri putrinya.

“Kamu kok belum rapi-rapi? Lihat sudah jam berapa sekarang?” Laila menujuk jam yang menempel di dinding.

“Bilqis lagi ga enak badan, Bu. Sepertinya hari ini Bilqis mau izin saja.”

Ya, Bilqis memang benar sedang tidak enak badan. Kata jal*ng yang terlontar dari mulut Adelia masih terus terngiang. Belum lagi pernyataan suka dari Alex. Sungguh, ia tidak ingin bertemu dengan bosnya dulu. Ia hanya ingin sendiri dan menikmati kesendirian. Bilqis hanya ingin bertanya apda hatinya, apa prinsip yang selama ini ia gaungkan akan runtuh karena pernyataan suka dari Alex semalam? Ia tak mengerti. Tapi satu yang pasti, Bilqis masih trauma dengan sebuah relationship. Ia takut untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis.

Di kantor, Alex terus menatap melihat arlojinya. Sudah pukul sepuluh, tapi Bilqis tak kunjung datang.

“Bim, kemana Bilqis? Apa dia tidak datang hari ini?” tanya Alex pada asistennya yang kebetulan datang ke ruangannya dan memberikan sebuah berkas ang harus ditandatangani.

“Ya, Sir. Katanya Bilqis sakit oleh karena itu, saya yang meminta Sir buat menandatanagani ini.”

“Sakit?” tanya Alex tak percaya, pasalnya ia baru semalam bertemu dengan wanita itu bahkan menciumnya berkali-kali dan tak terlihat tanda-tanda wanita itu sedang sakit.

“Sakit apa?” tanya Alex lagi.

“Tidak tahu, Sir. Dia hanya bilang sedang tidak enak badan.”

Alex pun mengangguk. semula ia pikir Bilqis hanya datang terlambat. Tapi ternyata, sekretarisnya itu memang benar-benar tidak datang. Padahal Alex belum menimum kopi pagi ini karena menunggu tangan Bilqis yang membuatkan.

Hingga pukul dua belas siang, Alex mencoba menmghubungi Bilqis, tapi akses itu seolah diabaikan.

Tut … Tut … Tut …

Alex mendial nomor Bilqis. Berkali-kali ia menelepon, tapi panggilan itu tetap tidak di jawab. Bilqis memang sengaja membiarkan ponselnya berdering. Ia sedang tidak ingin diganggu, apalagi dengan Alex.

“Qis, kamu sakit? Atau marah padaku?”

Alex mengirim pesan. Dan mengirimnya kembali.

“Angkat teleponku, Qis!”

Kembali, pesan itu tidak dijawab. Bilqis benar-benar menjungkir balikkan perasaannya hari ini. Alex bingung, resah, kesal, dan khawatir bersamaan. Bingung dengan sikap Bilqis yang sedang menghindarinya, resah karena semua komunikasi untuk mengetahui kabar Bilqis seolah diabaikan oleh wanita itu sendiri, kesal karena hal ini ia tak berkonsentrasi bekerja, dan khawatir ketika mendengar Bilqis yang sedang sakit.

“Ayo Bilqis! Angkat teleponku!” ucap Alex kesal sembari mendial lagi nomor itu.

“Bilqis, teleponmu dari tadi tidak mau berhenti,” teriak Laila yang bising mendengar ponsel Bilqis berbunyi sejak dua jam yang lalu.

Bilqis pn mengerucutkan bibirnya. Ia juga kesal mendengar ponselnya yang terus berdering dengan nama yang itu-itu saja yang tertera di layar itu.

Bilqis pun menyerah dan mengangkat teleponnya. “Halo. Hacim.”

Bilqis mengangkat telepon itu sembari bersin.

“Kau sakit?" tanya Alex panik. "Aku akan ke sana membelikanmu obat. Tunggu aku!”

Tuuuuuut ….

Panggilan itu terputus sepihak.

Bilqis hanya memandang ponselnya. “Dasar bos aneh! Baru diangkat teleponnya, udah ditutup aja.”

1
Kiya Annchi
mati kau Lenka anjing
Kiya Annchi
harus kau yg mati aj Lenka anjg
Tira Aneri
suuukaaa
Nuryati Yati
😭😭😭
Singosari 00
makasih atas karyanya bagus
Dewa Rana
bilqis grogi ya
Dewa Rana
bilqis takabur
Ummu Jihad Elmoro
modus...🤣🤣🤣
Ummu Jihad Elmoro
astaga, Sofia..🤣
Aqella Lindi
busyet ganteng pisan alex
Mafie Rumiedhy
suka kok
Mafie Rumiedhy
Buruk
Sendhoog Ceplezz
gokilllll🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sendhoog Ceplezz
buset dach in mah hot duda bget thorrr🤣🤣
bolh take away g thor🤣🤣
Vtree Bona
Luar biasa
Rahmi Mamimima
bakal kyk 1 komplek kumpul🤣
Rahmi Mamimima
dasar lakik

g prnh tau salahnya mrasa g prnh punya salah
Rahmi Mamimima
dpt ilmu dr suhunya lgsg 🤣
Rahmi Mamimima
🤣🤣 anak siapa itu bu ...
Rahmi Mamimima
wkwkwk😆😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!