Petaka Cinta Mertua

Petaka Cinta Mertua

Bab 01. Penderìtaan Julia

Julia menarik nafas panjang berulang kali untuk menetralkan perasaan nya dan supaya tidak menangis juga, sungguh hati nya amat sakit sekali setiap kali Warti sang mertua mengeluarkan hinaan yang amat sangat pedih sekali untuk dia, kesalahan sedikit saja maka ia akan di maki habis habisan dengan segala macam di ungkit nya sampai di akar.

Menantu dalam keluarga ini ada lima jumlah nya dan mereka tinggal satu rumah karena oleh Warti tidak boleh pindah, boleh punya rumah sendiri namun hanya sesekali saja tinggal di rumah tersebut. harus lebih banyak di rumah ini saja, semua sudah punya rumah masing masing karena lima anak pun mendapat bagian kebun karet masing masing.

Tapi hanya boleh di huni di hari minggu saja untuk di anggap sebagai liburan, jarak nya memang jauh jauh dari rumah utama. rumah yang ada di sini sangat besar daj kamar nya juga banyak, memang keinginan Warti sejak dulu adalah tidak terpisah dengan anak anak nya.

Memang enak apa bila belum ada rezeki dan tinggal bersama dengan mertua serta ipar ipar yang lain, mana menantu nya wanita semua karena anak Warti lima jantan semua. sudah jelas kalau menantu wanita pasti akan bersaing untuk cari muka agar di anggap oleh Ndoro Ratu nya rumah ini.

Salah satu nya pasti ada yang tersisih dan Warti juga tipe mertua yang tidak baik, suka memandang harta dan bila yang paling rendah maka akan di bully habis habisan lalu di anggap sebagai beban yang amat hina. Julia adalah korban nya, karena dia bukan anak orang kaya sehingga tidak pernah di anggap sama sekali.

"Hiks, Hiks!" Julia menahan tangis sekuat tenaga agar jangan sampai terdengar yang lain.

Kalau yang lain dengar atau Warti sendiri maka hanya akan jadi masalah lagi, bukan nya iba atau sadar kalau Julia tertekan akan sikap mereka. tapi malah tambah mencela dan bawa bawa martabat orang tua, seperti ini lah hidup Julia selama lima tahun tinggal di sini.

"Ya Allah, aku tidak sanggup bila begini terus." keluh Julia pilu sekali mengingat semua hinaan.

"Nduk, yang sabar ya." Mbok yang sebagai pembantu tua di sini ikut iba.

"Mbok jangan menatap ku begitu, nanti aku tambah menangis." Julia mendongak agar air mata nya tidak turun.

"Kamu lagi hamil begini, kalau banyak pikiran kasihan anak nya." Mbok mengelus perut Julia yang masih datar.

"Gimana tidak ku pikirkan to, Mbok. mereka itu setiap saat selalu saja menghina ku, satu nya tidak maka yang satu akan menghina!" Julia sekuat tenaga menahan isak sampai dada terasa sesak.

"Duduk dulu di bawah sini, biar Mbok saja yang cuci piring." Mbok mengambil pekerjaan Julia agar menantu ketiga dalam keluarga ini bisa istirahat.

Namun Julia menolak karena bekerja adalah tanggung jawab dia, jangan sampai salah satu ipar nya melihat dia santai santai maka sudah pasti dia akan di adukan pada Warti. bila sudah begitu maka siap siap saja ia menahan hati yang di cabik cabik, sungguh berat tinggal dalam rumah ini.

Semua akan di pandang berdasarkan harta dari orang tua, Selia menantu pertama sangat lah di bangga bangga kan karena dia anak dari pengusaha mebel kayu yang cukup sukses. jadi dia sangat mendapat nama, tidak pernah sekali pun mengerjakan pekerjaan rumah.

"Jul, kamu bisa ndak nanti temani aku kepasar?" tanya Selia yang datang tiba tiba.

"Mau pergi nya jam berapa, Mbak?" tanya Julia pelan.

"Loh kamu habis menangis ya, kamu tersinggung sama ucapan Ibu tadi?!" Selia berkata dengan suara keras.

"Mbak, tolong jangan menambah masalah ku." pinta Julia memelas.

"Ya ampun kamu jadi sedih gara gara omongan Ibu, padahal kan emang benar kalau kamu pasti nya tidak tau cara memakan nasi pakai garpu karena kamu anak orang miskin!" cetus Selia sangat pedas dan tajam.

