NovelToon NovelToon
Perjuangan Cinta Sang Ceo

Perjuangan Cinta Sang Ceo

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:1.2M
Nilai: 5
Nama Author: Susi Nya Sigit

Jatuh cinta tidak mengenal pada siapa bersemi, termasuk pada office girl nya sendiri. Namun, takdir begitu rumit menyatukan mereka berdua.

Amalia yang notabenenya bukan kalangan berada, membuat Ayahnya Angga sulit memberi restu untuk mereka. Di tambah lagi, dendam kusumat dari masa lalu orang tua mereka. Menjadi mempersulit, untuk mereka bisa bersama.

Seiring berjalannya waktu, Angga bisa menghapuskan dendam antara orangtuanya dan orang tua Amalia. Sehingga merubah keputusan orang tua mereka untuk merestui hubungan mereka berdua. Tapi masalah lain datang, saat Angel membawa berita mengejutkan untuk semua.

Saling cinta tapi tak bisa bersatu, itu menyakinkan untuk keduanya. Takdir mempertemukan kembali mereka berdua lewat anak-anak mereka.

Akankah Amalia dan Angga bisa bersatu kembali?
Temukan jawabannya di novel "Perjuangan cinta sang CEO"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susi Nya Sigit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehilangan jejak

"Pak, Pak Angga! bangun Pak." Niko membangunkan Angga yang terus-menerus menyebut-nyebut nama Amalia.

Suara dari Niko membuat Angga tersadar dari mimpinya. Perlahan ia buka matanya. Dirasanya sudah terbuka sempurna, dia terkejut saat melihat assistennya itu sudah ada disana.

"Nik, kamu udah ada disini?" Angga mulai bangkit dari tidurnya.

"Ini sudah jam sembilan Pak," ujar Niko tersenyum kearah Angga.

"Apa!!" Angga melihat jam ditangannya untuk menyakinkan apa yang di bilang Niko itu benar adanya. "ternyata tadi cuma mimpi" batin Angga.

"Dimana Amalia?" tanyanya kemudian pada Niko.

"Saya juga tidak tahu Pak, saat saya masuk pintunya tidak terkunci." Ucapan Niko lantas membuat Angga sedikit terkejut. Angga kemudian berdiri dan mulai berjalan ke kamar tempat Amalia tidur.

"Sayang!" racaunya masuk ke kamar.

"Sayang!" Angga mengedarkan pandangannya untuk mencari gadis yang dicintainya itu. Setiap sudut ruangan tak lepas dari pandangan nya. Namun Amalia tidak ada disana. Angga kemudian keluar menuju ke dapur. Tapi Amalia pun tidak ada disana. Puas mengelilingi semua ruangan yang ada di rumah itu. Angga kemudian kembali ke ruang tamu. Niko juga turut membantu mencari keberadaan Amalia. Tapi hasilnya sama, dia juga tidak menemui keberadaan gadis itu.

"Dia pergi lagi Nik!" ujar Angga dengan nada lemas.

"Bapak tenang dulu ya Pak." Niko berusaha menenangkan atasannya itu.

"Dia pergi lagi dari saya Nik." Angga kembali masuk ke kamarnya Amalia. Dia berharap akan menemukan petunjuk disana.

Saat masuk ke kamar itu, pandangan Angga tertuju pada sebuah lipatan kertas yang ada di meja rias. Angga kemudian mendekat ke arah meja rias itu. Di ambilnya lipatan kertas itu, kemudian dibukanya oleh Angga. Ternyata itu tulisan tangan Amalia untuk Angga.

"*Maafkan saya Pak. Kita tidak mungkin bisa bersatu. Lebih baik Bapak menikah dengan gadis yang direstui oleh orang tua Bapak. Bapak terlalu sempurna untuk saya. Selama ini saya bohong pada Bapak. Saya tidak pernah mencintai Bapak.... tidak pernah... Lupakan saya... Untuk anak yang ada dijanin saya, anggap saja dia tidak pernah ada.

Tertanda

Amalia*

Usai membaca surat itu, perlahan air mata Angga jatuh. Dia mencoba menelaah setiap kata-kata yang tertulis disurat itu. Ada satu kata yang membuat Angga tidak percaya. Dia mencoba tidak percaya dengan kata-kata itu. Tapi pikirannya tertuju pada setiap kejadian yang dia alami. Kepergian Amalia kali ini benar-benar memporak-porandakan hatinya. Angga bahkan mengira kalau Amalia tidak pernah mencintainya selama ini. Sesuai dengan apa yang tertulis di surat itu.

Perlahan surat itu diremas oleh Angga. Dilemparnya remasan kertas itu di kaca. Kepercayaan diri Angga mulai menghilang. Yang tersisa saat ini adalah sebuah kekecewaan. Kecewa karena dia tidak berhasil bersatu dengan Amalia atau kecewa karena dia mengetahui kenyataan kalau Amalia tidak pernah mencintainya.

