Pertemuan Jingga dengan seorang lelaki bernama Syahrul Ibrahim banyak merubah kehidupannya, yang semula ia pikir akan selama nya MENDUNG ternyata Allah memberikan pelangi yang begitu indah. Tak pernah Jingga merencanakan harus menikah dengan lelaki seperti apa Dan usianya BERAPA, yang ia Tau bahwa jingga membutuhkan seseorang yang dapat melindungi kehormatan dan kesucian dirinya. Kegigihan Arul mengejar Jingga karena ia Tau bahwa jingga layak untuk diperjuangkan, begitu pula dengan Jingga. Ia hanya mau BERJUANG dengan orang yang telah memperjuangkan DIRINYA, Jingga yaqin Arul jodoh yang dipilih untuk dirinya Dari Langit.
Arul sangat BAIK memperlakukan Jingga, walaupun ia seorang Duda. Tidak pernah sekalipun meminta sesuatu yang mengarah pada Hal yang MELECEHKAN Jingga, karena niat Arul adalah membawa Jingga kedalam ikatan suci yang penuh keridhaan-Nya.
Arul Tidak menawarkan CINTA yang sekadar kamuflase atau retorika, setelah mengatakannya selesai tanpa bukti. Arul terus membuktikan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butiran Debu03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Jingga, Arul dan Yusuf, ketiga adik-adik Jingga pulang kerumah orangtua mereka, mereka semua akan menginap disana. karena esok harinya mereka sudah harus kembali kepondok. Rencananya Arul dan Jingga yang akan mengantar mereka, sekalian menjenguk eyang nya yang sakit. Mereka telah sampai dirumah kedua orangtua Jingga....
"Assalamu'alaikum..." Ujar mereka
"Wa'alaikumussalam..." Jawab pak Andi, pintupun terbuka
"Anak-anak papa... masuk...masuk..." Senangnya pak Andi melihat anak-anak,menantu juga cucunya datang
"Iyaa pah...mama mana?" Tanya Umar
"Mama didapur nak, mama kalian kaya feeling gitu...mama masak banyak padahal kami hanya berdua" Jelas papa, kembar langsung berlari ke dapur, Bi Surti yang membantu dirumah hanya datang dari pagi sampai sore hari saja.
"Mamaa...kami datang" Mama menoleh keliru arah suara anak kembarnya, "MASYA ALLAH... kalian datang juga sayang", "iyaa mah..." Mereka mencium tangan mamanya Dan memeluknya, "sama siapa kesini nak...?" Tanya mama Riana, "Semuanya mah kecuali Ummi Azizah..." Jawab Uzaifa sambil nyomot perkedel dengan mulut mengunyah, Umar mengunyah Tempe goreng, "Yaa udah kalian kedepan dulu, nanti kita makan sama-sama yaa nak..." Kembar mengangguk, mama Riana meneruskan masak nya yang sudah mau selesai Dan bi Surti membersihkan sisa-sisa PERANG didapur.
"Assalamu'alaikum..." Ujar mama Riana, "Wa'alaikumussalam..." Jawab mereka kompak, Arul menyalami ibu mertua nya, begitu juga Yusuf dan Aidil, Jingga langsung memeluk mamanya dan berbisik "Mah...aku udah jadi istri sepenuhnya" Mama Riana mengurai pelukannya, menatap PUTRI semata wayangnya yang cantik, bukan hanya wajahnya tapi juga hatinya yang terlambat ia sadari "Alhamdulillah sayang, jadilah istri shaliha, patuh dan taati perintah suamimu sayang. Selama yang dikatakan suamimu Tidak melanggar syare'at Allah, Salah satu PINTU jannah yang akan mudah dimasuki seorang wanita sayang...walau mama pun Masih terus belajar juga sayang" Sambil mengelus wajah putrinya Dan mencium nya dengan kasih sayang yang sempat ia abaikan.
"Iyaa mah... nasihat mama akan selalu aku ingat, hidup ini memang tempat nya belajar. Kita semua berhenti belajar, setelah kita menghadap Allah... Mah...Ungge sayang mama" Ungge memeluk mama Riana dan menciumnya, "Mama juga sayang kamu nak...maafkan mama" Jawab mama Riana penuh kasih dan penyesalan. "Lupakan mah...kita buka lembaran baru yaa" mama Riana mengangguk, pak Andi Bahagia dengan perubahan sang istri. Semakin hari SIKAP nya semakin BAIK, istrinya telah kembali kesetelan awal.
