NovelToon NovelToon
Janji Yang Kau Ingkari

Janji Yang Kau Ingkari

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Wanita Karir / Penyesalan Suami
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.6
Nama Author: husna_az

Adisti sudah mengabdikan hidupnya pada sang suami. Namun, ternyata semua sia-sia. Kesetiaan yang selalu dia pegang teguh akhirnya dikhianati. Janji yang terucap begitu manis dari bibir Bryan—suaminya, ternyata hanya kepalsuan.

Yang lebih membuatnya terluka, orang-orang yang selama ini dia sayangi justru ikut dalam kebohongan sang suami.

Mampukah Adisti menjalani kehidupan rumah tangganya yang sudah tidak sehat dan penuh kepalsuan?

Ataukah memilih berpisah dan memulai hidupnya yang baru?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husna_az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Berbohong

"Baguslah kalau begitu, karena memang aku juga tidak membawa oleh apa-apa," jawab Adisti dengan sengaja.

Dia juga tidak peduli apa yang dipikirkan oleh sang mertua. Baginya itu sudah tidak terlalu penting. Wanita itu yakin setelah ini Lusi akan meminta uang padanya, entah alasan apalagi kali ini yang akan dibuat wanita paruh baya itu. Acara tujuh bulanan istri siri Bryan tinggal dua hari lagi, pasti akan sangat banyak sekali yang mereka butuhkan.

Uang dari mana lagi kalau bukan dari dirinya. Dia baru teringat jika sebelum ke luar negeri, mertuanya sempat mengatakan bahwa dia membutuhkan uang yang cukup banyak untuk modal usaha, entah jadi apa sekarang usaha itu.

"Adisti, kamu sedang merasa tidak enak badan, ya?" tanya sang mertua membuat Adisti mengerutkan keningnya.

Wanita itu merasa keadaannya sangat baik, kenapa bertanya seperti itu? Padahal mereka tidak saling bertemu, kenapa bisa sang mertua bertanya seperti itu. Namun, dia masa bod*h, terserah mereka mau berpikir seperti apa.

"Aku sehat, Ma. Selalu sehat meskipun aku harus kerja keras banting tulang tidak masalah. Aku dari kecil sudah terbiasa terlatih dan tidak akan mudah tumbang."

"Baguslah kalau seperti itu, Mama sedikit khawatir karena cara kamu berbicara tidak seperti biasanya."

Adisti tersenyum sinis, akhirnya wanita itu merasa juga dengan hanya mendengar suaranya. Tidak lama Adisti bersikap biasa saja mungkin karena terlalu lelah bekerja, hingga membuatnya malas untuk berdebat. Mama Lusi pun menanyakan beberapa hal yang menurut Adisti tidak terlalu penting. Hingga akhirnya Lusi mulai melancarkan aksinya dengan menjual kesedihan.

"Adis, boleh nggak Mama minta bantuan sama kamu? Ini sesuatu yang penting, kalau tidak penting mana mungkin Mama minta bantuan sama kamu."

"Iya, Ma. Memang Mama minta bantuan apa? Kalau bisa aku pasti akan bantu, tapi kalau memang tidak bisa aku juga minta maaf."

"Pasti kamu bisa, kok! Hanya kamu menantu Mama yang bisa diandalkan, kamu satu-satunya orang yang selalu membantu Mama dalam keadaan apa pun." Lusi masih saja berbelit-belit, membuat Adisti semakin muak.

"Katakan saja ada apa, Ma? Ini aku sebenarnya sedang ada pekerjaan penting, tidak bisa lama-lama," ucap Adisty yang sengaja ingin segera mengakhiri panggilan.

Dia sudah mendengar basa-basi dari mertuanya, andai saja itu orang lain sudah pasti dia maki habis-habisan. Wanita itu tidak suka, ternyata sikapnya selama ini hanya pura-pura saja. Kebaikannya hanya dimanfaatkan saja. Sungguh kurang baik apa Adisti selama ini.

"Ini, Nak. Adiknya Bryan bulan ini harus segera membayar semester, tapi saat ini Ibu sedang tidak punya uang, bisakah kamu membantu Mama untuk membayarnya. Meskipun itu hanya setengahnya saja tidak apa-apa, asal ada uang yang disetorkan," ucap Lusi dengan sedikit memelas.

Biasanya dengan cara seperti ini Adisti akan luluh begitu saja, tetapi sekarang jangan harap semua itu akan bisa terwujud. Wanita itu sudah menjadi orang lain jadi, jangan samakan dia seperti sebelumnya.

Adisti menyeringai sinis, pandai sekali sang mertua berakting. Andai mereka berada di tempat yang sama, ingin sekali dirinya mencakar wajah sang mertua, yang selama ini sudah bermuka palsu jika di depannya.

"Maafin aku, Ma, tapi aku tidak bisa membantu Mama dan Erick. Saat ini aku juga sedang membutuhkan banyak uang untuk fashion show-ku selanjutnya. Untuk mempersiapkan semua hal itu butuh modal yang besar. Aku tidak bisa mengeluarkan uang sembarangan, aku saja sampai menjual mobil kedua orang tuaku untuk tambahan kekurangan uang," ucap Adisti yang sengaja ingin mendengar apa tanggapan sang mertua.