Niko yang khawatir dengan keadaan atasannya itu, akhirnya menyusul ke kamar. Dia melihat Angga yang sedang bergerumung dengan air matanya. Niko kemudian mendekat.

"Pak apakah ada petunjuk mengenai keberadaan Amalia?" tanya Niko sedikit ragu.

Angga menoleh kearah Niko. Dia tersenyum, senyum mengejek untuk dirinya.

"Dia pergi karena tidak ingin hidup bersamaku." Kata-kata itu lolos dari mulut Angga. Kemudian dia duduk di kasur, pandangannya pun menerawang ke semua kejadian yang dialami dia dan Amalia. Saat pertama kalinya Amalia meninggalkan nya, kemudian dia menemukannya di pesta itu. Tapi setelah itu Amalia pergi lagi darinya, dia masih bisa menemukannya melalui bantuan Niko. Dan sekarang Amalia pergi lagi darinya. Angga mulai berfikir kalau Amalia memang tidak pernah mencintainya. Mengingat semua kejadian itu.

"Dia tidak pernah mencintaiku," racaunya membuat Niko sedikit canggung. Dia ingin mengutarakan pendapatnya, tapi takut jika Angga tidak bisa menerimanya.

"Dia pergi, bahkan dia tidak ingin saya bertanggungjawab atas janin yang ia kandung!"

"Pak, apa Bapak yakin kalau Amalia tidak mencintai Bapak? Tapi saya bisa melihat ada cinta di mata Amalia untuk Bapak. Cara dia menatap Bapak, itu bukan tatapan biasa, Pak." Niko berusaha menyakinkan Angga yang ragu dengan cinta Amalia.

"Apa Bapak tidak bisa melihat itu?" Angga kemudian mengingat kejadian semalam. Kejadian saat Amalia begitu menikmati ciumannya. Sampai-sampai mereka hampir lepas kendali. Pikiran nya sedikit mulai terbuka. Mana mungkin Amalia menikmati ciuman itu kalau dia tidak mencintainya.

"Saya yakin, ada alasan yang membuat Amalia pergi meninggalkan Bapak!" sambung Niko lagi.

"Kamu bener Nik, terimakasih ya kamu sudah membukakan hati saya." Angga kemudian menatap Niko, Niko hanya tersenyum melihat atasannya yang mulai terlihat tenang.

"Sekarang kita harus mencari Amalia dimana, Nik?" tanya Angga mulai pesimis.

"Apa mungkin Amalia pergi ke Bogor, tempat orang tuanya?" terka Niko menduga-duga.

"Bisa jadi, Nik. Lebih baik kita kesana sekarang juga." Angga dan Niko kemudian pergi dari rumah Bi Rumi menuju ke Bogor, tempat tinggal orang tua Amalia.

Dengan mengendarai mobil Niko, mereka berangkat ke Bogor siang itu juga. Satu-satunya harapan Angga menemukan wanita yang dicintainya itu ya di rumah orangtuanya. Dia tidak punya alternatif tempat lagi selain ke Bogor.

Kira-kira menempuh waktu Tiga jam setengah mereka sampai di desa Purasari, kecamatan Leuwiliang. Dengan melewati jalanan yang menanjak, membuat mereka sedikit lambat sampai di rumah orangtua Amalia. Sebuah desa yang dikelilingi hijaunya perkebunan teh, memanjakan mata yang melihatnya. Udara di sana masih sangat sejuk, beda jauh dari udara ibukota yang sudah banyak tercemar polisi. Mereka di sambut dengan para pemetik teh yang menatap heran saat ada orang kota datang ke desanya.

Niko menghentikan mobilnya disana untuk menanyakan rumah pak Sapta, orang tua Amalia. Salah seorang pekerja menghampiri mobil mereka. Mereka berdua turun dari mobil.

"Ada yang bisa saya bantu Pa?" sapa nya ramah.

"Oh iya Pak, kami dari Jakarta. Kami ingin mencari rumahnya Pak Sapta. Apa Bapak tahu dimana rumahnya?" tanya Niko dengan sopan.

"Oh Pak Saptaradja ya!" mereka berdua mengangguk.

"Kebetulan beliau bekerja di sini. Sebentar saya panggilkan dulu." Orang itu berlari menuju ke perkebunan teh, di mana para pekerja itu sedang memetik daun teh untuk memanggil pak Sapta.

Selang beberapa menit, orang itu datang membawa seorang pria paruh baya dengan caping ditangannya.

"Punten, ada keperluan apa ya mencari saya?" tanya pak Sapta sedikit bingung ketika temannya memberitahu kalau ada orang dari Jakarta yang mencarinya.

