Season 1
Bagaimana jika seorang gadis yang merupakan primadona di sekolahnya tiba-tiba diberi hadiah pertunangan oleh orang tuanya saat ulang tahunnya ke 17 tahun.
Risa dijodohkan dengan adik kelasnya sendiri yang sifatnya manja. Risa Alexander dinikahkan dengan Reynaldi Wijaya disaat usianya masih 19 tahun.
Season 2
Terjadi cinta segitiga antara Reno, Sandra dan Kezia. Dua wanita cantik itu menyukai sahabatnya sendiri.
Revano harus menjadi pengantin pengganti menggantikan Kakaknya yang kabur di hari pernikahannya. Sebenarnya ide kaburnya Reno Dari Revano. Ingin membantu Kakaknya agar terbebas dari pernikahan tak diinginkan itu namum dirinya sendiri yang harus menikah dengan Kezia.
Ikuti terus kisah cerita cinta mereka di karya pertama novel ku.
Cerita ini murni dari imajinasiku 😊
🚫 Dilarang untuk memplagiat novel ini
Pelaku plagiarisme dapat dijerat dengan ancaman pidana sesuai dengan pasal 72 ayat 1 UUHC
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Yuliana S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32 - Rencana Jahat Luna
"Kamu sudah hamil berapa bulan?" tanyanya.
"Baru jalan 5 minggu pa," jawab Luna.
"Bagus, masih belum terlihat. Jadi mudah untuk menjebak Rey," ucapnya sambil tersenyum licik.
"Pokoknya kamu harus menuruti permintaan papa. Kalau engga papa tidak akan mengakuimu sebagai anak lagi, dan kamu harus keluar dari rumah ini!" ancam Papa Alvin.
"Baik pa, Luna akan berusaha mengikuti semua kemauan papa," ucapnya.
"Maafkan aku Rey. Aku gak mau harus berpisah sama papa. Aku sudah kehilangan mama, dan aku gak mau hal itu terjadi lagi dengan aku kehilangan papa," batin.
📤 Luna : "Rey, papaku datang, ia mengundang kamu makan malam bersama di rumah. Kamu datang ya nanti malam jam 20:00 wib. Ditunggu -Luna-"
📤 Rey : "Ok"
"Bagaimana Rey mau tidak datang kesini nanti malam?" tanya Alvin.
Luna pun hanya menjawab dengan anggukan. "Bagus, papa siapkan nanti obat tidur untuknya. Tugas kamu hanya berfoto dengannya. Seolah-olah kamu tidur bersama dengannya," ucapnya sambil tertawa. Ia yakin rencananya pasti akan berhasil.
*****
"Sayang kamu mau kemana gak makan dulu?" ucap Mami Ana yang melihat anaknya berpakaian rapi.
"Gak usah mi, Rey mau ke tempat Luna. Teman kecil Rey, papanya mengundang Rey untuk makan malam bersama," ucapnya.
"Oh, kamu kok gak ajak Risa sayang?" ucap Mami Ana kembali.
"Risa sedang mengerjakan tugasnya mi, besok katanya ada presentasi jadi gak ikut Rey" ucapnya sambil menggunakan sepatunya.
"Salam sama Alvin ya Rey, Jangan lupa kamu share lokasi biar Papi tahu rumah Alvin yang baru" ucap Papi Aldi.
"Baik Pi. Rey berangkat dulu ya Pi, Mi, Yang" ucapnya sambil mengecup punggung tangan mereka secara bergantian.
"Eh say kebalik. Harusnya kan aku yang salim bukan kamu," ucap Risa.
"Oh iya yang, hehehe" ucapnya sambil cengengesan.
Lalu Rey pun meninggalkan ruang makan dan bergegas naik ke motornya menuju rumah Luna.
"Sayang, kenapa kamu tidak buntuti suami kamu? Kok perasaan Mami gak enak ya?" ucapnya.
"Mungkin perasaan Mami saja," ucap Papi Aldi.
"Perasaan ku kok juga tiba-tiba gak enak ya" batin.
Setelah makan malam pun mereka langsung ke kamar. Mami Ana pun sebelum tidur ke kamar Rey.
"Sayang.., kamu sudah selesai mengerjakan tugas kamu" ucap Mami Ana sambil menengok jam yang sudah menunjukkan pukul 21:29.
"Sudah, Rey kok belum pulang ya mi?" ucapnya.
"Rey ke rumah teman lamanya namanya Luna Hernandez. Papanya juga teman bisnis Papi Aldi" ucapnya.
"Luna Hernandez mi?" tanyanya.
"Iya sayang apa kamu kenal dengannya?"
"Tidak mi, Risa gak kenal dengan yang namanya Luna Hernandez. Tetapi itu nama tidak asing dalam pikiran Risa" ucapnya sambil mengingat nama Luna.
"Udah kalau kamu lupa jangan dipaksakan," ucap Mami Ana.
"Aku ingat Mi, pernah bertemu 1 kali saat pemotretan. Dia model juga sama seperti Risa Mi tapi berbeda agency dengan Risa," ucapnya kembali.
"Syukurlah kalau kamu udah pernah lihat Luna. Dia anak yang baik, dia teman kecil Rey saat sekolah SD dan SMP. Dia seumuran sama kamu nak 19 tahun. Luna itu kakak kelasnya Rey, kamu bisa berteman dengannya sayang." ucapnya kembali.