Lusi diam melongo, saat mendengar jika mobil yang selama ini dipakai putranya terbang begitu saja. Selama ini dia berpikir jika mobil itu sudah diberikan pada Bryan, nyatanya sekarang akan dijual.

"Apa kamu akan menjual mobil orang tuamu yang dipakai Brian selama ini? Bukankah kamu bilang mobil itu kenang-kenangan orang tuamu dan tidak akan pernah dijual? Kenapa sekarang berubah?"

"Aku terpaksa melakukan itu karena memang sangat membutuhkan uang. Lagi pula kenanganku bersama orang tuaku sangat banyak jadi, bukan hanya mobil itu. Mungkin memang sudah saatnya juga mobil itu dijual."

"Lalu Bryan ke kantor naik apa?"

"Kan ada motornya Bang Bryan di garasi, sudah lama juga nggak dipakai. Sayang 'kan daripada nanti mesinnya rusak jadi, lebih baik digunakan lagi," sahut Adisti dengan mencoba menahan tawa.

Bisa dipastikan jika saat ini Lusi ingin marah pada menantunya. Namun, wanita itu mencoba untuk menahan emosinya. Dia masih memerlukan uang dari Adisti, tidak ingin sumber keuangannya hilang begitu saja. Sejujurnya dalam hati wanita itu merasa bersalah pada Adisti karena memang selama ini sang menantu sudah sangat baik padanya.

Namun, di sisi lain sebagai seorang ibu dia juga ingin anaknya bahagia dan dirinya bisa memiliki cucu juga. Lusi yakin jika nanti Bryan ketahuan sudah menikah lagi, pasti Adisti tidak mau diceraikan. Apalagi saat semua hartanya sudah jatuh ke tangan Bryan dan dia bisa dengan sesuka hati melakukan apa pun yang diinginkan.

"Kenapa tidak mobilmu saja yang dipakai Bryan untuk pergi ke kantor. Kamu 'kan bisa naik taksi online."

"Itu mobilku, aku membelinya dengan uangku sendiri tanpa campur sepeser pun uang masuk Bang Bryan. Kalau Bang Bryan mau pakai mobil, sebaiknya dia beli sendiri atau mobil Erick saja yang dipakai untuk ke kantor."

"Mobil Erick? Mobil yang mana?" tanya Lusi dengan wajah bingungnya.

"Bukannya Bang Bryan pernah membelikan Erick mobil? Bahkan Bang Bryan minta uang tambahannya padaku. Apa jangan-jangan Bang Bryan tengah bohong padaku? Dia sebenarnya tidak pernah membelikan mobil pada adiknya?" tanya Adisty yang berpura-pura kebingungan. Padahal dia sudah tahu untuk siapa mobil itu.

"Oh iya, benar. Mama sampai lupa kalau Erick punya mobil karena memang dia jarang sekali pulang jadi Mama lupa. Dia sekarang tinggal di kos-kosan, tapi kayaknya Erick nggak akan meminjamkannya pada kakaknya. Bryan 'kan sudah membelikan mobil itu untuk adiknya, tidak mungkin juga dia mengambilnya lagi."

"Ya ... itu bukan urusanku, yang jelas aku sudah menjual mobil itu dan aku juga tidak mungkin pergi dengan menggunakan taksi online. Sudah tidak ada yang ingin dibicarakan, kan, Ma? Aku masih ada pekerjaan yang belum selesai. Mengenai uang kuliah Erik, Mama minta saja sama Bang Bryan. Dia 'kan uangnya banyak, aku saja tidak pernah meminta uang belanja padanya. Pasti tabungannya sudah gendut. Aku tutup dulu ya, Ma, assalamualaikum."

Adisti menutup panggilan begitu saja tanpa menunggu jawaban dari sang mertua. Terlalu malas berbicara dengan wanita licik seperti mereka. Andai saja dia tidak memiliki keperluan lain, sudah pasti wanita itu akan memaki-maki mereka. Adisti tidak mau sang suami seenaknya saja melakukan semuanya tanpa memikirkan perasaannya selama ini.

1
niktut ugis
security lebih waras otaknya daripada si bryan
niktut ugis
eh si pelakor uring²an
Soraya
mampir thor
Nurhayati Nia
pagar makan tanaman kamu mah arsyla
Nurhayati Nia
mampir thorr
Dini Mariani s
Buruk
Dini Mariani s
cerdik Adisti...lanjut thor
vi
karyamu bagus Thor
Iyas Masriyah
Luar biasa
Iyas Masriyah
Lumayan
C I W I
Luar biasa
abu😻acii
aku suka karakter wanita tanguh ngk lemah👍
Dewa Dewi
iya betul
Warijah Warijah
Terimasih Thor novelnya, tetap semangat ya /Drool//Drool//Drool/
Warijah Warijah
Terimasih Thor novelnya, tetap semangat ya /Drool//Drool//Drool/
Reader
knp mesti selalu drama 'nolak dibawa ke RS' sii, dah pingsan jugaaa🤭
Hanisah Nisa
thanks Thor...
Putu Suciptawati
lanjut lanjut
Putu Suciptawati
akhirnya yg ditunggu2 up juga🙏🙏🙏
Hanisah Nisa
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!