NovelToon NovelToon
Perjalanan Waktu Putri Mahkota

Perjalanan Waktu Putri Mahkota

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / TimeTravel / Tamat / Duniamasadepan / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Wanita
Popularitas:6.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Riza melyn

Dalam masa Revisi
__________________________________________

Xian Liu Mei. Seorang gadis cantik bergelar putri mahkota dari kerajaan Xian, Zaman kultivator. Dia mendapat gelar "Dewi Perang" oleh para musuhnya. Liu Mei bukan seorang putri manja, tapi tomboy.

Liu Mei berpindah dimensi ke zaman modern dan menggantikan posisi seorang gadis yang di khianati oleh tunangan dan sahabatnya.

Dengan bantuan ingatan pemilik tubuh dan Ruang Dimensi yang ikut berpindah, Liu Mei memanfaatkan beberapa perhiasan dan koin emas yang dia miliki untuk bertahan hidup di era modern.

Bertemu dengan 4 Pria dengan karakter yang berbeda, manakah yang akan di pilih oleh Liu Mei sebagai pasangan hidupnya?

Bagaimana kisahnya? ayo ikuti cerita ini.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Sedikit inspirasi dari novel-novel TimeTravel yang lain, selebihnya Drakor dan imajinasi Author sendiri.

Selamat Membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riza melyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Azka Leon Remanov

"Tunggu Noona, Noona akan menjemput mu setelah Noona lebih besar." Ujar seorang gadis imut pada adiknya yang saat itu sedang menangis.

"Su-sungguh?" tanya sang adik yang menangis, bahkan suaranya ikut serak saat itu.

"Tentu saja, Noona akan menjemput Azka di Seoul. Kau harus menunggu Noona datang, oke?" ulang sang gadis kecil, yang berumur 12 tahun itu.

Anak laki-laki itu menghapus air mata yang terus keluar dari sudut matanya dengan lengannya.

"Noona tak bohong pada Azka, kan?"

"Tentu saja tidak, Noona sedang menjemputmu saat ini." Tiba-tiba saja suara itu berubah menjadi suara seorang gadis remaja dan bukan lagi gadis kecil berumur 12 tahun.

........

Mata yang sejak tadi tertutup tiba-tiba saja terbuka saat mendengar keributan yang mengarah pada ruangan yang sama dengan ditempatinya saat ini.

"Mimpi lagi? kapan kau akan datang, Noona? ini sudah 7 tahun." gumamnya kecil.

Remaja itu menajamkan pendengarannya, sepertinya itu suara anak-anak perempuan yang sedang mendekat.

"Azka, bagaimana keadaan mu?" tanya seorang remaja laki-laki yang berdiri disamping bangsal tempatnya tidur saat ini. Dia baru saja memasuki ruang UKS untuk mengajak temannya pulang. Jam sekolah sudah berakhir.

Azka Leon Remanov. Itulah dia, saat ini sedang berbaring dibangsal UKS sekolah.

"Tulang tangan kananku sepertinya geser, terasa sangat sakit." balas Azka yang ikut menggerakkan tangannya pelan.

"Sungguh? oh" seperti remaja ini adalah teman baiknya. Bahkan raut wajahnya jadi tak enak dipandang saat ini.

"Lalu bagaimana dengan wajahmu?" tanya temannya lagi.

"Terasa sedikit nyeri saja, ini sudah biasa." balas Azka.

"Azka, kau selalu saja seperti ini. Kau membuatku sedih." ujarnya dengan raut wajah sedih, pasalnya Azka tak pernah mendapatkan sedikit saja perlakuan baik disekitarnya. Entah itu dalam kelas, luar sekolah, dirumahnya, bahkan ada beberapa guru yang memperlakukan nya dengan buruk saat jam mata pelajaran mereka.

"Sehun, aku baik-baik saja." ujarnya dengan tersenyum, "Aku baru saja bertemu dengan Noona lagi."

"Kakakmu? kau memimpikan dia lagi?" tanya Sehun dengan raut wajah yang semangat.