Arul Bahagia melihat hubungan istri dan mama mertuanya semakin dekat. Semua itu dikarenakan HATI sang istri yang begitu luas dan pemaaf. Selama kesalahan itu Masih bisa ditolerir. Apalagi terhadap orangtua, ibu yang telah melahirkannya, memberinya ASI, yang mengajarkannya dari Tidak bisa bicara sampai bisa bicara, mengajarkannya berjalan, meninggalkan makanannya disaat melihat anaknya PUP Dan membersihkannya tanpa jijik, merawatnya disaat sakit, menyembuhkan Luka dihati saat disakiti oranglain, membelanya disaat ada yang menghakimi. Itulah jasa orangtua kita, yang tak bisa kita bayar dengan APAPUN sekalipun seluruh isi dibumi ini diberikan, tak akan CUKUP untuk membayarnya jasa orangtua kita. "Nikmat Tuhan mu yang manakah yang engkau dustakan?" [Surat Ar Rahman].
"Gimana kondisi toko motor papa...?" Tanya Arul pada ayah mertuanya, "Semakin sepi mas, udah banyak saingan. Papa berpikir mau tutup aja, karena biaya operasionalnya Dan tempat sewa semakin tinggi. Ga SESUAI dengan yang didapat...". Jelas pak Andi yang Masih bisa tersenyum saat menceritakan kondisi toko nya.
Feeling Arul benar, ayah mertuanya sedang kesulitan. Pak Andi bukan tipe mertua yang memanfaat menantu Dan anaknya, baginya beliau anak-anak nya baik-baik saja sudah CUKUP membuatnya tenang dan Bahagia.
"Lalu apa rencana papa selanjutnya..."Tanya Arul lagi, ia melirik istri tercintanya ada DIBALIK gorden jendela mendengarkan. Istrinya sosok yang sangat peka dengan kondisi siapapun, ia bisa memikirkannya terus-menerus.
"Haah... yaa papa rencananya menutup total toko itu, kami sepakat mau buka toko sembako aja mas dirumah. Karena mama kesepian, anak-anak udah ga tinggal dengan kami. Papa pikir ada baiknya gitu, jadi kami TETAP ada kegiatan sekaligus pemasukan nak" Jelas pak Andi panjang lebar, Arul kagum dengan ayah mertuanya. Arul berdiri melihat rumah mertuanya dengan intens, karena pak Andi mau buka toko dirumahnya. Lalu Arul berkata "Baik pah...Arul setuju ide papa, insya Allah besok saya buat gambarnya Dan papa lihat. Kalau papa setuju, langsung dikerjakan agar LEBIH cepat toko sembakonya buka. Saya lihat disini jauh belum ada yang buka yaa pah, apa lagi pas dijalan raya begini. Strategis tempatnya...insya Allah berkah pah" Arul antusias dengan rencana mertuanya.
"Jangan mas...kamu udah banyak bantu kami, biar papa dan mama buka toko nya seadanya dulu..." Arul memotong "Maaf pah, belum seberapa yang saya berikan pada papa Dan mama. Sedangkan papa dan mama dengan ikhlas memberikan PUTRI papa pada saya, izinkan saya berbakti pada papa Dan mama. Karena orangtua Jingga adalah orangtua saya juga pah...Bahkan kedudukan mertua LEBIH diatas kedudukan orangtua kandung saya sendiri...anggap saya anak kalian juga pah" Pak Andi memeluk menantunya meneteskan airmata, beliau mengucap syukur tak henti-henti nya kepada Rabb-Nya yang terus melimpahkan kebahagiaan.
"Seandainya bang Aldi bisa bersikap baik pada semua adik-adik nya, Jingga mau membantunya pah... HATI PUTRI papa entah terbuat dari apa, kadang saya aja bingung pah..." Pak Andi tertawa pelan, "Iyaa Ungge mirip dengan papa, ga bisa lama-lama marahnya. Apalagi menyimpan dendam, papa ga bisa mas begitulah Ungge...yaa WALAUPUN papa sadar SIKAP seperti itu ga BAIK juga, karena akan mudah dimanfaatkan orang jahat... Sebab itu Allah kirim kamu untuk menjadi suami PUTRI papa dan menantu papa, tujuannya untuk mengingatkan papa dan Ungge...mas" Tulusnya Ungkapan HATI mertuanya, Arul tersenyum mengangguk.