"Oh gitu Mi, Iya Mi" ucapnya.
"Rey belum pulang Mi?" ucapnya sambil masuk ke kamar Rey.
"Belum Pi, Risa juga khawatir sama Rey. Pi perasaan Mami gak enak. Papi susul Rey ya?" ucapnya dengan wajah yang melas.
"Baik Mi, untung Rey sudah share lokasi. Kalau dilihat dari sini untuk menempuh ke lokasinya butuh waktu 35 menit. Ya sudah Papi berangkat dulu ya" ucapnya.
"Hati-hati Pi," ucapnya bersamaan.
*****
DI TEMPAT LAIN
Rey pun sudah sampai di rumah Luna. Ia pun menghentikan motornya tepat di samping pagar. Rey pun sudah dari tadi share lokasi ke Papinya.
Entah kenapa papinya minta share lokasi. Biasanya Rey kemana-mana juga papinya tidak mencarinya. Apa karena Rey berangkatnya malam iya pun tidak tahu sebenarnya apa alasan papinya ingin tahu Rey kemana saat ini. Rey sampai ke rumah Luna pukul 20:31 wib.
"Assalamualaikum" ucap Rey seraya masuk ke dalam rumah Luna.
"Wa'alaikum Salam" ucapnya bersamaan.
"Wah nak Rey udah besar ya ternyata makin ganteng saja kamu. Dulu waktu itu masih berumur 14 tahun. 4 Tahun kita ga ketemu nak Rey. Kalau sama Papi kamu saya kadang ketemu dengannya saat meeting," ucapnya.
"Eh Om biasa aja kok Rey," ucapnya Rey.
"Gimana pertunangan kamu Rey? Sudah 2 tahun kok belum menikah?" Alvin pun memancing agar Rey memberitahu alasan.
"Oh itu Om karena Rey belum lulus SMA. Rencananya kalau Rey sudah dapat ijazah Rey mau menikah Om" ucapnya kembali. Rey lalu mengirimkan WhatsApp kepada papinya agar papinya tahu Rey sedang berada dimana.
Luna pun tersenyum kecut mendengar perkataan Rey.Perkataan Rey pun membuat Luna semakin berkecamuk akan melakukan tugas dari papanya.
"Oh jadi begitu, kalau kamu belum bertunangan. Saya pengen banget kamu jadi menantu Om" ucapnya sambil tersenyum tersungging.
"Ah Om ini pasti bercanda. Saya sudah menganggap Luna sebagai kakak saya Om" ucapnya. Ia merasa tidak betah lama-lama berada di rumah Luna.
"Ya sudah ayo dimakan hidangannya, nanti keburu dingin" ucapnya Alvin sambil tersenyum manis.
"Bentar lagi kamu akan menjadi menantu Keluarga Hernandez bukan Keluarga Alexander," batin.
Saat itu pun kepala Rey terasa berat dan pusing. Ia pun memegang keningnya.
"Rey kamu kenapa?" Luna pun mulai berakting.
"Gak tahu Luna tiba-tiba kepalaku pusing dan terasa berat," ucap Rey yang masih memegang keningnya.
"Yasudah kamu istirahat sebentar ya nak. Nanti kalau pusing kamu sudah hilang. Kamu boleh pulang," ucapnya seraya memberikan solusi yang tepat.
"Iya Om," Rey pun hanya mengiyakan perkataan Alvin.
Alvin pun mengkode kedipan pada Luna. Luna pun tahu apa yang harus ia lakukan saat papanya memberikan kode kepadanya. Dipapahlah Rey menuju ke kamar Luna, bukan ke kamar tamu.
"Kasian sekali tuan muda itu, dijebak bukan atas kesalahannya," ucapnya di balik tembok.
Setelah Rey tertidur pulas. Luna pun melancarkan aksinya. Ia membuka kemeja Rey dan membuangnya ke lantai. Hanya kemeja Rey saja yang ia buka, tidak dengan lainnya karena ia hanya membutuhkan foto dirinya memeluk Rey.
"Maafkan aku Rey, ini semua aku lakukan atas kemauan papaku. Bukan kemauanku" ucapnya lirih.
Waktu menunjukkan pukul 22:16 wib Papi Aldi pun sampai di rumah Luna. Seketika ia melihat lampu ruang tamu pun sudah padam. Ia pun mengernyitkan dahinya saat motor Rey masih terparkir di halaman rumah Luna.
"Pasti ada yang gak beres ini" ucap Papi Aldi lalu turun dari mobilnya.
Papi Aldi lalu mengetok pintunya. "Cari siapa tuan malam-malam begini?" tanyanya asisten rumah tangga.
"Saya mau cari anak saya, dia belum pulang dan motornya disini. Saya yakin anak saya masih disini," ucapnya.
Seketika pembantu tersebut pun mendadak takut.
"Kamu gak usah takut sama saya. Katakan saja anak saya di mana. Saya ingin menemuinya. Saya tidak ingin cari masalah dengan keluarga ini" ucapnya kembali.
"Di kamar Nona Luna tuan, mari saya antar kan" ucapnya pelan.
"Apa yang ku khawatir kan benar-benar terjadi. Rey sepertinya dijebak. Dasar Keluarga mata duitan," batin.
Saat Papa Aldi sudah sampai kamar Luna pun membelalakkan matanya. Ia melihat Luna sedang memeluk Rey yang tertidur pulas.