Cerita hanya hayalan semata dan tidak menjiplak karya mana pun!
Julia hanya anak miskin yang di nikahi oleh Alan anak nya Juragan karet yang amat sangat kaya, Alan anak ketiga dalam keluarga ini dan semua nya tinggal satu rumah yang amat besar.
Persaingan antara menantu amat sangat ketat, hanya Julia yang tetap apa ada nya karena dia tak punya apa apa dalam hidup ini dan selalu kena marah oleh Warti.
hanya Karto sebagai mertua laki laki yang membela diri nya, bahkan lebih sayang mengalahkan Alan.
Bagai mana kisah mereka selanjut nya?
akan kah Julia larut dalam perhatian dan kasih sayang Karto?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Pembelaan Alan
Ustad Zayn mengamati apa yang ada di dalam tubuh nya Karto ini, sedikit banyak dia pun juga paham dengan hal hal ghaib karena dia sudah sering berhubungan dengan hal begitu. kalau cuma santet atau pelet, dia bisa menyembuhkan dan kadang kala dia butuh bantuan juga dari saudara ipar nya yang lebih kuat.
Dia hanya mampu sekitar empat puluh persen saja, sehingga yang level rendah akan bisa ia lalui, tapi kalau sudah yang tinggi maka dia angkat tangan dan menyuruh keluarga korban untuk mencari ustad yang lebih paten. bukan karena dia tidak percaya dengan pertolongan Allah, namun setidak nya dia tidak membahayakan kan nyawa orang yang mau di tolong nya.
Yang nama nya santet kalau gagal di keluarkan maka dia akan menjadi lebih ganas karena jin nya merasa lebih kuat dari orang yang baru mau membuang nya, yang jadi korban tentu pemilik tubuh ini, sekuat tenaga harus bisa menahan rasa sakit yang di derita karena siksaan jin santet.
Sama hal nya dengan yang sekarang ustad Zayn lihat, sesuatu yang amat luar bergerak kesana kemari di dalam tubuh nya Karto, tampak agak lamban dan kadang juga cepat. ustad Zayn tau kenapa dia bisa begitu, sebab jin yang di pakai untuk santet ini masih pemula alias baru pertama kali melakukan hal jahat.
"Apa kalian mau mendengar saran dari ku?" Zayn menatap satu persatu anak Karto.
"Apa, Ustad?" Ridwan sigap mendengarkan.
"Baik nya kalian minta tolong lah pada Purnama, atau bisa pada Arya karena ini penyakit laki laki. orang tua kalian memang kena santet!" jelas Ustad Zayn pelan dan hati hati.
"Tapi Bapak tadi mengaku sudah tidur dengan salah satu menantu nya, ustad! mohon maaf bukan mau menjelekan, namun adik ipar kami mantan wanita malam sehingga bisa saja dia lah yang sudah berhubungan dengan Bapak." jelas Ridwan pula.
"Yang keluar dari mulut orang kadang kala belum tentu benar, jin bisa membuat fitnah agar kalian menuduh orang." jelas ustad Zayn.
"Jadi bagai mana, Mas?" Razi bertanya pada saudara nya yang paling tua.
"Bila kalian masih kurang yakin, tidak apa apa untuk membawa kerumah sakit di kota dulu. tapi bila memang tidak ada kemajuan, baik nya datang saja kerumah mereka!" ustad Zayn juga tidak bisa mau memaksa sekarang.
"Baik, ustad! terima kasih atas bantuan dan saran nya." Ridwan menyalami ustad Zayn dengan amplop.
Namun ustad ini segera meletakan di atas meja lagi, dia menolong orang tanpa pamrih apa lagi dengan tetangga sendiri. mau seburuk apa pun tetangga nya, bila dia mampu menolong maka akan di tolong dengan hati yang sangat ikhlas.
Setidak nya ustad Zayn memang ustad yang benar, bukan memanfaatkan ketenaran diri nya sebagai ustad dan malah meminta imbalan besar apa bila sudah menolong orang yang sakit, dia takut bila Abi nya bisa mengamuk di alam kubur sana apa bila dia banyak tingkah.