"Non Selia, kasihan dong Nduk Julia kalau Ibu sampai dengar." Mbok berusaha untuk melarang nya.

Tapi sayang nya Warti memang sudah mendengar percakapan mereka dan dia mendatangi dengan raut wajah yang sangat bengis sekali, tatapan nya amat tajam pada Julia. tidak peduli walau menantu nya yang nomor tiga ini sudah merah karena menahan tangis nya, dia tetap saja melotot.

"Kau tersinggung dengan kata kata ku hah?!" Warti berkacak pinggang.

"Bu, cuma salah paham saja barusan." Mbok berusaha meredam.

"Salah paham gimana, kan tadi memang Ibu bilang kalau Julia mana biasa makan pakai sendok dan juga garpu!" Selia malah tambah membuat panas.

"Ucapan ku itu yang membuat mu tersinggung? apa ucapan ku salah!" sengit Warti mendekati menantu ketiga nya.

"Bu, aku memang anak miskin dan tidak pernah makan pakai sendok. tapi mungkin aku tidak akan sedih bila Ibu selama ini baik padaku!" Julia menjawab dengan suara gemetar.

"Kau berkata aku kurang baik? kenapa kau sangat tidak tau diri ya! dengan aku merelakan anak ku menikahi mu itu saja sudah sebuah kebaikan." bentak Warti tambah menyala.

"Bu."

"Apa lagi kau?!" Warti menatap Jena menantu nya yang paling bungsu.

"Di depan ada Bu Hasnah sedang mencari Ibu." jelas Jena hati hati sekali.

"Heh, dasar kalian berdua sama sama!" Warti mendengus kesal pada Jena dan Julia karena mereka berdua bukan anak orang kaya.

Jena bukan lah anak orang kaya walau dia selama ini tinggal di kota, bahkan selentingan kabar mengatakan bahwa Jena adalah bekas pelacur. yang jadi bulan bulanan hanya mereka berdua saja, dari lima menantu maka tiga yang sangat di banggakan sekali.

"Hei kau, ayo temani aku belanja!" Selia mengajak Jena jadi nya karena Julia sudah sangat berantakan bentuk nya.

"Tapi aku tidak bisa, Kak." Jena agak malas kalau menemani Selia karena dia hanya akan di jadikan babu saja.

"Ikut aku atau ku adukan kau pada Ibu!" gertak Selia.

"Anak ku kan masih kecil jadi sering nen jadi kalau di tinggal nanti nangis." jelas Jena karena anak nya memang baru berusia dua bulan.

"Itu Julia nganggur jadi bisa mengasuh anak mu, anak bentuk nya begitu saja sangat kau banggakan!" sinis Selia tidak mau penolakan pokok nya.

"Pergi lah, nanti biar Mbok dan Nduk Julia yang akan mengurus Den Saka." suruh Mbok pada Jena.

Mau tak mau Jena pun memilih untuk pergi dengan Selia walau dia harus menahan diri untuk di jadikan pembantu, dia sama saja dengan Julia yang tidak di anggap karena bukan anak orang kaya. bahkan Jena tidak punya orang tua, Warti amat sangat benci pada dua menantu nya ini.

Hallo pembaca novita jungkook yang setia, akhir nya turun satu lagi ya. kali ini pemain nya agak banyak jadi kalian perlu hapal kan deh nama nama nya, dan kalau othor yang lupa tolong ingatkan ya😁

Terpopuler

Comments

nara

nara

ini warti yg dibawa ke lembah kematian bersama kopsah dan hapsanah kak kak thor atau warti yg lain hehehe/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-06-19

6

YuniSetyowati 1999

YuniSetyowati 1999

Baiklah Thor akan kucoba ingat.
Warti (lagi lagi Warti lagi sih Mak Nov.Aku benci banget sama nama Warti.Sudah julid bak kompor meleduk,pelakor,berhati jahat bermulut pedas.Suka iri hati.Suka fitnah.Beh pokonya yg jahat2 itulah Warti yg kukenal dan yg kubenci).julid bermulut pedas punya 5 menantu.
Menantu 1.Selia 2.Belum nongol 3.Julia. 4.Belum unjuk gigi 5.Jena

2025-06-19

3

ρυтяσ✨

ρυтяσ✨

hais... Warti jadi ibu mertua yang kejam ya, g cuma suka ghibah dia pun mulut'y pedas., mana g ada kapok'y pula sudah di kasih pelajaran sama mb'Pur😡😡insaf bilang'y biar di keluar kan dari dunia ghaib eeee mala makin menyala dia

