Aku Ayu Wulandari, putri tunggal ibu Sarah dan pak Harto, terlahir dari keluarga tak mampu membuat diri ku harus menjadi jaminan hutang orang tua ku.
di usia ku masih lima belas tahun ayah ku kecelakaan saat dia berangkat bekerja sebagai kuli bangunan,
karena musibah itu ibu ku berhutang kepada pak Yasir juragan ikan kaya raya di kampung sebelah.
karena hutang itu aku menikah dengan Farhan Yasir Maulana, putra tunggal pak Yasir yang sekaligus teman SMA ku dulu.
dia adalah laki-laki tampan dan berasal dari keluarga kaya raya hingga dirinya di sukai banyak wanita di sekolah ku.
meski dia adalah laki-laki kaya raya dan juga tampan tidak membuat ku jatuh hati kepadanya.
bagaimana kisah rumah tangga ku? dengan suami yang tidak aku cintai dan sangat aku benci............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Sesampainya aku di rumah, ayah mertua tengah duduk santai di sofa ruang tengah. aku menghampirinya untuk memberi tahu kalau Farhan telah mulai mencintai ku.
"assalamualaikum yah" ucap ku yang menjabat tangannya untuk bersalim
"walaikumsalam, kamu dari mana?" tanya ayah mertua
"aku dan Tante Ida baru pulang dari rumah ibu" jawab ku dengan wajah datar
"Tante mau lanjutin pekerjaan dulu yu" ucap Tante Ida yang beranjak ke dapur
" yah, ada yang mau aku katakan sama ayah" ucap ku dengan rasa canggung
"apa?" tanya ayah mertua
"aku cuman mau memberi tahu ayah, untuk tidak lagi melakukan hal kotor kepada ku. aku tak ingin suami aku tau kalau aku, sudah di nodai oleh ayahnya. jika ayah melakukan itu lagi, aku dengan terpaksa akan memberi tahu kebenarannya" ungkap ku
"baiklah" ucap ayah mertua seadanya
"dan satu lagi, anak yang ada dalam kandungan aku ini, sudah aku anggap sebagai anaknya Farhan. jadi ketika anak ini lahir nanti, ayah tak berhak memanggilnya sebagai anak ayah" ucap ku
"ya,ya,ya, terserah kamu" ucap ayah mertua yang seakan tak peduli dengan kata-kata ku
Aku pergi meninggalkan ayah dan masuk ke dalam kamar ku, aku tak ingin berlama-lama duduk disamping laki-laki keji sepertinya. meskipun dia adalah ayah mertua ku, aku sudah tak Sudi melihat wajah yang telah menodai ku dan menghamili ku.
Entah kenapa aku sangat bodoh, telah melayani seorang laki-laki tua dan menghianati suami ku. andai dulu aku melawannya, pasti aku tak akan hamil anak dari ayah mertua ku.
Aku menyesal telah menjadi wanita lemah, yang hanya diam disaat dia di tindas, seharusnya aku menjaga kehormatan ku untuk suami ku. di dalam kamar aku menangis menyesali perbuatan yang telah aku lakukan, perbuatan dosa yang aku sembunyikan dari suami ku ini,buat hati ku tak tenang.
Rasa takut yang aku rasakan saat ini, membuat ku tak berdaya. aku berdoa semoga suami ku tak mengetahui hal keji yang telah ayahnya lakukan kepada ku. di dalam kamar yang sunyi ini, aku menangis meminta ampunan kepada yang maha kuasa atas dosa yang telah aku lakukan selama ini.
Karna lelah menangis membuat ku tak sadar, dan tidur dengan bantal yang basah oleh air mata. Farhan pulang dan melihat aku yang tertidur dengan sisa-sisa air mata ku. dengan halus dia membangunkan aku.
"yu, bangun" ucap Farhan yang duduk di samping ku
Aku terbangun dan mengusap air mata ku.
"ada apa dengan mu?" tanya Farhan yang melihat air mata ku
"m, tidak... aku baik-baik saja" ucap ku
"kenapa kamu menangis?" tanya Farhan lagi
"aku.... aku juga enggak tau kenapa aku menangis, apa kamu sudah makan?" ucap ku yang mencoba mengalihkan pembicaraan
"belum" jawab Farhan dengan nada lemas
"kalau gitu, biar aku siapkan makan untuk kamu" ucap ku yang beranjak dari kasur
Aku bergegas ke kamar mandi untuk membasuh wajah ku yang sudah basah oleh air mata, hati ku sudah hancur.
