Dyeza Ghinara Alinzkie Harus menerima takdir yang sudah di tentukan oleh ibu tirinya.
Semuanya berawal dari dua garis merah yang di alaminya. kehidupannya jadi berubah
menikah dengan pria yang tidak dirinya kenal. bahkan melihat saja tidak pernah.
Namun apalah daya.
Semua demi kebaikan dirinya dan juga ayahnya
Menerima pinangan seorang presdir muda namun Pria itu juga merangkap sebagai seorang mafia.
Mafia kejam yang tidak segan mengambil organ orang yang sudah berani mengusik pekerjaanya.
Akankah gadis ini bertahan di sisiNya?
Atau malah pergi meninggalkannya.?
🌹🌹
Masih tahap belajar dan terus belajar
Mohon krisan nya ya Readers.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reva'$live, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Arrogant
...***...
Setelah sarapan, Dirga segera berangkat ke kantor. Karena banyak pekerjaan yang harus di seleseikan
Sebelumnya tadi Dirga mengantar Yeza ke rumah sakit untuk ngecek kesehatan setelah permainan brutal yang di lakukan Dirga.
Beruntung janin dalam rahim Yeza sudah kuat. Jadi tidak perlu hawatit. Catatan buat Dirga. "Jangan bebani sang ibu dengan masalah. Karena hormon wanita hamil itu sangat sulit untuk di pahami. Terkadang memancing emosi pasangan. Terkadang juga ingin di peluk dan di manja oleh pasangannya. Berusaha memahami apa yang si bayi inginkan." kira kira begitulah wejangan dari dokter Mila
Semenjak dari rumah sakit. Dirga dan Yeza tidak ada obrolan apapun. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing masing.
Tokk... tokk. Dirga di kagetkan oleh ketukan pintu dari luar.
"Masuklah" ucap Dirga
"Pak.. Ada kiriman." ujar Nara.
Dirga segera menetap bingkisan yang di bawa Nara. Dan segera menyuruh untuk meletakkan di atas almarinya.
"Apa jadwal ku siang ini Nar?" tanya Dirga
"Ada pertemuan dengan mr Mark pak. Jadwalnya nanti jam makan siang." ucap Nara
"Kalo begitu. Siapkan semua berkasnya. Nanti kita berangkat jam 11" jawab Dirga
"Semuanya sudah siap pak. Tinggal beberapa yang perlu bapak revisi." ucapnya.
"Kalo begitu bawa kesini" titah Dirga
Nara segera keluar dari ruangan Dirga. Setelah beberapa saat Nara kembali masuk. Dengan membawa beberapa berkas yang sudah Nara siapkan.
"Baiklah. Tinggalkan ruanganku"
...***...
Yeza tengah duduk di kursi dekat kolam renang. Sambil makan rujak yang bi Uci buat.
"Bi.." panggil Yeza.
"Ya non." sahutnya
"Apa tuan Dirga tidak pernah kedatangan tamu wanita di rumah ini?" tanya Yeza
"Seingat saya sihh belum non. Karena tuan kan sering pulang malam malam dan berangkat pagi." jawabnya
Yeza mengangguk.
"Orang tuanya.. Apa tidak pernah kesini?" tanya nya lagi
Bi Uci menggeleng. "Belum pernah non. Mungkin hanya non Yeza wanita satu satunya yang di bawa kesini." jawab Bi Uci
"Bibik udah berapa lama kerja disini?" tanya nya lagi
"Sudah hampir 8 tahun non. Dan bibi kerja disini bersama suami bibi yang ngurus kebun belakang" jawabnya
"Apa bibi sudah memilki anak?" tanya Yeza
"bibi dulu pernah memiliki anak perempuan non. Tapi anak bibi meninggal karena kecelakaan. Waktu itu dia masih sekolah di tingkat SMP." jawabnya lirih. Ada guratan kesedihan pada wajahnya.
Yeza segera meraih tangan bi Uci. "Yang sabar ya bi." ucapnya
Bi Uci mengangguk lalu tersenyum pada Yeza.
"bibi tinggal ke belakang dulu non. Takut suami bibi mencari bibu." pamitnya. Yeza mengangguk.
Yeza memandang tanaman bunga yang sangat indah.
"Bunga bunga itu beruntung. Tumbuh dengan baik dan sangat di rawat oleh pemiliknya " lirihnya
"Jika aku jadi bunga.."
"Kau akan menjadi bunga yang paling cantik dan sangat di sayang oleh pemiliknya." ucap seorang pria dari belakang.
Yeza mengenal suara itu. Yeza langsung berdiri dan berbalik dan langsung terseyum.