2025-06-19

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Penderìtaan Julia
2 Bab 02. Di marahi lagi
3 Bab 03. Alan tidak tegas
4 Bab 4. sakit gula
5 Bab 5. Sebuah dosa
6 Bab 06. Ghibah di rumah kopsah
7 Bab 07. Di suruh pindah
8 Bab 08. Mengincar Jena
9 Bab 09. menikmati rumah sendiri
10 Bab 10. Budak sex
11 Bab 11. Ingin bunuh diri
12 Bab 12. Ketahuan Selia dan maura
13 Bab 13. Julia pergi
14 Bab 14. Bertemu sang ikonik
15 Bab 15. Ustad tantrum
16 Bab 16. Santet
17 Bab 17. Ancaman Selia
18 Bab 18. Mahluk hitam bernanah
19 Bab 19. Sayap Maharani
20 Bab 20. Sakit nya Karto
21 Bab 21. Kerumah sakit
22 Bab 22. Menghapus rekaman
23 Bab 23. Di datangi mahluk hitam
24 Bab 24. Arwah suami Laras
25 Bab 25. Penderitaan Karto
26 Bab 26. Yakin di santet
27 Bab 27. Kesal pada hantu cina
28 Bab 28. Amarah Julia
29 Bab 29. Telapak kaki terbalik
30 Bab 30. Mencari ustad
31 Bab 31. Pengakuan Karto
32 Bab 32. Pembelaan Alan
33 Bab 33. Penampakan Alan
34 Bab 34. Perut bengkak
35 Bab 35. Kematian Karto
36 Bab 36. Mayat sampai rumah
37 Bab 37. Alan tau semua nya.
38 Bab 38. Jena sangat pelaku
39 Bab 39. Ketemu rahmat
40 Bab 40. Penolakan Purnama
41 Bab 41. Penampakan di malam pertama
42 Bab 42. Peringatan Arka
43 Bab 43. Semua di teror
44 Bab 44. Amarah Alan meledak
45 Bab 45. Antara hidup dan mati
46 Bab 46. Alan melihat
47 Bab 47. Ratapan Bapak tiri
48 Bab 48. Nyanyian nestapa
49 Bab 49. Nasi busuk
50 Bab 50. Cerai
51 Bab 51. Di sentil Purnama
52 Bab 52. Amir mengamuk
53 Bab 53. Jena ketahuan
54 Bab 54. Minta tolong pada Purnama
55 Bab 55. Pertempuran sengit
56 Bab 56. Di pancing emosi
57 Bab 57. Kaki lepas lagi
58 Bab 58. Xavier frustasi
59 Bab 59. Kematian Saka
60 Bab 60. Xavier tantrum
61 Bab 61. Datang lagi
62 Bab 62. Menghantui pekerja
63 Bab 63. Mendatangi Purnama
64 Bab 64. Mimpi buruk
65 Bab 65. Mencari alat jimat
66 Bab 66. Gagal di salon
67 Bab 67. Ganguan lagi
68 Bab 68. Cerita pada Purnama
69 Bab 69. bau harum atau busuk
70 Bab 70. Maura jadi korban
71 Bab 71. Menangkap Karto
72 Bab 72. Sam dan Xavier
73 Bab 73. Santet kepala
74 Bab 74. Mayat Maura
75 Bab 75. Curiga nya Razi
76 Bab 76. Emosi pada Malik
77 Bab 77. Kecelakaan Selia
78 Bab 78. Ada nafas
79 Bab 79. Di hukum Purnama
80 Bab 80. Jimat
81 Bab 81. Arka bebal
82 Bab 82. Bisa kasar dan halus
83 Bab 83. Keluarga Ridwan
84 Bab 84. Warti selanjut nya
85 Bab 85. Jena datang
86 Bab 86. Menyiksa Jena
87 Bab 87. Siksaan Jena
88 Bab 88. Dukun
89 Bab 89. Duka besar
90 Bab 90. Di datangi Purnama
91 Bab 91. Menyiksa Jena dan Karto
92 Bab 92. Siksaan lembah kematian
93 Bab 93. Hantu cantik
94 Bab 94. Kebahagian Alan dan Julia
95 Bab 95. Pocong Warti
96 Bab 96. Hukuman Lato lato
97 Bab 97. Xavier bertanya
98 Bab 98. Melawan pocong Warti
