Ketika sabar menjadi sadar, peduli menjadi diam maka kamu bebas sekarang.
Ketika Ia kecelakaan hampir merenggut nyawa dan kritis beberapa waktu,suaminya justru tidak peduli dan merawat wanita lain yang hanya demam biasa di rumah sakit yang sama.
Pada akhirnya Liliana menyerah karena tak pernah di anggap dan tak pernah mendapatkan respon balik, sekalipun nyawanya hampir melayang jadi Ia mengajukan perceraian mereka.
Namun Ketika Ia sudah memutuskan menyerah dan bercerai, suaminya tiba-tiba berubah dan ingin mempertahankan pernikahan mereka.
Akankah Liliana berubah pikiran untuk bertahan?
Atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hantari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Liliana pasti pulang
"Kok semalam kamu gak datang lagi?, katanya janji bakal datang temenin aku"
Bara memejamkan matanya mendengar omelan Laura dari balik telepon,tanpa mendengar lebih banyak omelan Laura lagi ia langsung menjauhkan telepon dari telinganya dan langsung menutupnya.
Willy sekretaris Bara yang berada di sana tersenyum miring, karna volume telepon Bara yang cukup keras membuatnya bisa mendengar omelan Laura."Tumben si bos, biasanya kalau wanita kesayangan itu marah pasti di bujuk dengan berbagai cara tapi ini langsung di matikan",ucapnya bergumam dalam hati.
Sementara Bara yang duduk di kursi kebesarannya memejamkan matanya sembari memijat pelipisnya sejak tadi,sejak pulang dari rumah sakit pagi tadi Ia jadi tidak bisa berhenti memikirkan Liliana, bagaimana keadaannya?apakah tidak ada cedera yang serius?Dia baik-baik saja kan?"
Kenapa Liliana tidak memberitahunya kalau dia kecelakaan?,bukankah bisanya Liliana selalu melakukan berbagai cara untuk menarik perhatiannya.Jika saja Liliana memberitahunya bukan kah hal itu bisa di jadikan sebagai cara yang bagus untuk menarik perhatiannya seperti sebelum-sebelumnya dengan banyak hal lainnya.
Kenapa dia tidak melakukannya?
"Apa dia marah pada ku?,tapi kenapa juga aku harus peduli dan tidak bisa berhenti memikirkannya begini,dia kecelakaan bukan karena aku juga"
Bara bergumam dengan penuh kekesalan,Ia begitu kesal karna Liliana membuatnya tidak bisa fokus bekerja sejak pagi tadi sampai sekarang.
"Maaf bos para direktur sudah berada di ruang rapat semua tinggal menunggu kedatangan anda"
Bara menghela nafas pelan,Ia tidak pernah seperti ini dimana Ia tidak bisa fokus dengan pekerjaannya sebelumnya apapun masalahnya bahkan ketika Ia dan Laura sedang bertengkar Ia tidak pernah setidak fokus ini,jujur saja Ia tidak suka dengan situasinya saat ini.
"Kita ke sana sekarang"
"Mari pak",Delon berjalan di belakang Bara yang selalu dengan wajah dingin dan datarnya."Ini si bos lagi mikirin nyonya Liliana atau Laura?"
"Tapi kalau mikirin Laura gak mungkin, karna tuan tidak pernah seperti ini meski sedang ada masalah dengan wanita itu"
Bara tiba-tiba berhenti membuat Delon yang tidak fokus hampir saja menabrak punggung tinggi tegap atasannya itu.
"Berhenti memikirkan apa yang tidak perlu kau pikirkan"
Delon merinding mendengar nada dingin dan mencekam bosnya itu.
"Maaf bos saya hanya sedang memikirkan sedikit masalah yang terjadi pada bo... maksudnya teman saya"
Bara kembali melangkah tanpa menanggapi ucapan Willy yang berusaha memberikan alasan.
***
Tidak seperti biasanya hari ini Bara pulang ke mansion sore hari,bahkan sebelum-sebelumnya jarang mendatangi mansion itu bahkan jika pulang pun akan selalu larut malam.
Para pelayan dan para penjaga di rumah itu sampai kebingungan di buatnya.
"Tumben sekali tuan pulang,mana cepet lagi pulangnya",ujar pak Tomo penjaga gerbang pada Hendro rekannya yang juga penjaga gerbang.