"Papa" panggilnya
Daniel segera membalas pelukan putrinya mengecup berkali kali. "Papa sangat merindukan anak papa." ucapnya
"Yeza juga sangat merindukan papa." jawabnya
"Papa nggak kerja?" tanya Yeza
"Papa kerja dan kebetulan dapat undangan makan siang di rumah ini." jawabnya
"Iya, Dirga yang undang papa kesini." jawabnya.
Tadi Dirga bertemu dengan Daniel saat menuju tempat meeting. sedangkan Daniel ingin makan siang di restoran bersama beberapa temannya.
Dirga segera menghampiri Daniel dan memberi uluran tangannya.
Dirga bilang jika Yeza sangat merindukannya dan ingin makan siang bersama nya.
Daniel begitu bahagia saat mendengar putrinya sangat merindukan dirinya. Lalu Dirga segera menyuruh Candra untuk mengantar papa mertuanya berkunjung ke rumahnya.
Yeza segera mencari keberadaan Dirga disini.
"Dia tidak ikut. Karena ada meeting dengan klien." jawabnya
Yeza mengangguk.
Danil segera menatap perut Yeza yang sudah mulai terlihat.
"Bagaimana keadaan cucu papa?" tanya Daniel
"Cucu papa baik. Dia sehat kok, tadi habis dari dokter." jawabnya
"Ohh iyaa.. Apa katanya." tanya Daniel
"Dia sangat ingin melihat kakeknya. Dia bilang sangat merindukan kakeknya." ucap Yeza
Daniel tertawa lepas dengan ocehan Yeza. Daniel melihat jika putrinya baik baik saja hidup bersama Dirga Suaminya
"Ayo pa.. Kita segera ke ruang makan." ucap Yeza.
Mereka segera melangkah ke ruang makan. Di sana bi Uci sudah menyiapkan beberapa menu request dari Yeza. Yeza juga tadi ikut membantu masak di dapur.
"Ini kau yang masak?" tanya Daniel
Yeza mengangguk. "Ini dan ini masakan Yeza pa. Kalo yang ini masakan bi Uci." jawabnya
"Kalo gitu papa akan makan bikinan kamu." ucapnya.
" papa juga harus nyicipin masakan bi Uci." ujar Yeza.
"Iyaa papa akan cicipi." ujarnya
"Papa nggak kembali kekantor?" tanya Yeza. Setelah mereka selesei makan dan tengah melepas kerinduannya di depan televisi.
"Iya sebentar lagi." jawabnya
"Apa kau bahagia hidup disini nak?" tanya Daniel
Yeza mengangguk dan memberi senyuman yang sangat bahagia. Tak ingin menunjukkan wajah sedih di depan papanya
"Papa senang jika kau bahagia." ucapnya.
Daniel melihat jam tangannya dan segera pamit karena harus kembali kekantor
Yeza mengantar sampai depan rumah. Dan melihat papanya sudah masuk ke mobil. Yeza segera masuk kembali.
...***...
"Nara.. Antar aku ke toko berlian."
"Ta.."
"Cepat.. atau kamu mau aku pecat?"
'Selalu begitu ancamannya dasar Dirga.' gerutu Nara
Sepanjang jalan Dirga tersenyum seperti pria yang sedang jatuh cinta.
Dirga melihat interaksi antara anak dan ayahnya yang begitu sangat dekat. Sungguh Dirga sangat menginginkan hal seperti itu pada papanya
Hubungan Dirga dengan Boni biasa saja. Tidak seperti ayah dan anak. Memeluk juga jarang. Hanya dulu waktu Dirga kecil. Boni sangat menyayangi nya.
Dirga melihat deretan berlian yang sangat indah.
"Nara.. Carikan yang paling bagus" ucap Dirga
Dirga duduk di bangku. Sedangkan Nara masih memilih berlian yang bagus
"Pak ini?" tanya Nara
Dirga segera mengalihkan tatapannya dari ponsel. Dan melihat Nara menunjukkan berlian nya
"Terserah" jawabnya
"Duhhh.. Kalo terserah. Mana aku bisa pilih. Dasar bos arrogant" batin Nara
"Siapa sihh wanita yang betah sama pria macam dia?" batin Nara
Nara masih milih milih yang bagus. Sesuai keinginan bosnya.
"Yang ini mbak." tunjuk Nara
"Yang ini mbak. Sebentar yaa" jawab pelayan toko
"Pak.. Sini?" panggil Nara
Dirga segera berdiri menghampiri Nara.
"Ini pak. Nggak terlalu mencolok " ucap Nara
"Yaa terserah kamu." ucapnya lagi.
"Terserah terus.. emang ini kalung nya mau buat saya pak. Sebagai hadiah gitu? " tanya Nara kesal.
"Enak aja.. Itu bukan untukmu. Dah cepetan di bayar." ucapnya sambil menyerahkan kartu pada Nara.
Nara segera membayarnya.
Setelah itu mereka kembali ke kantor.
maap blm bs kasih rate krn bru baca bab 1🤗