"Perkenalkan saya Angga, dan ini Niko. Assisten saya." Angga mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh pak Sapta.

"Saya Pak Sapta."

"Bisa kita bicara di rumah Bapak?"

"Oh iya, mari. Tapi sebaiknya kita jalan kaki saja kesana. Karena jalannya sedikit sudah dimasuki mobil," terang Pak Sapta sembari mulai berjalan menuju ke rumah nya, dan langsung diikuti oleh Angga dan Niko dibelakangnya.

Di sebuah rumah setengah permanen, pak Sapta berhenti. Rumahnya tidak jauh dari tempat Angga berhenti tadi. Psk Sapta kemudian menyuruh para tamunya untuk masuk kedalam. Pak Sapta kebelakang sebentar, untuk memanggil istrinya. Sementara Angga dan Niko duduk diruang tamu.

Selang beberapa saat, Pak Sapta kembali menemui mereka berdua dengan di dampingi seorang wanita paruh baya yang membawa nampan berisi tiga cangkir teh manis. Setelah mempersilahkan tamunya untuk minum tehnya,

Bu Leha ikut duduk disamping suaminya.

"Jadi ada keperluan apa, Bapak-bapak ini mencari saya?" tanya pak Sapta to the point.

"Saya kesini mau mencari Amalia. Apa dia ada pulang ke sini, Pak, Buk?" jawab Angga kemudian bertanya balik pada Pak Sapta dan istrinya.

"Amalia? dia tidak ada pulang ke rumah. Tapi memang tadi pagi dia menelpon saya. Katanya dia mendapat tawaran kerja ke luar kota. Dengan gaji yang lumayan," jawab Bu Leha jujur.

"Apa Amalia bilang mau kerja kemana, Bu? tanya Angga antusias.

"Dia tidak bilang, dia buru-buru mau naik pesawat katanya.'" Angga menghela nafas berat. Harapannya lagi-lagi harus pupus.

"Punten, ada keperluan apa Bapak mencari anak saya?" Sekarang giliran pak Sapta yang bertanya pada Angga. Beliau sedikit khawatir karena anaknya dicari-cari sampai kerumahnya.

"Oh tidak ada apa-apa Pak. Saya hanya mau menawarkan pekerjaan pada dia Pak," jawab Angga berbohong. Dia tak cukup berani untuk mengatakan hal yang sebenarnya. Bukan karena dia takut, tapi lebih menjaga perasaan Amalia.

Puas dengan tanya jawab dengan orang tua Amalia. Angga dan Niko memutuskan pulang ke Jakarta. Mereka juga tidak mendapat petunjuk apapun dari orang tua Amalia. Tapi Angga minta nomor handphone Amalia dari Bu Leha. Berharap nomor itu masih bisa dihubungi.

"Kamu kemana Am?"

1
Firgi Septia
kecewa penonton ternyata Amalia kurang beruntung dapat Angga ternyata cassanova kirain perjaka ting-ting/Frown//Frown/
Siti Sopiah
Thor tangannya dh menggeletar karena lapar sebab tu nulisnya sering nyasar
Dewi Soraya
yah lemah.q kr bs bela dri jd g tkut m sp2
fifid dwi ariani
trus sukses
Endang Werdiningsih
official girl,,,,
office girl....
arti'a beda kan???
Solehan Abdy
top 👍👍👍
Solehan Abdy
mantap juragan 👍👍👍
Solehan Abdy
lanjut juragan 👍👍👍
Solehan Abdy
jangan tarik ulur thour TDK seru justeru hanya memperbanyak bab ujung2nya SDH bisa ketebak .... maaf Cuma saran saja
Solehan Abdy
lanjutkan thour 👍👍👍
Solehan Abdy
lanjutkan thour 👍👍👍👍👍
Nur Kamelia
kk belenggu hasrat nya mn kk
Nur Kamelia: bukan di noveltoon ya kk
Nur Kamelia: maksud nya kk
total 3 replies
Anasih 11
beneran yaaa stay di sini
cuuuzzzzz oteweh 🏃‍♀️🏃‍♀️
Susi Haryani: iy kak
total 1 replies
Mardiyah Hendriawati
angga katanya orang kaya dan pintar tapi kok lemot ya
Wafa Herni
sedih banget nysek 😭😭
Wafa Herni
di mna² ortu pngin ank bhgia
ini ank menderita ortu trsenyum
semngat thor
Hastia Tia
lanjutkan
Mfftah Afni
ternyata lelaki anak papa gak ounya mental 😀
Lia Yulia
terimakasih Thor...ttp semangat dan jg kesehatan q tunggu up selanjutnya...cuuzz ke kamar sebelah udh ad yg baru nich dr author💃
Lusye marce wibowo
halo thorrr,,salam jg buat othorr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!