"Mas... papa...kita makan dulu yaa, ngobrol dilanjut lagi nanti" Ujar Jingga, Arul dan pak Andi menjawab kompak "Iyaa sayang..." Mereka tertawa bersama, Jingga geleng-geleng melihat keakraban suami dan papanya. "Meja makan nya ga CUKUP mas, kita makan disini aja yaa lesehan" Jingga merasa ga enak pada sang suami, "Ga apa-apa sayang...makan begini MALAH ENAK, kumpul orangtua juga anak-anak dan adik-adik" Arul meredakan rasa nggak enak istrinya, "Ada yang kurang ka..."Ucap Umar, disaut Uzaifa "iyaa benar ka...", Arul bertanya "Siapa dee...? Bang Aldi ?"...."issh ...bukan kaa...tapi Ummi Azizah..."Jawab Umar, "insya Allah nanti ummi menemui kalian....sekarang kita makan dulu sayang" Jingga menenangkan adik kembarnya. Tiba-tiba terdengar ada Mobil yang berhenti DIDEPAN rumah "Assalamu'alaikum...." , "Wa'alaikumussalam... Mama??" Jingga yang menyambut senang Dan memeluknya "baru aja kembar bilang kumpul gini ada yang kurang,ummi Azizah ga ada...Eeh tiba-tiba mama datang....", "mama mau kasih surprise untuk kembar sayang..." Jelas mama Azizah tertawa kecil.
"Mari mbak sekalian makan..."Tawar papa "Sini...sini... mbak" mama Riana mengajaknya duduk disebelahnya, "Mau makan sama lauk apa mas...?" Tanya Jingga, "Semuanya sayang..."Jawab Arul, "Hah?? Ini banyak macam sayang...beneran semuanya??" Terkejut Jingga, Arul MALAH nyengir "Semuanya kesukaan mas sayang..." Jingga melihat kelauk yang mamanya masak, "owh ini sukanya SUAMIKU"batin Jingga. "Baiklah sayang..."Jingga mengambilkan lauk yg ada 5 macam, lodeh, Balado udang kentang, perkedel kentang daging, Tempe goreng, bakwan jagung. "Ini sayang.... Habiskan loh..", "iyaa istriku sayang..." Arul berdoa lalu makan, Jingga berjaga-jaga kalau suaminya Tidak habis makanannya, ia yang akan menghabiskan. "Kamu ga makan sayang...??" Tanya Arul heran, "Belum lapar sayang...." Jawab Jingga berbohong, tiba-tiba Arul menyuapin nya "BACA doa dulu sayang, mas suapin..." Jingga pasrah akhirnya menerima suapan Dari suaminya, yang ada diruangan itu hanya tersenyum melihat mereka berdua.
Yusuf Bahagia melihat Abi nya Tidak lagi seseram dulu, wajah abi nya sekarang selalu tersenyum. Tapi Tidak menghilangkan ketegasannya dan kharisma nya, Yusuf sangat mengkagumi Abi nya. Karena Abi nya bukan orang yang suka mengatur, LEBIH kepada mengajaknya berdiskusi disaat Yusuf menginginkan SESUAI. Yusuf ingin seperti Abi nya, semua gerak gerik Abinya selalu ditirunya.
"Kalian nginap disinikan sayang...??" Tanya papa pada Jingga, "Iyaa pah...besok berangkat Dari sini, papa mama Dan mama Azizah mau ikut juga...??" Tanya Jingga, "Iyaa pah mah ikut aja... Saya udah sewa kereta api, jadi ada kamarnya, sampai disana Mobil udah tersedia..." Arul telah menyiapkan dengan sangat detail. Papa memandang arah mama Riana, "Ikut yaa mah, pah...moment bagus anter kami kepondok..." Rengek Umar, "Iyaa pah ikut yaa, maa..." Saut Uzaifa, "Baiklah nak, papa Dan mama ikut ...." Mengelus kepala kedua anak kembarnya, mama Riana tersenyum. "Ummi juga ikutkan...?? Ikut yaa umm...! Bro Yusuf aja ikut loh ummi" Paksa sikembar pada mama Riana. Arul dan Jingga tersenyum melihat kedekatan adik-adiknya pada mama mertuanya. "hemm...okeh lah...oke lah... Ummi ikut... Tapi ummi ga nginap disini yaa sayang, ummi mau urus kerjaan dulu sebelum kita pergi besok...." Jelas mama Azizah, "Alhamdulillah...yaa ummi" kompak jawaban sikembar.