"Mungkin karena nyonya gak di sini lagi kali, makanya tuan mau pulang lebih awa,tau sendiri tuan paling gak suka sama keberadaan nyonya di sekitarnya"Budi tukang kebun juga ikut nimbrung setelah Bara masuk ke dalam mansion.
"Padahal nyonya sudah begitu sempurna tapi tuan masih tidak menyukainya,bukan hanya cantik nyonya Liliana juga sosok yang baik hati dan penyayang bahkan terlihat begitu mencintai tuan dan begitu perhatian pada tuan tapi sayangnya tuan tidak mencintainya bahkan tidak menginginkan keberadaannya",ujar Hendro dengan penuh dramatis namun tidak sepenuhnya karna Ia benar-benar sedih atas hubungan majikannya.
Sementara itu Bara yang baru saja masuk ke dalam langsung mencari-cari sesuatu di dalam mansion berharap menemukan apa yang Ia cari,namun nihil karna Ia hanya menemukan tiga pelayan di mansion itu.
"Bik dimana Liliana dia sudah pulang?"
Ketiga pelayan itu saling memandang satu sama lain dan menggeleng.
Ini adalah pertama kalinya Bara tuan mereka mencari keberadaan Liliana istrinya semenjak mereka menikah?,dan hal itu membuat ketiga pelayan itu syok sekaligus senang.
"Maaf tuan,sejak kecelakaan seminggu yang lalu nyonya tidak pernah kembali sampai saat ini saya juga tidak tau kalau nyonya sudah keluar dari rumah sakit apa belum, seharusnya kalau sudah keluar dari rumah sakit saya yakin nyonya pasti akan pulang kemari,mungkin saja nyonya memang belum keluar dari rumah sakit tuan"
Ujar bi Inah mewakili yang lain,Ia juga melihat wajah tuannya itu tidak bersahabat seperti sedang memikirkan banyak hal.
Bara merasakan sesuatu yang tak biasa,jika sudah keluar dari rumah sakit kenapa tidak langsung pulang?,"Dia sudah keluar dari rumah sakit"
Mendengar itu sontak ketiga pelayan itu terlihat senang dan langsung berterimakasih terlihat begitu terharu,namun tidak dengan Bara yang saat ini masih tampak begitu serius.
"Jadi sejak pagi tadi dia tidak datang kemari?"
"Tidak ada tuan"
"Lalu kemana dia pergi?"Bara bergumam kecil hampir tak di dengar oleh ketiga pelayan itu.
"Ya sudah,jika dia kembali suruh dia datang ke ruangan ku"
Bara masih yakin kalau Liliana akan kembali,Ia yakin kalau Liliana hanya pergi entah kemana sebentar setelah keluar dari rumah sakit.
"Baik tuan"Jawab ketiga pelayan itu bersamaan.
"Syukurlah nyonya sudah keluar dari rumah sakit",gumam Bi Inah dalam hati dengan begitu senangnya,Ia tidak sabar bertemu dengan Liliana untuk melihat keadaannya.
Sama seperti kedua pelayan lainnya,yang tidak sabar bertemu dengan Liliana sebab mereka rindu dengan Liliana yang selalu bersama mereka setiap hari di mansion itu menghabiskan waktu bersama dimana Liliana tidak pernah memberikan jarak antara mereka bahkan tidak mempedulikan status mereka.
Berbeda sekali dengan Laura yang setiap datang ke mansion itu selalu menganggap mereka rendahan bahkan sering kali merendahkan Liliana seenaknya dan sesuka hatinya melakukan apapun di rumah itu bersama Bara,namun Liliana menghadapinya dengan penuh kesabaran.
"Apa mungkin tuan merasa bersalah dan akan mulai menerima nyonya?"ucap Bi Inah kepada kedua rekannya itu.
Mereka bertiga tampak sangat senang,karna jujur saja mereka sangat mengidolakan majikan mereka itu karna menurut mereka Liliana dan Bara adalah pasangan yang serasi, satunya cantik dan baik hati dan satunya lagi tampan dan memiliki segalanya baik fisik dan materi.
Sesempurna itu Bara di mata siapapun,dan memang itulah kebenarannya dan tidak ada yang bisa menyangkalnya.
Bersambung...
🤭🤔 di lanjut ya Thor 🙏
lanjut Thor 💪😘🤗
harusnya kamu bilang pertemuan mu dengan laura