Setelah aku membasuh wajah, aku pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk suami ku. aku meminta Tante Ida untuk mengambilkan aku piring kosong.
"Tante, tolong ambilkan piring kosong itu" ucap ku yang mengangkat baskom nasi
"kamu bawa kemana itu?" tanya Tante Ida
"ke kamar, suami ku sudah pulang, dan dia merasa lapar" jawab ku yang beranjak membawa baskom itu
Sesampainya aku di kamar, aku menaruh baskom di atas meja.
"kenapa kamu bawa kesini?" tanya Farhan
"memangnya kamu mau makan dimana?" aku balik bertanya
"di luar saja, aku mandi dulu" ucap Farhan yang beranjak masuk ke dalam kamar mandi
Aku kembali membawa baskom itu keluar, aku meletakan'nya di atas meja makan. aku kembali ke dapur membantu Tante Ida memasak untuk makan malam nanti.
Aku memasak bersama Tante Ida sembari bercerita, karna akan sangat melelahkan jika bekerja terlalu serius.
"Tante" ucap ku
"m" jawab Tante Ida yang sibuk mencampur bumbu-bumbu sayuran
"apa Tante tak rindu sama ank Tante?" tanya ku
"rindu lah, mana ada seorang ibu tak merindukan anaknya" jawab Tante Ida
"bagaimana perasaan Tante ketika pertama kali menjadi seorang ibu? tanya ku lagi
"ya gimana, memang kenapa, kok kamu tiba-tiba bertanya seperti itu?" Tante Ida malah balik bertanya
"enggak ada sih, aku cuman pengen tau aja. siapa tau nanti ketika aku menjadi seorang ibu, aku bisa mencontoh Tante" ucap ku
"kalo kamu nanti menjadi seorang ibu, kamu harus menyayangi anak kamu dengan penuh kasih sayang. karna seorang anak yang telah di titipkan kepada kita, akan menjadi amal kita kelak di kehidupan selanjutnya" ungkap Tante Ida
"maksud Tante?, anak adalah bentuk ibadah kita begitu?" tanya ku yang kurang akan pengetahuan
"tentu, anak adalah anugerah yang di berikan kepada pasangan suami istri, anak juga menjadi penyebab datangnya banyak rezeki. jika kita mempunyai anak, tuhan akan memberikan kita Rizki yang tak sama ketika kita masih remaja" ungkap Tante Ida
"tapi bagaimana dengan orang-orang di luar sana?" tanya ku
"orang di luar sana maksud kamu apa?" Tante Ida bingung
"maksud aku, kan banyak tuh yang hamil di luar nikah, nah anak mereka apakah menjadi anak haram?" tanya ku
"untuk apa kita membahas hal yang sama sekali tidak kita ketahui?" tanya Tante Ida
"agar aku bisa mendapatkan ilmu, yang belum aku ketahui Tante" jawab ku
"anak yang terlahir dari pasangan yang belum sah, itu tidak bisa di sebut sebagai anak haram. karna anak itu adalah anugerah yang Tuhan beri kepada seorang wanita. meskipun anak itu lahir dari rahim seorang wanita yang belum menikah, dia tetap lah anak yang suci dan tak berdosa. yang berdosa itu orang tuanya, yang telah melakukan zina" ungkap Tante Ida
"begitu ya Tante, jadi anak tetaplah anak, jadi dia tak berdosa atas apa yang orang tuanya lakukan begitu?" tanya ku lagi
"ya, anak yang baru lahir itu adalah manusia suci, manusia yang belum memiliki dosa sedikit pun. anak akan berdosa ketika dia sudah masuk yang namanya balek" ungkap Tante Ida
"mmm, hebat ya Tante, bisa tahu semua itu" ucap ku
"hehe, Tante kan cuman dengar kata-kata ulama, yang memang wajib kita ketahui. lagian kita seorang wanita yang pasti menjadi seorang ibu" ucap Tante Ida
"owh ya Tante lupa, sekarang Tante harus pergi ke rumah mertua Tante, untuk menitipkan uang buat belanja anak Tante" ungkap Tante yang mengingat anaknya
Jadi, penulisan yg benar adlh Farhan bin Abdul Yasir.