Azka mengangguk, "dia mengatakan jika sedang menjemput ku. Aku tak tahu, apakah kali ini dia benar-benar menjemput ku atau hanya mimpi seperti biasanya." matanya tertuju kedepan, seperti sedang melihat sosok kakaknya yang berada didepan sana.

"Kau ingin bertemu dengannya?" tanya Sehun dengan ragu.

"Kau tahu jawabannya, Sehun." balas Azka. Keributan diluar sana sudah tak bisa dibendung lagi, sangat berisik.

"Ada apa diluar sana?" tanya Azka pada Sehun.

Sehun mengangkat kedua bahunya, tanda jika dia tak tahu.

"Entahlah, mungkin Jae-Hoo membuat ulah lagi." balas Sehun.

"Dia tak pernah bosan, yah." sambung Azka.

"Ayo, pulang. Sudah jam pulang sekarang." ajak Sehun, dia bahkan sudah membawa tas milik Azka ke UKS.

"Baiklah." balas Azka, tangannya yang memang sudah dipasang pen agar tak geser, jadi mungkin saja sedikit kesulitan dalam melakukan aktivitas nya secara fisik.

Tak mempedulikan para siswa yang sedang berkerumun, Azka dan Sehun melewati mereka dan berjalan kearah halte bus.

"Seharusnya kau tak menolongnya tadi, jadi tanganmu tak seperti ini." ujar Sehun melihat tangan Azka yang digendongnya.

Azka terkekeh pelan, "Aku baik-baik saja. Lagi pula, dia baik-baik saja, bukan?" tanya Azka.

"Hmmm. Yonna baik-baik saja karena kau yang melindunginya, tapi apa yang dia lakukan setelah itu? ah, membuatku kesal saja." Sehun mengepalkan tangannya, sungguh kesal mengingat wajah gadis angkuh itu. Sudah ditolong, malah membuat ulah.

"Lupakan saja, aku hanya ingin pulang dan istirahat saja," balas Azka cepat. "sampaikan maafku pada bibi Jin. Maaf karena aku tak bisa membantu hari ini."

Sehun menepuk pundak Azka pelan, "tak apa. Ibu pasti mengerti."

Tak lama, bis kota pun datang. Kedua siswa itu segera naik dan meninggalkan halte.

Dalam 10 menit kemudian, Sehun turun di halte berikut dan meninggalkan Azka yang tersenyum padanya. Bis kembali melaju di jalanan yang penuh dengan kendaraan roda empat.

Tidak, tak ada macet. Ini bukan di Jakarta yang selalu terjebak macet.

Azka mengambil dompetnya, membukanya dan melihat wajah seorang gadis yang memeluk adiknya dari samping.

"Noona, aku merindukanmu." batinnya. Segera disimpan kembali dompetnya dalam kantong celana seragam sekolah miliknya. Lalu bersiap turun di halte berikutnya.

Azka menyusuri jalan setapak yang terlihat gelap, lalu berbelok dan tiba didepan salah satu rumah yang sederhana. Itu bukanlah rumahnya, karena dia menyewa satu kamar dirumah ini untuk ditempati. Bisa dibilang, Azka ngekost.

Mengapa?

Karena Azka sudah tak tahan dengan sikap ibu tiri dan saudara tirinya yang selalu bersikap semena-mena terhadap nya. Azka memutuskan untuk tinggal dan hidup sendiri, meskipun diusianya yang sangat muda ini. Sudah sebulan dia tak pernah kembali kerumahnya. Bukan rumah, tapi neraka baginya.

Ibu dan anak itu mulai menunjukkan sikap asli mereka setelah ayahnya meninggal dunia empat tahun yang lalu, dan selama 12 tahun itu, Azka hanya merasakan kasih sayang ibunya selama lima tahun, karena ditahun berikutnya, ibunya menghembuskan nafas terakhirnya karena leukimia yang diderita nya selama empat tahun belakangan.