***
Arul dan Jingga sudah masuk kamar Jingga, ternyata kamar Jingga Tidak ditempati Aldi. Papa Tidak mengizinkannya, Aldi TETAP dikamar nya setelah menikah. Mama yang menceritakan ke Jingga, "mas aku ganti dulu sprei nya, biar kamu nyaman" , "mas aja yang gantiin, mana sayang spreinya...?" Arul yang mengganti, dirumah mertuanya lantai 2 ada 4 kamar. Kamar mandi didalam hanya kamar Jingga Dan kamar mertuanya. Kamar mandi diluar kamar ada di lantai 1 Dan juga lantai 2. Yusuf memilih satu kamar dengan Aidil, Umar dengan Uzaifa.
Aidil menggetuk PINTU kamar Jingga "Ka Ungge...maaf aku ganggu", Ujarnya, "Kenapa dee... Ga ganggu kok, hanya lagi beres-beres.."Jawab Jingga, "Hemmm...Ada tamu ka, tamu itu mencari kamu" Jelas Aidil ragu-ragu, Jingga melihat ekspresi adiknya berbeda. Arul mendengar Dan keluar kamar, istri dan adik iparnya ternyata Masih DIDEPAN kamar berdiri. "siapa tamunya dee ...? Lelaki...?" Tanya Arul tegas, "Iyaa kaa...", "setinggi saya orang nya Dan Wajah Timur tengah dee...?" Aidil mengangguk, "Kamu disini aja sayang, jangan turun...!" Tegas Arul pada istrinya Dan mencium kening istrinya, "Ayoo dee...lelaki itu yang mau menculik kakakmu...", Aidil terkejut
"Seriusss kaa...?? Emang dia siapa ..??" Aidil penasaran, "Aldi pernah menjual Jingga ke dia, Dan kamu yang menolong Jingga...dia Masih penasaran...nanti aku ceritakan..." Aidil terdiam.
"Ada apa lagi BAJINGAN...!" Omar menoleh terkejut, "Ehh tinggal disini anda...? Ini rumah orangtua nya Jingga...!", Arul bertanya lagi "Ada apa lagi BAJINGAN...!, Arul hendak menghajarnya, "Wow...wow ... slowly bro... Pertemukan saya sekali aja dengan Ungge, saya janji setelah itu saya Tidak akan datang lagi. Saya akan pergi jauh sejauh-jauhnya... Please, I'm promise...!" Pinta Omar serius, Arul menaikkan Alisnya menatap intens wajah Omar, mencoba mencari kejujuran diwajahnya. "Please I'm promise... Trust me...bro!" Omar menaikkan Dua jarinya.
Arul berpikir sedangkan Yusuf dan Aidil Tidak mau mempengaruhi keputusan Abi dan kakak iparnya, Arul angkat bicara lagi "Apa jaminan untuk saya...?!" Arul berdiri dengan tegap, sorot matanya seperti elang. "Whatever ....what you want...bro" Tantang Omar, "Don't call me bro...! I want your tongue...!" Arul menunjuk mulut Omar lalu menyeringai, "What...??? Are you crazy...?!" Omar terkejut, ternyata lawannya dapat membaca pikirannya, hendak licik padanya. "Terserah ..kalau mau itu...! Isi kepala mu terbaca...!" Jawaban Arul santai sambil melipat kedua tangan nya, lalu menoleh kearah anak dan adik iparnya, arul tersenyum pada Yusuf dan Aidil, Yusuf dan Aidil semakin kagum pada Abi dan kakak iparnya. Mertua Dan adik kembar iparnya melihat Dari ruang tamu, karena Arul dan Aidil melarang mereka keluar. Pak Andi sangat percaya pada menantu nya, rasa kagum itu semakin besar pada menantunya.