"Bagai mana keadaan Bapak?" Alan datang bersama yang lain.
Ridwan segera cerita pada adik dan juga ibu nya, mereka menjelaskan dengan hati hati agar semua nya bisa tenang dan tidak ada amarah. tidak bisa juga mau marah sekarang karena bukti bahwa Karto sudah tidur dengan menantu nya belum ada, sama sekali tidak ada bukti yang bisa menuduh salah satu menantu.
"Kalau kata ku sih ya, tersangka nya kalau tidak Julia maka Jena lah." Selia membuka suara.
"Jangan bicara sembarangan, Sel!" Ridwan menatap istri nya.
"Kalian dengar ya alasan dari tuduhan ku, Julia bisa tiba tiba pindah dan Bapak yang meminta pada Ibu! terus soal Jena, kalian tau lah dia wanita seperti apa." Selia memberikan alasan nya.
"Benar apa yang Selia katakan, mereka berdua bisa kita curigai dan Alan serta Malik kalian jangan percaya apa pun yang sudah istri kalian bicarakan!" Warti menatap kedua putra nya.
"Julia istri sah saya, baik buruk nya tolong jangan di ceritakan kepada siapa pun! kalau istri saya memang salah maka cukup bicarakan pada saya, biar saya yang didik karena saya adalah imam Julia! bila kalian ada yang tidak di sukai dari dia maka katakan saja pada saya." tegas Alan yang sudah muak akan tingkah mereka.
Semua terdiam melihat Alan yang sudah marah, pria yang jarang sekali menunjukan kemarahan nya dan selama ini dia tidak pernah membela sang istri secara langsung. tapi kali ini dia merasa sudah sangat keterlaluan, jadi dia angkat suara untuk membela istri nya yang akan kena tuduh.
"Dia menikah dengan saya bukan karena ingin jadi menantu dan ipar yang baik, saya juga tidak meminta itu dari dia! cukup menjadi istri yang baik saja, selama ini Julia juga sudah cukup baik karena terus mengalah pada sikap kalian." Alan berkata sambil bergegas pergi.
"Alan." Amir memanggil adik nya yang sedang emosi.
"Ini lah yang aku tidak suka dari mu, Selia!" Ridwan pun sampai menggeram.
Selia dan juga Warti tidak berani membuka suara lagi, sebab Alan kalau sudah marah begini akan amat bahaya. jadi lebih baik mereka diam saja, Selia saja sampai gemetar tadi melihat tatapan Alan yang lurus kepada diri nya.
"Urus semua nya dulu, aku yang akan bicara dengan Alan." Amir segera keluar mencari adik nya.
"Ibu kok ya kadang kadang sejahat itu." ujar Ridwan mengemasi barang yang sudah di letakan tadi.
"Ya kan kalian yang bilang salah satu menantu, maka nya Ibu langsung bilang begitu." Warti duduk di kursi karena tidak kuat terlalu lama berdiri.
"Yuni kemana kok tidak kelihatan?" Selia bertanya pada Razi.
"Sedang keluar, dia tidak ikut kok kerumah sakit kota." jawab Razi pula.
"Ya sudah biar aku saja yang menemani Ibu, biar lah yang lain tidak ikut." Selia tersenyum menatap Warti.
Razi cuma menghelai nafas saja karena dia sudah tau tabiat dari ipar pertama nya ini yang suka cari muka, bodo amat lah dia mau apa karena mereka juga bingung dengan masalah kesehatan Karto. ini untung nya bisa tidur setelah di beri air oleh ustad Zayn, semoga saja nanti akan segera membaik.
"Kalau tidur nanah dan darah nya masih keluar juga, Mas." Razi memperhatikan dontol Bapak nya.
"Keadaan nya saja tetap tegang begitu." sahut Ridwan.
Razi memperhatikan dengan seksama dan ini memang kalau di medis maka penyakit yang berhubungan dengan sex, tapi kalau dukun pasti mengatakan karena di santet oleh orang.
Selamat pagi menjelang siang, bab kedua nya ya guys.
lanjut thor
lanjut thor 🙏