"Azka, sudah pulang?" Tanya seorang wanita yang sedang berada didepan rumah, dia sedang bersantai dengan laptop yang berada dihadapannya, yang sedang menunjukkan gambar-gambar. Mungkin saja sedang menonton drama..

Azka menundukkan kepalanya, "Selamat malam, Kak Jin-Na." sapa Azka sopan.

"Malam." balas Jin-Na. matanya tertuju pada tangan Azka yang dipasang pen. "Kenapa tanganmu?" tanya nya, bahkan menyimpan laptopnya dan menghampiri Azka.

Azka tersenyum getir, "Aku baik-baik saja, kak. Aku permisi dulu." Tanpa mengijinkan Jin-Na mendekat, dia langsung melangkah menghindari Jin-Na.

"Ada apa dengan anak itu? apa terjadi sesuatu di sekolahnya, lagi?" gumam Jin-Na, segera saja dia mengambil laptopnya dan masuk kedalam rumah.

Rumah itu seperti kamar asrama, mempunyai banyak kamar yang tak terlalu besar, hanya berukuran 4X7 meter. Untuk masing-masing orang yang tinggal didalamnya. Semua yang tinggal disana adalah anak kuliah, hanya Azka sendiri lah yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama tahun ajaran akhir.

Azka memasuki kamarnya setelah membuka pintunya, sudah pukul 5 sore.

Harusnya saat ini dia sedang membantu ibu Sehun di rumah makan milik ibunya, namun karena insiden tadi. Azka tak sempat membantu hari ini, dia juga bahkan tak pernah mengikuti les tambahan setelah selesai sekolah. Biaya hidup yang mahal ditambah biaya pendidikan membuat remaja itu harus membanting tulang diusianya yang sangat muda ini.

Azka tak bisa mengikuti les tambahan karena tak mempunyai biaya yang cukup. Nilai raport nya juga rata-rata, tak terlalu pintar, Sangat pas.

Azka mengganti seragamnya dengan susah payah, lalu berbaring diatas kasur yang pas untuk satu orang.

*Tokk! Tokk! Tokk!*

Tatapannya tertuju pada pintu, dengan segera Azka bangun dari rendahan nya dan membuka pintu.

"Kak Jin-Na, ada apa?" tanya Azka.

Jin-Na tersenyum, "Aku membuatkan mu sup, makanlah." ujarnya sambil mendorong tubuh Azka pelan, memasuki kamar remaja itu lalu meletakkan nampan diatas meja belajar Azka.

"Kau tak perlu repot-repot membuatkan ku sup, kak." ujar Azka tak enak hati.

"Hei. sudah berapa kali kubilang, kau ini seperti adikku sendiri. Makanlah, sudah kumasak." ujarnya lalu keluar dari kamar Azka. "Ingat, habiskan. Jika tidak?" tangannya tertuju pada lehernya, lalu membuat gerakan menyayat.

"Terima kasih, kak." pekik Azka karena Gadis itu sudah menghilang dari kamar  Azka.

Masih ada beberapa orang yang peduli pada anak itu, memang tak banyak. Hanya saja, mereka akan membela Azka ketika menghadapi ketidak adilan yang diterima Azka.

Sempat beberapa kali Jin-Na berkelahi dengan murid-murid SMA karena mereka membulli Azka. Jin-Na yang melihat itu tak tinggal diam, segera saja melawan dan membawa pelajar SMA itu ke kantor polisi.

Ditempat Azka tinggal sekarang, ada beberapa remaja perempuan yang sudah berkuliah, ditambah yang laki-laki.

Mereka menganggap Azka sebagai adik kecil mereka, karena dia yang paling bungsu disana dan berani tinggal di tempat itu sendirian.

Siapapun tak ada yang berani tinggal disana setelah mengetahui siapa saja penghuninya. Kumpulan anak gangster yang tinggal di sana, termasuk Jin-Na.

Namun jika bersangkutan dengan Azka, mereka langsung meninggalkan kesibukan mereka dan menemui remaja itu.