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 01. Penderìtaan Julia
2
Bab 02. Di marahi lagi
3
Bab 03. Alan tidak tegas
4
Bab 4. sakit gula
5
Bab 5. Sebuah dosa
6
Bab 06. Ghibah di rumah kopsah
7
Bab 07. Di suruh pindah
8
Bab 08. Mengincar Jena
9
Bab 09. menikmati rumah sendiri
10
Bab 10. Budak sex
11
Bab 11. Ingin bunuh diri
12
Bab 12. Ketahuan Selia dan maura
13
Bab 13. Julia pergi
14
Bab 14. Bertemu sang ikonik
15
Bab 15. Ustad tantrum
16
Bab 16. Santet
17
Bab 17. Ancaman Selia
18
Bab 18. Mahluk hitam bernanah
19
Bab 19. Sayap Maharani
20
Bab 20. Sakit nya Karto
21
Bab 21. Kerumah sakit
22
Bab 22. Menghapus rekaman
23
Bab 23. Di datangi mahluk hitam
24
Bab 24. Arwah suami Laras
25
Bab 25. Penderitaan Karto
26
Bab 26. Yakin di santet
27
Bab 27. Kesal pada hantu cina
28
Bab 28. Amarah Julia
29
Bab 29. Telapak kaki terbalik
30
Bab 30. Mencari ustad
31
Bab 31. Pengakuan Karto
32
Bab 32. Pembelaan Alan
33
Bab 33. Penampakan Alan
34
Bab 34. Perut bengkak
35
Bab 35. Kematian Karto
36
Bab 36. Mayat sampai rumah
37
Bab 37. Alan tau semua nya.
38
Bab 38. Jena sangat pelaku
39
Bab 39. Ketemu rahmat
40
Bab 40. Penolakan Purnama
41
Bab 41. Penampakan di malam pertama
42
Bab 42. Peringatan Arka
43
Bab 43. Semua di teror
44
Bab 44. Amarah Alan meledak
45
Bab 45. Antara hidup dan mati
46
Bab 46. Alan melihat
47
Bab 47. Ratapan Bapak tiri
48
Bab 48. Nyanyian nestapa
49
Bab 49. Nasi busuk
50
Bab 50. Cerai
51
Bab 51. Di sentil Purnama
52
Bab 52. Amir mengamuk
53
Bab 53. Jena ketahuan
54
Bab 54. Minta tolong pada Purnama
55
Bab 55. Pertempuran sengit
56
Bab 56. Di pancing emosi
57
Bab 57. Kaki lepas lagi
58
Bab 58. Xavier frustasi
59
Bab 59. Kematian Saka
60
Bab 60. Xavier tantrum
61
Bab 61. Datang lagi
62
Bab 62. Menghantui pekerja
63
Bab 63. Mendatangi Purnama
64
Bab 64. Mimpi buruk
65
Bab 65. Mencari alat jimat
66
Bab 66. Gagal di salon
67
Bab 67. Ganguan lagi
68
Bab 68. Cerita pada Purnama
69
Bab 69. bau harum atau busuk
70
Bab 70. Maura jadi korban
71
Bab 71. Menangkap Karto
72
Bab 72. Sam dan Xavier
73
Bab 73. Santet kepala
74
Bab 74. Mayat Maura
75
Bab 75. Curiga nya Razi
76
Bab 76. Emosi pada Malik
77
Bab 77. Kecelakaan Selia
78
Bab 78. Ada nafas
79
Bab 79. Di hukum Purnama
80
Bab 80. Jimat
81
Bab 81. Arka bebal
82
Bab 82. Bisa kasar dan halus
83
Bab 83. Keluarga Ridwan
84
Bab 84. Warti selanjut nya
85
Bab 85. Jena datang
86
Bab 86. Menyiksa Jena
87
Bab 87. Siksaan Jena
88
Bab 88. Dukun
89
Bab 89. Duka besar
90
Bab 90. Di datangi Purnama
91
Bab 91. Menyiksa Jena dan Karto
92
Bab 92. Siksaan lembah kematian
93
Bab 93. Hantu cantik
94
Bab 94. Kebahagian Alan dan Julia
95
Bab 95. Pocong Warti
96
Bab 96. Hukuman Lato lato
97
Bab 97. Xavier bertanya
98
Bab 98. Melawan pocong Warti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!