"Okay... Deal, I'm agree with your wishes!" Omar menyerah dulu, karena Rasa kangen pada Ungge sudah diubun-ubun. Tapi Arul dan anak buahnya sudah siap siaga, Omar sudah lebih dulu membawa anak buahnya. Arul hanya berbuat SESUAI yang dibuat lawannya.
"Okay...Deal...Lelaki sejati menepati janjinya...!" Ujar Arul penuh penekanan dan ketegasan, baru Kali ini Omar merasa mendapat lawan yang sepadan. Waktu pulang Dari cafe xxx, ia nyaris mati mobilnya masuk laut. Untungnya Anak buahnya cepat menolongnya, bahkan kabar itu Arul mengetahui nya Omar Masih hidup dan Arul telah siap untuk bertarung selanjutnya dengan Omar .Arul melihat kearah Aidil Dan Aidil pun paham mengangguk, Aidil jalan lalu menaikki anak tangga kelantai dua untuk menjemput kakaknya.
"Kaa..." Jingga membuka pintunya, "Kenapa dee..?", Tanya Jingga, "ka Arul menyuruh aku membawa mu kebawah...", "Baiklah dee....tunggu yaa", "iyaa ka...aku tunggu" Aidil menunggu kakaknya diruang tamu lantai dua, setelah 5 menit, Jingga keluar dengan gamis syar'i hitam dengan niqab nya bahkan ia memakai sarung tangan. Tetapi matanya TETAP memancarkan DIBALIK niqab (purdah) pemilik wajah yang cantiq. "Hayoo dee..." Ajak Jingga, "Okay kaa..."Aidil berjalan lebih dulu, Laki-laki adalah pemimpin bagi wanita, maka disaat jalanpun lelaki harus DIDEPAN.
Setiba Jingga dilantai satu, Arul langsung sigap menghampiri Jingga dan merangkulnya dengan erat. Tetapi Jingga justru menggenggam tangan Arul bergeser dibelakang tubuh Arul, karena Jingga melihat ada Omar. Arul semakin kagum dengan istrinya, "Ungge.... cantiq sekali kamu...aku rinduuu ungge .... Ungge..." Omar langsung Tidak bisa terkendali setelah Jingga muncul. Aidil Dan Yusuf langsung menahannya, "okay okay ...lepaskan saya" pinta Omar, Omar menatap Jingga beberapa menit dan Omar semakin berambisi untuk mendapatkannya. Jingga berbisik "Mas...aku ga nyaman", Arul langsung berbalik badan dan mencium kepala istrinya "iyaa sayangku..." Jawab Arul, "Dee tolong antarkan kakakmu keatas..."Ujar Arul, Aidil mengangguk berjalan menggandeng kakaknya, Yusuf dan Arul menghalangi Omar Dari Jingga.
Omar panas hatinya melihat pemandangan Arul mencium kepala Jingga, Omar protes dan berteriak "Nanti dulu saya mau bicaraaaa... Unggeee saya mencintaimu...! Jangan buat saya nekad ungge...saya Tau kamu dengar Ungge...!" Aidil sudah membawa Jingga masuk dan naik kelantai dua. "Diam...!! Jangan berteriak....!!Sudah ketemu...kan?! lelaki sejati menepati janjinya...!" Tegas Arul. "OK....I'm leaving now...!" Omar menatap tajam Arul "good..." Jawab Arul singkat sambil membuka satu tangannya menyuruh Omar pergi. Pada akhirnya Omar pun pergi. Walau ia Tau Omar akan datang lagi sampai ambisinya terpenuhi, dan Arul telah menyiapkan diri waktu itu tiba.
Arul memerintahkan pada seluruh orang-orang kepercayaan nya TETAP siaga dan memperketat penjagaan nya, karena lawannya sosok ambisius. Orang kalau sudah obsesi maka akal sehat nya Tidak lagi BERFUNGSI dengan baik, ia justru merasa iba pada istrinya yang Tidak bisa hidup dengan tenang. Tetapi istrinya selalu mengatakan, hidup tempatnya ujian, tempatnya lelah-lelah. Siapapun yang mengaku beriman kepada Allah pasti Allah akan mendatangkan ujian sebagai bukti KEIMANAN.
Bersambung