Bisa dibilang, Azka adalah kertas putih yang harus dijaga dengan baik, dan hal-hal yang baiklah yang harus ditulis di kertas itu. Mereka tak ingin anak itu sama seperti mereka, yang mempunyai musuh dimana-mana.

Azka menikmati sup yang dibuatkan Jin-Na, untung saja dia melarikan diri dari rumah. Jika tidak, dia pasti akan merasakan pukulan dan tendangan dari ibu dan kakak tirinya, dan bukan menikmati sup seperti saat ini.

Azka mulai menutupi matanya, dia merasa sangat kelelahan menghadapi hari-harinya. Ditambah tangannya yang tak bisa digerakkan secara bebas.

 

Jet pribadi baru saja mendarat di Bandara dengan lancar. Axila membuka matanya setelah penerbangan yang sangat panjang, badannya terasa pegal karena terus berada diposisi yang sama selama berjam-jam. Paling-paling, dia menurunkan sandaran kursi agar menjadi lebih nyaman.

Pintu jet terbuka dari dalam, siapa lagi yang membukanya jika bukan Vano. Pihak Bandara juga langsung saja mendekat dengan tangga yang mereka persiapkan.

"Welcome to Seoul, miss." sapa staf yang berada disana.

Axila mengangguk pelan, "Gamsahabnida, " balas Axila pada staf itu. Dia bukan menggunakan bahasa Inggris, namun mengunakan bahasa Korea.

(Dari sini, author make Bahasa Indonesia aja yah.)

Axila dan Vano masih menunggu dibawah, sedangkan Justin masih mematikan mesin pesawat dan memarkirkan pesawat itu diarea untuk jet pribadi.

Setelah menunggu beberapa saat, mereka bertiga melangkah keluar dari bandara.

Dengan Vano yang mendorong troli berisi koper mereka bertiga. Siapapun menatap Axila dengan tanda tanya, pasalnya tampilan Axila yang berbeda dari kedua pria tampan disampingnya.

Namun bukan Axila namanya jika dia peduli, bahkan Axila mengenakan handset agar tak mendengar ucapan yang keluar dari bibir orang-orang itu.

"Nona, kita akan kemana?" tanya Justin.

"Hotel Shin Three." balas Axila santai.

Axila berjalan kearah pintu keluar, sudah berderet orang-orang yang memegang kertas atau spanduk yang bertuliskan nama seseorang. Terlihat kertas yang bertuliskan namanya, yang dipegang oleh seorang pria berbadan kurus dan mempunyai tinggi badan relatif pendek.

"Anda Nona Axila?" tanya pria itu.

Axila mengangguk, "Ayo jalan. Aku sudah lelah dan ingin istirahat." ujar Axial. Justin dan Vano yang mengikutinya dari belakang hanya saling pandang lalu mengangkat kedua bahunya.

Mereka berjalan dam memasuki Taxi yang sudah terparkir didepan sana, sopir itu mengambil ahli koper mereka lalu memasukkannya kedalam bagasi.

Axila sudah duduk manis di kursi penumpang, dengan Vano disampingnya sementara Justin berada didepan, samping kemudi.

Tak lama pria itu sudah masuk dan duduk dibelakang kemudi, dan melajukan mobilnya ketempat yang sudah Axila booking. Apa lagi selain Hotel Shin Three.

Selama dalam perjalanan, tak ada yang bicara. Mereka semua kelelahan, terlebih Justin yang tidak beristirahat sama sekali tadi. Mata Axila terus memandangi lampu-lamlu jalanan dan toko-toko yang masih terbuka, seperti supermarket 24 jam. ataupun tempat makan yang ramai padahal waktu sudah menunjukkan jam 11 malam.

Setelah tiba didepan hotel, Axila memberikan beberapa lembar uang kepada sopir yang sudah dia pesan itu, kemudian memasuki hotel dengan kedua pria tampan yang senantiasa menemaninya dari tadi.

Sebelumnya Axila sudah menukar mata uang rupiah dengan won. Atau bisa dikatakan menukar uang milik negara Indonesia dengan Korea Selatan untuk mempermudahnya ketika sudah berada di Korea Selatan.

Justin dan Vano tak menduga, mereka juga akan menginap ditempat yang sama dengan Axila saat ini. Terlebih, hotel itu sudah dibooking sejak 7 jam yang lalu, yang artinya saat mereka akan lepas landas dari Indonesia.

Justin dan Vano tak banyak komentar, mereka segera mengikuti langkah Axila dan seorang staf yang membawa ketiganya kekamar. Dan yang lebih mengejutkan lagi, mereka menginap di kamar VVIP.

Nomor kamar Axila 1923, sedangkan kedua pria itu berada di kamar 1924. Yap, karena  Axila hanya memesan dua kamar, satu untuknya dan satu lagi untuk dua sahabat itu.

Justin dan Vano langsung merebahkan tubuh mereka diatas kasur empuk yang sudah tersedia, sungguh Axila mengambil kamar dengan pelayanan terbaik. Kamar mereka sangat mewah, layaknya seorang sultan.

Sedangkan Axila, dia juga berdecak kagum dengan desain kamar hang dia tempati.

"Seberapa kaya kau pria idiot?" gumam Axila.

Axila tahu, jika hotel ini adalah milik si pria aneh yang mengganggunya beberapa waktu yang lalu, saat pria itu pergi ke Indonesia.

Masih ingatkah Lee Shin-Young?

Pria yang mengagumi Axila saat sedang bermain layaknya seorang DJ disalah satu club malam.

Entah bagaimana keadaan pria itu. Karena dari hasil pencarian Axila, Shin-Young sedang terbaring diatas tempat tidur rumah sakit. Pria itu mengalami kecelakaan setelah Kembali dari Indonesia, dan sampai hari ini dia masih tertidur. Lelap sekali pria itu tidur (Koma)

Axila mengeluarkan laptopnya dari dalam koper, lalu menyimpan beberapa pasang pakaiannya kedalam lemari.

Kini, tangan Axila mulai berlarian diatas keyboard, memasuki program yang sudah dia buat lalu mencari nama adik dari pemilik tubuh.

Tak beberapa lama terlihat foto seorang remaja yang menggunakan pakaian seragam. "Azka Leon Remanov"

"Nama belakang mereka sama." gumam Axila. Matanya kembali membaca deretan kata uang tertulis disana.

"SMA Shinhwa?" gumam Axila. Mengapa adik Axila harus bersekolah disana? apa tak ada sekolah lain lagi?

Mengapa harus di sekolah milik keluarga pria idiot itu? pikir Axila.

"Yang terpenting, aku sudah menemukan adiknya. Ayo bermain game besok." gumam Axila, segera saja disimpan laptopnya dam mulai menutup matanya yang sudah terasa kantuk.

Berbeda dengan Axila yang sedang tiduran di Korea Selatan, Mike justru sedang kesetanan di Indonesia.

Saat Axila menghilang dari pandangan beberapa jam yang lalu. Mike langsung saja menelpon gadis itu berkali-kali, bahkan mendatangi rumah Axila.

Namun rumah itu kosong, segera saja pria tampan itu pergi ke rumah orang tua angkat kekasihnya, namun sama saja. Axila tak berada di rumah itu, bahkan Mike berteriak seperti orang gila saat dirumah Michael dan juga rumah pribadi Axila.

"Ada apa ini, Mike?" tanya Putra yang baru saja bangun dari tidur siangnya.

"Putra." pekik Mike, segera saja dia berjalan kearah Putra dengan cepat. "Dimana Axila, Ra?"

"Lila? bukankah dia sedang berada di rumahnya? tadi dia kembali kesana." balas Putra, dia menatap Mike dengan bingung.

"Tidak! dia tak ada disana. Dimana dia sekarang?!"

"Club malam? tapi ini masih sore, tak mungkin dia kesana." ujar Putra, dan jika Axila ingin kesana. Dia pasti akan mengajak kakaknya ini.

"Rumah sakit?" ujar Putra lagi, "Mungkin dia menemui Mama disana."

"Bagus, aku akan pergi kesana." Mike langsung berlari keluar dari kediaman keluarga itu, dan memasuki mobilnya. Jack dengan segera menginjak pedal gas dan meninggalkan rumah itu.

Sedangkan Putra langsung berlari kelantai dua, memasuki kamar adiknya yang kosong. Putra juga ikut mencari Axila didalam rumah, sepertinya Axila sedang bersembunyi dari Mike. Entah apa yang mereka permasalahkan.

Sesampainya di rumah sakit, Mike berjalan dengan cepat kearah ruangan dokter Maria.

"Brakk!"

Pintu terbuka dengan kasar, membuat orang-orang yang berada didalam sana menatap sang pelaku dengan bingung.

"Mike? ada ap--"

"Tante maaf, dimana Axila?" potong Mike cepat.

"Lian? bukankah dia sedang berada dirumahnya? dia ijin pada Tante jika dia pulang kerumahnya." balas Maria dengan bingung.

"Tidak Tan, dia tak ada disana. Apa dia baru saja dari sini?" tanya Mike lagi tanpa mempedulikan dua orang yang menatapnya dengan bingung.

"Tidak, Lian tak datang. Apa mungkin dia kekantor?" balas Maria.

"Benar juga, aku bahkan tak memikirkan sampai disana." batin Mike.

"Maaf Tante, sudah ganggu waktu Tante. Kalau begitu saya permisi dulu." pamit Mike lalu pergi dari sana.

Tanpa disadari, ada seseorang yang mendengar percakapan mereka.

"Dia tak ada disini ataupun rumahnya, apa terjadi sesuatu padanya?" ujarnya yang menatap punggung Mike yang sudah menjauh. Dia merupakan salah seorang dokter muda yang tampan dan populer dikalangan para dokter dan pasien. Yap, Robin.

Saat dalam perjalanan, Mike mendapatkan telepon dari salah satu anak buahnya.

"Apa kau sudah menemukan nya?" tanya Mike dingin.

"Maaf, tuan. Sepertinya Nona meninggalkan kota." Ujar seseorang dari sana.

"Apa maksudmu?!"

"Saya baru saja meretas CCTV di bandara dan menemukan plat mobil nona yang sedang disimpan disana. Saya juga menemukan rekaman saat nona memasuki bandara dengan koper yang dibawa nona." terang orang itu.

"Deggg!!"

Jantung Mike terasa sakit, apa Axila sangat kecewa padanya sampai meninggal kota?

"Kirimkan padaku, sekarang!"

"Baik, tuan muda." balas orang itu, lalu mengirimkan rekaman CCTV yang dia maksud.

Tak beberapa lama, ada notifikasi yang masuk kedalam ponsel Mike, dengan cepat Mike membuka dokumen dan menonton Vidio yang ada

Terlihat mobil Mercedes Benz yang dia kenal memasuki parkiran bandara, tempat dimana biasanya mereka akan menyimpan mobil mereka dalam kurun waktu yang panjang.

Terlihat seorang gadis keluar dari dalam sana, lalu membuka bagasi dan mengeluarkan satu koper berukuran sedang berwarna hitam, lalu menariknya dan memasuki lift.

Berganti pada latar yang berbeda, gadis itu menemui dua orang pria yang menggunakan seragam pilot dan pramugara. Lalu mereka memasuki lapangan terbang.

Badan Mike terasa lemas, ponselnya langsung jatuh dari tangannya.

"Axila" gumamnya. Matanya mulai mengeluarkan cairan bening, dia sungguh menyesal dengan tindakannya barusan.

"Bod0h! aku sungguh pria yang bod0h! padahal dia sudah mengingatkan ku, mengapa aku sangat bod0h seperti ini?!"

keadaan Mike jadi kacau, dia membuang jas nya secara paksa, menggosok bibirnya kasar, seakan menghapus ciuman wanita jal@ng yang dengan berani mencium bibir nya.

Mike memukul kepalanya, lalu menarik rambutnya dengan frustasi.

"Jack, kita kembali ke rumah Axila." suara Mike terdengar tak bersemangat, kacau, menyesal, dan lemas.

"Baik, Tuan." balas Jack. Segera saja dia memutar arah dan pergi kearah rumah Axila berada.

Mobil itu memasuki halaman rumah yang luas, ada beberapa pohon yang hidup dengan subur, rumputnya juga terpotong rapi.

Rumah dua tingkat, yang sudah Mike tahu apa saja yang berada disana.

Password rumah juga Mike tahu, segera saja pria itu turun dari mobilnya, berjalan dengan sempoyongan kearah pintu. Lalu memencet tombol yang sudah tertera disana, mendorong pintu rumah itu dan memasukinya.

Tatapan menyeluruh, melihat setiap titik rumah, berjalan kearah dapur dan melihat dapur itu masih dalam keadaan berantakan. Sang pemilik meninggalkan dapur tanpa dirapikan, membuat pria itu tersenyum getir.

Kekasihnya membuatkan makan siang untuknya, namun dia malah sedang berciuman dengan wanita lain saat kekasihnya tiba disana. Bahkan gadisnya pergi tanpa merapikan dapur yang masih berantakan.

Dari belakang, Jack menatap punggung Mike yang bergetar.

"Tuan--"

"Kembalilah, Jack. Pulang dan istirahatlah." potong Mike cepat, dia meninggal dapur dan berjalan kearah lantai dua.

Jack tak menuruti perintah tuannya, dia malah mengikuti langkah Mike dari belakang.

Terlihat Mike memasuki salah satu kamar dan menguncinya dari dalam. Itu adalah kamar Axila.

Terdengar suara isak tangis yang datang dari dalam sana, sungguh. Ini pertama kalinya Jack mendengar Mike menangis karena seorang wanita.

"Nona, kemana kau pergi?" gumam Jack. Dia memasuki kamar sebelah yang berada didepan kamar milik Axila.

***********

Gimana para raider.

Seru kan?

Ada yang bilang kan. Kalau Mike nggak bener?

Jadi mau diganti sama siapa nih?.

Ada Shin-Young, pengusaha muda asal Korea yang memiliki beberapa hotel dan mempunyai perusahaan Entertainment.

Ada Dokter Robin. Dokter yang bekerja di rumah sakit yang sama dengan Maria bekerja.

Ada Levi. Seorang mafia kelas kakap, pria dingin dan tak berperasaan. Namun malah jatuh cinta sama orang yang sedang mengejarnya. (Di episode yang akan datang.)

1
an-nuur H💞
aku ngakak thor🤣🤣
an-nuur H💞
wkwkwk🤣🤣🤣🤣
Widaandriani27@gmail.com Gmail.com
Luar biasa
Binti
pasangan yang klop top markotop
Binti
heleh gak mau tapi menikmati ... dasar bulus
Binti
semoga aja mafianya bukan Casanova
Erlina Ibrik
Luar biasa
Yaser Levi
thor..ini novelmu sangatttttttttt minim adegan romantisnya..lellah aku menantinya😕
Yaser Levi
tetap saja dia laki2 murahan...jgn lagi balik ke mike
Yaser Levi
jelek ceweny..tdk sesuai sm spesifikasi..cantik..jauh lah
Binti: mafianya juga jelek kurang gagah
total 1 replies
Yaser Levi
tempat nya tdk cocok..iindonesia..masih masuk akal klu di negri ginseng..
Lhina Bright
na nih sdh muncul lagi nih jodoh keduanya si axila..
Lhina Bright
na jodoh pertama sdh mulai muncul nih../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Lhina Bright
suka ma novel yang pemeran nya adalah wanita kuat, tdk mudah di tindas dan juga kejam..
Rafinsa
Luar biasa
Rafinsa
laaah.. japan balas dendamnya???
Rafinsa
hilal jodohnya axila mulai muncul ya thor ..🤭
Rafinsa
suka banget kalo MC nya kuat...gak menye2.. semoga saja..
Pujianto Ajha
Luar biasa
Yoni Asih
q kembali kesini lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!